Dominasi Sang Penghancur

Dominasi Sang Penghancur

Bab 1

Kediaman keluarga Andersen.

"Silahkan duduk,Tuan.Saya akan panggilkan,Ny.Andrea".Kata perempuan paruh baya kepada seorang pemuda berperawakan tinggi nan gagah.

Fransisca,kepala asisten rumah tangga yang telah mengabdikan separuh hidupnya di keluarga Andersen.Salah satu keluarga kaya dan terpandang di kota Leytonstone.

Pemuda itu menghempaskan raganya di sebuah sofa,usai di tinggalkan oleh Fransisca.Pandangan matanya sangat tajam dan dingin,menelisik ke seluruh sudut ruangan yang terlihat mewah.

"Akhirnya aku kembali!.Dan akan ku pastikan,kalian semua akan membayar perbuatan kalian kepadaku selama ini.Kalian semua tanpa terkecuali!".

Desis pemuda itu,sorot matanya penuh dendam dan kebencian!.

Jovian Andaru Whitandra,pemuda keras kepala berusia 25 tahun.Terkesan cuek,tapi sebenarnya memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitar.

***

Lima menit kemudian,datanglah seorang wanita cantik di ikuti oleh Fransisca.Penampilannya begitu anggun nan elegan,menunjukkan kelas sosialitanya sebagai anggota keluarga terhormat di kota Leytonstone.

Tak salah lagi,Andrea Raducan!.

Dari kejauhan,Jovian menatap kagum wanita cantik yang telah dia tinggalkan selama 15 tahun itu.Tak berubah banyak,masih tetap cantik di mata pemuda tampan itu.Jovian menetralkan ekspresinya lagi.Dingin seperti biasa,saat keberadaan Andrea semakin dekat.

"Maaf sudah terlalu menunggu,Tn.Jovian".

Sapa Andrea ramah,sembari mengulurkan tangannya.

Jovian beranjak dari sofanya,menyambut kehadiran penghuni rumah megah itu.

"Tak apa - apa,Ny.Andrea",balas Jovian tersenyum,memperlihatkan deretan giginya yang putih dan tersusun rapi.

"Silahkan duduk kembali,Tn.Jovian",ujar Andrea.

Ada hal aneh yang di rasakan oleh Andrea,saat pertama kalinya tangannya menyentuh telapak tangan Jovian.Terasa hangat,seolah ada sebuah energi positif yang di salurkan dari tubuh pemuda itu.

Setelah keduanya berjabat tangan.Mereka duduk saling berhadapan dengan meja tamu sebagai pembatasnya.

"Berdasarkan CV yang anda kirimkan kepada saya,anda mempunyai bakat yang luar biasa.Bolehkah,saya bertanya kepada anda,Tn.Jovian?".

"Silahkan,Ny.Andrea",jawab Jovian singkat.

Sejenak,Andrea menghela nafas pelan.Mata indahnya tertuju kepada sosok yang terbilang sempurna itu.Rahang tegas,hidung mancung dengan alis tebal,di balut kulit tubuhnya yang terawat dengan baik,membuat setiap gadis di kota metropolitan itu akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Anda masih muda dan nilai akademi pendidikan sangat bagus.Bukankah seharusnya anda bisa melamar pekerjaan di sebuah perusahaan sesuai dengan kemampuan anda?.Kenapa anda justru memilih pekerjaan sebagai sopir pribadi,Tn.Jovian?".

Menurut Andrea,ada suatu kejanggalan yang patut di curigai jika melihat daftar riwayat hidup tentang Jovian.Seseorang yang memiliki prestasi dan tingkat kecerdasan mengagumkan,bisa - bisanya berniat ingin menjadi sopir pribadi.Padahal,secara logika dengan kualifikasi yang di miliki Jovian.Bisa saja dengan mudah,dia mendapatkan pekerjaan yang layak di sebuah perusahaan besar dan terkemuka di kota Leytonstone.

Benar - benar tidak masuk akal!.

Alih - alih menjawab,Jovian malah balik bertanya dengan nada penuh penekanan di akhir kalimat."Memangnya kenapa,Ny.Andrea?.Ada yang salah dengan diri saya?!".

Deg!.

"T-tidak,Tn.Jovian".

Andrea gugup,jantungnya berdetak kencang.Selama bergabung dengan perusahaan kakaknya,kala memegang jabatan di divisi HRD beberapa tahun yang lalu.Baru kali ini,Andrea di pertemukan dengan seseorang yang aura magisnya begitu kuat.Hanya dengan melihat netranya saja,sudah membuat Andrea merasa terintimidasi.

"Ya Tuhan,pemuda ini memiliki aura yang sangat mendominasi.Latar belakang seperti apakah yang membuatnya begitu spesial seperti ini?",batin Andrea.

"Jangan berpikir yang aneh - aneh tentang saya,Ny.Andrea!",tekan Jovian intens.Sinar di matanya begitu awas,bak sepasang mata elang yang siap mengintai mangsa empuknya.

"Astaga,apakah dia seorang peramal?.Tidak,mungkin ini hanya perasaanku saja!".Monolog Andrea,menepis kegelisahan yang mulai menyelinap ke dalam jiwanya.Dia tidak habis pikir dengan isi otak pemuda itu.

Instingnya sungguh tajam dan tepat sasaran!.

Berbekal gestur dan ekspresi yang tertanam dalam diri wanita itu,Jovian seakan bisa membaca jalan pikirannya dengan mudah.

Sementara,Fransisca yang berdiri di samping Andrea.Diam - diam memperhatikan gerak - gerik pemuda itu.

"Sepertinya ada sepasang mata nakal yang tidak menyukai kehadiranku,Ny.Andrea?".

Sinis Jovian,seraya merotasikan bola matanya ke arah perempuan paruh baya itu.Menyunggingkan senyum smirk yang sulit teridentifikasi,apa maknanya?.

Fransisca segera memalingkan wajahnya karena malu tertangkap basah.Hatinya berdebar - debar tak karuan.Andrea yang berada di sisinya hanya bisa mengenggam tangan Fransisca dan mengusapnya lembut,memberi ketenangan.

"Ya Tuhan,pemuda macam apa yang berada di hadapanku saat ini?.Dia benar - benar membuatku merinding dan ketakutan setengah mati!".Gumam Fransisca dalam hati,sambil menarik nafas dalam - dalam.

Entah kenapa,hanya sekali pandang.Percikan sinar mata Jovian bagai salju yang turun di musim dingin.Seketika,membuat sekujur tubuh perempuan paruh baya itu membeku seperti es.Tak bergeming sama sekali!.

Suasana berubah hening.Jovian menautkan alisnya,tanpa melakukan gerakan apa pun.Menunggu reaksi Andrea dan Fransisca,tapi kedua wanita itu masih terdiam seribu bahasa.Tak tahu harus berbuat apa?.Semua terasa canggung!.

***

Di saat bersamaan seorang pelayan datang menyajikan secangkir teh.Begitu dekat,kelihatan pelayan itu sepertinya terpesona dengan kharisma seorang Jovian.Tanpa malu,dia mencuri - curi pandang tampang rupawan Jovian,sesekali mengerlingkan mata genitnya.

"Ya ampun,ganteng banget cowok ini".

"Sialan,bisa - bisanya rumah ini memperkerjakan seorang pelayan yang tak tahu etika seperti ini!".Rutuk Jovian,saat menyadari gelagat gadis itu yang berusaha menggodanya.

Cantik sih,tapi norak!.

"Silahkan di minum tehnya,Tuan",ucap pelayan itu.Setelah meletakkan cangkir teh itu di atas meja.Terukir senyuman menggoda,merekah dari bibir tipisnya.

Sedikit terpaksa,Jovian tersenyum samar.Meskipun tak begitu kentara,tetapi senyuman itu mampu meluluhlantakkan iman gadis itu.Dalam sekejap,merobek hati dan jantungnya.

"Oh my God,senyumannya manis sekali.Seumur - umur baru kali ini berjumpa dengan cowok sekeren ini!",jerit pelayan itu dalam hati.

Terbuai dengan suasana,pelayan itu tak kunjung beranjak dari tempatnya.Tanpa sadar,dia menangkupkan kedua tangan kecilnya ke pipinya yang merah merona,tersenyum sendiri seperti orang yang sedang di mabuk asmara.Matanya tak lepas sedetik pun dari wajah Jovian,menelanjangi setiap inchi ketampanan pemuda itu.

Sungguh,sebuah karya seni yang begitu indah mempesona!.

"Bagus!.Mungkin tak ada salahnya,jika aku memanfaatkan gadis ini buat melancarkan rencanaku!".Dalam hitungan detik,terbitlah akal licik di kepala Jovian.Tentunya,itu hal yang tak baik bagi keluarga Andersen.

"Lalita,jika kau sudah selesai dengan tugasmu.Sebaiknya,kau kembali ke belakang!",tegur Fransisca.Perempuan paruh baya itu merasa risih,terhadap tingkah memalukan gadis muda yang baru bekerja selama setengah tahun di keluarga Andersen itu.

Bak di bangunkan dari mimpi indahnya.Lalita tersentak,ekspresinya langsung berubah 360 derajat.Terlihat kecewa dan marah.

"Kenapa sih?.Syirik saja kalau lihat orang senang!",gerutu Lalita.

"Lalita,jaga sopan santunmu!".Balas Fransisca,tak mau mengalah.

Bagaimana pun juga,sebagai kepala asisten rumah tangga keluarga Andersen.Dia mempunyai wewenang dalam mengatur dan menegur setiap pelayan yang melakukan kesalahan.Apalagi,tindakan bodoh Lalita secara tidak langsung telah mencoreng nama baik keluarga itu.

"Lalita,apa yang di bilang Fransisca ada benarnya.Jika nanti ada keperluan lain,aku akan memanggilmu ke sini lagi".Andrea pun ikut bersuara,menengahi perselisihan antara kedua pelayan beda generasi itu.

Rasanya tak pantas,di kala menerima seorang tamu,justru ada kegaduhan yang terjadi hanya karena masalah sepele.

"T-tapi,Ny.Andrea".Suara gadis itu tercekat,ketika Andrea menggelengkan kepalanya.Sebuah isyarat,kalau dia tak mau di bantah.Mau tak mau,Lalita menuruti perintah Andrea.Gadis itu bergegas meninggalkan ruang tamu dengan wajah jutek bercampur kesal.

Jovian yang menyaksikan semua itu,hanya menatap malas.

***

"Maaf atas ketidaknyamanannya,Tn.Jovian".

"Tidak apa,santai saja,Ny.Andrea".

"Silahkan di minum tehnya,Tn.Jovian".

Andrea kembali menawarkan teh yang telah di sajikan oleh Lalita.Jovian hanya mengangguk kecil,lalu meraih cangkir teh yang berada di hadapannya,menyesapnya dan menaruhnya lagi di tempat semula.

"Bagaimana keputusannya,Ny.Andrea?.Apakah saya di terima untuk bekerja di sini?".Jovian melanjutkan topik pembicaraan yang sempat terhenti beberapa menit.

"Sebenarnya tak ada masalah.Hanya sangat di sayangkan sekali,jika-".

"Jujur,saya bukan tipe orang yang suka berbasa - basi,Ny.Andrea.Jadi,bisa langsung ke intinya saja?".

Pemuda itu tak memberi kesempatan Andrea untuk meneruskan kata - katanya.Tatap matanya dingin,membuat hati Andrea berdesir kembali.Entah,untuk ke berapa kalinya?.

Andrea memberanikan diri,menatap mata Jovian yang menyiratkan kesan bahwa siapa pun harus tunduk kepadanya.

"Baiklah,setelah melihat CV dan ketekadan hati anda,saya memutuskan anda di terima bekerja di sini.Tapi,ada beberapa peraturan yang harus di taati dan-".

"Oke,tak masalah.Toh,saya bukan anak kecil lagi yang harus di kasih penjelasan soal tugas dan peraturan di rumah ini.Bukan begitu,Ny.Andrea?".

Lagi dan lagi,Jovian memotong pembicaraan Andrea yang menurutnya terlalu berbelit - belit,membuat wanita itu hanya mengangguk tak berdaya.

Sebenarnya,Andrea hanya ingin mengingatkan kembali kepada Jovian tentang serangkaian agenda selama 8 -10 jam di keluarga Andersen.Karena syarat dan peraturan sudah tercantum di bursa lowongan kerja yang di publikasikan 1 minggu yang lalu.Salah satunya,harus bersedia menginap di rumah keluarga Andersen.Namun,agaknya Jovian kurang memahami maksud Andrea.

"Baiklah,dan besok anda sudah bisa bekerja,Tn.Jovian",pungkas Andrea.

Ekspresi Jovian datar.Tak ada rasa kebahagiaan atau kepuasan yang terpatri di wajahnya.Seperti orang - orang pada umumnya,ketika pertama kali di terima bekerja di sebuah perusahaan maupun instansi terkait lainnya.

Aneh!.

Itulah yang di rasakan oleh Andrea dan Fransisca saat ini.

"Terima kasih atas kepercayaannya,Ny.Andrea".

"Untuk hari ini,sudah tak ada hal lain yang perlu di bahas'kan,Ny.Andrea?".Tanya Jovian yang di ikuti sebuah anggukan kecil dari Andrea.

"Kalau begitu saya pamit undur diri,Ny.Andrea.Oh ya,panggil saja saya Jo,Ny.Andrea",imbuhnya.

"Baiklah,Jo.Semoga besok dan ke depannya kamu betah bekerja di sini,Jo!",harap Andrea.

"Jangan khawatir,Ny.Andrea.Saya pasti tak akan mengecewakan keluarga Ny.Andrea".

Jovian tersenyum tipis,tapi jauh di lubuk hatinya tersimpan luka dan kepedihan.Pemuda itu beranjak dari sofa,mengulurkan tangan kekarnya yang di sambut antusias oleh Andrea.

Selepas bersalaman,Jovian melangkahkan kakinya,meninggalkan kedua wanita itu.Perlahan,raga tegapnya menjauh dan menghilang di balik pintu.

Kepergian Jovian,membuat Andrea menghembuskan nafas panjang.Dalam hatinya,dia takjub sekaligus menyayangkan keputusan pemuda itu,seakan - akan Andrea tak rela jika Jovian bekerja sebagai sopir pribadi.

"Ny.Andrea,tidak apa - apa'kan?".Perempuan paruh baya itu bertanya,saat memperhatikan gestur majikannya yang tampak berbeda dari biasanya.

"Aku baik - baik saja,Fransisca".

Seulas senyuman menghiasi wajah cantik Andrea,membuat hati siapa pun yang melihatnya,akan merasakan kedamaian.

***

Terpopuler

Comments

1vhy

1vhy

keren thor, genre cerita yang bisa menegangkan, semangat ayo saling support novel🥰🥰

2024-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!