Bab 9

Awan berarak pelan,menyapa langit biru dengan hamparan gugusan kapas lembut yang menggulung bagai sutera.Cuaca begitu cerah,seolah memberikan semangat kepada para pejuang rupiah yang mulai bersiap menjalani beragam aktifitasnya.

Sebuah mobil Aston Martin melaju dengan kecepatan sedang di jalan yang lalu lintasnya sudah begitu padat itu.

"Waktunya kalian menderita!".

Geram Jovian sambil meremas setir mobilnya,menatap 2 lelaki beda angkatan yang berada di belakangnya melalui spion dalam mobil.

Segala macam emosi bercampur baur di relung hatinya.Pada akhirnya,hanya satu emosi yang tersisa yaitu kebencian.Kebencian yang sangat mendalam dan mengakar kuat dalam sanubarinya!.

Joshua dan Gavi tak memperhatikan tabiat sopir pribadi barunya, mereka asyik dengan dunianya sendiri.Joshua lebih memilih,melihat hingar - bingarnya kesibukan kota Leytonstone di pagi hari lewat jendela mobilnya.Sedangkan,Gavi begitu serius menatap layar tablet di pangkuannya.

Jalan mulai macet,di depan sebentar lagi ada lampu merah.Namun,suara klakson dari arah belakang mulai terdengar saling bersahutan,pasti mereka ingin segera sampai ke tempat tujuan.

Beberapa pengemudi sempat mengoceh,saking kesalnya mendengar teriakan - teriakan unfaedah dari pengguna jalan lainnya.Tak terkecuali,Jovian yang baru pertama kalinya menapaki profesinya sebagai sopir pribadi.Jemarinya menggelitik kemudi mobil,berusaha menghilangkan rasa jemu yang menyelimuti dirinya.

Sungguh membosankan!.

Mendadak,kaca jendela mobilnya di ketuk oleh seseorang.Jovian membukanya,terlihat bocah kecil berusia 8 - 9 tahun sedang menjajakan barang dagangannya berupa minuman dan snack.Penampilannya sangat memprihatinkan,hanya memakai baju berwarna kelabu yang sudah sobek dan kerahnya mengeriting karena terlalu sering di cuci.Wajahnya kusam dengan rambut kusut.Sebenarnya,bila bocah ini mendapatkan perawatan yang bagus,dia akan terlihat tampan dan menggemaskan.

"Bang,mau beli minuman gak?,ucap bocah itu lirih.

Jovian tertegun sesaat,hatinya terharu.Masih terpahat segar dalam ingatannya,bagaimana perjalanan pahit yang dia alami sewaktu berumur 10 tahun.Hidup terlunta - lunta di jalanan dan menjadi objek penghinaan bagi kaum sok kaya sebagai sampah masyarakat.

Menyedihkan!.

"Bang...",panggilnya lagi.

Sontak,teguran itu menyadarkan Jovian yang termenung.Joshua dan Gavi pun ikut mengalihkan pandangannya ke arah Jovian yang tampak kelihatan aneh.

"Ada apa,Jo",tanya Joshua.

"Ini Tn.Joshua...".

Joshua membuka kaca jendelanya,sekilas melihat bocah itu dan berkata "Kalau tak ingin beli,suruh pergi bocah itu,Jo".

What?!.

Manusia terbuat dari apa Joshua ini?!.

Benar - benar iblis yang menjelma sebagai manusia,biadab sekali!.

"Itu banyak kumannya,tutup jendelanya,Jo!,sahut Gavi acuh.

Menganggu pemandangan saja!.

Jovian tak menghiraukan ucapan Joshua dan Gavi yang tak lain adalah saudara sepupunya.Dia malah mengambil dompet di saku celananya,lalu menyodorkan selembar uang 100 ribu ke bocah kecil itu.Senyum manis merekah di bibir tipis Jovian.

"Ini buat kamu,dik".

Namun,bocah itu hanya mematung dan menatap uang yang berada di tangan Jovian,tak segera mengambilnya.Dia terlalu sungkan.Meskipun,kehidupannya serba kekurangan sepertinya bocah ini sudah di didik untuk bekerja keras tanpa mengharapkan belas kasih dari orang lain.

"Kalau Abang tak mau beli,tidak apa - apa.Maaf,menganggu perjalanan Abang".

Bocah itu berlalu dari hadapan Jovian,tapi pemuda itu segera menahan dengan memegang pergelangan tangannya.Pupil matanya yang dalam nan hitam,menyusuri fitur wajah imut sang bocah penuh arti.

