Terjebak Cinta Di Dunia Novel
Episode 350
praaanggg....
Hok, hok, hok...
"Bagassss..." teriak Nindi.
Lelaki berwajah aristokrat itu dipenuhi peluh dan darah, juga darah tersebut terlihat berceceran di lantai. Dia menahan sakit yang tak tertahan pada jantungnya, sedari tadi dia memukul dada letak jantung itu berada, berharap bahwa sakit itu bisa berkurang atau jika itu memungkinkan lebih baik dia mati saja.
"Tunggu di sini, aku akan segera ke kamar Wilona meminta obat penawar sakitmu," ucap Nindi dengan air mata bercucuran dengan wajah yang panik.
Nindi berlari dengan jarak bangunan yang terpisah cukup jauh dari bangunan utama. Dia berlari pada pukul 02.00 dini hari, dimana semua penghuni rumah bak kastil tersebut tengah tertidur pulas. Hanya beberapa penjaga yang tidak peduli dengan salah satu tuannya berlarian pada jam tersebut. Mereka akan tetap diam. Tanpa sebuah perintah mereka tidak akan bergerak berang seinci pun dari tempat mereka semula.
Nindi berlari hingga tiba disalah satu bangunan yang masih dalam wilayah kastil tersebut. Dia mendorong sebuah pintu yang menjulang tinggi tanpa memperdulikan ucapan para penjaga yang meminta maaf karena saat itu nyonya mereka sedang istirahat tidak bisa diganggu.
"Maaf nyonya, saya tidak bisa membuka pintu ini karena......."
Nindi menajamkan tatapannya kepada bodyguard tersebut. Di balik wajahnya yang pucat, dia sangat geram mendengar ucapan itu. Bodyguard yang mendapat tatapan Nindy hanya bisa menunduk pasrah.
"Aku adalah nyonya utama di sini, istri pertama tuanmu Bagas Abraham, jangan menghalangiku," ucap Nindi tegas.
Nindi membuka dengan tenaga yang ekstra, dia berlari menaiki anak tangga dan menuju kamar utama. Sebelum Nindi tepat berada di hadapan pintu kamar utama, dia jelas mendengar suara ******* seorang wanita dan seorang pria yang sedang bercinta. Mata Nindi membulat sempurna, dia berjalan dengan pelan dan membuka sedikit cela pada pintu kamar tersebut.
Nindi melihat dua orang yang sangat dikenalnya. Lelaki itu adalah Adrian, kakak iparnya dan wanita yang berada dibawah kungkungannya saat ini adalah madunya, Wilona. Dia sangat geram, bagaimana mungkin mereka tega menghianati Bagas.
Selama ini, Nindi hanya menerima laporan dari para pelayan di tempat tersebut jika Wilona berselingkuh dengan Adrian tapi Nindi tidak percaya, ditambah para pelayan menceritakan semua kejahatan Wilona yang menyukai hura-hura dan pulang larut malam membuat semuanya terbukti hanya dengan satu kesalahan fatal.
Tidak ada cara lain, Nindi membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalam kamar. Adrian dan Wilona yang saat itu tengah asyik bercinta harus kaget dengan kedatangan Nindi yang tiba-tiba. Awalnya Adrian panik, tapi Wilona yang sudah terampil dengan kejahatan tidak memiliki rasa takut sama sekali karena dia merasa sebagai istri kedua, dia lebih berkuasa. Di tambah lagi dia adalah menantu pilihan di rumah tersebut.
Adrian menutupi dirinya dengan selimut sedangkan Wilona tanpa busana berjalan dengan santai meraih jubah tidurnya yang berserakan di lantai dan memakainya di hadapan Nindi tanpa rasa malu.
"Ada apa kau datang di jam seperti ini?," tanya Wilona.
"Aku tidak ingin basa-basi, serahkan obat penawar sakit itu, penyakit bagas kambuh."
"Hahaha kenapa harus diselamatkan, bukankah kau membencinya karena berpoligami?," timpal Wilona.
Nindi diam, dia masih mengingat bagaimana dulu saat Bagas menikah dengan Wilona, bagaimana Bagas meminta persetujuannya tanpa rasa bersalah, bagaimana Bagas tidak sedikit pun berkomentar terhadap keluarganya yang menginginkan dia untuk melakukan poligami.
Bagas hanya diam saat itu. Walau akhirnya Nindi bisa terima alasan dibalik alasan poligami karena Nindi sakit dan tidak bisa memberi keturunan keluarga Abraham, tapi dia juga membutuhkan Bagas berada disampingnya untuk memberi dukungan.
