Nuhume melangkah mundur dan berlari untuk menghindari Wilona, tapi Wilona semakin mendekat. Nuhume tidak percaya bahwa mimpinya serasa nyata. Wilona kembali menunjuk laptop yang saat ini tiba-tiba berada di tangan Nuhume.
Dia kembali memaksa Nuhume untuk mengubah cerita tersebut. nuhume masih menolak dan membuat Wilona geram. Dengan tatapan yang tajam, Wilona dengan cepat berpindah tepat dihadapan Nuhume dan ingin mencekiknya tapi Nuhume berlari dengan cepat, hingga akhirnya Nuhume tanpa sengaja kakinya tergelincir. Dia terjatuh dari ketinggian lantai 10 di apartemen miliknya.
"Aaaaaaaaaaaaaaa," teriak Nuhume.
"Nyonya..."
"Nyonya..."
"Bangunlah," bisik salah satu pelayan.
Nuhume akhirnya terbangun dengan wajah yang penuh peluh dan nafas yang masih terengah-engah.
"Untung cuma mimpi, hufffff....." gumam Nuhume.
Dia merebahkan dirinya kembali dan sperskian detik dia spontan membuka mata. Nuhume melihat setiap sudut dalam ruangan tersebut, dia baru teringat bahwa saat itu dia tidak sedang berada di kamarnya. Ruangan itu penuh dengan warna yang elegan, nuansa pink kamar milik Nuhume tidak ada sama sekali. Di tambah saat itu dia mengenakan gaun pernikahan dengan brand ternama terlihat jelas 'Dior' tengah melekat ditubuhnya.
"Dimana aku?," gumam Nuhume dengan wajah yang menyiratkan kebingungan.
Dia berjalan kesana-kemari dan akhirnya berdiri tepat di depan cermin. Dia memperhatikan secara mendetail pernak-pernik serta fasilitas yang berada dalam ruangan tersebut.
"Apakah ini masih dunia mimpi? ya ampun.. kerenn.." gumam Nuhume.
Dia berlarian dengan gaun menjuntai kemudian dia menyentuh beberapa fasilitas yang selama ini dia impikan berada dalam ruangan tesebut. Dia juga mengecek kamar mandi yang berada dalam kamar. Yang benar saja, semua yang Nuhume inginkan berada dalam mimpinya. Kamar mandi yang luas, sebuah ruangan khusus yang berada dalam kamar tidur, kamar khusus penyimpanan tas, heels dan gaun untuknya.
Saat Nuhume sedang menikmati semua pemandangan yang membuatnya takjub, pintu ruangan berbunyi sebagai petanda seseorang akan memasuki ruangan tersebut. Nuhume terdiam dan mengalihkan pandangan ke arah langkah sepatu pantopel yang berirama memasuki ruangan. Langkahnya seolah membuat waktu berjalan lambat selama beberapa detik. Kini postur tubuh dengan balutan jas yang sudah dipastikan milik perancang desain ternama sedang berdiri dihadapannya.
Wajah aristokrat dengan mata yang tajam, alis yang lebat dan bibir yang tipis. Rahangnya terlihat kokoh dan tegas. Nuhume terdiam, terpaku sperskian detik tak percaya bahwa lelaki impian yang dia gambarkan pada karya novelnya kini berdiri tepat dihadapannya.
"Bagas Abraham," gumam Nuhume kemudian tersenyum manis.
Nuhume dengan riang mendekati Bagas dan mengelilingi tubuhnya. Dia berdecak kagum dengan hasil karyanya sendiri, dia terlihat lebih sempurna saat berada didepan mata. Nuhume menyentuh jas dan juga pipi Bagas, dengan senyum riang dia menarik pipi tersebut, hingga lelaki yang berada dihadapannya itu memegang tangan Nuhume dengan tegas serta tatapan mata yang sinis.
"Apa yang kau lakukan?," tanya Bagas dengan suara yang berat dan serak.
"Astaga, dia bisa bicara, mimpi ini memang luar biasa," teriak Nuhume.
Dia kemudian ingin memeluk Bagas karena sangat bahagia bahwa dia bisa menyentuh lelaki idamannya walau dalam dunia mimpi, pikirnya!. Tapi sayang, Bagas akhirnya menahan kepala Nuhume yang sudah ingin memberinya pelukan dengan jari telunjuk, karena tinggi Nuhume hanya sebatas dada Bagas, dia sangat mudah untuk ditaklukan walau dengan jari telunjuk.