"Oke..mulai saat ini dan seterusnya aku jadi pelanggan setiamu,gimana?".

"Dan ini uang mukanya",tambah Jovian sembari menyerahkan uang itu.

"Boleh...",ujarnya mengangguk kecil.

Bocah itu menerima uang pemberian Jovian,kemudian memberikan sebotol air mineral kepadanya.Dalam hati,bocah itu bersorak gembira.

"Terima kasih,bang".

"Sama - sama,siapa namamu?".

"Nathan...".

Boom!.

Jantung Jovian dan Joshua sama - sama berdegup kencang tak menentu,setelah mendengar nama itu.Sebuah nama yang tak asing dan telah melekat dalam memori mereka.Dunia mereka seperti di jatuhi nuklir dengan daya ledak berkekuatan 10 megaton.

Jangan tanya,bagaimana kondisinya?,Jelas,hancur berkeping - keping tanpa sisa!.

"Nama yang bagus".

Jovian berusaha mengendalikan situasi dan kembali tenang dengan senyum sedia kala sambil mengusap puncak kepala bocah itu tanpa rasa jijik.

Joshua yang sempat terhenyak,memandang teduh interaksi antara Jovian dengan bocah itu.Ada kehangatan yang mengalir begitu alami dalam hatinya.Sejurus,memorinya kembali terkenang kepada putra kandung yang telah dia sia - sia kan 15 tahun lalu.Dia menyesali waktu yang selalu dia rasakan tidak pernah tepat.Menyesali realita yang berulang kali membuatnya tak berdaya dan pasrah akan perjalanan hidupnya.

"Nathan di mana dirimu sekarang,Nak?",sesalnya dalam hati.

"Maaf,Abang harus jalan lagi".

Bocah itu mengangguk dengan wajah polosnya.Senyum riang terukir dari bibirnya,menampakkan gigi susunya yang mungil.Jovian menutup kaca jendela dan kembali melajukan mobilnya,saat lampu hijau menyala.Dari kaca spion,Jovian melihat bocah itu masih berdiri di seberang jalan.Dia menatap mobil yang di bawanya,semakin mengecil di remas oleh jarak.

"Caper!",ujar Gavi ketus.

"Anda beruntung,terlahir sebagai orang berada dengan segala kemewahannya.Tapi sayang,akhlak anda tak sebanding dengan pendidikan anda",sindir Jovian.

"Kau-".

Gavi tak bisa melanjutkan kata - katanya sebab Joshua mencegahnya dengan menahan tangan keponakannya itu.Dari spion dalam mobil,Jovian menyematkan senyum lebar penuh kemenangan terhadap Gavi,membuat remaja itu jengkel bukan main.

"Sudah,Vi".

"Tapi paman,dia keterlaluan-".

Joshua menggeleng.Secara nalar,apa yang di katakan oleh Jovian ada benarnya,mereka terlalu memandang rendah kaum golongan bawah.Bersikap masa bodoh,tak memahami betapa beratnya kehidupan sehari - hari orang - orang miskin mencari uang demi sesuap nasi sebagai pengganjal perut.

***

Setelah menempuh 30 menit perjalanan,akhirnya mobil itu sampai di depan gedung kebanggaan keluarga Andersen,Mestalla.

Jovian menghentikan mobilnya,dan turun untuk membukakan pintu untuk majikannya.

"IngatJo.Antar anak ini sampai ke universitasnya!",pesan Joshua sebelum keluar dari mobilnya seraya menunjuk Gavi yang masih duduk santai.

"Baik,Tn.Joshua".

Mobil itu kembali meluncur ke tujuan selanjutnya,usai menurunkan salah satu penumpangnya.Menuju ke St Andrew's University yang letaknya tak jauh dari pusat perkantoran keluarga Andersen.

***

Di dalam lobi,sesosok pria yang usianya lebih muda dari Joshua sedang mengawasi kedatangannya.Pria itu adalah Jose!.

Berawal dari kejadian 15 tahun silam,dia memutuskan untuk memisahkan diri dari kediaman utama keluarga Andersen.Hal itu di lakukannya sebagai bentuk kekecewaannya atas keputusan Joshua yang mengasingkan Nathan ke panti asuhan.Sekarang,dia tinggal di pinggiran kota bersama anak gadisnya,jauh dari gemerlapnya kota Leytonstone.

