My Lovely Wife

My Lovely Wife

Pernikahan Impian

"Kalian akan menikah pada akhir tahun ini. Apakah ada yang keberatan dengan keputusan ini?"

Semuanya begitu tiba-tiba, Seraphina yang hendak menyuapkan sesendok spagetti ke dalam mulut kecilnya pun langsung urung, setelah mendengar ucapan yang dilontarkan oleh pria berjas hitam rapi yang duduk tepat di seberang mejanya.

"Tidak perlu memusingkan soal gedung dan lainnya. Semua akan kami urus, kalian hanya tinggal mencari tanggal sesuai keinginan kalian. Jika bisa, tolong secepatnya beritahu kami," lanjut pria bermarga Edwards itu, tanpa memberi jeda bagi sepasang muda-mudi dihadapannya untuk berbicara.

'Tahun ini...kenapa begitu tiba-tiba?'

Seraphina, gadis berambut coklat muda panjang dengan sedikit bergelombang itu melirik sosok lelaki tinggi yang justru makan dengan tenang di sebelah kanannya.

"Bagaimana menurutmu, nona Evans?" Satu-satunya wanita paruh baya di antara ke empat orang di sana bertanya pada Seraphina yang belum memberi respon.

Wanita yang akrab Seraphina panggil dengan sebutan Nyonya Lily itu tampak menunggu jawaban dari Seraphina dengan ekspresi tidak sabarannya. Seraphina cukup dekat dengan wanita yang berstatus ibu tiri dari lelaki di sebelahnya ini, jadi Seraphina tahu jelas bahwa wanita itu sudah tidak sabar menjadikannya menantu dalam keluarga mereka.

Tapi bagaimana dengan pendapat dari lelaki dingin di sebelahnya saat ini?

Seraphina tidak enak hati bila harus menjawab sesuai kata hatinya, tanpa memikirkan perasaan dari calon suaminya kelak.

"Bagaimana menurutmu, Theo? Apa kamu tidak keberatan?" Seraphina berbisik pelan pada Theodore, lelaki tampan yang sayangnya berhati dingin yang tak lain adalah tunangannya.

Sedangkan yang ditanyai justru bersikap santai, seolah-olah rencana pernikahan yang hanya tinggal menghitung bulan bukanlah perkara besar yang harus dipikirkan secara matang-matang.

"Kalau kamu sudah siap ya tidak apa. Lagipula 'wanita itu' sudah tidak sabaran, jadi apa gunanya mengulur-ulur waktu lebih lama lagi? Itu hanya akan menggangguku saja."

Jawaban dingin dari Theodore sukses membungkam Seraphina. Ya sih, memang benar adanya. Semakin mereka mengulur-ulur waktu, semakin gencar pula Nyonya Lily menodong mereka dengan berbagai pertanyaan perihal pernikahan, yang mana hal itu dapat mengganggu ketenangan batin keduanya.

Jika sudah begitu, maka Seraphina tidak bisa mengelak dari takdirnya.

Tanpa pikir dua kali lagi, Seraphina mengangguk menyanggupi. Respon positif yang diberikan Seraphina membuat Nyonya Lily luar biasa bahagia sampai tak sadar memeluk pundak suaminya yang kembali diam.

"Lihat itu, sayang! Theo juga sudah tidak sabar meminang tunangan tiga belas tahunnya! Akhirnyaaa~ Setelah sekian lama kalian akan segera resmi menjadi sepasang suami-istri!!" Nyonya Lily memekik gembira, dalam benaknya sudah memikirkan segala macam dekorasi yang mewah dan spektakuler untuk pernikahan Seraphina dan Theodore.

Tuan Edwards, yang memiliki nama asli Arthur Mathias Edwards, atau akrab dipanggil Tuan Arthur, hanya menanggapi dengan ekspresi dingin yang tak berbeda jauh dengan Theodore.

"Sudah diputuskan kalau begitu, kalian tidak boleh membatalkannya. Untuk tanggal, sesegera mungkin beritahu kami agar kami bisa mengatur jadwalnya dengan baik," ujar Tuan Arthur, mengenai rencana pernikahan yang akan dilaksanakan sekitar 2 bulan dari sekarang.

Cepat?

Tidak juga sih.

Seraphina sudah sering mengkhayal tentang pernikahannya dengan Theodore bahkan sejak mereka pertama kali bertemu, tepatnya tiga belas tahun yang lalu.

Kini semua itu tidak akan menjadi khayalannya semata, Seraphina akan benar-benar menikah dengan Theodore, seperti yang dia harapkan sejak belasan tahun lalu.

