Wilona terlihat tersenyum dengan riang dan menarik salah satu kursi yang berada didekat Bagas dan kembali menatap semua orang yang berada di meja makan tesebut. Tatapan mereka masih berpusat kepadanya dan seolah-olah mengintimidasi.
"Ada apa ya, kenapa mereka masih menatapku?," batin Wilona.
"Dasar anak ini, apakah dia salah minum obat tidur semalam?," batin Monica ibu tiri Bagas.
"Astaga, aku lupa. Novel ini aku membuat aturan yang ketat seperti aturan kerajaan Inggris. Hmmmm, diantara semua novel yang aku tulis mengapa aku terjebak di cerita yang ini," batin Nuhume dengan menepuk jidatnya.
Nuhume kembali berjalan dan membetulkan sapaannya kepada semua orang, dengan sedikit membungkukkan tubuh dan kaki kiri yang di letakkan tepat di belakang kaki kanan, dengan anggun mengucapkan sapaan selamat pagi dengan sedikit anggukan dan kembali duduk di tempat semula.
Tuan Abraham mengalihkan perhatian semua orang untuk mempersilahkan semuanya melanjutkan sarapannya. Wilona akhirnya memulai dengan meraih gelas jus yang berada dihadapannya dan meminumnya secara spontan.
"Wuueeekkkkkk, jus apa ini. Aku tidak suka jus jeruk, aku sukanya jus apel," ucap Wilona dengan kembali mendapatkan perhatian.
"Hmm tidak kusangka, pernikahan yang terjadi semalam telah menghasilkan buah," ucap Monica yang tengah memotong kudapan dengan anggun yang berada dihadapannya.
Semua orang yang mendengar itu mengalihkan pandangannya kepada Monica, terutama Nindi yang mendengar ucapan ibu mertuanya itu dengan wajah yang murung. Abraham dengan tersenyum menanyakan hal tersebut kepada Wilona tapi dia menyangkalnya bahkan dengan spontan menyatakan dengan tegas dia belum sama sekali tersentuh dengan Bagas bahkan lelaki manapun.
Bagas yang mendengar itu menyiratkan senyumnya dan Adrian mendengar itupun meraih gelas yang berada dihadapannya dengan memberi senyuman yang penuh isyarat.
"Dasar wanita menjijikan," batin Bagas.
"Sayang, aku akan memberimu kepuasan malam ini," batian Adrian.
Dalam cerita novel yang ditulis oleh Nuhume entah perannya saat ini berada di episode berapa, dia berusaha mengingat tentang dialog yang Wilona katakan pada acara sarapan bersama setelah pernikahan. Nuhume hanya mampu menggigit bibir bawahnya dan merasa bersalah jika kehadirannya merusak alur cerita dan ditambah lagi dia sangat tidak tega kepada Nindi yang saat itu berada dihadapannya dengan wajah pucat.
"Kalau begitu, malam ini kalian harus bersiap. Kami telah menyiapkan tempat bulan madu di sebuah Villa. Kalian berhak mendapatkannya dan segera berikan kami cucu, iyakan pa?," ucap Monica.
"Mama benar. Bagas, sebaiknya kau libur beberapa hari dan serahkan pekerjaanmu kepada Adrian untuk sementara. Kau harus menikmati bulan madumu terlebih dahulu."
Bagas yang mendengar itu hanya mampu mengepalkan tangannya. Mengapa harus Adrian? Mengapa Abraham belum sadar bahwa Adrian tidak bisa berubah. Bagas merasa hanya dijadikan pion untuk menjaga kedudukan sebagai pewaris Abraham tapi dia bukan pewaris yang sebenarnya. Seandainya kakek Sutomo masih hidup, dia tidak akan mendapatkan hidup tanpa keadilan seperti itu.
Sebelum Kakek Sutomo meninggal dia telah berpesan kepada Abraham agar memilih kandidat pewaris yang bertanggung jawab dan meminta Bagas untuk dijaga dengan baik, sebagaimana janji Kakek Sutomo kepada ibu Bagas sebelumnya, bahwa dia akan menjaga cucunya dengan baik walau hanya anak dari ibu yang berlatar belakang biasa tidak seperti Monica. Tapi sayangnya, kepergian Kakek Sutomo membuat Abraham dikuasai penuh oleh Monica.
