NovelToon NovelToon

Story Of The Moon Fairy

Kelahiran

( ... Menunggu saat langit runtuh, maka saat itu kau akan tahu tak ada lagi tempat tuk meletakkan jiwa yang lara. Dan hanya bisa mendarat jika jiwa bersatu antara langit dan bumi ... )

🌙 Bai He Hua

...

Dikisahkan dalam negeri atas kayangan, lahir seorang peri di tengah-tengah peperangan besar antara alam peri melawan klan iblis. Bersamaan dengan itu lahirlah seorang bayi manusia berjenis kelamin perempuan di dunia. Kelahiran yang harusnya disambut dengan suka cita, harus berakhir dengan luka dan kesedihan ketika serangan dari klan iblis tak sengaja mengenai tubuh mungil si bayi peri. Serangan tersebut membuatnya mengidap penyakit aneh di mana tubuhnya akan selalu menggigil kedinginan. Untuk mengantisipasi keadaan terburuk, raja langit memerintahkan seorang hamba untuk membawa peri malang itu ke bagian terjauh dari negeri kayangan. Atau lebih tepatnya di sebuah paviliun sunyi yang berada di negeri bulan.

"Raja langit, peri malang ini belum memiliki nama. Sudilah kiranya kau memberikan nama untuknya sebelum aku membawanya pergi dari kayangan," ucap Lin Yuan seraya membungkuk hormat ke arah raja langit yang tengah duduk di singgasana.

"Hmm, kau benar. Terlalu sibuk memikirkan peperangan yang sedang berlangsung aku sampai lupa memberikan nama untuknya." Raja langit termenung beberapa saat. Dia memikirkan nama apa yang cocok untuk diberikan pada peri yang baru saja lahir. "Ini adalah bulan ke lima, biasa disebut dengan bulan bunga. Dan untuk namanya sendiri, sesuai dengan bulan lahirnya dia akan dipanggil Bai Hua. Bai He Hua."

"Bai He Hua?"

"Ya. Apakah kau merasa keberatan dengan nama itu?"

"Sama sekali tidak," sahut Lin Yuan seraya memasang senyum lebar. "Bai He Hua, peri bulan malang yang harus terasingkan sejak lahir. Semoga saja nama pemberianmu bisa memberikan sedikit kebahagiaan untuk hidupnya yang kurang beruntung."

Setelah mendapatkan nama untuk bayi peri malang tersebut, Lin Yuan segera membawa Bai He Hua pergi dari hadapan raja langit. Dia menaiki perahu saat melintasi Sungai Lethe, sungai yang menjadi tempat berkumpulnya inti sari para arwah yang tersesat.

Dalam perjalanan menuju paviliun, Lin Yuan tak bosan-bosannya memandangi wajah lucu Bai He Hua yang tak henti menghisap jari jempol tangannya. Meski suhu tubuhnya sedingin salju, tapi bayi ini bersikap sangat tenang. Sama sekali tak ada rengekan yang terdengar, membuat Lin Yuan merasa sangat iba dan juga kasihan.

"Bai He Hua, Dewa telah menakdirkanmu hidup dengan penyakit aneh seperti ini. Saat besar nanti, aku harap kau tidak berkecil hati karena hidup dalam pengasingan. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi. Karena pada hakikatnya, raja langit telah mengutusku untuk merawatmu," ujar Lin Yuan sambil mengusap pelan pipi Bai Hua.

Karena terlalu serakah, tetua dari klan iblis tak sengaja terbunuh oleh penjaga langit saat memergokinya hendak mencuri ektrak pohon keabadian yang berada di alam peri. Hal ini kemudian memantik kesalah-pahaman di antara dua klan sehingga terjadilah peperangan besar yang lumayan banyak menelan korban dari kedua belah pihak. Lin Yuan yang bertugas menjaga para peri dari kekejaman para iblis, tiba-tiba menerima mandat untuk merawat seorang peri yang terluka akibat serangan dari pihak lawan. Dia lalu diutus untuk membawanya pergi ke sebuah paviliun pengasingan yang selama ini kosong tak berpenghuni. Perintah ini ditujukan dengan maksud agar sang peri tetap terjaga kehangatannya jika tinggal di negeri bulan, atau yang lebih tepatnya disebut dengan nama Paviliun Leng.

