Kediaman keluarga Andersen.
"Silahkan duduk,Tuan.Saya akan panggilkan,Ny.Andrea".Kata perempuan paruh baya kepada seorang pemuda berperawakan tinggi nan gagah.
Fransisca,kepala asisten rumah tangga yang telah mengabdikan separuh hidupnya di keluarga Andersen.Salah satu keluarga kaya dan terpandang di kota Leytonstone.
Pemuda itu menghempaskan raganya di sebuah sofa,usai di tinggalkan oleh Fransisca.Pandangan matanya sangat tajam dan dingin,menelisik ke seluruh sudut ruangan yang terlihat mewah.
"Akhirnya aku kembali!.Dan akan ku pastikan,kalian semua akan membayar perbuatan kalian kepadaku selama ini.Kalian semua tanpa terkecuali!".
Desis pemuda itu,sorot matanya penuh dendam dan kebencian!.
Jovian Andaru Whitandra,pemuda keras kepala berusia 25 tahun.Terkesan cuek,tapi sebenarnya memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitar.
***
Lima menit kemudian,datanglah seorang wanita cantik di ikuti oleh Fransisca.Penampilannya begitu anggun nan elegan,menunjukkan kelas sosialitanya sebagai anggota keluarga terhormat di kota Leytonstone.
Tak salah lagi,Andrea Raducan!.
Dari kejauhan,Jovian menatap kagum wanita cantik yang telah dia tinggalkan selama 15 tahun itu.Tak berubah banyak,masih tetap cantik di mata pemuda tampan itu.Jovian menetralkan ekspresinya lagi.Dingin seperti biasa,saat keberadaan Andrea semakin dekat.
"Maaf sudah terlalu menunggu,Tn.Jovian".
Sapa Andrea ramah,sembari mengulurkan tangannya.
Jovian beranjak dari sofanya,menyambut kehadiran penghuni rumah megah itu.
"Tak apa - apa,Ny.Andrea",balas Jovian tersenyum,memperlihatkan deretan giginya yang putih dan tersusun rapi.
"Silahkan duduk kembali,Tn.Jovian",ujar Andrea.
Ada hal aneh yang di rasakan oleh Andrea,saat pertama kalinya tangannya menyentuh telapak tangan Jovian.Terasa hangat,seolah ada sebuah energi positif yang di salurkan dari tubuh pemuda itu.
Setelah keduanya berjabat tangan.Mereka duduk saling berhadapan dengan meja tamu sebagai pembatasnya.
"Berdasarkan CV yang anda kirimkan kepada saya,anda mempunyai bakat yang luar biasa.Bolehkah,saya bertanya kepada anda,Tn.Jovian?".
"Silahkan,Ny.Andrea",jawab Jovian singkat.
Sejenak,Andrea menghela nafas pelan.Mata indahnya tertuju kepada sosok yang terbilang sempurna itu.Rahang tegas,hidung mancung dengan alis tebal,di balut kulit tubuhnya yang terawat dengan baik,membuat setiap gadis di kota metropolitan itu akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Anda masih muda dan nilai akademi pendidikan sangat bagus.Bukankah seharusnya anda bisa melamar pekerjaan di sebuah perusahaan sesuai dengan kemampuan anda?.Kenapa anda justru memilih pekerjaan sebagai sopir pribadi,Tn.Jovian?".
Menurut Andrea,ada suatu kejanggalan yang patut di curigai jika melihat daftar riwayat hidup tentang Jovian.Seseorang yang memiliki prestasi dan tingkat kecerdasan mengagumkan,bisa - bisanya berniat ingin menjadi sopir pribadi.Padahal,secara logika dengan kualifikasi yang di miliki Jovian.Bisa saja dengan mudah,dia mendapatkan pekerjaan yang layak di sebuah perusahaan besar dan terkemuka di kota Leytonstone.
Benar - benar tidak masuk akal!.
Alih - alih menjawab,Jovian malah balik bertanya dengan nada penuh penekanan di akhir kalimat."Memangnya kenapa,Ny.Andrea?.Ada yang salah dengan diri saya?!".
Deg!.
"T-tidak,Tn.Jovian".
Andrea gugup,jantungnya berdetak kencang.Selama bergabung dengan perusahaan kakaknya,kala memegang jabatan di divisi HRD beberapa tahun yang lalu.Baru kali ini,Andrea di pertemukan dengan seseorang yang aura magisnya begitu kuat.Hanya dengan melihat netranya saja,sudah membuat Andrea merasa terintimidasi.
"Ya Tuhan,pemuda ini memiliki aura yang sangat mendominasi.Latar belakang seperti apakah yang membuatnya begitu spesial seperti ini?",batin Andrea.
"Jangan berpikir yang aneh - aneh tentang saya,Ny.Andrea!",tekan Jovian intens.Sinar di matanya begitu awas,bak sepasang mata elang yang siap mengintai mangsa empuknya.
"Astaga,apakah dia seorang peramal?.Tidak,mungkin ini hanya perasaanku saja!".Monolog Andrea,menepis kegelisahan yang mulai menyelinap ke dalam jiwanya.Dia tidak habis pikir dengan isi otak pemuda itu.
Instingnya sungguh tajam dan tepat sasaran!.
Berbekal gestur dan ekspresi yang tertanam dalam diri wanita itu,Jovian seakan bisa membaca jalan pikirannya dengan mudah.
Sementara,Fransisca yang berdiri di samping Andrea.Diam - diam memperhatikan gerak - gerik pemuda itu.
"Sepertinya ada sepasang mata nakal yang tidak menyukai kehadiranku,Ny.Andrea?".
Sinis Jovian,seraya merotasikan bola matanya ke arah perempuan paruh baya itu.Menyunggingkan senyum smirk yang sulit teridentifikasi,apa maknanya?.
Fransisca segera memalingkan wajahnya karena malu tertangkap basah.Hatinya berdebar - debar tak karuan.Andrea yang berada di sisinya hanya bisa mengenggam tangan Fransisca dan mengusapnya lembut,memberi ketenangan.
