Adnan, Anub dan Ibung langsung bergerak cepat menyerang Widura.
Widura langsung bersiap dengan kuda-kudanya. Sedetik kemudian Widura sudah menyambut pertukaran serangan di antara mereka. Widura yang hanya menggunakan tenaga fisiknya saja tapi sudah cukup mengimbangi tiga orang lawannya.
Sama seperti di awal, Widura memusatkan seluruh kekuatannya di bagian tertentu saja. Untuk saat bertahan Widura memusatkan seluruh kekuatannya di pergelangan tangannya. Saat berbalik menyerang Widura langsung memusatkan kekuatan penuh di gepalan tinjunya, sehingga membuat lawannya merasa sesak di bagian dadanya.
Beberapa menit kemudian mereka mengambil jarak untuk mengatur napas.
Adnan begitu di buat kaget saat mengetahui Widura dapat mengimbangi serangan mereka bertiga.
"Kau!! Bagaimana bisa kau mengimbangi kami bertiga?" Adnan bertanya dengan nada tidak percaya dan sedikit membentak.
"Sudahlah tidak usah terlalu banyak tanya, biarkan aku lewat, maka aku akan menganggap apa yang terjadi saat ini tidak pernah terjadi," jawab Widura sambil tersenyum lembut dan percaya diri.
"Heh, tidak semudah itu, kau akan menyesali ucapanmu itu," seru Adnan sambil menarik pedang yang terselip rapih di punggungnya.
"Jangan salahkan aku tidak memperingatkan kalian semua!!" Widura kali ini mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu. Ia tidak ingin menunggu terlalu lama, karena akan memakan waktu yang tidak sebentar dan hal itu akan mengganggu semua rencana yang sudah Widura susun dari malam tadinya.
Widura memilih memusatkan serangannya kepada Adnan. Menurutnya jika Adnan sudah ia lumpuhkan, maka Anub dan Ibung akan mudah di bereskan.
Adnan sangat terkejut mengetahui kekuatan dan gaya bertarung milik Widura. Adnan yang sudah sering membuli dan menghajar jelas terkejut karena Widura berkembang begitu cepat.
Adnan jelas mengetahui jika Widura belum mencapai pendekar taruna. Tapi bagaimana bisa Widura yang di hadapi oleh dirinya bahkan dapat mengimbangi kekauatn mereka bertiga. 'Sebenarnya apa yang terjadi dengan Widura saat dirinya menghilang selama satu bulan' pikir Adnan.
Widura tidak membutuhkan waktu terlalu lama, ia sudah berhasil memukul mundur Adnan dengan sebuah tinjuan yang mendarat tepat di bagian dada Adnan hingga membuat dirinya terpental mundur cukup jauh. Beberapa menit kemudian Anub dan Ibung juga ikut terpental jauh.
"Sudah ku bilang bukan? Biarkan aku lewat, tapi kalian malah memaksaku berbuat sejauh ini," Widura menggelengkan kepalanya seakan-akan dirinya begitu terkejut dengan keadaan di depannya saat ini.
Adnan, Anub, dan Ibung hanya membisu. Mereka secara kompak menahan rasa takut mereka.
Widura yang ada di hadapan mereka saat ini tersenyum tipis nan lembut, namun tampak begitu mengerikan di mata Adnan dan dua bawahannya itu.
"Pergilah, sebelum aku berubah pikiran fan menghabisi kalian tanpa belas kasih lagi," bentak Widura keras.
Sedetik kemudian Adnan, Anub dan Ibung langsung lari terbirit-birit meninggalkan Widura. Mereka tidak ingin jika Widura berubah pikiran dan membuat mereka babak belur lebih parah lagi.
Setelah kepergian Adnan dan dua orang bawahannya. Widura kembali melanjutkan perjalanannya menuju Kota Ampera.
***
Kota Ampera
Kota Ampera, salah satu kota besar yang ada di daratan Nusantara dan di pulau Andalas, Kota Ampera adalah kota terbesar.
Kota Andalas adalah sebuah kota yang berdiri di sepanjang anak sungai musi. Kota Ampera memiliki ciri khas bangunannya yang memiliki corak khusus.
Selain itu kemegahan kediaman Tuan Kota nampak menjadi pemandangan dan keindahan tersendiri untuk Kota Ampera.
Tuan Kita generasi kali ini di ambil alih oleh Sri Joko Buryono dari keluarga Bumi. Keluarga Bumi saat ini memiliki kekuasan paling mutlak di kota Ampera. Aset yang di miliki keluarga Bumi pun tidak main-main.
Lintas generasi sudah berlalu yang pernah menjadi tuan kota hanya ada 3 keluarga saja, yaitu keluarga Bumi, keluarga Langit, dan keluarga Komet.
Di kota Ampera sendiri ada delapan keluarga. Terdiri dari satu keluarga tuan kota, yaitu keluarga Bumi. Empat keluarga utama, yaitu keluarga Komet, keluarga Langit, keluarga Bintang dan keluarga Lentera. Tiga sisanya adalah keluarga kecil, yaitu keluarga Bulan, keluarga Pelangi, dan keluarga Awan.
