Diskusi Serius

"Tuan, Nyonya Lily sudah tiba di depan ruangan anda." Sekertaris Tuan Arthur datang lalu berbisik memberitahukan sang atasan bahwa istri kesayangannya telah tiba di tempat.

Nyonya Lily memang sudah memberitahukan perihal kedatangannya ke kantor sang suami meski ini masih terhitung jam kerja.

Tuan Arthur yang dasarnya tidak bisa menolak permintaan Nyonya Lily, mau tidak mau menyambut kedatangan sang istri ditengah-tengah kesibukannya.

"Suruh dia masuk." Tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di atas meja, Tuan Arthur mempersilahkan Nyonya Lily masuk.

Sang sekertaris membukakan pintu ruangan sang Presdir lalu tersenyum hangat menyambut kedatangan Nyonya Besarnya yang cantik.

"Silahkan masuk, Nyonya! Apa anda ingin minum sesuatu??" Sekertaris itu tampak antusias melayani Nyonya Lily yang masih sedikit canggung mendapat sambutan hangat dari pegawai suaminya.

"Lily tidak bisa minum minuman yang terlalu dingin. Tolong, siapkan minuman yang hangat untuk kami." Tuan Arthur lebih dulu menyahuti dari mejanya.

"Baik, pak! Akan segera saya buatkan! Nyonya Lily silahkan masuk dan duduk dengan nyaman!"

Sekertaris itu langsung melesat pergi menuju pantry, hendak membuatkan minuman untuk sepasang suami istri di sana.

"Kenapa hanya berdiri di sana? Kemarilah." Tuan Arthur mengode sang istri untuk datang mendekat padanya.

Nyonya Lily bergerak maju menuju meja panjang tempat sang suami bekerja. Figure Arthur yang tengah fokus pada pekerjaannya inilah yang tak pernah gagal membuat jantung Lily berdebar tak karuan.

Pria itu terlihat lebih keren dengan ekspresi seriusnya yang menawan.

"Apa aku datang di saat tidak tepat?" Lily merasa kunjungannya terlalu mendadak dan bisa mengganggu jadwal sang suami.

Tuan Arthur lantas menggeleng pelan. "Aku sedikit sibuk, tapi bukan berarti aku tidak bisa meluangkan waktu untukmu. Jadi, ada apa kemari?" Kini pandangan Tuan Arthur tertuju pada Nyonya Lily yang berdiri tepat di depan mejanya.

"Ini...soal Seraphina. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa kamu bisa duduk di sofa sebentar?"

Sepertinya ini sangat urgent sampai Lily memintanya untuk fokus mendengar. Maka tak ada alasan bagi Arthur untuk menolak permintaan wanitanya.

Kedua orang dewasa itu lalu duduk bersampingan di sofa panjang yang ada di tengah-tengah ruangan kerja itu.

Sebenarnya ini bukan hal mudah yang bisa Lily bicarakan dengan Arthur, mengingat topik yang akan mereka bahas jelas akan menimbulkan kegemparan di kemudian hari.

"Ada apa, Lily? Kenapa kamu tampak kebingungan begitu?" Arthur jadi semakin penasaran. Gelagat Lily membuatnya curiga.

'Apa boleh buat..cepat atau lambat, Seraphina pasti akan mengangkat topik ini juga di depan Arthur..' Pada akhirnya, Lily mencoba menjelaskan duduk permasalahan yang sedang dialami Seraphina secara ringkas dan jelas.

Reaksi yang Arthur tunjukkan sudah bisa Lily bayangkan sebelumnya. Jelas saja pria itu terkejut dan mungkin syok setelah mendengar cerita darinya, tapi Lily sudah menyampaikan semua sesuai dengan yang Seraphina katakan padanya.

"D-dia ingin mengajukan cerai? Seraphina?!"

Bagaimana mungkin Tuan Arthur tidak syok?

Selama ini Seraphina selalu menunjukkan afeksi lebihnya pada Theodore, lalu tiba-tiba ingin mengajukan cerai?

Rasanya itu hal yang mustahil sekali terjadi.

"Serius...awalnya aku juga tidak percaya, aku bahkan berpikir mungkin Seraphina hanya sekedar menggertak sebagai bentuk protesnya terhadap sikap dingin Theo, tapi aku salah, anak itu benar-benar serius atas ucapannya, Arthur."

Satu dari sekian hal ajaib terjadi dalam hidup Arthur.