"Ya Tuhan,pemuda macam apa yang berada di hadapanku saat ini?.Dia benar - benar membuatku merinding dan ketakutan setengah mati!".Gumam Fransisca dalam hati,sambil menarik nafas dalam - dalam.
Entah kenapa,hanya sekali pandang.Percikan sinar mata Jovian bagai salju yang turun di musim dingin.Seketika,membuat sekujur tubuh perempuan paruh baya itu membeku seperti es.Tak bergeming sama sekali!.
Suasana berubah hening.Jovian menautkan alisnya,tanpa melakukan gerakan apa pun.Menunggu reaksi Andrea dan Fransisca,tapi kedua wanita itu masih terdiam seribu bahasa.Tak tahu harus berbuat apa?.Semua terasa canggung!.
***
Di saat bersamaan seorang pelayan datang menyajikan secangkir teh.Begitu dekat,kelihatan pelayan itu sepertinya terpesona dengan kharisma seorang Jovian.Tanpa malu,dia mencuri - curi pandang tampang rupawan Jovian,sesekali mengerlingkan mata genitnya.
"Ya ampun,ganteng banget cowok ini".
"Sialan,bisa - bisanya rumah ini memperkerjakan seorang pelayan yang tak tahu etika seperti ini!".Rutuk Jovian,saat menyadari gelagat gadis itu yang berusaha menggodanya.
Cantik sih,tapi norak!.
"Silahkan di minum tehnya,Tuan",ucap pelayan itu.Setelah meletakkan cangkir teh itu di atas meja.Terukir senyuman menggoda,merekah dari bibir tipisnya.
Sedikit terpaksa,Jovian tersenyum samar.Meskipun tak begitu kentara,tetapi senyuman itu mampu meluluhlantakkan iman gadis itu.Dalam sekejap,merobek hati dan jantungnya.
"Oh my God,senyumannya manis sekali.Seumur - umur baru kali ini berjumpa dengan cowok sekeren ini!",jerit pelayan itu dalam hati.
Terbuai dengan suasana,pelayan itu tak kunjung beranjak dari tempatnya.Tanpa sadar,dia menangkupkan kedua tangan kecilnya ke pipinya yang merah merona,tersenyum sendiri seperti orang yang sedang di mabuk asmara.Matanya tak lepas sedetik pun dari wajah Jovian,menelanjangi setiap inchi ketampanan pemuda itu.
Sungguh,sebuah karya seni yang begitu indah mempesona!.
"Bagus!.Mungkin tak ada salahnya,jika aku memanfaatkan gadis ini buat melancarkan rencanaku!".Dalam hitungan detik,terbitlah akal licik di kepala Jovian.Tentunya,itu hal yang tak baik bagi keluarga Andersen.
"Lalita,jika kau sudah selesai dengan tugasmu.Sebaiknya,kau kembali ke belakang!",tegur Fransisca.Perempuan paruh baya itu merasa risih,terhadap tingkah memalukan gadis muda yang baru bekerja selama setengah tahun di keluarga Andersen itu.
Bak di bangunkan dari mimpi indahnya.Lalita tersentak,ekspresinya langsung berubah 360 derajat.Terlihat kecewa dan marah.
"Kenapa sih?.Syirik saja kalau lihat orang senang!",gerutu Lalita.
"Lalita,jaga sopan santunmu!".Balas Fransisca,tak mau mengalah.
Bagaimana pun juga,sebagai kepala asisten rumah tangga keluarga Andersen.Dia mempunyai wewenang dalam mengatur dan menegur setiap pelayan yang melakukan kesalahan.Apalagi,tindakan bodoh Lalita secara tidak langsung telah mencoreng nama baik keluarga itu.
"Lalita,apa yang di bilang Fransisca ada benarnya.Jika nanti ada keperluan lain,aku akan memanggilmu ke sini lagi".Andrea pun ikut bersuara,menengahi perselisihan antara kedua pelayan beda generasi itu.
Rasanya tak pantas,di kala menerima seorang tamu,justru ada kegaduhan yang terjadi hanya karena masalah sepele.
"T-tapi,Ny.Andrea".Suara gadis itu tercekat,ketika Andrea menggelengkan kepalanya.Sebuah isyarat,kalau dia tak mau di bantah.Mau tak mau,Lalita menuruti perintah Andrea.Gadis itu bergegas meninggalkan ruang tamu dengan wajah jutek bercampur kesal.
Jovian yang menyaksikan semua itu,hanya menatap malas.
***
"Maaf atas ketidaknyamanannya,Tn.Jovian".
"Tidak apa,santai saja,Ny.Andrea".
"Silahkan di minum tehnya,Tn.Jovian".
Andrea kembali menawarkan teh yang telah di sajikan oleh Lalita.Jovian hanya mengangguk kecil,lalu meraih cangkir teh yang berada di hadapannya,menyesapnya dan menaruhnya lagi di tempat semula.
"Bagaimana keputusannya,Ny.Andrea?.Apakah saya di terima untuk bekerja di sini?".Jovian melanjutkan topik pembicaraan yang sempat terhenti beberapa menit.
"Sebenarnya tak ada masalah.Hanya sangat di sayangkan sekali,jika-".
"Jujur,saya bukan tipe orang yang suka berbasa - basi,Ny.Andrea.Jadi,bisa langsung ke intinya saja?".
Pemuda itu tak memberi kesempatan Andrea untuk meneruskan kata - katanya.Tatap matanya dingin,membuat hati Andrea berdesir kembali.Entah,untuk ke berapa kalinya?.
Andrea memberanikan diri,menatap mata Jovian yang menyiratkan kesan bahwa siapa pun harus tunduk kepadanya.
"Baiklah,setelah melihat CV dan ketekadan hati anda,saya memutuskan anda di terima bekerja di sini.Tapi,ada beberapa peraturan yang harus di taati dan-".
"Oke,tak masalah.Toh,saya bukan anak kecil lagi yang harus di kasih penjelasan soal tugas dan peraturan di rumah ini.Bukan begitu,Ny.Andrea?".
