Story Of The Moon Fairy

Story Of The Moon Fairy

Kelahiran

( ... Menunggu saat langit runtuh, maka saat itu kau akan tahu tak ada lagi tempat tuk meletakkan jiwa yang lara. Dan hanya bisa mendarat jika jiwa bersatu antara langit dan bumi ... )

🌙 Bai He Hua

...

Dikisahkan dalam negeri atas kayangan, lahir seorang peri di tengah-tengah peperangan besar antara alam peri melawan klan iblis. Bersamaan dengan itu lahirlah seorang bayi manusia berjenis kelamin perempuan di dunia. Kelahiran yang harusnya disambut dengan suka cita, harus berakhir dengan luka dan kesedihan ketika serangan dari klan iblis tak sengaja mengenai tubuh mungil si bayi peri. Serangan tersebut membuatnya mengidap penyakit aneh di mana tubuhnya akan selalu menggigil kedinginan. Untuk mengantisipasi keadaan terburuk, raja langit memerintahkan seorang hamba untuk membawa peri malang itu ke bagian terjauh dari negeri kayangan. Atau lebih tepatnya di sebuah paviliun sunyi yang berada di negeri bulan.

"Raja langit, peri malang ini belum memiliki nama. Sudilah kiranya kau memberikan nama untuknya sebelum aku membawanya pergi dari kayangan," ucap Lin Yuan seraya membungkuk hormat ke arah raja langit yang tengah duduk di singgasana.

"Hmm, kau benar. Terlalu sibuk memikirkan peperangan yang sedang berlangsung aku sampai lupa memberikan nama untuknya." Raja langit termenung beberapa saat. Dia memikirkan nama apa yang cocok untuk diberikan pada peri yang baru saja lahir. "Ini adalah bulan ke lima, biasa disebut dengan bulan bunga. Dan untuk namanya sendiri, sesuai dengan bulan lahirnya dia akan dipanggil Bai Hua. Bai He Hua."

"Bai He Hua?"

"Ya. Apakah kau merasa keberatan dengan nama itu?"

"Sama sekali tidak," sahut Lin Yuan seraya memasang senyum lebar. "Bai He Hua, peri bulan malang yang harus terasingkan sejak lahir. Semoga saja nama pemberianmu bisa memberikan sedikit kebahagiaan untuk hidupnya yang kurang beruntung."

Setelah mendapatkan nama untuk bayi peri malang tersebut, Lin Yuan segera membawa Bai He Hua pergi dari hadapan raja langit. Dia menaiki perahu saat melintasi Sungai Lethe, sungai yang menjadi tempat berkumpulnya inti sari para arwah yang tersesat.

Dalam perjalanan menuju paviliun, Lin Yuan tak bosan-bosannya memandangi wajah lucu Bai He Hua yang tak henti menghisap jari jempol tangannya. Meski suhu tubuhnya sedingin salju, tapi bayi ini bersikap sangat tenang. Sama sekali tak ada rengekan yang terdengar, membuat Lin Yuan merasa sangat iba dan juga kasihan.

"Bai He Hua, Dewa telah menakdirkanmu hidup dengan penyakit aneh seperti ini. Saat besar nanti, aku harap kau tidak berkecil hati karena hidup dalam pengasingan. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi. Karena pada hakikatnya, raja langit telah mengutusku untuk merawatmu," ujar Lin Yuan sambil mengusap pelan pipi Bai Hua.

Karena terlalu serakah, tetua dari klan iblis tak sengaja terbunuh oleh penjaga langit saat memergokinya hendak mencuri ektrak pohon keabadian yang berada di alam peri. Hal ini kemudian memantik kesalah-pahaman di antara dua klan sehingga terjadilah peperangan besar yang lumayan banyak menelan korban dari kedua belah pihak. Lin Yuan yang bertugas menjaga para peri dari kekejaman para iblis, tiba-tiba menerima mandat untuk merawat seorang peri yang terluka akibat serangan dari pihak lawan. Dia lalu diutus untuk membawanya pergi ke sebuah paviliun pengasingan yang selama ini kosong tak berpenghuni. Perintah ini ditujukan dengan maksud agar sang peri tetap terjaga kehangatannya jika tinggal di negeri bulan, atau yang lebih tepatnya disebut dengan nama Paviliun Leng.

Lin Yuan sendiri merupakan sosok yang hanya beberapa anggota langit saja yang mengetahui latar belakangnya. Sengaja fakta ini dirahasiakan untuk menjaga keseimbangan tiga dunia. Bahkan raja langit saja tak diijinkan untuk mengetahuinya. Terlalu berisiko karena raja langit sendiri terkadang masih terpengaruhi oleh bisikan hawa napsu.

