"Huaaaaa~~~Awass, Theooo!!"
Byuurr
"Hahahaha! Sera, kamu baik-baik saja 'kan? Apa ada air yang masuk ke hidung??"
Theodore bergegas mengecek kondisi Seraphina pasca turun melalui perosotan terbuka yang cukup tinggi.
Seraphina menggeleng kecil, sembari memeriksa telinganya, apakah kemasukan air atau tidak.
Seraphina sudah tidak sabar ingin berenang begitu mereka mendatangi area kolam renang yang berada di tengah-tengah kapal.
Fasilitas yang lengkap dan mewah, pokoknya Seraphina harus mencoba semua wahana satu per satu!
Bak anak kecil yang antusias, Seraphina seolah melupakan segala persoalan hidup dan melepaskan kejenuhannya dengan bermain sampai puas. Tak ketinggalan pula Theodore yang terus mengikuti kemanapun Seraphina pergi sambil menahan rasa gemas.
Belasan tahun mereka bersama, nyatanya baru kali ini Theodore melihat Seraphina yang begitu lepas sambil tertawa bahagia.
Dalam hati Theodore menyesali sikapnya yang acuh dan keras terhadap Seraphina dan memilih menutup mata akan perempuan cantik itu.
Baru beberapa jam bersama Seraphina saja sudah banyak lelaki yang terus memandangi istrinya dengan tatapan kagum, melongo, bahkan tak sedikit yang menggoda istrinya secara terang-terangan.
Theodore tahu kalau Seraphina itu cantik dengan tubuh yang nyaris sempurna. Tapi Theodore baru menyadari bahwa hanya dengan berdiam diri saja, perempuan itu sanggup menarik perhatian kaum adam dengan begitu mudah.
Bukan hal yang mustahil apabila Seraphina dapat dengan mudah menemukan pengganti dirinya jika mereka benar-benar akan bercerai.
Membayangkan ada sosok lelaki lain yang membuat Seraphina tersenyum manis membuat hati Theodore memanas bukan main.
"Sera.." Theodore berjalan menyusuri pinggiran kolam untuk menjangkau Seraphina yang beristirahat di pinggir.
"Ya?"
Tanpa diduga, Theodore merangkul pinggang ramping Seraphina yang terekspos oleh bikini manisnya.
"Jangan jauh-jauh dariku. Nanti kamu tersesat." Theodore berbisik lembut tepat di dekat telinga kiri Seraphina.
Dalam sekejap muka Seraphina jadi memanas.
'Waaaahhh!!?!?! Apa yang terjadi padanya?! Kenapa sikapnya berubah 180° begini?!'
Jantung Seraphina nyaris meledak. Sentuhan kecil yang diberikan Theodore sukses menghantarkan sengatan panas yang membuat sekujur tubuhnya tegang bukan main.
'Apa dia ingin mempermainkan hatiku?!' Seraphina harus mempertahankan kewarasannya sendiri.
Salah-salah dirinya bisa 'menyerang' Theodore lebih dulu. Apalagi suasana liburan ini tak jauh berbeda dengan liburan bulan madu. Seraphina jadi ingat, kalau dia dan Theodore bahkan belum melaksanakan ritual sepasang suami istri layaknya pasangan normal pada umumnya.
'Bisa-bisanya aku berpikir ke arah sana, padahal aku sendiri yang mengajukan cerai pada Theo. Otakmu sepertinya sedang konslet, Sera!'
Seraphina menepuk kepalanya sendiri gara-gara berpikiran kotor pada suami——maksudnya, calon mantan suaminya.
'Jangan terlalu jauh melangkah, ini semua semata-mata dia lakukan agar aku tidak menceraikannya dalam waktu dekat. Bisa saja Theo meminta aku untuk mengulur perceraian kami agar reputasinya tidak jelek di mata orang lain..'
Ketika memikirkan soal perceraian yang sudah di depan mata, semua semangat serta kegembiraan yang baru sesaat dirasakan Seraphina seolah menguap dalam sekejap.
'Apa aku sanggup kehilangannya? Apa aku benar-benar sudah rela melihatnya bersanding dengan perempuan lain?'
Seraphina ingin sekali berlari memeluk punggung tegap yang menjadi favoritenya itu.
Memeluk dan mencurahkan kasih sayangnya sepenuhnya pada Theodore.
'Andai kau mau membuka sedikit saja pintu hatimu...aku tidak akan bertindak sejauh ini dengan mengambil langkah perceraian. Apa kau juga ingin berpisah dariku?'
Fokus Seraphina hanya tertuju pada punggung atletis milik Theodore yang tengah membelakanginya. Dunianya seolah berhenti bergerak dan yang bisa dilihat oleh mata Seraphina hanyalah Theodore seorang.
Walau berada di antara keramaian sekalipun, kekosongan itu masih terasa jelas di hati Seraphina.
Dengan senyum kecut, Seraphina hanya bisa merapalkan doanya melalui hati.
'Aku harap aku bisa berjalan disisimu dan menggandengmu dengan senyuman lebar, Theodore...'
...----------------...
"Jadi, apa yang kau dapatkan dari honeymoonmu kemarin?"
Baru juga tiba di studio apartemen Irene, Seraphina langsung dihujani dengan banyak pertanyaan dari sang sahabat.
Seraphina sudah kembali ke apartemen Theodore karena lelaki itu memaksa. Berhubung Seraphina membelikan oleh-oleh untuk Irene, jadi dia langsung datang ke tempat sang sahabat tinggal , sekalian ingin curhat masalah hati.
.......
"Sudah kuduga! Lelaki licik itu ingin mengambil hatimu lagi! Jangan mudah terkecoh oleh sikap manisnya, Sera! Dia hanya memainkan perasaanmu!"
Seraphina sudah bisa menebak bagaimana reaksi Irene setelah mendengar cerita darinya.
Yah, reaksi Irene cukup wajar, mengingat sosok Theodore tiba-tiba berubah sikap terhadapnya, tentu itu meninggalkan kesan mencurigakan.
"Lalu, bagaimana menurutmu? Kalau dipikirkan lagi, sepertinya dia tidak memiliki niat untuk menyetujui surat ceraiku. Apa aku harus memaksanya?"
Seraphina menjadi dilema. Memang benar fakta bahwa Theodore adalah kelemahan terbesarnya, sedikit perhatian yang diberikan oleh lelaki itu sanggup menggoyahkan tekadnya.
"Aku jadi pusing sendiri. Sikapnya sangat sulit ditebak." Seraphina menyandarkan tubuhnya pada sofa.
Ingatannya kembali memutar waktu liburannya bersama Theodore yang meninggalkan kesan yang cukup menyentuh hati dan pikirannya.
Theodore benar-benar memperlakukannya bak seorang tuan putri di negeri dongeng, bahkan lelaki itu sampai membelikan beberapa potong dress mewah nan elegan hanya demi menyenangkan dirinya. Bagaimana bisa hati Seraphina tidak goyah setelah menerima perlakuan istimewa seperti itu?
Irene menghela nafas panjang. "Rupanya kamu belum siap melepas dia. Lalu, kamu sendiri inginnya bagaimana? Apa tetap ingin bercerai darinya atau mencoba memberi dia kesempatan untuk memperbaiki semuanya?"
Ya, semua jawaban ada ditangan Seraphina sendiri.
Seraphina memikirkan hal yang sama sejak kemarin.
"Entahlah. Hatiku lelah, tapi melihat sikapnya sewaktu liburan kemarin, aku merasa dia benar-benar serius atas ucapannya.." Ini membingungkan Seraphina.
"Kalau begitu, tinggal mengulur waktu saja. Kalau kau ingin melihat seberapa jauh kesungguhan lelaki itu, kau hanya perlu melihat dan menilai. Kalau dia benar-benar serius ingin memperbaiki hubungan kalian, bukan hanya untuk sesaat saja, kurasa tak perlu ada perceraian untuk sementara waktu ini."
Irene dapat mengerti, cinta yang tumbuh selama belasan tahun lamanya dan dapat bertahan selama itu tidak akan mudah pudar meski telah melalui jalan berliku dan terjal.
"Aku akan mendukung apapun pilihanmu. Pintu kantor pengadilan akan selalu terbuka jika kau berubah pikiran," gurau Irene untuk mencairkan suasana.
"Hubungi pengacaramu dulu dan jelaskan situasinya dengan jujur, aku yakin beliau pasti akan mengerti."
Seraphina mengangguk pelan, benar juga. Seraphina harus menghubungi pengacaranya dan meminta pria itu untuk menghentikan sejenak rencana mereka.
Yah...setidaknya sampai Seraphina yakin bahwa Theodore akan berubah.
.......
"Kau serius?! Ya ampun, sayangggg...aku sangat senang mendengarnya!"
Gelas dalam genggaman tangan Nyonya Lily nyaris jatuh ke lantai begitu mendengar pernyataan dari mulut Theodore.
Theodore menahan rasa malunya. Dia datang ke rumah ayahnya karena ingin memberitahu beliau bahwa dia akan mencoba menjalani rumah tangganya dengan serius bersama Seraphina.
Respon tuan Arthur pun tak berbeda jauh dengan istrinya. "Itu melegakan. Karena jika kalian benar-benar berpisah, aku tidak tahu bagaimana nantinya akan menjaga Seraphina."
Tuan Arthur sudah menganggap Seraphina menantu kesayangannya sekaligus anak dari teman baiknya yang harus dia jaga. Maka dari itu, Tuan Arthur ingin mengawasi Seraphina dalam jangkauannya menggantikan Sergio yang masih sakit.
"Perlakukan dia dengan sangat baik, Theo. Kau bukanlah aku, dan aku yakin kau bisa melakukan segalanya lebih baik dariku dalam segala aspek."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Milo28
dari dulu kek
2024-04-09
0