Lagi dan lagi,Jovian memotong pembicaraan Andrea yang menurutnya terlalu berbelit - belit,membuat wanita itu hanya mengangguk tak berdaya.
Sebenarnya,Andrea hanya ingin mengingatkan kembali kepada Jovian tentang serangkaian agenda selama 8 -10 jam di keluarga Andersen.Karena syarat dan peraturan sudah tercantum di bursa lowongan kerja yang di publikasikan 1 minggu yang lalu.Salah satunya,harus bersedia menginap di rumah keluarga Andersen.Namun,agaknya Jovian kurang memahami maksud Andrea.
"Baiklah,dan besok anda sudah bisa bekerja,Tn.Jovian",pungkas Andrea.
Ekspresi Jovian datar.Tak ada rasa kebahagiaan atau kepuasan yang terpatri di wajahnya.Seperti orang - orang pada umumnya,ketika pertama kali di terima bekerja di sebuah perusahaan maupun instansi terkait lainnya.
Aneh!.
Itulah yang di rasakan oleh Andrea dan Fransisca saat ini.
"Terima kasih atas kepercayaannya,Ny.Andrea".
"Untuk hari ini,sudah tak ada hal lain yang perlu di bahas'kan,Ny.Andrea?".Tanya Jovian yang di ikuti sebuah anggukan kecil dari Andrea.
"Kalau begitu saya pamit undur diri,Ny.Andrea.Oh ya,panggil saja saya Jo,Ny.Andrea",imbuhnya.
"Baiklah,Jo.Semoga besok dan ke depannya kamu betah bekerja di sini,Jo!",harap Andrea.
"Jangan khawatir,Ny.Andrea.Saya pasti tak akan mengecewakan keluarga Ny.Andrea".
Jovian tersenyum tipis,tapi jauh di lubuk hatinya tersimpan luka dan kepedihan.Pemuda itu beranjak dari sofa,mengulurkan tangan kekarnya yang di sambut antusias oleh Andrea.
Selepas bersalaman,Jovian melangkahkan kakinya,meninggalkan kedua wanita itu.Perlahan,raga tegapnya menjauh dan menghilang di balik pintu.
Kepergian Jovian,membuat Andrea menghembuskan nafas panjang.Dalam hatinya,dia takjub sekaligus menyayangkan keputusan pemuda itu,seakan - akan Andrea tak rela jika Jovian bekerja sebagai sopir pribadi.
"Ny.Andrea,tidak apa - apa'kan?".Perempuan paruh baya itu bertanya,saat memperhatikan gestur majikannya yang tampak berbeda dari biasanya.
"Aku baik - baik saja,Fransisca".
Seulas senyuman menghiasi wajah cantik Andrea,membuat hati siapa pun yang melihatnya,akan merasakan kedamaian.
***
Setelah keluar dari kompleks perumahan elite yang di huni oleh keluarga Andersen,tepatnya di Fottesmore Gardens Residence.
Di sebuah persimpangan.Jovian nyaris tertabrak oleh sebuah mobil mewah yang melaju dengan kecepatan tinggi.
"Kau ingin cari mati,brengsek!".Teriak pria di dalam mobil,terlihat marah kepada Jovian.
Pria itu turun dari mobilnya dan menghampiri Jovian yang masih diam mematung.
"Huft,ternyata cuma seorang pengemis jalanan di kota ini!",cibir pria itu.
Di kala,sepasang matanya,memandang pakaian sederhana yang di kenakan oleh Jovian.Sepotong kemeja putih lengan panjang di padu blue jeans yang membungkus kaki jenjangnya.Sama sekali,tak merepresentasikan barang branded berharga fantastis.
"Kau beruntung porsche-ku tak mengalami lecet atau penyok.Jika sampai itu terjadi,aku yakin manusia sepertimu tak akan sanggup mengganti semua kerusakkannya",ucap pria itu sambil meniup - niup bumper mobil bagian depan.
"Kau tahu,berapa biaya perbaikan cat mobil yang terkelupas seperti mobilku ini,10 juta!".
Pria itu tersenyum sinis,menyombongkan dirinya di hadapan Jovian.Tatapan merendahkan tercetak jelas di manik matanya.Lantas,pria itu meninggalkan Jovian dan naik ke mobilnya lagi.
"Minggir kau,sampah!".
Pria angkuh itu berseru,sambil menekan klaksonnya beberapa kali.Membuat Jovian terpaksa bergeser,menjauhi mobil itu beberapa langkah.Sebelum akhirnya,dia menggeber mobilnya,membelah jalanan yang tak begitu padat itu.
"Kau berurusan dengan orang yang salah,bocah sombong!.Aku pastikan,kau akan menyesalinya suatu hari nanti!".
Seringai tipis membekas dari sudut bibirnya,menambah keangkeran pemuda bernama Jovian itu.
***
Dalam perjalanan pulang,Jovian termenung dengan pikiran melanglang buana entah kemana.Pertemuannya bersama Andrea hari ini,menumbuhkan rasa kerinduannya akan figur wanita itu.
Ekspresinya tak menentu.Segudang kenangan menyeruak ke dalam benaknya,membuat benih - benih kekecewaan serta keputusasaan yang terpendam belasan tahun mulai bereinkarnasi lagi.Hatinya di penuhi nostalgia dan kesedihan.
Dia tak bisa bohong,jika masih menyimpan rasa cinta,perhatian,dan kasih sayang kepada orang - orang yang tulus seperti Andrea.
"Brengsek,ada apa denganmu,Jo?!".Umpat Jovian,berusaha meredam berbagai perasaan yang berkecamuk dalam hatinya.
Selama 15 tahun,dia meninggalkan keluarganya dan melupakan masa kecilnya yang kelam.Namun,faktanya dia kembali.Dia menepati janjinya dengan sumpah yang dia ikrarkan dulu.
Dia datang,bukan sebagai anak kecil yang bodoh dan lemah.Melainkan dengan identitas baru,Jovian Andaru Whitandra!.Sosok pemuda dingin,pemberani,dan terkesan bengis!.
Hidup di lingkungan keras dan perlakuan buruk di masa kecilnya,telah membentuk kepribadian Jovian menjadi insan tahan banting dan tak tergoyahkan!.
***
Flashback :
"Dasar anak bodoh,tak berguna lagi!".Hardik seorang pria dewasa kepada anak kecil di sampingnya.
Joshua Devitt Andersen,pria mapan yang sukses dan memiliki reputasi bagus dalam dunia bisnis di kota Leytonstone.Pembawaannya tegas berapi - api,bertemperamental tinggi,dan tak pandang bulu dalam memberikan hukuman kepada siapa saja yang telah melakukan kesalahan.
Dan anak kecil itu adalah putra kandung Joshua,Nathan Levy Andersen Jr.Anak semata wayang yang di gadang - gadang menjadi penerus kejayaan keluarga Andersen.
Kehidupan Joshua yang nyaris sempurna,ternyata tak bisa menutupi betapa hancur hatinya saat ini.Fakta,bahwa dia mempunyai anak cacat akibat sebuah kecelakaan maut yang juga menewaskan isteri tercintanya,Daniela Andersen.
Tak hanya itu,benturan keras yang mengenai otak kecil Nathan.Berdampak besar pada perkembangan tubuh Nathan yang tidak berjalan dengan semestinya.
Anak itu tumbuh menjadi anak bodoh,badannya kurus bak kekurangan gizi,dan indera penglihatannya sedikit kabur karena syaraf - syaraf yang terhubung dari otak kecilnya menuju kedua matanya mengalami gangguan yang cukup serius.
Sebagai,salah satu pengusaha muda berbakat,ini merupakan sebuah aib yang sangat memalukan.Sangat memalukan sekali!.
Tak heran,jika Joshua selalu melampiaskan rasa kecewa dan kesalnya kepada Nathan dengan cara menyiksanya.
"Ma-maafkan saya,Dad.Am-ampuni saya,Dad".Rengek Nathan,air mata mulai berlinang membasahi kedua pipinya.
Berulangkali,Joshua memukul kepala putranya tanpa rasa belas kasihan.Membuat Nathan hanya bisa pasrah,tak berdaya di hadapan sang ayah.
"Kau itu anak pembawa sial!.Tak pantas untuk di kasihani,paham!".Joshua mencengkram kasar rahang Nathan,tatapannya dingin menusuk ke hati.
Siapa pun pasti tak akan tega melihat perlakuan buruk Joshua kepada Nathan.Sebuas - buasnya harimau,ia tak akan memakan anaknya sendiri'.Sebuah peribahasa yang saat ini tak berlaku bagi Joshua.
"Hentikan dan lepaskan Nathan,Josh!.Tak sepantasnya kau memperlakukan darah dagingmu sendiri seperti ini.Bagaimana pun juga,ini semua sudah menjadi takdir keluargamu.Seharusnya,kau mengerti situasinya,Josh!".
Seru pria lainnya,tak mau kalah garangnya dengan sikap Joshua yang sudah di luar batas kemanusiaan.
Jose Betrand Rusell,adik kandung Joshua.Berbeda dengan sang kakak,karakter Jose cenderung tenang tapi serius.Soal body dan style,keduanya relatif berimbang dengan postur tubuh ideal sebagai pria idaman kaum hawa di kota Leytonstone.
"Apa yang bisa kau banggakan dari keponakanmu yang tolol seperti ini,Jos!.Apa matamu buta,dia jalan saja pincang?!".Teriak Joshua begitu lantang.
Jari telunjuknya mengarah tepat ke wajah Nathan dengan tatapan jijik.Terus terang,penghinaan Joshua benar - benar membuat dada Nathan bagai di tusuk ribuan anak panah.
Terluka tapi tak berdarah.Rasanya sesak,sakit dan perih!.
"Sudah cukup,kak Josh!.Aku mohon,hentikan semua ini!.Kasihan Nathan,kak Josh!".
"Jangan pernah kau bela anak ini,Andrea!.Dia sudah terlalu hidup manja dan menyusahkan keluarga ini 3 tahun terakhir.Saatnya,dia berpikir untuk sadar diri!",sentak Joshua kepada Andrea.
Cengkraman Joshua semakin kuat,menekan rahang Nathan tanpa celah,membuat anak malang itu meringis kesakitan.
"S-sa-sakit,Dad.N-nathan mohon,lepaskan...!",pinta anak itu,memelas kepada ayahnya.Namun,Joshua tak menggubris permohonan putranya.
Andrea tak kuasa melihat penderitaan yang di alami Nathan.Dia berniat untuk membantu keponakannya,tapi hal mengejutkan terjadi.
Perlakuan pria kejam itu malah semakin tak terkendali.
"Enyahlah,bedebah!".
Brakkk!.
"Arghhh...",pekik Nathan.
Entah setan seperti apa yang sedang merasuki jiwa Joshua saat ini.Tanpa tedeng aling - aling,dia mendorong kasar tubuh Nathan hingga terjerembab ke lantai.
Kacamata yang bertengger di kedua matanya terlepas dan jatuh tepat di bawah kaki Joshua.Nathan sempat mencarinya,meraba - raba sekitar tempat itu dengan kedua tangannya.Sayang seribu sayang,secara sadis Joshua menginjak benda itu sampai patah tanpa memperdulikan perasaan putranya.
Klik!.
Terdengar suara yang di timbulkan oleh aksi Joshua.Nathan menghentikan gerakannya,samar - samar dia melihat benda kesayangan yang menemaninya hampir 3 tahun hancur begitu saja tanpa bisa terselamatkan.Hati Nathan bergejolak,meskipun masih kecil dia juga memiliki naluri yang kuat.Seisi aula terkejut,hampir tak percaya!.
"Ya Tuhan,ayah macam apa yang begitu kejam terhadap anaknya sendiri!".
"Ini benar - benar sudah kelewatan,ayah seperti ini seharusnya sudah mendekam di penjara karena telah melakukan kekerasan fisik dan mental kepada buah hatinya sendiri!.Ironis sekali,tak ada seorang pun yang berani menentangnya!".