Pria itu menghela nafas panjang. Ini semua tak lain akibat dari sikap acuh Theodore terhadap istrinya sendiri. Seraphina bukan tipe gadis yang pandai berbohong apalagi jika menyangkut soal rumah tangganya sendiri. Jadi sudah bisa dipastikan bahwa cerita Lily memiliki kredibilitas yang tinggi.

Hal ini seketika membuat kepala Tuan Arthur pening bukan main.

"Bagaimana bisa—ahh..anak itu membuatku pusing sekali!" Tuan Arthur tak tahu harus berbuat apa.

"Jika kamu masih tidak percaya atau bingung menentukan putusan, bagaimana kalau bertemu dengan Seraphina secara langsung? Biar dia yang menjelaskan lebih lanjut soal masalah ini."

Berbincang empat mata sangat diperlukan untuk membahas hal yang sensitif begini. Mau tak mau, Tuan Arthur harus berjumpa dengan Seraphina.

"Iya, baiklah. Aku akan memintanya bertemu denganku dua hari lagi. Apa Theo sudah mengetahui hal ini?"

Theodore yang masih sibuk di luar negeri jelas belum menerima kabar apapun dari Seraphina.

Nyonya Lily menggelengkan kepala, tanda tidak tahu. "Sepertinya belum. Mungkin Seraphina datang kepada kita terlebih dahulu karena dia percaya, kita bisa membantunya dalam menemukan titik terang dari persoalannya ini."

Tuan Arthur memijat pangkal hidungnya secara perlahan. Ini adalah satu dari sekian banyak hal yang dapat membuatnya dilanda keterkejutan yang besar.

"Aku yakin Seraphina sudah memikirkan ini jauh-jauh hari...Theo, ck! Apa yang anak itu pikirkan!?" Entah pada siapa Tuan Arthur dapat menyalahkan perkara ini.

Pada puteranya sendiri?

Sebagai seorang ayah sekaligus orang yang pernah melalui badai rumah tangga hingga berujung pada perceraian juga, Tuan Arthur tak berani terlalu memojokkan Theodore. Tuan Arthur juga yakin bila puteranya pasti memiliki alasannya tersendiri dibalik sikapnya yang acuh terhadap Seraphina.

Tapi memang sisi buruk Theodore itu harus dihilangkan, apalagi dalam kasus ini Seraphina tidak melakukan kesalahan apapun. Perkara Theodore dan Seraphina jelas berbeda dengan masalah yang dihadapi Tuan Arthur dan mantan istrinya terdahulu.

"Biar Seraphina sendiri yang memberitahu Theodore. Apapun keputusan Seraphina, kita tidak bisa terlalu ikut campur dalam rumah tangga mereka. Tugas kita hanya memperhatikan dari jauh," ujar Tuan Arthur pada Nyonya Lily.

Lidah Nyonya Lily seketika terasa kaku untuk dipakai berbicara, memang perkataan suaminya ada benarnya juga, namun entah mengapa, hatinya ingin melayangkan sedikit protes atas ketidaksetujuannya yang takut akan kehilangan Seraphina.

"Aku sangat menyayangi Seraphina. Anak itu...bukankah kita setidaknya berusaha sedikit untuk mempertahankannya?" Nyonya Lily memberanikan diri angkat suara.

Tuan Arthur tahu seberapa besar rasa sayang Nyonya Lily terhadap Seraphina. Sayangnya, ini adalah urusan pribadi antara Seraphina dengan Theodore yang tidak sepatutnya mereka ikut campur.

"Kita harus memperhatikan situasi dan kondisi terlebih dahulu. Jika nyatanya Theo tidak ingin mempertahankan rumah tangganya sendiri, apa kita pantas menahan Seraphina untuk terus berada di sisi Theodore? Itu hanya akan menyakiti hatinya, sayang." Tuan Arthur mencoba memberi nasehat pada sang istri.

"Sudah cukup kita memaksa Theodore bertunangan dengan orang yang bukan pilihannya sendiri. Jika memang perpisahan adalah jalan terbaik untuk keduanya, kita tak punya hak untuk melarang mereka lagi, Lily..."

"...urusan bisnis antara aku dan Tuan Sergio sudah hampir berakhir. Sekalipun nantinya Seraphina tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga kita, kita hanya bisa menghormati keputusannya. Biarkan mereka memilih jalan hidup mereka masing-masing, lily. "

Terpopuler

Comments

Milo28

Milo28

jdi makin penasarann

2024-04-09

0

Milo28

Milo28

hayoo lho

2024-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!