Lin Yuan sendiri merupakan sosok yang hanya beberapa anggota langit saja yang mengetahui latar belakangnya. Sengaja fakta ini dirahasiakan untuk menjaga keseimbangan tiga dunia. Bahkan raja langit saja tak diijinkan untuk mengetahuinya. Terlalu berisiko karena raja langit sendiri terkadang masih terpengaruhi oleh bisikan hawa napsu.

"Nah, akhirnya kita sampai juga, Nak. Selamat datang di tempat tinggal barumu," ucap Lin Yuan sembari menatap sebuah paviliun sunyi yang berada di hadapannya. Sambil menggendong Bai Hua, dia terbang menuju pintu yang hanya bisa dibuka menggunakan segel khusus.

Pintu terbuka. Terbentang dihadapan Lin Yuan dan Bai Hua, sebuah taman bunga yang dihiasi dengan satu buah pohon besar berselimutkan awan tipis. Sangat indah. Belum lagi dengan deretan bunga-bunga cantik yang sedang bermekaran, seolah menyambut kedatangan calon tuan mereka.

"Nak, malam ini bulan akan muncul. Jadi kau tidak perlu takut akan merasa kedinginan. Ya?"

Bai Hua tertawa. Sebuah lesung pipit di pipi sebelah kanan tampak cekung ke dalam menambah cantik parasnya yang memang sangat menggemaskan.

Terlahir sebagai peri kayangan, jelas membuat Bai Hua tak bisa disamakan dengan bayi-bayi yang ada di dunia. Kulitnya yang putih bersih seperti salju, mata yang indah bak sinar rembulan, mampu membuat siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh cinta. Namun sayang, dampak dari serangan klan iblis membuat kondisi Bai Hua menjadi lemah. Dia tak ubahnya tanaman bunga yang menunggu kematian. Terlihat cantik di luar, tapi hancur di dalam.

Selain klan iblis dan alam peri, ada satu klan lagi yang dikenal dengan sikapnya yang netral. Akan tetapi klan tersebut sudah lama hilang sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Penyebabnya? Pengkhianatan. Ya. Akibat sikap yang enggan memihak, seseorang memasukkan mata-mata yang kemudian diperintahkan untuk menghabisi seluruh klan tanpa sisa. Konon, saat itu tetua dari klan tersebut memiliki sepasang anak, tapi hanya satu yang ditemukan meninggal dunia. Sedang yang satunya, hanya Dewa yang tahu di mana keberadaan anak tersebut. Namun karena tak mengancam keberlangsungan klan lain, sosok dibalik pengkhianat itu tak lagi mempermasalahkan. Dan sampai detik ini, klan tersebut hanya bersisa buah bibir saja.

Ughhhhhh

Bai Hua menggeliat. Matanya yang jernih tampak mengerjap-ngerjap ketika dibaringkan di atas ranjang empuk. Lin Yuan yang melihat hal itupun hanya tertawa saja. Dia lalu menoleh ke arah jendela yang terbuka, menatap lama deretan awan yang bergerak mengitari sekeliling paviliun.

"Entan kapan pertikaian di negeri kayangan akan berakhir. Semoga saja Dewa Fu'er bisa memukul mundur pasukan dari klan iblis. Mereka benar-benar sangat kejam. Sungguh terkutuk!" gumam Lin Yuan geram.

Lagi-lagi Bai Hua menggeliat saat mendengarkan gumaman Lin Yuan. Ingat kalau bayi peri tersebut butuh susu, Lin Yuan segera keluar dari kamar kemudian memanggil merpati peliharaannya lewat mantra batin. Tak lama kemudian merpati tersebut pun datang dan langsung hinggap ke bahunya.