"Sebuah pertunjukkan yang bagus!.Aku suka melihat pertumpahan darah antara seorang ayah dan anak ini.Mereka justru mempermalukan keluarganya sendiri di hadapan orang banyak!".
"Kedua matanya sudah di butakan oleh reputasi dan kepopularitasan hingga dia tidak sadar telah menyakiti hati anak tak berdosa.Sungguh,manusia biadab!".
"Sangat menghibur dan menarik,ternyata usahaku tak sia - sia membuat keluarga ini hancur berantakan".
Berbagai sumpah serapah,menghiasi pikiran orang - orang yang berada di aula itu.Tentu saja,mereka hanya menyimpan dalam hati,tak berani mengungkapkannya.Mereka tahu,seberapa menyeramkanya sang majikan saat sedang murka.
Tak terkecuali,Andrea dan Jose!.
Adik kedua Joshua itu segera menghambur ke arah Nathan,bersimpuh,lalu memeluk tubuh kerempeng yang menyisakan tulang terbungkus oleh kulit.Tak terasa,buliran - buliran bening bagai kristal menetes dari kelopak mata indah Andrea.
"Nathan,kau tidak apa - apa'kan?",tanya Andrea panik.
Kodratnya sebagai perempuan,Andrea juga mempunyai naluri keibuan yang sangat kuat.
Dia telah menganggap Nathan seperti anaknya sendiri.Bersama Fransisca,Andrea-lah yang merawat Nathan semenjak kepergian ibundanya 3 tahun lalu dari dunia fana ini untuk selamanya.
Sementara,Jose menghampiri kakaknya dengan wajah memerah karena tersulut emosi.Tubuhnya gemetar dengan tatapan nyalang.
"Apa - apa'an kau ini,Josh!.Kelakuanmu tak ubahnya seperti seekor anjing!.Di mana hati nuranimu sebagai ayah?!.Hahh!".
Duakhhh!.
Joshua memberikan satu bogem mentah lumayan keras ke rahang adiknya,membuat sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah.
"Itu akibatnya,jika berani membantahku,Jos!".
Sontak,seluruh penghuni aula itu dari kerabat keluarga dan pekerja kembali terkejut.Mereka tak menyangka,tragedi malam ini,membuat suasana semakin horor.
"Kau sungguh manusia jahat yang pernah aku kenal,Josh!.Jose tersenyum sinis,sambil mengusap darah yang mengalir dari bibirnya.
Suasana sunyi,mirip seperti kuburan.Hanya terdengar suara isak tangis Nathan yang perlahan reda.Masing - masing terdiam,seolah merenungi apa yang telah terjadi.Namun di balik kerumunan itu,ada sesosok manusia yang tersenyum penuh kemenangan.
Hingga akhirnya...
"Fransisca,Pedro!.Singkirkan anak itu dari hadapanku dan bawa ke panti asuhan sejauh mungkin dari kota ini!.Aku sudah muak,melihat anak tak berguna seperti dia!".
Instruksi Joshua,suaranya menggelegar dahsyat bak petir di siang hari.
Bergetar hebat,membuat semua orang di keluarga Andersen ketakutan setengah mati.
"Kak Josh!",seru Andrea histeris.
"Josh,apa yang kau lakukan kepada Nathan?.Tak bisakah,kau tarik kembali kata - katamu?.Nathan masih membutuhkan support dan kasih sayang dari kita Josh!",protes Jose.
Mereka berdua menatap Joshua tanpa berkedip sedikit pun.Ekspresi kakak beradik itu memperlihatkan rasa kecewa dan penyesalan dengan keputusan Joshua.
Menitipkan Nathan di pantai asuhan?.Yang benar saja!.
"Jika ada yang membantahku,silahkan angkat kaki dari rumah ini!.Aku tak sudi,hidup bersama seorang pembangkang!",ancam Joshua arogan.Matanya melirik ke arah Jose dan Andrea.
Sebuah peringatan!.
Siapa yang berani membantah keinginan orang berkuasa nomer satu di keluarga Andersen ini?.Mereka semua takut,bahkan seorang Jose dan Andrea yang mempunyai ikatan darah pun,tak bisa berbuat banyak untuk menolong keponakannya sendiri.
***
Tak selang berapa lama,seorang laki - laki dan perempuan datang tergopoh - gopoh.Dari raut wajah mereka,terpancar rasa ketakutan sekaligus kesedihan atas nasib yang menimpa Nathan.
"Ma-maafkan saya,Ny.Andrea.Saya harus melaksanakan titah,Tn.Joshua",ucap Fransisca lirih.
Andrea tak bergerak,dia masih memeluk Nathan sambil menatap Joshua dengan mata berkaca - kaca,seakan meminta simpati.Berharap kakaknya berubah pikiran.Tapi,tak ada gurat di wajah Joshua yang melukiskan dirinya akan luluh.
Keputusannya sudah bulat,tak bisa di ganggu gugat lagi!.
"Jangan memancing kesabaranku dengan dramamu itu,Andrea!".Suara berat itu terdengar lagi,menggema ke penjuru aula.
"Josh,kita bisa bicarakan ini baik - baik.Tidak bagus,jika kau mengambil keputusan di saat kau terbawa emosi seperti ini",rayu Jose.
"Diam kau,Jos!".
"Aku beri waktu 1 menit,Andrea!.Jika tidak-".
"Oke...!".
Andrea terpaksa mengakhiri drama perpisahan bersama Nathan.Ekspresinya tampak begitu kesal.Wanita itu melepaskan pelukannya dari tubuh Nathan.Sekilas,dia memandangi Nathan penuh sendu,lalu mendaratkan sebuah kecupan di kening Nathan.
"Maafkan bibi,Nathan.Bibi tidak bisa berbuat apa - apa,tapi satu hal yang harus kamu tahu,sampai kapan pun bibi akan selalu menyayangimu".
Dada Andrea terasa sesak seperti ada yang menghimpitnya,setelah mengucapkan kalimat itu untuk terakhir kalinya kepada Nathan.
"Mari saya bantu berdiri,Tuan muda",tutur Fransisca seraya mengulurkan tangannya kepada anak majikannya itu.