"Nah, akhirnya kita sampai juga, Nak. Selamat datang di tempat tinggal barumu," ucap Lin Yuan sembari menatap sebuah paviliun sunyi yang berada di hadapannya. Sambil menggendong Bai Hua, dia terbang menuju pintu yang hanya bisa dibuka menggunakan segel khusus.

Pintu terbuka. Terbentang dihadapan Lin Yuan dan Bai Hua, sebuah taman bunga yang dihiasi dengan satu buah pohon besar berselimutkan awan tipis. Sangat indah. Belum lagi dengan deretan bunga-bunga cantik yang sedang bermekaran, seolah menyambut kedatangan calon tuan mereka.

"Nak, malam ini bulan akan muncul. Jadi kau tidak perlu takut akan merasa kedinginan. Ya?"

Bai Hua tertawa. Sebuah lesung pipit di pipi sebelah kanan tampak cekung ke dalam menambah cantik parasnya yang memang sangat menggemaskan.

Terlahir sebagai peri kayangan, jelas membuat Bai Hua tak bisa disamakan dengan bayi-bayi yang ada di dunia. Kulitnya yang putih bersih seperti salju, mata yang indah bak sinar rembulan, mampu membuat siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh cinta. Namun sayang, dampak dari serangan klan iblis membuat kondisi Bai Hua menjadi lemah. Dia tak ubahnya tanaman bunga yang menunggu kematian. Terlihat cantik di luar, tapi hancur di dalam.

Selain klan iblis dan alam peri, ada satu klan lagi yang dikenal dengan sikapnya yang netral. Akan tetapi klan tersebut sudah lama hilang sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Penyebabnya? Pengkhianatan. Ya. Akibat sikap yang enggan memihak, seseorang memasukkan mata-mata yang kemudian diperintahkan untuk menghabisi seluruh klan tanpa sisa. Konon, saat itu tetua dari klan tersebut memiliki sepasang anak, tapi hanya satu yang ditemukan meninggal dunia. Sedang yang satunya, hanya Dewa yang tahu di mana keberadaan anak tersebut. Namun karena tak mengancam keberlangsungan klan lain, sosok dibalik pengkhianat itu tak lagi mempermasalahkan. Dan sampai detik ini, klan tersebut hanya bersisa buah bibir saja.

Ughhhhhh

Bai Hua menggeliat. Matanya yang jernih tampak mengerjap-ngerjap ketika dibaringkan di atas ranjang empuk. Lin Yuan yang melihat hal itupun hanya tertawa saja. Dia lalu menoleh ke arah jendela yang terbuka, menatap lama deretan awan yang bergerak mengitari sekeliling paviliun.

"Entan kapan pertikaian di negeri kayangan akan berakhir. Semoga saja Dewa Fu'er bisa memukul mundur pasukan dari klan iblis. Mereka benar-benar sangat kejam. Sungguh terkutuk!" gumam Lin Yuan geram.

Lagi-lagi Bai Hua menggeliat saat mendengarkan gumaman Lin Yuan. Ingat kalau bayi peri tersebut butuh susu, Lin Yuan segera keluar dari kamar kemudian memanggil merpati peliharaannya lewat mantra batin. Tak lama kemudian merpati tersebut pun datang dan langsung hinggap ke bahunya.

"Ge zi, tolong beritahu si pangsit rebus kalau aku membutuhkan susu murni untuk diminum Bai Hua. Katakan padanya harus yang benar-benar murni. Jangan sampai salah. Pergilah,"

Begitu menerima perintah, si burung merpati (Ge Zi) langsung terbang kembali menuju tempat di mana orang yang dipanggil pangsit rebus oleh Lin Yuan berada. Burung tersebut terbang melintasi awan yang berada di atas Sungai Lethe, berusaha untuk tidak mempedulikan teriakan minta tolong dari para arwah yang tersesat dosa semasa hidup.

***

Terpopuler

Comments

Melia_Fu

Melia_Fu

nama karakternya cukup sulit buat diingat, tapi ini awal yg sangat bagus menurutku. jarang lho ada author menulis tentang peri kayangan. top deh

lanjutkan thor. salam dari pembaca barumu

2023-12-08

1

Lina maulina

Lina maulina

kisahnya sama kyk nabi musa

2023-11-12

1

Keysa Salsabilah❤️❤️❤️😘😘😘🥳

Keysa Salsabilah❤️❤️❤️😘😘😘🥳

aku gak tau Mak harus berkomentar ap,,,?semua ceritamu bagus tp maaf ya Mak banta yg menggantung,,,! tp aku dengan sabar menunggu emak menyelesaikan semua Missi novel Mak,,semangat Mak 💪🏻💪🏻💪🏻😍😍😍😍😘😘😘😘😘🙏

2023-11-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!