"Ge zi, tolong beritahu si pangsit rebus kalau aku membutuhkan susu murni untuk diminum Bai Hua. Katakan padanya harus yang benar-benar murni. Jangan sampai salah. Pergilah,"

Begitu menerima perintah, si burung merpati (Ge Zi) langsung terbang kembali menuju tempat di mana orang yang dipanggil pangsit rebus oleh Lin Yuan berada. Burung tersebut terbang melintasi awan yang berada di atas Sungai Lethe, berusaha untuk tidak mempedulikan teriakan minta tolong dari para arwah yang tersesat dosa semasa hidup.

***

Ingin Bertemu

( ... Jiwa terbalut rasa, itu ada. Namun, keegoisan dan pilihan datang memaksa untuk berkhianat. Bukan, bukan kosong. Hanya sekadar sesal yang tak berpenghujung .... )

       🔥🔥🔥 Mo Shing Wang

***

Suara kicauan burung di pagi hari membangunkan seorang peri cantik yang tengah terlelap di atas pembaringan. Matanya yang bulat berbulu mata lentik, nampak mengerjap ketika seekor kupu-kupu datang menggoda. Ia tersenyum, lalu pelan mulai terkekeh ketika kupu-kupu tersebut hinggap di ujung hidungnya yang mancung nan mungil.

"Xixixi, kupu-kupu, kenapa kau usil sekali. Pergilah, aku masih mengantuk. Nanti saja ya bermainnya," ucap Xiao Hua seraya menyentuh sayap binatang lucu yang tengah bertengger di ujung hidungnya. Dia bicara dengan kondisi mata masih terpejam.

(Xiao Hua, ayo bangun. Kau lupa ya kalau hari ini Dewa Fu'er telah kembali ke kayangan? Cepat buka matamu dan lekaslah bersiap. Kalau tidak, kau tidak akan kehilangan kesempatan untuk bisa bertatap muka langsung dengan dewa pujaanmu itu. Ayo cepat!)

Trinngg

Xiao Hua langsung terduduk dan matanya terbuka lebar begitu mendengar bisikan si kupu-kupu. Dewa Fu'er telah kembali ke kayangan? Oh astaga, bagaimana bisa dia melupakan hari penting ini. Bai Hua Bai Hua, kau benar-benar bodoh.

"Paman Lin Yuan!" teriak Xiao Hua. Bibirnya tampak gemetar karena menahan tangis.

Lin Yuan yang sudah tahu kalau peri asuhnya akan bersikap seperti ini, hanya tersenyum saja tanpa ada niat untuk beranjak menemuinya. Saat ini Lin Yuan tengah disibukkan dengan tanaman yang ada di taman. Sudah waktunya untuk bunga-bunga ini mendapatkan pupuk inti sari mereka sebelum sepuluh tahun lagi akan bereinkarnasi menjadi seorang peri.

"Iih, ke mana perginya Paman Lin Yuan. Apa jangan-jangan dia sengaja tidak membangunkan aku supaya aku tidak pergi ke istana langit?" gumam Xiao Hua menggerutu sendiri. Dia lalu menepuk-nepuk kasur untuk memelampiaskan kekesalannya. "Awas saja ya, Paman. Kalau dugaanku benar, aku akan mogok bicara denganmu. Heh."

Tanpa pikir panjang lagi Xioa Hua segera turun dari ranjang kemudian berlari keluar untuk mencari paman peri yang telah merawatnya sejak kecil. Niat awal sih ingin melakukan protes karena dirinya dibiarkan bangun kesiangan. Akan tetapi begitu melihat keindahan bunga-bunga yang sedang mekar, kekesalan Xiao Hua seketika menghilang. Dia kemudian berlarian kecil mengitari taman tersebut.

"Xiao Hua, jangan buang-buang energimu. Fisikmu itu tidak sama dengan peri yang lainnya. Berhenti dan berjalanlah seperti orang normal," tegur Lin Yuan sembari menggelengkan kepala melihat kelakuan peri asuhnya.