"Iya,Tuan muda.Jangan sungkan kepada kami,Tuan muda",timpal Pedro menawarkan diri.
Akan tetapi,Nathan menepis uluran tangan kedua orang itu.Bocah berumur 10 tahun itu,berusaha bangkit dengan kemampuannya sendiri,meskipun harus tertatih - tatih mengingat kondisi kakinya yang tak sempurna.
Dia tak ingin menyerah!.
Nathan menyeka air matanya.Dia memandang satu persatu orang - orang yang berada di aula itu.Ada yang memasang wajah prihatin,biasa,dan sinis.Seolah mereka berbahagia di atas penderitaan orang lain.
Walaupun sembab,terlihat kilatan cahaya dari matanya yang sangat tajam dan berbahaya.
Seperti menyimpan sesuatu yang besar.
Melenyapkan!.
"Hari ini aku kalah di mata kalian!.Namun,saat aku dewasa nanti,aku akan kembali dan membuat kalian bersujud di depanku memohon ampun!.Akan ku perlihatkan,siapa aku sesungguhnya!".
Gumam Nathan,lalu berjalan meninggalkan rumah yang dia tempati sejak lahir.Sebuah rumah yang menjadi saksi bisu perjuangannya melawan siksaan dari ayah kandungnya sendiri.
Pedro dan Fransisca mengikuti langkah Nathan dari belakang penuh haru.
"Ingat,Josh!.Suatu saat nanti,kau pasti akan menyesali keputusanmu ini!.Camkan kata - kataku,Josh!".Jose memperingatkan sang kakak dengan mata melotot tajam,kemudian keluar dari aula itu menyusul Nathan.
***
Duakhhh!.
Tak sengaja,Jovian meluapkan seluruh emosinya dengan menghantam sandaran kursi di depannya.Begitu keras,membuat sang sopir taksi terperanjat,hampir kehilangan fokus dalam mengemudi.
"Ada apa,Tuan?".
Sopir taksi itu bertanya,menoleh ke belakang,tempat penumpang berada.
"Maaf...",jawab Jovian kaku,tanpa rasa bersalah.
Sepanjang rute yang di lalui menuju Arlington - tempat tinggal keluarga Griffiths.Pemuda itu tampak gusar,pikirannya benar - benar kacau.
"Tuan,kita sudah sampai".
Suara sopir taksi,mengembalikan kesadaran Jovian,ketika taksi itu berhenti di seberang jalan yang agak sepi.Sesuai lokasi yang di arahkan pemuda itu sebelumnya.
"Hmmm...".Jovian berdehem sebagai jawaban,lalu keluar dan membayar taksi itu.
"Tuan,ini kelebihan-".
"Ambil saja,itu bonus buat kamu".
Lelaki berumur kisaran 30-an tahun itu terkesiap,setelah menerima sejumlah uang lebih dari nominal tarif perjalanan yang tertera pada argo di taksi itu.
Lumayan,rezeki memang tak terduga datangnya,pikirnya.
"Terima kasih,Tuan".
Jovian sengaja naik taksi dan berhenti agak jauh dari kediaman aslinya,demi menghindari kecurigaan keluarga Andersen dan perhatian publik Leytonstone mengenai jati dirinya.Pemuda itu juga rela memakai outfit sederhana yang di persiapkan secara khusus buat menunjang penyamarannya.
Sebenarnya,kalau mau dia bisa sesuka hati mengenakan barang - barang branded,tanpa di ragukan lagi kualitasnya dan membawa mobil mewah kemana saja.
Dan semua itu adalah ide dari asisten pribadinya!.
"Sepertinya akan terasa aneh jika Tuan muda datang ke sana membawa mobil sendiri.Tuan muda akan melamar pekerjaan sebagai sopir pribadi,bukan untuk bertamu seperti kerabat keluarga pada umumnya.Jadi,alangkah baiknya Tuan muda menggunakan jasa taksi atau mengendarai sepeda motor sendiri demi menciptakan kesan yang tidak terlalu mencolok tentang latar belakang anda,Tuan muda".
Kata sang asisten waktu itu,memberikan saran kepada bosnya agar rencananya berjalan sempurna.
Dua pilihan yang membuat dirinya harus menurunkan image-nya sementara waktu.Dan pilihan itu jatuh pada opsi pertama,menggunakan taksi!.
Alasannya?.
Dia banyak uang,lalu untuk apa semua itu?.
***
Jovian mengeluarkan ponsel dari saku celananya,lalu menghubungi seseorang.
"Jemput sekarang!".
Kurang dari 10 menit,sebuah mobil Lamborghini Veneno Roadster datang menghampirinya dan berhenti tepat di sampingnya.Jovian segera masuk dan memerintah orang yang berada di dalam mobil itu.
"Jalan!".
Tanpa ragu,sang sopir langsung tancap gas,meluncur cepat di jalanan utama kota Leytonstone.
Suara raungannya bak auman singa dengan kecepatan yang nyaris mengalahkan kecepatan cahaya dalam ilmu fisika.
Mobil mewah super canggih itu menjadi pusat perhatian para pejalan kaki maupun pengemudi lainnya.Mereka berdecak kagum sekaligus iri melihat kehebatan mobil itu yang konon hanya di produksi dengam jumlah unit terbatas.Hanya ada 9 unit di seluruh dunia dan harganya pun mencapai puluhan milyar.
"Gila sih!.Baru kali ini melihat mobil itu,ternyata aslinya benar - benar keren!".
"Mungkin aku akan menjadi satu - satunya orang yang paling beruntung dan bahagia di kota ini,jika bisa bersanding dengan orang yang berada di dalam mobil itu.Sebuah mimpi yang begitu indah".
"Ya Tuhan,siapakah pemilik mobil berharga fantastis itu?.Bahkan,aku rela di tiduri semalam olehnya demi bisa berjalan - jalan dengan mobil itu".
"Dia pasti sangat kaya raya.Halo,adakah gerangan yang mau memperkenalkannya kepadaku?".