"Sudah mendapatkan sopir baru,Josh?".

"Seperti yang kau lihat".

Joshua terus berjalan menuju ke ruangannya di ikuti oleh Jose.Masih membekas rasa kesal kemarin di hati Joshua kepada adiknya.Namun,dia berusaha untuk tak membahasnya.Sikapnya acuh,meskipun beberapa karyawan menyapanya penuh hormat.Kedua kakak beradik itu memasuki ruangan yang cukup luas dengan interior sederhana,tapi terlihat nyaman dan menawan.Joshua duduk di takhta kebesarannya.

"Ada yang ingin kau bicarakan,Jos?".

Tatkala,ekor matanya melihat sang adik yang ikut duduk di hadapannya,tak langsung ke meja kerjanya yang berada di sebelah ruangannya.Berbatasan kaca bening sebagai penghalang ruang CEO dan wakil CEO Mestalla.

"Soal makam isterimu,Josh.Apakah akhir - akhir ini,kau sering mengunjungi pemakaman Griveyard?",tanya Jose begitu serius.

Sudah menjadi kegiatan rutin Jose di akhir pekan,selalu berziarah ke tempat di mana Daniela Andersen dan mendiang isterinya,Greisy Clarista di semayamkan dalam peristirahatan terakhirnya.17 tahun lalu,Greisy meninggal akibat kekurangan darah setelah melewati proses persalinan puteri pertamanya.

Lho,kok jadi duda semua sih?!.

"Aku jarang ke sana,Jos.Kau tahu,itu akan membuat luka hatiku yang telah membeku kembali mencair,rasanya pasti sakit sekali!".

"Memangnya ada apa,Jos?".

Jose tertegun dengan pengakuan Joshua.Jawaban ini membuat pikirannya bercabang seperti akar pohon beringin.Hanya saja akar pohon itu terlihat jelas,tapi pikiran jose...tidak ada yang bisa menebak atau pun mencari maknanya.Semua tidak jelas dan semu!.

"Lantas,siapa orang yang-?",ucapnya dalam kalbu.

"Ada apa,Jos?,desak Joshua.

"Aku sering melihat ada sebuah buket bunga di atas nisan isterimu,Josh".

"Benarkah?".

Joshua mencondongkan tubuhnya ke arah Jose,netranya menatap lekat - lekat wajah adiknya.Mencari kebenaran di sana,tapi ekspresi Jose dan seberkas cahaya dari matanya tak terbaca adanya sebuah dusta.

"Iya,Josh.Apakah jangan - jangan Nathan-",curiga Jose.

"Stop,Jos!".

Joshua berdiri,riak di wajahnya memperlihatkan rasa penyesalan setelah mendengar nama Nathan.Dia berjalan ke sisi jendela,kedua tangannya di masukkan ke saku celananya.Pandangan matanya menerawang jauh,memandangi gedung bertingkat yang berdiri angkuh dan seolah hendak mencengkram bumi.Sinar di matanya redup penuh sendu,rasa bersalah itu tak akan pernah hilang,karena keegoisannya dia harus berpisah dari putra kandungnya selama 15 tahun.

"Ayolah,Josh!.Kau tak ingin menebus kesalahanmu dan mencari Nathan?.Selama 15 tahun,kita kehilangan dirinya,tak pernah mendengar kabarnya sama sekali,kau tak merindukannya?",bujuk Jose.

"Mungkin dia sudah meninggal,Jos.Tak mungkin dia bisa bertahan hidup dengan kondisinya yang seperti itu",balas Joshua pesimis.

Jose bangkit dari duduknya,menghampiri kakaknya.Tangannya merambat ke arah pundak Joshua,membuat pria itu menoleh ke belakang.

"Ini bukan sosok Joshua yang ku kenal selama hidupku.Dia orangnya kuat dan pantang menyerah!.Dia tidak selemah ini!",tekan Jose menepuk bahu Joshua memberikan motivasi.

"Percaya padaku,Josh.Nathan masih hidup,hanya kita saja yang terlalu malas untuk mencarinya",imbuhnya.

Secercah harapan dan keyakinan menyelimuti pelupuk mata Jose,membangkitkan kembali gairah hidup Joshua yang sedang terpuruk dalam kesedihan.Pria itu mengangguk dan tersenyum,membalas rangkuman penyemangat dari adiknya.