"Paman, kenapa sih Paman pelit sekali padaku. Memangnya salah ya kalau aku menunjukkan kebahagiaan dengan cara berlarian sambil menikmati keindahan taman?" rajuk Xiao Hua sambil mengerucutkan bibir. Setelah itu dia berhenti di belakang punggung Paman Lin Yuan, tak membiarkan pria pelit ini bisa melihat wajahnya yang cemberut. "Kalau tidak ada kupu-kupu yang datang mengganggu, saat ini aku pasti masih terjebak di alam mimpi. Paman pasti sengaja bukan tidak membangunkan aku?"

Mendengar tuduhan yang dilayangkan oleh Xiao Hua membuat Lin Yuan meng*lum senyum. Rupa-rupanya peri lemah ini tengah merajuk. Hmmm, menggemaskan. Sayang sekali Xiao Hua mempunyai kondisi yang terlampau istimewa jika dibandingkan dengan semua penghuni alam peri. Andai kondisi normal, dia pasti tidak akan tega berbuat demikian. Lin Yuan tahu kalau Dewa Fu'er adalah salah satu penyemangat peri lemah ini tetap bertahan hidup. Karena selain terasingkan di negeri bulan, Xiao Hua juga selalu dipandang sebelah mata oleh peri yang lain. Mereka menganggap kalau Xiao Hua adalah peri penyakitan yang tidak pantas tinggal di kayangan. Itulah kenapa Lin Yuan ketat melarang agar peri satu ini tidak sembarangan keluar. Takut dibully.

"Dewa Fu'er adalah kasta tertinggi dihidupku, Paman. Tolong ijinkan aku pergi ke istana langit untuk menemuinya. Sebentar saja. Ya?" rengek Xiao Hua seraya melongokkan kepala dari samping. Matanya yang bulat sengaja dikedip-kedipkan dengan tujuan agar hati sang paman menjadi luluh.

"Jangan memasang ekpresi seperti itu di hadapanku." Lin Yuan memalingkan muka. "Dewa Fu'er masih belum memiliki pasangan hingga saat ini. Kalau aku mengijinkanmu pergi ke istana langit, itu sama artinya dengan aku sengaja membiarkanmu masuk ke kandang macan. Kau tidak lupa bukan seperti apa prilaku para peri itu kepadamu?"

"Aih, kenapa Paman malah sibuk memikirkan mereka sih. Biarkan saja. Toh mau hari ini atau kapan pun itu, mereka akan tetap membully-ku seperti biasa. Jadi tolong ijinkan aku pergi ke sana ya? Ya ya ya?"

"Xiao Hua," ....

"Siap."

Dengan konyolnya Xiao Hua membuat gerakan memberi hormat ketika sang paman memanggilnya dengan nada rendah. Melihat hal itu pun Lin Yuan tak kuasa untuk tidak tertawa. Pada akhirnya dia memilih untuk menyudahi pekerjaannya kemudian beralih menatap seksama wajah menggemaskan peri lemah yang berdiri di sampingnya.

"Janji hanya sebentar ya?"

"Iya, Paman. Aku ini Xiao Hua, peri yang tidak pernah ingkar janji,"

"Hmmm, aku ragu." Lin Yuan mengusap dagu. Sebelah matanya memicing tajam, tak percaya akan jawaban yang barusan keluar dari mulut Xiao Hua. "Mungkin untuk hal lain kau memang belum pernah melanggar janji. Akan tetapi jika berhubungan dengan Dewa Fu'er ... ah sudahlah. Lebih baik kau tetap di paviliun saja. Kalau di sana kau menggigil karena kedinginan bagaimana? Siapa yang akan menolong?"

Raut gembira di wajah Xiao Hua musnah seketika begitu sang paman batal memberikan ijin untuknya pergi mengunjungi istana langit. Sedih, tanpa pikir panjang dirinya langsung berguling-guling di tanah sambil terus merengek meminta agar dibiarkan pergi.