"Apakah pengemudinya,salah satu dari anggota keluarga kaya di Arlington yang terkenal itu?.Jika benar,alangkah bahagia kehidupannya".
"Maukah orang di dalam mobil itu menjadi pacarku?,Ah tidak mungkin,rasanya itu berlebihan!.Siapalah aku ini?".
Baik pria maupun wanita,tua maupun muda mulai berbisik satu sama lain.Berimajinasi dengan pikirannya masing - masing,seiring mobil itu melewati mereka.
Detik selanjutnya,mobil yang di tumpangi oleh Jovian sudah berada di kawasan Arlington - bagian distrik kota Leytonstone yang berstruktur perbukitan.Sebuah bangunan megah mirip istana bergaya Renaissance,tampak menonjol di bandingkan dengan keadaan sekitarnya.
Perlahan,mobil itu memasuki pintu gerbang utama yang menjulang tinggi dengan tingkat keamanan super ketat.Citarasa bangunan klasik sangat tampak kuat dengan perpaduan taman bunga nan cantik,terpampang indah memanjakan mata.Pohon perdu berderet rapi di sisi jalan,menambah halaman berukuran luas itu semakin asri.
Ya,inilah Eurydome Hills - kediaman keluarga Griffiths.Keluarga yang memiliki predikat kasta tertinggi di kota Leytonstone dan menjadi salah satu dari 3 keluarga paling kaya di dunia.Bisa di bilang,keluarga Griffiths adalah mataharinya kota Leytonstone!.
Sumber kehidupan dari orang - orang kalangan bawah sampai menengah!.
Mempunyai kekuasaan tak terbatas sampai dunia bawah dan nilai kekayaannya pun nyaris tak terhitung.
Dan Northen Star Grup - perusahaan milik keluarga Griffiths ini,di nobatkan sebagai salah satu barometer kekuatan perekonomian dunia.Kapitalisasi pasarnya menggapai angka 50 triliun dengan profit sebesar 100 milyar.
Benar - benar spektakuler!.
Tak mudah,menjalin kerja sama dengan perusahaan itu karena begitu ketat dan selektifnya mereka dalam memilih klien yang kompeten.Siapa saja yang melawan,bahkan bersaing dengan cara curang.Di pastikan,mereka akan mengalami kebangkrutan dalam hitungan detik!
Di Northen Star,Jovian selalu mengandalkan asisten pribadinya sebagai tameng dengan berpura - pura menjadi CEO di perusahaan raksasa itu,selebihnya dia hanya bekerja di balik layar saja dan memantau dari jarak jauh.
Sebuah tipu daya yang sukses sampai saat ini!.
***
Selayang pandang,Jovian melihat mobil asisten pribadinya sudah terparkir di halaman depan kediaman keluarga Griffiths.
Pemuda itu turun dari mobil dan melangkah menapaki tangga.Di depan pintu, yang di desain dengan ukiran berbentuk naga,seorang perempuan paruh baya menyambut kehadirannya dengan ucapan selamat datang.
"Di mana dia,Adela?",tanya Jovian dingin.
"Dia menunggu di serambi belakang,Tuan muda",jawab Adela,sambil melemparkan senyum penuh hormat.
Adela,pengasuh Jovian saat kecil sekaligus asisten rumah tangga yang sudah mendapatkan kepercayaan penuh untuk mengurus kediaman penguasa kota Leytonstone itu.
Jovian mengangguk samar,lalu bergegas meninggalkan Adela.
Melihat kedatangan Jovian,seorang pria muda segera berdiri dari duduknya,kemudian membungkukkan badannya 90 derajat,memberikan penghormatan.
"Kerjamu bagus,Gizza.Dan besok,aku sudah bisa bekerja di keluarga itu.Selama aku di sana,ku serahkan semua tugas di Northen Star seperti biasa kepadamu!".
"Jika ada pekerjaan atau masalah yang membutuhkan pertimbanganku,segera hubungi aku!.Kau mengerti!",lanjut Jovian tegas,seraya duduk dan menyandarkan punggungnya di bantalan sofa.
"Baik,Tuan muda.Saya akan melaksanakan perintah Tuan muda dengan sebaik - baiknya".
Balas pria bernama lengkap Gizza Ibragistan itu.
Asisten pribadi Jovian yang umurnya terpaut 3 tahun lebih muda dari bosnya,tapi sudah memiliki ketrampilan di atas rata - rata dalam berbagai bidang.
Dia juga di percaya oleh Tuan besarnya untuk selalu mendampingi cucu angkatnya itu dalam menyelesaikan setiap pekerjaan baik di luar maupun dalam perusahaan Northen Star.
Berparas tampan dengan bentuk tubuh proporsional.Sebuah paket komplit yang membawanya banyak di gandrungi oleh setiap wanita dari pengusaha,pejabat negara,sampai kalangan selebritis di kota itu.Apalagi,di dukung dengan status palsunya yang menduduki posisi tertinggi di Northern Star.Hal yang membuatnya sempat kerepotan karena menjadi sasaran paparazzi dalam hal mencari berita untuk medianya.
Selama bersama Jovian,Gizza di kenal sebagai bawahan yang handal dan bertanggungjawab.Tak satu pun tugas yang di berikan Jovian selalu gagal.Dia melakukannya begitu teliti,tanpa melewatkan hal sekecil apa pun.Ini yang membuat Jovian bangga atas kinerja Gizza yang selalu memuaskan dirinya.
"Oh ya,bagaimana penyelidikanmu tentang anak yang di adopsi oleh keluarga Andersen?".
Jovian bertanya,tanpa menatap Gizza.Pemuda itu sibuk menggulung lengan kemejanya sampai batas siku,memperlihatkan otot - otot pergelangan tangannya yang kekar.
"Anak ini memang tak ada cela sama sekali!".
Pria berumur 22 tahun itu terkesima,secara tak sadar dia menyanjung penampilan atasannya yang menarik perhatiannya.Akan tetapi,dalam rentang waktu sepersekian detik,dia menggeleng bahwa apa yang baru saja terucap di relung hatinya adalah sebuah kesalahan fatal.
