Satu-Satu

Satu-Satu

Beda Kepribadian

Langit cerah kini mulai menampakan senja, suasana kota terlihat sangat ramai dengan kendaraan menjelang sore hari. Sementara itu disalah satu kontrakan kecil dipinggiran kota terlihat 2 orang preman sedang sibuk mengotak atik barang barang dalam rumah kontrakan tersebut, disisi lain ada 2 orang wanita yang satunya nampak sudah tua dan yang satu lagi nampak jauh lebih muda. Kedua wanita tersebut terlihat saling berpelukan dan menangis sambil berusaha menghentikan kedua preman yang sedari tadi mengotak atik rumahnya.

"cukuup,tolongg berhenti!,ssaya janji akan segera membayar untuk bulan ini, tolong hentikan!" ucap wanita tua itu dengan seskali berusaha menahan kaki dari salah satu preman tersebut

salah satu preman tadi langsung mengibaskan kakinya yang ditahan oleh si wanita tua tadi hingga membuatnya terhempas ke dinding. Preman yang bertubuh besar itu langsung maju dan menunduk menghadap kedua wanita di hadapannya.

"Kau tahu?, kau bisa langsung melunasi kontrakan kecil mu ini dengan sangat mudah!, bahkan aku tidak perlu repot untuk datang dan menagihmu setiap 3 bulan sekali" ucap preman itu dengan suara berat sambil menatap nafsu pada wanita yang lebih muda

wanita tua tadi langsung memeluk putrinya yang sudah gemetar ketakutan

"jaga omonganmu!, jangan sentuh putriku!" Tegas wanita tua itu sambil mendorong bahu preman dihadapannya

preman tadi sama sekali tidak terusik dengan dorongan wanita tua dihadapannya, ia tertawa pelan dan kemudian menarik paksa wanita muda disamping si wanita tua tadi.

"jaangan, kumohon,lepaskan aku, jangaan!!!" teriak si wanita muda tadi sambil terus memberontak

salah satu preman tadi bergegas membuka pintu salah satu kamar di rumah itu, dan satunya berusaha menahan gadis yang terus memberontak tersebut. Siwanita tua terus menahan kaki preman tersebut namun ia kembali terhempas ke dinding. Saat preman tersebut melangkah menuju kamar dengan menggendong gadis tadi, tiba tiba saja sebuah balok menghantam punggungnya dengan keras. Preman tersebut tak mampu berkutik ia langsung terjatuh ke depan dan gadis tadi segera berlari menjauh.

Suara jatuh dan balok yang dilemparkan membuat salah satu preman yang berada dikamar keluar, ia mendapati rekannya sudah terbaring tak berdaya di lantai dan dibelakangnya ada seorang gadis cantik yang terlihat penuh amarah dengan rambut yang terurai dan wajah yang memerah. Gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap dalam preman didepannya yang sama sekali tak berkutik.

Gadis itu melangkah mendekati preman tersebut dan langsung menyambar kerah bajunya.

"Dasar brengsek!babi!,anjing!tolol!setan!" ucap gadis tadi mengeluarkan semua umpatannya dengan nada tinggi dan langsung menendang aset preman tersebut

Preman tersebut langsung tersungkur kebelakang sambil memegang asetnya yang kesakitan.

"Maksud lo apa ha?, Ini belum tanggal jatuh tempo dan lo udah ngusik ibu sama kakak gue?!" Teriak gadis itu dan langsung berjalan mendekat kearah preman tadi.

"aaampun tolong maafin saya,ssaya gak akan ngalangin lagi, ttolongg!" mohon preman tadi sambil menyatukan kedua tangannya dan memejamkan mata

Si gadis tadi hanya tersenyum tipis dan langsung melempar sejumlah uang merah di hadapan preman tadi.

"bilang ke bos lo, gue udah lunasin sampai priode selanjutnya!, inget gue gak mau bayar dan gak mau liat kalian datang dengan kekerasan apalagi belum waktunya jatuh tempo!" tegas gadis tersebut sambil menendang kaki preman tersebut

"sekarang juga lo pergi dan bawa temen dajjal lo itu!"

tegas gadis tersebut dan langsung membuat preman itu pontang panting memunguti uang yang berserakan dan segera kabur membawa temannya yang pingsan.

Gadis tersebut lalu membuang nafasnya dengan kasar, ia kemudian berlari kearah ibu dan kakaknya yang sedari tadi menangis ketakutan.