"Dewa, lihatlah betapa licik Paman Lin Yuan. Padahal aku adalah bagian dari alam peri, tapi kenapa dia selalu menghalangi saat aku ingin pergi ke sana. Tolong hukum dia, Dewa."

"Hei, do'a macam apa yang kau panjatkan untuk pamanmu?" kaget Lin Yuan.

"Biar saja. Pokoknya kalau Paman masih tidak mengijinkan aku pergi melihat Dewa Fu'er, aku akan terus berdo'a yang jelek-jelek kepada dewa. Ini adalah kesempatanku untuk bisa bertemu langsung dengannya setelah tujuh puluh tahun terpisah. Tolong Paman mengalah lah!" sahut Xiao Hua masih sambil bergulingan di tanah. Dia sama sekali tak peduli gaunnya akan kotor. Tinggal minta Ge Zi agar membawakan gaun yang baru lagi nanti.

Lin Yuan akhirnya menyerah. Biasanya jika Xiao Hua sudah seperti ini, itu akan sulit untuk dibujuk. Meski hati begitu khawatir, mau tidak mau dia terpaksa mengijinkan peri tersebut untuk datang ke istana langit. Namun, sebelum pergi Lin Yuan membantu Xiao Hua bersiap. Tak lupa juga dia membawakan mantel tebal sebagai pelindung jika sewaktu-waktu penyakit peri lemah ini kambuh.

"Ingat pesanku baik-baik. Langsung kembali ke paviliun setelah bertemu dengan Dewa Fu'er. Mengerti?" pesan Lin Yuan sembari memasangkan bunga sebagai hiasan rambut di kepala Xiao Hua.

(Sangat manis,)

"Mengerti, Paman," sahut Xiao Hua dengan penuh semangat. Setelah siap, dia bergegas mengikuti mengikuti pergerakan awan yang akan membimbing jalan menuju istana langit. Xiao Hua lalu berteriak kuat. "Dewa Fu'er, aku datang. Yeyyyyy!!!"

***

Seleksi

"Selamat datang, Dewa Fu'er. Akhirnya kau kembali ke istana langit ini setelah sekian tahun mengembara di dunia manusia. Duduklah!" ucap raja langit dengan suka cita menyambut kepulangan sang panglima. Raut bangga tercetak jelas di wajahnya.

Fu'er segera memberi hormat kepada raja langit sebelum duduk di tempat yang telah disiapkan untuknya. Setelah itu dia tersenyum seraya mengangguk pelan ke arah para dewa yang ada di sana.

"Bagaimana, Fu'er. Apakah kau berhasil menemukan obat penawar untuk Bai He Hua?"

"Maafkan aku, raja langit. Tujuh puluh tahun aku mengembara di dunia manusia, tapi aku masih belum bisa menemukan ramuan tersebut. Rata-rata tabib yang kutemui mengatakan jawaban yang sama kalau penyakit dingin yang diderita oleh peri bulan terhitung mustahil untuk disembuhkan," jawab Fu'er penuh sesal. Sorot matanya menyiratkan betapa dia merasa sangat tidak berguna karena gagal membawa pulang ramuan untuk mengobati penyakit langka dari salah satu peri yang tinggal di kayangan.

"Hmmm, begitu ya." Raja langit mengusap dagu. Seorang panglima besar seperti Fu'er saja tidak mampu menemukan obat penawar untuk Bai He Hua, lalu apa yang bisa mereka lakukan untuk menolong peri malang itu? Raja langit gelisah. "Malang sekali nasib Xiao Hua. Entah takdir macam apa yang telah disiapkan dewa untuknya sehingga harus menjalani kehidupan seperti ini. Andai saja waktu itu klan iblis tidak membuat ulah, Xioa Hua pasti tidak akan terasing seperti sekarang."