"S**t,apa yang sedang kau pikirkan,Za?!.Dia itu laki - laki sama sepertimu!",batinnya.
Gizza menepuk pelan jidatnya,mengutuk betapa bodoh dirinya saat ini.
Masak jeruk makan jeruk!.
Sungguh menjijikkan!.
Beruntung,Jovian tak melihat aksi konyol itu,seandainya ketahuan,bisa - bisa kepala Gizza langsung di penggal tanpa ampun.
Kejam,itulah karakteristik Jovian!.
Seakan dia mewarisi sifat sang ayah kandung sepenuhnya di masa mudanya.
"Kenapa diam?!".
Pandangan matanya tajam,membuat nyali sang asisten dalam sekejap menciut,karena merasa pertanyaannya di abaikan begitu saja."Apa yang sedang kau pikirkan,Gizza?!",desak Jovian.
Pemuda itu memicingkan matanya,mengamati dengan seksama pria yang sudah bersamanya selama 5 tahun ini.
"Tenang Gizza!.Jangan panik!".
Monolog Gizza,kala memandang ekspresi sang majikan yang sudah dia hafal dengan fasih.
Bagaimana mood pria di hadapannya,ketika merasa kecewa atau puas?.
"M-maaf,Tuan muda.Soal penyelidikan itu-".
Gizza menjeda kalimatnya,mempersiapkan diri menerima kemarahan Jovian.
"Apa?!.Katakan yang jelas!",dia tak sabar.
Di momen ini,Gizza benar - benar bingung.Harus dengan cara seperti apa untuk menyampaikan kepada Jovian,jika tugasnya menemui kendala.
Dia tahu,kegagalan ini akan membuat Jovian berang.
Tak ada pilihan,Gizza harus mengatakan yang sebenarnya,meskipun kejujuran itu akan mengancam nyawanya.Inilah,resiko yang harus di tanggung Gizza.Bekerja tanpa mengenal tempat dan waktu,di bawah bayang - bayang penguasa kejam seperti Jovian.
"Menurut informasi,tak ada yang spesial tentang anak itu,Tuan muda.Dia hanya seorang barista part time di sebuah cafe dan selalu berpindah tempat setiap 6 bulan sekali.Namun,kepindahannya yang terakhir justru membuat orang - orang kita kehilangan jejaknya,Tuan muda".
"Mereka sudah berusaha mencari keberadaan anak itu,tapi tetap saja hasilnya nihil,Tuan muda",tutur Gizza panjang lebar.
Berkali - kali,Gizza menelan salivanya kasar.Perasaannya tak enak,sepertinya akan terjadi hujan badai yang begitu dahsyat.Satu harapannya,lolos dari amukan sang singa.
Menit demi menit berlalu...Tak ada reaksi yang berlebihan dari Jovian,seolah pemuda itu memahami situasinya.Membuat Gizza,akhirnya bisa bernafas lega.
"Kenapa bisa terjadi seperti itu?".
Jovian merubah posisi duduknya,tak lagi menyandarkan punggungnya.Merefleksikan semangatnya yang bergelora untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk anak angkat keluarga Andersen.
Pengganti dirinya yang di asingkan!.
"Menurut sudut pandang saya,anak yang kita selidiki bukan orang sembarangan.Dia sangat cerdas,berusaha mengelabui pihak kita dengan berkedok sebagai barista,Tuan muda".
Jovian mengernyit,saat mendengarkan penjelasan Gizza,meninggalkan kerutan kasar di dahinya.Ada hal yang membuatnya penasaran tentang anak ini.
Sangat misterius dan tak bisa di remehkan!.
"Mengelabui?",ulang Jovian.
"Bukankah,kamu sudah bertemu dengan anak itu sebelumnya,saat dia mengajukan kerja sama ke perusahaan kita?",imbuhnya.
"Benar,Tuan muda.Tetapi,kejadian itu sudah berlangsung 3 tahun yang lalu.Setelah itu,ada kabar bahwa anak itu memutuskan untuk pergi ke luar negeri.Dan seperti yang saya laporkan kepada anda,6 bulan terakhir ini tak ada tanda - tanda anak itu menampakkan diri di hadapan publik.Aku pikir,dia sengaja melakukan itu,Tuan muda".
Jovian mengangguk - anggukkan kepalanya,tanda mengerti.
"Baiklah,sepertinya aku harus turun tangan sendiri mengurus bocah ini.Besok,kau antarkan berkas - berkas tentang anak itu dan taruh di meja kerja saya!",titah Jovian.
"Baik,Tuan muda",balas Gizza.
"Ada hal lain yang ingin kau sampaikan?".
"Ada,Tuan muda.Mengenai kecelakaan yang menimpa Tuan muda 18 tahun silam.Setelah di telusuri,ternyata ada indikasi bahwa kecelakaan itu sudah di atur dan di rencanakan sedemikian rupa oleh orang - orang yang tidak suka dengan kejayaan keluarga Andersen terutama ayah kandung anda,Tuan muda".
"Sudah aku duga",desis Jovian.
Seringai jahat terbentuk dari sudut bibirnya,membuat wajah tampannya tampak seram.
Mengerikan!.
Entah apa yang terlintas di kepalanya sekarang?.Namun,bisa di tebak itu sesuatu yang tak bagus bagi musuh - musuhnya.
"Oke,Gizza.Lanjutkan penyelidikanmu dan kumpulkan bukti - bukti tentang kecelakaan itu!.Beritahu aku,sedetail mungkin perkembangannya!".
"Siap,Tuan muda!".
"Kau boleh pergi,Gizza!".
Gizza membungkukkan badannya kembali,setelah mendapatkan restu dari Jovian,jika dia di perbolehkan meninggalkan tempat itu.
"Sebentar lagi!.Sebentar lagi,kalian akan merasakan pembalasanku yang tak akan pernah kalian lupakan seumur hidup kalian,manusia - manusia biadab!".
Jovian tergelak sinis,sambil mengepalkan kedua tangannya.Raut wajahnya di penuhi aura membunuh yang sangat kuat.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!