Widura sendiri berasal dari keluarga Lentera salah satu dari empat keluarga besar di Kota Ampera. Keluarga Lentera semakin terkenal dan semakin tinggi derajatnya saat Argadana berhasil memukul mundur ratusan siluman yang menyerang Kota Ampera yang hampir menghancurkan Kota Ampera.
Sejak saat itulah Argadana mendapat gelar Pahlawan Kota Ampera.
Kota Ampera juga bertajuk Kota pelayaran, karena sungai musi membentang jauh membelah dataran pulau Andalas sampai ke hujung pulau yang berbatasan langsung dengan samudra lepas.
***
Satu jam kemudian Widura sudah tiba di Kota Ampera. Hari ini Kota Ampera nampak begitu padat oleh pengunjung.
Widura melangkahkan kakinya memasuki sebuah toko yang terlihat begitu lusuh dan rapuh. Toko ini terlihat lebih sepi dari toko lainnya, bahkan hampir tidak memiliki pelanggan.
"Selamat datang tuan, tuan sudah memilih toko yang tepat untuk berbelanja," sambut seorang laki-laki tua berjenggot putih itu.
"Hmm dia tidak pernah berubah di kehidupan pertamaku dan kehidupan keduaku ini," guman Widura di dalam hatinya.
Widura langsung mengukapkan keinginan dan tujuan kedatangannya. Widura meminta beberapa kitab-kitab tua yang tersedia di toko ini.
Laki-laki berjenggot putih itu adalah pelayan sekaligus pemilik toko ini. Laki-laki berjenggot putih itu bernama Purnomo, pemilik dari toko Andalas.
"Tunggulah sebentar nak, aku akan mencarikan kitab ilmu bela diri dan kanuragan terbaik di seluruh daratan Nusantara," Purnomo langsung berlari cepat memasuki sebuah ruangan di bilik sebelah kanan.
Beberapa saat kemudian Purnomo sudah kembali dengan lima kitab usang yang sudah berusia sangat tua, terlihat dari kertasnya yang sudah berwarna kuning mencolok tua. Serta sebuah lontar yang tergulung dengan rapih.
"Ini koleksi terbaik milik tokoku, berhubung kau pelanggan pertamaku, maka kau berhak untuk memilikinya," Purnomo menyerahkan lima kitab itu dan satu lontar tergulung kepada Widura.
Widura tentu sudah tidak asing lagi dengan kitab yang ada di tangannya saat ini. Dua dari lima kitab itu sudah Widura pahami dan pelajari di kehidupan sebelumnya.
Sementara sisanya hilang di bawah pendekar lainnya. Meskipun Widura sudah mengetahui tentang tiga kitab itu, namun Widura tidak pernah mempelajarinya.
Kitab pertama bersampul biru, yaitu kitab yang menjelaskan tentang pelatihan fisik agar memiliki kemampuan fisik yang kuat dan kekar, bahkan ada yang tahan akan tembus akan sebetan pedang.
Berkat kitab bersampul biru inilah Widura memiliki fisik yang kekar dan kuat. Kitab bersampul biru inilah salah satu yang mengantarkan Widura ke puncak dunia persilatan di kehidupan pertamanya.
Kitab bersampul kuning, yaitu kitab yang mengajarkan beberapa jurus-jurus kanuragan tingkat tinggi, namun kelemahan dari kitab ini adalah tidak menuliskan ajian-ajian hebat di dalamnya.
Sementara itu sisanya adalah kitab bersampul merah, kitab bersampul hijau dan kitab bersampul hitam. Dari ketiga kitab itu hanya kitab bersampul hijau yang Widura tahu isinya, yaitu tehnik racun tingkat tinggi. Konon katanya seseorang yang mempelajarinya akan menjadi jenius racun terhebat yang pernah ada.
"Tiga kitab ini jatuh ke tanganku di kehidupan keduaku kali ini, tapi siapa yang mendapatkan tiga kitab ini di kehidupan pertamaku," pikir Widura.
Satu hal yang mengganjal pikiran Widura hingga saat ini adalah kenapa tidak ada pendekar ahli racun ternama di kehidupan pertamanya. Padahal kitab bersampul hijau ini sudah di ambil oleh seseorang terlebih dahulu sebelum kedatangan Widura.
"Semuanya akan ku ungkap di kehidupan keduaku kali ini,"
Widura lalu mengalihkan pandangannya kepada sebuah lontar yang tergulung dengan rapi. Di kehidupan pertamanya, ia tidak pernah mendengar lontar kuno yang menuliskan sebuah petunjuk atau semacam ilmu kanuragan.
"Lontar ini," Widura memegang erat lontar kuno itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 419 Episodes
Comments
Iron Mustapa
😄
2023-12-05
0
Nur Tini
andalas .....wajar kota ampera dan sungai musi dikemukakan. org² hebat dan penuh dgn ilmu pada abad kejayaan sriwijaya sangat banyak....
2022-10-26
0
Nur Tini
ah...salah ...bukan kota andalas, kota ampera..
2022-10-26
0