Ekpresi di wajah para peri seketika berubah mendung ketika raja langit membahas soal pertempuran dengan klan iblis seratus tahun lalu. Padahal di posisi itu alam peri tidak melakukan kesalahan apa-apa. Hanya karena ingin melindungi ramuan ektrak pohon takdir yang ingin dicuri oleh ketua iblis, mereka sampai menyerang kayangan dengan membabi buta. Untunglah saat itu Dewi Zao Jhi berhasil memukul mundur pasukan jahat itu. Kalau tidak, entah peri mana lagi yang akan menjadi korban. Namun akibat dari pertempuran tersebut, istana langit harus kehilangan salah satu panglima wanita terkuat mereka karena memilih mengorbankan diri ketika anak dari ketua iblis mengeluarkan mantra penghancur jiwa. Dewi Zao Jhi tumbang, sedangkan anak dari ketua iblis pulang dalam kondisi luka parah. Dan sejak kejadian seratus tahun lalu, tak pernah terdengar lagi kabar dari klan tersebut. Pernah sekali terdengar kabar kalau daerah tempat para iblis itu tinggal tiba-tiba berubah bak padang tandus yang tak berpenghuni. Entah apa penyebabnya, penghuni langit tak berniat mencari tahu.

"Raja langit, aku dengar di sini akan diadakan seleksi untuk menerima peri baru sebagai anggota istana. Apakah benar?" tanya Fu'er memecah keheningan. Ini adalah salah satu alasan yang membuatnya ingin segera kembali ke kayangan. Sebagai seorang panglima, Fu'er tidaklah mempunyai kebebasan untuk menunjukkan perasaan. Semuanya harus sesuai dengan aturan yang diberikan oleh raja langit. Jadi agar dirinya bisa melihat seseorang lebih dekat, menjadikan alasan bahwa di dunia manusia tak adalagi yg bisa dia cari agar bisa segera kembali kemari.

"Benar sekali, Fu'er. Setiap seratus tahun sekali, istana langit akan mencari peri baru untuk dijadikan anggota istana. Dan tahun ini adalah saatnya untuk kita memilih peri-peri tersebut. Apakah kau tertarik untuk menjadi bagian dari seleksi ini?" jawab raja langit seraya melempar balik satu pertanyaan untuk panglima Fu'er. Dalam diam dia bisa memahami betul ada hal lain dibalik pertanyaan tersebut. Namun karena tak ingin menimbulkan kegaduhan, raja langit memilih untuk diam.

Saat semua anggota istana langit sedang sibuk membahas soal seleksi pemilihan peri, Xiao Hua yang baru saja tiba segera bersembunyi dibalik pohon ketika hampir berpapasan dengan peri embun, salah satu peri yang paling suka membully-nya. Takut ketahuan, Xiao Hua sampai menahan napas ketika peri kejam tersebut berjalan melewati pohon tempat dia bersembunyi.

"Xianzi a, menurutmu siapa peri yang akan lolos dalam seleksi tahun ini?" tanya salah satu peri bergaun putih merah muda.

Xianzi tak langsung menjawab. Dengan penuh kegembiraan dia mengajak para peri yang lain untuk singgah sejenak. Mereka kemudian duduk dan menyender pada sebuah pohon besar yang tak jauh dari sana. Barulah setelah santai, Xianzi memberikan jawaban.

"Semua peri yang ada di kayangan sangat layak untuk lolos dalam seleksi. Kecuali satu orang," ucap Xianzi seraya menyeringai tipis. "Xiao Hua. Selain dia, semua pergi lebih dari kata layak untuk menjadi bagian dari istana langit. Terutama aku. Aku adalah kandidat pertama yang sudah pasti lolos di awal seleksi. Secara, aku adalah putri tunggal dari peri kebajikan. Raja langit dan juga Dewa Fu'er pasti akan langsung memintaku bergabung dengan mereka."