Seperti biasa, acara sarapan pagi selesai. Semua kembali melanjutkan aktifitasnya masing-masing. Nuhume yang berjalan kembali ke bungalaonya merasa takjub dengan bangunan, corak dan juga pemandangan yang berada pada wilayah bangunan tersebut. Dia tersenyum dan mengingat episode pertama dalam novel, bagaimana dia mengambarkan rumah impiannya yang persis sama dengan tempat tersebut.
Sebuah bangunan yang sangat luas dengan arsitektur bergaya kastil Eropa ditambah halaman yang luas dan terdapat danau buatan dan taman bunga disetiap sudut bangunan. Nuhume berjalan dan sesekali menghirup udara segaar yang berada dihalaman sekitar. Tiba-tiba dia melihat Cia, salah satu sahabatnya tengah berjalan dengan beberapa pelayan menuju bangunan yang tidak jauh dari tempat tersebut.
"Hei, Cia......," teriak Nuhume.
Semua pelayan yang mendengar hal tersebut dengan cepat menghentikan langkahnya dan menunduk. Nuhume berlari ke arah mereka dan memeluk salah satu wanita yang menggunakan warna yang seragam dengan para pelayan tapi dengan style yang berbeda.
"Cia, aku ngga nyangka kamu juga berada di dunia novel ini," ucap Nuhume dengan sumringah.
"Maaf Nyonya Wilona, maafkan saya. Tolong jangan pecat saya, kesalahan kemarin saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," ucap pelayan tersebut.
"Ha? aku menghukummu?," tanya Nuhume dengan melirik nama yang tertera pada baju tersebut.
"Lucia? yaa ampun. Aku lupa kalau aku Wilona dan aku menggambarkan Cia dalam cerita novel ini sebagai Manager dapur. Karena di dunia nyata dia yang paling sering memintaku untuk makan di kantin kantor," batin Nuhume.
Nuhume bertanya tentang apa kesalahannya dan mengapa dia bisa mendapatkan sebuah hukuman. Nuhume terperangah mendengar cerita Lucia, dia tidak menyangka jika tokoh Wilona bisa sampai sejahat itu dibuatnya, setelah hampir 400 episode dia tidak sadar bahwa tokoh yang dibuatnya memang sangat menguras emosi para pembaca. Bagaimana tidak, jika dia mendapatkan banyak haters dalam kolom komentar disetiap babnya.
"Cia, kamu tenang saja. Selama aku disini tidak akan ada yang menyakitimu," ucap Nuhume dengan menepuk pundak Lucia.
Para pelayan dan Lucia pamit mengundurkan diri untuk melaksankan tugas mereka. Nuhume yang tadinya ingin berjalan kembali ke bungalao miliknya diurungkan, kemudian dia mengambil langkah untuk menuju ruang kerja Bagas. Dia tahu bahwa Bagas masih berada di ruang kerjanya bersama asisten kepercayaannya Anton.
Sepanjang jalan dia memikirkan cara agar dia bisa kembali ke dunia nyata. Saat itu dikepalanya hanya ada dua ide; mencium Bagas untuk membantunya kembali ke dunia nyata beradasarkan bacaan dunia dongeng atau meminjam laptop yang berada dalam ruang kerja Bagas untuk menulis kembali novel dengan mengubah peran Wilona dan ending dari cerita sebelumnya.
"Ahh, aku tidak mungkin menggunakan opsi pertama, aku hanya bisa menggunakan opsi ke dua. Walaupun aku harus berusaha mengingat setiap detail episodenya. Aku pasti bisa," gumam Nuhume yang berjalan sangat cepat menuju bangunan utama.
...----------------...
Bagas dan Antoa sedang membahas masalah bisnis, tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka dan melihat ada Wilona yang berjalan dengan sangat tergesa-gesa kehadapan Bagas. Wilona yang melihat Bagas sedang duduk disinggasananya terlihat sangat menawan membuat Nuhume terdiam dalam beberapa detik.
"Kau pikir, status menjadi istriku kau bisa seenaknya memasuki ruangan ini? keluar!," ucap Bagas tegas.
Nuhume kembali tersadar dengan menggelengkan sedikit kepalanya, dia tidak peduli semarah apa Bagas saat itu, dia tetap dengan pendiriannya untuk berada dalam ruangan tersebut. Anton yang melihat itu akhirnya pamit untuk meninggalkan ruangan dan membuat tuannya bisa menyelesaikan masalahnya dengan segera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments