PLAK!
Seraphina menyentuh pipi sebelah kanannya yang memanas akibat tamparan keras dari wanita yang berdiri di hadapannya.
"DASAR TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH! KAU PIKIR, BERAPA KERUGIAN YANG AKAN KITA DAPATKAN KALAU KAU BERANI BERPISAH DENGAN THEODORE!?"
Seruan memekakan telinga itu menggelegar ke seisi ruang tamu keluarga Evans. Sosok wanita paruh baya di hadapan Seraphina saat ini adalah bibi dari pihak ibunya.
Bagi Seraphina, wanita itu adalah orang yang sangat sulit untuk dihadapi dan diajak berdiskusi secara baik-baik, tetapi mengingat situasi yang tengah Seraphina hadapi sekarang, mau tak mau dia harus siap berurusan dengan bibinya itu.
"Sera, kau tidak benar-benar serius 'kan?! Coba kau pikirkan berapa banyak biaya yang kita butuhkan untuk pengobatan ayahmu di rumah sakit. Jika bukan karena bantuan dana dari keluarga Edwards, mungkin ayahmu tak akan bisa terselamatkan lagi!" Ada pula paman dari Seraphina juga tak ingin ketinggalan dalam menuangkan minyak ke dalam api yang semakin memanaskan suasana.
Bukan tanpa sebab mengapa kedua orang itu bereaksi keras ketika Seraphina berterus terang mengatakan ingin mengajukan cerai terhadap Theodore, jawabannya tak lain dan tak bukan karena mereka berdua tak rela dan tak terima jika pemasok dana utama untuk kebutuhan keluarga mereka akan diputus oleh Seraphina selaku menantu dari keluarga Edwards.
Selama belasan tahun silam, keluarga Evans sudah menggantungkan hidup mereka kepada keluarga Edwards, selaku pengucur dana fantastis yang sanggup menyelamatkan kelangsungkan hidup keluarga Evans dari keterpurukan ekonomi di masa lalu.
Satu-satunya 'hal' yang bisa ditawarkan sebagai bentuk 'balas budi' kepada keluarga Edwards adalah dengan 'memberikan' Seraphina sebagai calon istri untuk satu-satunya penerus keluarga Edwards yang tak lain dan tak bukan adalah Theodore.
"Bahkan sekarang anda sudah tak mau repot berpura-pura baik dan perhatian lagi di depanku. Anda memang sungguh licik." Sera menyeringai tipis pada sang bibi.
Wanita bernama asli Vivian Onix itu benar-benar kesal bukan main terhadap sikap sang ponakan. Setelah pulang ke rumah tanpa memberi kabar apapun, lalu tiba-tiba berkata ingin mengajukan cerai, kini perempuan muda itu tak lagi takut menunjukkan ekspresi menantangnya yang menjengkelkan.
"Buang jauh-jauh ide konyolmu itu! Sampai mati pun, kau harus tetap menggenggam kuat tali kekang yang kau miliki pada Theo! Jangan harap hidupmu akan tenang, apabila kau masih bertekad ingin mengajukan cerai!" Pertentangan keras dari Nyonya Vivian sudah bisa Seraphina bayangkan dari jauh-jauh hari.
Jelas siapa yang tak marah jika sumber dana terbesar yang bisa didapatkan secara mudah dan instan akan terancam diputus secara sepihak karena orang lain?
"Aku tahu....kalian bersedia merawat ayahku yang terbaring sakit di rumah sakit karena dana yang dikirim oleh Tuan Arthur bernilai fantastis setiap bulannya 'kan? Sekarang aku yang akan melanjutkan biaya pengobatan ayahku dengan uangku sendiri, jadi aku yang akan mengambil alih semuanya," ujar Seraphina secara tegas.
Seraphina tahu, dirinya tak mungkin mengandalkan bantuan dari keluarga Edwards terus menerus hanya karena perjanjian bisnis yang sudah terikat di masa lalu. Lagipula Seraphina sudah mantap ingin mengajukan cerai terhadap Theodore, jadi Seraphina harus bisa mengatasi segalanya sendiri.
Entah bagaimana caranya, Seraphina yakin dirinya sanggup memenuhi seluruh biaya yang harus dia keluarkan untuk pengobatan ayahnya yang menderita sakit kanker.
"Bicaramu ketinggian!! Jika bukan karena Tuan Arthur, ayahmu tak akan bisa bertahan sejauh ini! Apa ini bentuk balas budimu untuk kemurahan hati Tuan Arthur?!" seru Nyonya Vivian.
Seraphina amat tahu itu. Tuan Arthur sudah sangat berjasa menyelamatkan nyawa ayahnya yang terserang penyakit leukimia dan membutuhkan pengobatan dengan biaya yang cukup fantastis bagi keluarganya. Jika bukan berkat uluran tangan Tuan Arthur, Seraphina tahu ayahnya tak akan bisa terselamatkan.