"Percaya diri sekali kau. Memang betul kau adalah putri tunggal peri kebajikan, tapi bukan berarti kau jauh lebih baik dari kami. Lihat saja sikapmu. Begitu angkuh dan juga arogan. Aku sanksi raja langit dan Dewa Fu'er akan memilihmu," celetuk salah satu peri dengan sinisnya. Selain peri embun, dia adalah yang paling berambisi bisa masuk sebagai anggota istana langit. Wajar kalau dirinya dongkol mendengar kesombongan Xianzi barusan.

"Hati-hati dengan perkataanmu. Percaya tidak kalau aku bisa saja membuat sayapmu rusak sebelum seleksi itu dimulai!" ancam Xianzi kesal.

"Lakukan saja kalau kau berani. Kau pikir aku akan takut dengan ancamanmu itu, hah?"

"Kau ....

"Hei, kenapa kalian malah bertengkar sih. Kita datang kemari itu untuk membahas tentang tugas yang harus kita lewati saat seleksi itu berlangsung. Kenapa kalian malah ribut sendiri!"

Dua peri yang terlibat adu mulut sama-sama memalingkan muka ke arah lain setelah ditegur oleh salah satu peri. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang tengah menguping pembicaraan. Dan orang tersebut berada tepat di belakang pohon tempat mereka menyandar.

(Oh, jadi di istana langit akan diadakan seleksi pemilihan peri baru ya? Wahhh, ini kabar yang sangat bagus. Aku harus ikut mendaftar seleksi tersebut supaya bisa bertemu dengan Dewa Fu'er. Ya, aku harus mendaftar.)

Xiao Hua terus menguping pembicaraan Xianzi dan para peri yang lain sampai akhirnya mereka semua pergi dari sana. Karena terlalu lama berdiri tanpa melakukan pergerakan, begitu hendak melangkah Xiao Hua langsung jatuh terjerembab ke tanah. Posisi jatuhnya sangat estetik sekali di mana wajahnya mendarat lebih dulu ketimbang tubuhnya.

Bruggggg

"Ulurkan tanganmu."

Tubuh Xiao Hua seketika membatu saat suara seseorang memintanya untuk mengulurkan tangan. Dia lalu memberanikan diri untuk menatap wajah orang tersebut.

"D-d-d ....

Fu'er diam terpaku melihat kelakuan peri yang sedang tergagap hingga tak bisa bicara. Setelah itu dia membungkuk, meraih satu tangannya dan membimbingnya untuk berdiri.

"Xiao Hua, kau tidak seharusnya menguping pembicaraan peri lain. Kalau mereka tahu, kau bisa mendapat masalah besar. Lain kali hati-hati ya?" ucap Fu'er sesaat sebelum pergi menjauh menuju sebuah tempat.

Mulut Xiao Hua terbuka lebar. Dia speechless sendiri karena ternyata yang menolongnya adalah Dewa Fu'er.

"Haihhh, kenapa aku harus menjadi gagap saat ada Dewa Fu'er di sini. Memalukan sekali. Dia pasti mengira kalau aku adalah peri cacat. Apa yang harus aku lakukan ya?" gumam Xiao Hua merutuki kebodohannya sendiri. Dia lalu menatap lama ke arah di mana Dewa Fu'er pergi. Sedetik setelah itu tiba-tiba senyum lebar mengembang di bibir Xiao Hua. "Sudah kepalang tanggung. Sekalian saja aku susul Dewa Fu'er dan meminta maaf atas kebodohan yang tadi kulakukan. Dengan begitu aku bisa memiliki kesempatan untuk mengobrol dengannya. Hehehe, otakmu sangat cerdas, Xiao Hua. Ayo berangkat,"

Dengan penuh suka cita Xiao Hua terbang hendak menyusul pria pujaannya. Sebelum itu dia menyempatkan diri untuk memetik beberapa tangkai bunga guna dihadiahkan pada peri tampan nan hebat tersebut. Xiao Hua berharap kalau tindakannya itu bisa membuat hubungan mereka menjadi semakin dekat. Namanya juga usaha. Siapa tahu berhasil. Hehe.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!