"Itu bukan urusanmu, cepat serahkan obat penawar itu dan aku akan menutup mata untuk apa yang kau lakukan saat ini," ucap Nindi.
"Hahaha berani sekali kau memerintahku."
"Aku bisa saja memberikannya tapi, sekarang kau harus memintanya dengan bersujud di kakiku," ucap Wilona dengan sinis.
Air mata Nindi mengalir. Tidak ada pilihan lain. Nindi akhirnya menuruti apa yang Wilona ucapkan untuk menolong Bagas yang saat itu sedang sekarat. Baginya, keselamatan Bagas yang paling penting.
Nindi bisa saja meminta bantuan mertuanya untuk obat penawar tersebut tapi sampai saat ini dia belum memiliki bukti bahwa Wilona meracuni Bagas dan hanya dia yang memegang kendali atas tubuh Bagas. Sayangnya, Nindi tidak memiliki bukti dan juga mertuanya lebih mempercayai Wilona daripada siapapun, termasuk Bagas sendiri.
Bagas adalah anak kedua dari istri pertama, dia mendapatkan kekuasaan untuk menjadi Direktur perusahaan Abraham, semua itu karena kegigihannya membuat kakeknya memilih Bagas sebagai pemegang tongkat estapet kekayaan keluarga Abraham.
Dengan kasus yang sama, Ibu Bagas adalah seorang wanita biasa tapi tangguh. Hanya karena dia belum hamil saat usia pernikahannya memasuki tiga tahun, kakek Sutomo menikahkan Abraham dengan wanita bernama Monica dan itu membuat ibu Bagas, Ningrum, meninggalkan rumah dan negara tersebut.
Saat dia dinyatakan hamil, Kakek Sutomo menyesal dan meminta Ningrum kembali, tapi Ningrum menolaknya. Dia lebih memilih hidup sendiri di negara Kanguru dibanding harus kembali ke negara yang dianggapnya adalah rumah ternyata adalah neraka. Kakek Sutomo akhirnya memberikan syarat untuk membawa Bagas ikut bersamanya dan dibesarkan dengannya karena dia telah bertekad akan menjadikan Bagas sebagai ahli waris kekayaan Sutomo.
"Tak....."
"Tak...."
"Tak...."
Langkah Nindi yang berlarian memasuki kamar utama Bagas. Dia melihat suaminya itu terbaring dengan wajah yang lesu dan darah yang masih mengalir dari sudut bibirnya.
"Bagas, cepat minum ini," ucap Nindi dengan panik.
Dia segera meraih air dalam gelas yang terletak di atas nakas yang tidak berada jauh dari kingbad Bagas. Dia membantu Bagas untuk minum pil tersebut kemudian merebahkan dengan pelan tubuh Bagas kembali. Dia terlihat pulas setelahnya. Nindi pun melihat itu sudah merasa tenang, dia kembali berjalan ke Bungalao tempat dia yang seharusnya.
Kawasan rumah Abraham layaknya kastil memiliki beberapa bangunan yang terpisah dalam satu wilayah dengan jarak yang tidak terhitung jauh, semuanya bisa di jangkau dengan berjalan kaki santai atau dengan menggunakan buggy car. Bangunan utama di huni oleh Bagas, ayahnya Abraham, Monica istrinya dan Denada bibi Bagas. Sedangkan Adrian lebih memilih bangunan yang terpisah sama halnya dengan bangunan yang dimiliki oleh Nindi dan Wilona.
Semua keluarga akan berkumpul pada saat makan malam dan sarapan saja.
...----------------...
Ke esokan harinya, Wilona dengan glamour memasuki ruang kerja Bagas. Dia dengan senyum sumringah karena dia tahu akan ada acara makan malam yang diadakan oleh para pengusaha dan dia merasa Bagas akan memintanya untuk menghadiri acara makan malam perusahaan tersebut, karena saat ini publik lebih mengakui Wilona sebagai nyonya Bagas Abraham dibanding Nindi istri pertama yang seorang anak yatim, sedangkan Wilona dari keluarga yang terpandang.
"Hi sayang, bagaimana kabarmu?," ucap Wilona yang memasuki ruangan tanpa di persilahkan dan memeluk Bagas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Dede Mila
jejak
2024-08-25
0
Rey
Wilona...kurang se'ons o**knya.
2024-02-05
1
Devi Lusi
seharusnya nindi pemeran utamanya wanita tangguh yg di madu..gak grti aku ini novel
2023-11-09
0