Bernyali Besar

Rachel semakin berang. Dia sangat membenci sorot mata Seraphina yang seolah menantangnya lalu refleks mengayunkan tangannya lagi ke pipi sebelah kiri sang sepupu.

Beruntung Seraphina sigap mengantisipasi tangan Rachel yang berniat melukai pipi kirinya dengan keras. Seraphina menahan lengan kurus Rachel dan mencengkram lengan itu cukup kuat.

"Aku sudah muak terus mengalah pada orang sepertimu! Kau pikir aku masih takut padamu?" Seraphina berbisik halus di telinga Rachel.

Dia berhasil mengunci pergerakan Rachel menggunakan kedua tangannya.

Vivian yang bingung menghadapi ponakan beserta anaknya lantas berteriak meminta tolong pada asisten rumah tangganya yang berada di dapur.

Seorang wanita dan satu orang laki-laki berlari tunggang langgang dari arah dapur. Mereka terkejut menyaksikan nona muda mereka tengah berkelahi dengan Rachel, yang mana hanya menjadi majikan sementara di kediaman Evans. Buru-buru mereka mencoba memisahkan Seraphina dari Rachel yang masih berusaha menjangkau Seraphina.

"Nona, Berhenti! Nanti anda bisa terluka!" Asisten rumah tangga bernama Lola itu memegangi Seraphina dengan sekuat tenaga.

Sementara Rachel didorong mundur oleh Pak Andre, si tukang kebun yang merangkap kurir pengantar bahan baku agar menjauh dari nona mudanya.

"Tolong berhenti nona Rachel! Nona Seraphina bisa terluka gara-gara anda!"

Pembelaan yang diberikan pada Seraphina seorang semakin menyulut amarah Rachel. Tanpa babibu, Rachel melayangkan tamparan pada Pak Andre yang dinilai menghalangi jalannya dengan cukup keras.

"APA YANG KAU LAKUKAN, RACHEL ONIX?!" Suara Vivian menggelegar. Dia tak percaya puterinya menjadikan semua orang bak samsak hidup, tanpa memikirkan jangka panjangnya.

Dengan kesal dan marah, Nyonya Vivian menarik kasar pundak sang puteri lalu melayangkan tamparan balasan yang sepadan dengan yang diperbuat oleh anaknya.

"Tenangkan dirimu!! Ada apa sebenarnya ini?! Kenapa kau melukai semua orang?!" Nyonya Vivian lelah dengan semua kebodôhan yang Rachel lakukan.

Bisa-bisanya Rachel melakukan hal itu pada pekerja yang semestinya mereka ambil alih hatinya, bukannya malah disakiti seperti ini.

"Masuk kamarmu sekarang juga! Jika kau tidak menuruti perintahku, maka pergi sekarang juga dari sini!!" gertakan Nyonya Vivian sukses membuat Rachel tak berkutik.

Rachel sadar dia telah kelewatan batas, apalagi sampai melukai Pak Andre yang mana sudah melayani keluarganya dengan baik tanpa protes.

"Maafkan aku, Pak Andre!" Air mata jatuh membasahi pipi Rachel.

Dia harus berakting sedih untuk meluluhkan hati Pak Andre yang bisa saja mengusirnya pergi dari kediaman Evans.

"Sudahlah, ini tidak seberapa. Tolong tenangkan diri masing-masing. Masalah apapun harus dibicarakan dengan kepala dingin," tegur Pak Andre.

Seraphina berusaha menstabilkan emosinya. Nyaris saja dia baku hantam sungguhan dengan Rachel. Kalau sampai hal itu terjadi, Seraphina yakin bibinya tak akan tinggal diam dan akan mempersulit rencananya dimasa depan.

"Maafkan aku, Lola..." Seraphina menyisir rambutnya yang berantakan gara-gara Rachel.

"Anda baik-baik saja, nona?" Lola mencemaskan kondisi Seraphina.

Pak Andre juga turut memeriksa keadaan nona mudanya secara teliti.

"Nona, apa perlu saya panggilkan dokter keluarga? Pipi anda terlihat memerah! Saya yakin itu akan meninggalkan bengkak yang cukup perih!" Pak Andre khawatir bukan main.

"Sudah, cukup! Minggir kalian berdua!" Nyonya Vivian beranjak maju, niat hati ingin memeriksa luka yang ditimbulkan oleh puteri tunggalnya. Bisa gawat kalau keributan tadi sampai diketahui oleh keluarga Edwards.

"Ini hanya bengkak biasa!" Nyonya Vivian mencengkram kedua pipi Seraphina alih-alih memeriksa secara hati-hati.

Seraphina meringis pelan. Kuku tajam bibinya sedikit menusuk permukaan kulitnya bahkan menekan luka yang diakibatkan oleh Rachel.

"Itu akan membaik hanya dalam semalam! Tidak usah bereaksi berlebihan!" Lalu menghempaskan tangannya dari wajah Seraphina seolah-olah dirinya baru saja menyentuh sesuatu yang kotor.