"Lagipula bukankah kau cinta mati pada Theodore?! Kenapa sekarang malah ingin bercerai?! Mau sampai mana kau akan membuat keluarga Edwards kecewa dengan keputusan b0d0hmu itu, Sera?!" pekik Nyonya Vivian, dengan suaranya yang melengking nyaring.
Seraphina jadi semakin pusing mendengar suara berisik dan memuakkan dari bibinya. Sudah cukup Seraphina dipusingkan dengan kondisi rumah tangganya yang jauh dari kata baik-baik saja, sekarang bibinya semakin menyiram minyak panas ke dalam ati yang membara di hatinya.
"Kalau bibi tidak tahu apa-apa soal kondisi rumah tanggaku, lebih baik bibi diam! Bibi hanya sibuk menghamburkan uang bantuan dari Tuan Arthur alih-alih menunggui ayahku di rumah sakit! Dan sekarang bibi bersikap seolah-olah bibi sudah melakukan yang terbaik untuk ayahku!! Kalian berdua sungguh keterlaluan!!"
Pada akhirnya Seraphina meledak.
Mental yang tidak stabil membuat Seraphina sulit mengontrol emosinya dengan baik. Air mata perlahan jatuh membasahi kedua pipinya.
"Kalian—yang tidak tahu terima kasih!!" ucap Seraphina dengan ekspresi penuh dendam.
Nyonya Vivian dan sang suami dibuat bungkam seribu bahasa, tak berani mengelak sebab itu benar adanya. Alasan mengapa mereka bersedia 'merawat' Seraphina beserta ayahnya selama ini hanya karena teriming-imingi uang yang banyak dari Tuan Arthur yang selalu mengirimkan bantuan untuk pengobatan ayah Seraphina, Tuan Sergio Evans.
Nyatanya Nyonya Vivian menggunakan uang bantuan tersebut untuk dikorupsi lalu digunakan untuk kepentingannya pribadi. Seraphina yang dulu masih remaja tak bisa berbuat banyak apalagi berani melaporkan tindakan kriminal bibi beserta pamannya kepada Tuan Arthur karena takut kedua orang itu melakukan sesuatu pada ayahnya kalau dirinya macam-macam.
Kini Seraphina sudah bisa membela dirinya sendiri dan juga sang ayah. Lagipula Tuan Arthur dan Nyonya Lily pasti lebih percaya terhadap ucapannya, andaikata dirinya melaporkan korupsi yang dilakukan Nyonya Vivian.
Ancaman yang diberikan Seraphina benar-benar memicu amarah Nyonya Vivian dan suami yang mulai diselimuti perasaaan takut dan tegang.
"Sera, kau tidak perlu bertindak sejauh itu hanya untuk menyingkirkan kami! Begini-begini, kami sudah bersusah payah menjaga dan merawat ayahmu! Kenapa kau tidak memberikan kami sedikit kebebasan?!" ujar Nyonya Vivian yang berusaha membela dirinya sendiri.
"Kalau kalian tidak ingin aku laporkan, maka kalian tidak boleh menentang perceraianku dengan Theo. Sudah cukup aku diam atas tindakan korupsi yang kalian lakukan, jika kalian masih ingin hidup tenang dan bebas di luar sana, jangan berani menentang perkataanku lagi!" Gini gantian Seraphina yang menekan kedua orang paruh baya di depannya itu.
Seraphina tak ingin dianggap sebagai anak yang lemah dan tak berdaya lagi. Sudah cukup Seraphina merepotkan banyak orang serta membuat rugi keluarga Edwards terus menerus hanya karena 'kewajiban' mereka atas kelangsungan hidup keluarga Evans.
Kini saatnya mengakhiri segalanya.
"Aku yang akan memberitahu Tuan Arthur untuk berhenti mengirimkan uang untuk ayahku. Selagi aku masih berbesar hati, lebih baik kalian segera pergi sejauh mungkin, sebelum Tuan Arthur sendiri yang mendapati kecurangan kalian." Walau ucapan Seraphina terkesan tak berperasaan, namun itu satu-satunya jalan teraman bagi Nyonya Vivian dan sang suami untuk melarikan diri.
Tuan Arthur pasti tidak akan diam saja apabila Seraphina memintanya berhenti mengirimkan uang untuk biaya pengobatan Tuan Sergio, ayah Seraphina, apalagi secara tiba-tiba. Penyelidikan pasti akan dilakukan, dan Seraphina tak bisa berbuat banyak jika kecurangan yang dilakukan sang bibi pada akhirnya ikut terbongkar.
"Pergi sebelum Tuan Arthur mengetahui kebusukan kalian selama ini. Aku tidak bisa menjamin apa-apa jika beliau menangkap kalian begitu menemukan bukti yang janggal."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Uthie
Good, Seraphina 👍
2024-06-19
0