Perasaan insecure serta overthinking yang Seraphina rasakan, seolah-olah menyublim ke udara dan menenangkan hati serta pikirannya.

Penantian Seraphina selama belasan tahun akhirnya tidak berakhir sia-sia. Meski perasaannya diselimuti kebahagiaan yang meletup-letup, Seraphine harus menjaga wibawanya sebagai calon istri dari calon penerus ED Corp yang terkenal.

Namun di satu sisi, Theodore tidak merasakan semangat itu dalam hatinya.

Ingatannya justru kembali pada masa lampau, di mana dia melihat kedua orangtuanya justru bertengkar hebat bahkan saling mengatai satu sama lain.

Sudut bibir Theodore pun menyunggingkan senyum getir, 'Pernikahan apanya? Sepertinya kau ingin aku ikut merasakan kesusahanmu menjadi seorang kepala rumah tangga, tapi kau salah, aku tidak akan sama sepertimu...ayah.."

Theodore menatap dingin sosok sang ayah yang duduk di seberang mejanya. Bagi Theodore, semua yang terlontar dari mulut ayah kandungnya adalah sebuah kemunafikan yang membuatnya muál.

'Aku tidak akan menjadi sama sepertimu, akan kuurus pernikahanku dengan caraku sendiri, teruslah berakting seakan-akan kau peduli kepadaku,benar-benar menjijikkan.'

...🌱...

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, pesta pernikahan pun diadakan secara megah dan meriah. Setelah mengikat janji suci di sebuah gereja dan dihadiri oleh cukup banyak kerabat dekat serta kolega, akhirnya Seraphina resmi menjadi istri dari seorang putera konglomerat.

Hanya dalam satu malam derajat Seraphina naik begitu drastis sampai membuat iri banyak kaum hawa di sekitarnya, termasuk teman-temannya yang begitu mendambakan sosok pasangan kaya raya dan tampan seperti Theodore.

Posisi Seraphina benar-benar menjanjikan dan membuat iri bukan?

Seraphina pikir juga begitu, tapi lain cerita apabila sosok suami yang diidam-idamkan banyak orang seperti Theodore masih bersikap dingin dan acuh terhadap dirinya.

Bahkan ketika mereka melakukan c!uman untuk pertama kalinya di depan altar, hanya Seraphina yang merasa begitu senang sampai-sampai tak bisa menahan tangis bahagianya.

Theodore sama sekali tidak mengubah ekspresi mukanya barang sekali. Lelaki itu juga tak repot berakting ceria meski di hari bahagia begini.

Ada rasa kecewa dan miris yang dirasakan oleh Seraphina terhadap sikap keras suaminya, tetapi apa yang bisa dia lakukan?

Seraphina hanya bisa berharap agar kelak Theodore mau membuka hatinya sedikit demi sedkit. Seraphina ingin mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada tunangan yang kini naik level menjadi suami sahnya.

Sebab dapat menikah dengan cinta pertama adalah sebuah keajaiban yang tak bisa didapatkan oleh semua orang. Seraphina sangat bahagia, sampai rasanya pernikahannya hari ini adalah bunga mimpi dan dia tidak ingin bangun dari tidurnya.

"Aku mencintaimu, Theodore.."

Kini Seraphina tak akan malu-malu lagi mengungkapkan isi hatinya pada Theodore, suaminya. Apapun reaksi yang diberikan oleh lelaki itu, Seraphina tak akan mundur dan akan terus berusaha agar cintanya dapat diterima oleh sang suami.

"Simpan perasaaan itu dalam-dalam jika kau tidak mau terluka karenaku."

Tipikal jawaban yang dapat Seraphina tebak, sedikit melekit hati tapi itu tidak dapat mengurungkan niatnya yang sudah bulat.

"Akan kutunjukkan seberapa besar cintaku untukmu. Aku harap kau mau membuka hatimu sedikit demi sedikit, karena kita sudah menjadi sepasang suami-istri sampai maut memisahkan kita."

Seraphina tidak boleh pesimis sebelum mencoba segala yang dia bisa. Memang tidak mudah dan butuh waktu lama untuk mewujudkan impiannya mengarungi bahtera rumah tangga yang bahagia dan harmonis dengan Theodore, asalkan lelaki itu tidak melakukan kesalahan fatal seperti berselingkuh di belakangnya, Seraphina masih dapat memakluminya.

Seraphina masih sanggup mengejar punggung lebar milik suaminya meski harus tertatih-tatih, tapi tidak dengan melihat lelaki itu bersama dengan wanita lain selain dirinya.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

coba mampir 👍♥️

2024-06-19

0

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak..

2024-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!