"Tetap saja harus diobati!" Lola berseru gemas. "Ayo, ikut dengan saya, nona! Kita obati dulu luka anda!" Tanpa memberi jeda untuk Seraphina angkat bicara, Lola dan Pak Andre menarik paksa Seraphina pergi ke belakang.

...-------...

"Aku tidak tenang."

Kalimat itu sudah terucap dari mulut Theodore sebanya belasan kali.

"Sabar, tuan. Sebentar lagi pekerjaan anda akan selesai," jawab sang sekertaris yang setia menemani sang atasan.

"Irene menyuruhku untuk cepat-cepat pergi ke kediaman Evans. Bagaimana bisa aku duduk tenang di sini sambil menandatangani berkas sebanyak ini?!" Theo mengerang frustasi. Irene mengiriminya pesan ambigu, tapi sayangnya Theodore belum bisa keluar dari kantornya karena banyak berkas penting yang harus dia tandatangani terlebih dulu untuk segera diproses.

"Kau bisa menempelkan cap milikku di berkas-berkas ini. Biarkan aku pergi sekarang juga!"

Sang sekertaris mengernyit keheranan. Ada angin apa sampai atasannya kalang kabut ingin mengunjungi kediaman sang istri yang selama ini selalu diacuhkan oleh beliau?

Tak biasanya beliau begini. "Apa ada hal penting lain yang harus anda hadiri?"

Biasanya Theodore hanya akan pergi bersama sang istri jika ada keperluan penting semata, diluar itu atasannya tak akan mau peduli.

"Aku sudah berbaikan dengan Seraphina, jadi apapun yang terjadi padanya, akan menjadi urusan pentingku juga." Jawaban lugas Theodore mengejutkan sang sekertaris.

Wow, apabila seluruh karyawan mendengar pernyataan sang atasan barusan, pasti akan menimbulkan kegemparan yang hebat di dalam kantor.

"Baiklah kalau begitu, saya mengerti. Saya yang akan melanjutkan pekerjaan anda bersama tuan asisten." Tak ada alasan lagi untuk menahan atasannya di kantor.

Secepat kilat Theodore menyambar jas kerjanya lalu berjalan menuju lift.

'Ada apa sebenarnya di kediaman Evans?'

Di sepanjang perjalanan menuju kediaman Seraphina, Theodore diliputi perasaan khawatir yang membuatnya tak nyaman.

'Aku harap tak terjadi hal buruk di sana...' Mengingat hubungan Seraphina tak begitu baik dengan keluarga bibinya, Theodore berharap tak terjadi apa-apa di sana.

...-----...

Hanya butuh waktu sekitar 30 menit bagi Theodore untuk sampai ke rumah utama milik keluarga Seraphina.

Setelah memarkirkan mobil sedannya di lobi, Theodore bergegas masuk untuk mencari keberadaan sang istri.

"Sera!!" panggilnya dengan suara lantang.

Kedatangan Theodore yang tak terduga mengejutkan Nyonya Vivian yang menunggu Seraphina dengan cemas.

"Nak Theo?! A-ada urusan apa anda datang ke mari?!" Nyonya Vivian menyambut kedatangan Theodore dengan keringat dingin yang bercucuran.

'Aku harap treatment Seraphina sudah selesai detik ini juga!' Kepanikan kini menyelimuti hati Nyonya Vivian.

Bekas merah pada pipi Seraphina haruslah sudah pudar atau Theodore akan menaruh curiga kepadanya dan Rachel.

"Dimana Seraphina? Kenapa aku tidak melihatnya?" Setelah celingukan, Theodore tak juga menemukan batang hidung istri cantiknya.

Nyonya Vivian gugup bukan main. "Se-Sera masih membahas sesuatu yang penting dengan asisten rumah tangganya! Silahkan duduk dulu, sambil menunggu mereka, nak Theo." Nyonya Vivian berusaha mengalihkan fokus Theodore.

Tapi Theodore bukan orang yang mudah dialihkan perhatiannya. Fokusnya adalah Seraphina, tanpa menunggu lebih lama, Theodore berjalan menuju arah dapur, tempat biasa para pekerja berkumpul sekedar untuk beristirahat.

Nyonya Vivian sudah berusaha menghalangi jalan Theodore, tapi tak berhasil.

Mendengar keributan dari arah depan, Seraphina akhirnya mendatangi sumber suara berisik itu berasal.

"Theo?"

Sang empunya nama menengok secara cepat. Senyum manis terulas dibibir Theodore kala ingin menyambut sang istri yang sedari tadi dia cari.

Namun sayang, sesuatu yang tak enak dilihat tertangkap oleh mata elang Theodore.

"Siapa?....Siapa yang berani melukaimu?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Hai, hai , cuma mau kasih tau,. Kalau nama keluarga Vivian ganti jadi Onix ya bukan Evans karena dia dari pihak ibu Seraphina....

...Jangan lupa mampir di karya aku yg lain ya ♥︎...

...Terima kasih~...

Terpopuler

Comments

Milo28

Milo28

okee thorr/Ok/

2024-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!