"Jangan menyentuhku," ucap Bagas.
"Hm, dasar sombong. Harusnya aku menciptakanmu dengan watak yang sedikt lebih ramah ya, hmm ini semua salahku," ucap Nuhume dengan mengusap dagunya.
"Apa yang kau katakan, aku tidak mengerti," tanya Bagas dengan alis yang saling bertaut.
"Tidak masalaah, tapi hmmm bolehkah aku melihat otot perutmu?," tanya Nuhume dengan girang.
Nuhume tahu bahwa tubuh Bagas sangat atletis karena dia sendiri yang menulis bagaimana paras dan tubuhnya yang sempurna. Dia tertawa riang dan kembali ingin mendekati Bagas tapi Bagas menghindar kemudian melanjutkan langkahnya dengan duduk di sebuah sofa yang terletak tidak jauh dari posisi mereka berdua. Bagas meraih segelas wine dan sesekali meneguknya.
"Anyway, dari apa yang kau kenakan hari ini. Haaa aku ingat, kau akan menikah dengan Wilona? benar kan?," ucap Nuhume yang melangkah ke arah Bagas.
Bagas yang mendengar itu berdecih, dia tidak menyangka bahwa wanita yang berada dihadapannya ini bertingkah aneh, semua laporan dari sekretaris kepercayaannya itu tidak benar. Dia mengatakan bahwa Wilona adalah wanita yang cuek, arogan dan suka memanipulasi keadaan.
Dia bahkan memiliki watak yang keras dan susah diatur, dia agresif dan juga suka dengan dunia glamour. Saat itu, Bagas menunggu umpatan dan amarah Wilona karena pesta pernikahan mereka tidak semegah pesta pernikahan artis Holywood yang diinginkannya sejak awal. Bahkan banyak pihak keluarga Wilona yang menyayangkan pernikahan tersebut, tapi Bagas tidak peduli. Baginya, pernikahan mereka hanya sebatas bisnis, tidak lebih.
"Apakah kau tidak marah karena pesta pernikahan kita tidak semeriah yang kau inginkan?," tanya Bagas.
Nuhume terdiam dan berpikir sangat keras, dia masih bingung dengan percakapan yang terjadi dalam ruangan itu, tapi bagaimanapun dia berpikir bahwa dia sedang berada didalam mimpi jadi dia akan mengikuti alur yang terjadi.
"Marah? untuk apa marah?, aku bahagia bisa menikah denganmu," timpal Nuhume.
Bagas terlihat geram, rahangnya mengeras dan dia dengan cepat melangkah kehadapan Nuhume. Dia memberi tatapan yang mematikan membuat Nuhume terdiam. Bagas menjelaskan bahwa sebesar apapun usahanya untuk memiliki Bagas itu tidak akan berhasil karena Bagas mencintai istri pertamanya.
"Istri pertama???," tanya Nuhume spontan kaget.
"Jadi maksudnya aku di sini menjadi istri kedua?,".
"Tunggu.. ini adalah mimpi... jadi aku sekarang menjadi Wilona? kenapa aku bisa mimpi memerankan tokoh novelku sendiri? hm...." gumam Nuhume yang sibuk dengan dirinya sendiri.
Bagas yang melihat itu kembali merasa aneh dengan Wilona, tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Di tambah beberapa ucapannya yang tidak jelas dan juga tingkahnya yang tidak seperti biasa. Wilona yang dikenalnya akan menghancur semua barang mewah yang berada dalam ruangan tersebut dan meminta pesta pernikahan diulang kembali sesuai konsep yang dia inginkan.
Konsep yang telah disepakatinya bersama dengan WO (wedding organazior) ingin mengundang artis Hollywood dan tanpa Wilona sadari dibatalkan oleh Bagas sendiri.
"Apakah kau pura-pura tidak tahu tentang posisimu sendiri?"
"Sudahlah, tinggalkan aku sendiri, aku mau tidur dan tidak ingin berada dalam mimpi ini lagi," ucap Nuhume kemudian berjalan memasuki ruang ganti pakaian.
Bagas kembali kebingungan, bagaimana bisa dia terusir di malam pernikahannya, seharusnya adegan itu terbalik. Bagas yang akan mengabaikan Wilona dan menghinanya sedemikian rupa agar Wilona meniggalkan rumah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Devi Lusi
ini wilona yg slgkuh tdi bkan sih...ah gak suka aku pemeran utamanya wanita murahan..antagonis ia tpi klau mrahan iww
2023-11-09
1