Dulu,setelah keputusannya untuk mengasingkan Nathan ke pantai asuhan.Kehidupan Joshua begitu hampa.Bekerja,pulang ke rumah,esoknya bekerja lagi.Monoton,hanya itu yang tergambar dalam roda kehidupannya.Setiap malam,dia selalu di hantui mimpi buruk tiada henti.Dan akhirnya,rasa bersalah dan penyesalannya terlambat,kala mengetahui bila Nathan justru kabur sebelum sampai ke panti asuhan.

Konsentrasinya yang terpecah belah dan frustasi berkepanjangan berimbas pada Mestalla.Perusahaan yang di dirikan oleh Joshua itu mengalami kemunduran dari segi finansial dan nyaris di nyatakan bangkrut.Bersyukur,putra angkatnya yang di adopsi dari Departemen Kesehahteraan Anak di kota Leytonstone sanggup menyelamatkan Mestalla dari kehancuran.

***

Di sisi lain...

Jovian yang masih menyetir dan mengantarkan putra Andrea ke universitasnya,tiba - tiba menepi dari jalanan,menghentikan mobilnya tanpa alasan,membuat Gavi keheranan.

"Kenapa berhenti?.Bukankah kampusku masih beberapa meter lagi?".

"Bisa pindah ke depan,bocah bandel!".

"Memangnya,ada apa?".

"Karena aku bukan sopirmu!".

Sepintas,Gavi terpana mendengar penuturan dan sikap Jovian yang berbeda dalam satu waktu,jauh dari yang dia bayangkan sebelumnya.

Dia balas dendam!.

Atau dia memiliki kepribadian ganda?!.

Brengsek juga nih sopir baru!,pikir Gavi seraya mengepalkan tangannya.

"Bagaimana kalau aku tak mau?".

Remaja itu berdecih,menguji batas kesabaran sang sopir barunya.Manik matanya menusuk tajam bak sinar X-ray,memancarkan gelombang elektromagnetik yang mendeteksi mobilitas lawan bicaranya.

"Gavi Garrity Andersen!",seru Jovian.

"Dari mana kau tahu nama panjangku?".

"Siapa yang tidak tahu tentang bocah ingusan sepertimu?!".Peretas ulung!".

"Bilang padaku,kalau aku salah tentang dirimu.Sekitar 4 tahun lalu,kau membobol sistem pertahanan organisasi Cestyan dan mencuri data - data pribadi anggotanya untuk kau peras.Atas ulahmu,kau mendekam di bui selama 5 bulan dan di kenakan denda sebesar 100 juta.Dan dirimu terkenal sebagai "Dark Knight" di jagat maya!.Nasibmu sungguh beruntung,Nak",ungkap Jovian panjang lebar.

Siapa yang tak kenal dengan nama Cestyan?.

Sebuah organisasi mafia terbesar di kota Leytonstone yang mempunyai jaringan terkuat hampir di seluruh benua.Tak ada kata ampun bagi siapa pun yang telah melanggar atau melakukan kesalahan terhadap organisasi itu.Sudah pasti,nyawa akan melayang.Dan,siapa ketuanya,Jovian!.

Kala itu,tampuk kekuasaan Cestyan masih di pegang oleh kakek angkat Jovian sebelum di serahkan kepadanya.Sang kakek mengambil keputusan damai dengan syarat - syarat tertentu,karena dia tahu pelaku peretasan itu masih memiliki hubungan keluarga dengan cucu angkatnya.

Keputusan yang sungguh bijaksana!.

Jovian menoleh ke belakang,menyunggingkan senyuman sarat akan makna kepada remaja itu,merasa dirinya di atas angin.Hal itu membuat Gavi benar - benar mati kutu,bagaimana dia bisa tahu terlalu jauh tentang kasus yang menjeratnya di umur 15 tahun saat itu?.

Pada hakikatnya yang dia tahu,hanya pemimpin utama Cestyan dan keluarganya saja yang mengetahui permasalahan itu,karena pihak Cestyan tak mau berita itu tersebar sampai ke telinga publik.Apa kata dunia?!.

Apa jangan - jangan dia...?.

"Siapa kau sebenarnya-?.

Lidah Gavi terasa kelu bagai terpenjara di balik jeruji besi,tak bisa berkata - kata lagi.Tubuhnya bergetar,tatapannya begitu dalam menyelami wajah Jovian

"Tidak perlu kau tahu siapa aku,bekerja samalah,kau pasti aman!".

Sebaris kalimat yang membuat Gavi terhipnotis,dan segera menuruti titah pemuda penuh misteri itu.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!