"bu,dev,kalian gak papa kan?" ucap gadis tadi dengan nada yang sangat lembut berbeda dengan tadi.

Kedua wanita tadi tidak menjawab sama sekali dan langsung memeluk gadis dihadapnnya

"untung kamu datang tepat waktu div, kalau enggak aaku munggkin gak tahu bakalan kayak gimana lagi" ucap devi dengan terbata bata sambil terus mengeluarkan air matanya

"Kamu datang tepat waktu nak, hampir saja kakak mu_"

"Shuutt!!"

Belum juga wanita tua tadi menyelesaikan ucapannya, diva langsung menghentikannya

" udah ya bu,dev,sekarang kita aman,lebih baik ibu sama devi nenangin diri dulu, biar diva yang beres beres" ucap diva menenangkan ibu dan kakaknya itu

devi dan ibunya menganguk dan langsung menyeka air matanya. devi kemudian membantu ibunya berdiri dan berjalan menuju kamar.

Diva menghembusakn nafas lega dan kemudian berdiri memerhatikan sekitarnya yang amat berantakan.

"Dasar brengsek!" umpat diva sambil mengikat rambut hitam panjangnya itu.

Aura tegas nan cantik semakin terlihat saat diva menguncir kuda rambutnya. ia lalu menata barang barang yang berserakan kembali ke tempatnya, Setelah beberapa waktu akhirnya, pekerjaan diva pun selesai. Diva lalu mendudukan dirinya di sofa dan mengangkat kakinya ke meja.

"ukhh akhirnyaaa" lega diva sambil meregangkan kedua tanggannya keatas.

tak lama kemudian, devi pun datang dan membawa segelas air di tangannya.

"nih minum dulu," ucap devi sambil meletakan segelas air minum di meja dan langsung mendudukan dirirnya di sofa samping diva.

"makasih, ibu gimana?, udah enakan?" tanya diva sambil mengangkat gelas mendekat ke mulutnya

devi mengangguk sambil memperbaiki poninya

"udah tidur"

diva mengangguk paham dan langsung meneguk habis air dalam gelas itu.

devi lalu nemperbaiki posisi duduknya menghadap ke arah adiknya itu.

"lo dapat uang dari mana?" tanya devi dengan nada sedikit berbisik

diva mengerutkan kedua keningnya dan menatap heran kearah devi

"apaansih kan lo tau kalau gue kerja!" ucap diva dengan nada santai dan langsung mengalihkan pandangannya dari devi yang masih menatapnya dalam

"iiya gue tau, tapi kan gak mungkin penghasilan dari bengkel lo itu cukup buat bayar kontrakan sampai 2 periode!" jelas devi sambil menepuk pelan pundak adiknya yang nampak pura pura tak mendengarnya

devi menghembuskan nafas kasar melihat respon diva yang enggan menanggapinya

"lo balapan lagi kan?" terka devi sambil menghadapkan wajah diva kearahnya dengan kedua tangannya.

diva memutar bola matanya malas dan menghembuskan nafas kasar

"iya iyaaa" pasrah diva lalu langsung menyingkirkan kedua tangan kakaknya itu dari wajahnya.

devi lalu mencubit pinggang adiknya dengan kasar sehingga membuat diva kesakitan

"lo gimana sih, lo taukan kalau ibu gak suka kalau kamu balap balapan!, kamu tuh anak cewe jangan kebayakan main sama cowok lah, kan gini jadinya!" ucap devi panjang lebar dengan nada yang semakin meninggi

diva lalu menutup mulut kakaknya itu dengan 1 jari

"yaudah makanya jangan kasih tau ibu!" ucap diva dengan nada berbisik.

devi hanya menggelengkan kepalanya tak percaya dengan ucapan adiknya

"awas aja kalau nanti ketauan,bisa bisa motor lo itu dijual sama ibu!", ancam devi sambil merebahkan punggungnya ke sandaran sofa.

"hahaha, emang ibu mau jual motor peninggalan papa?" ucap diva sambil menjulurkan lidahnya ke devi

"bisa aja, lagian itu motorkan juga udah tua" ucap devi memalingkan wajahnya kesamping

"justru karna udah tua gak ada yg mau beli!" balas diva sambil ikut merebahkan punggungnya

"atau bisa jadi sepeda kesayangan lo lagi yang dijual" ejek diva dengan wajah sok kaget

devi memalingkan wajahnya kearah diva dan menatap tak suka,

"yaudah kalau dijual nanti gue ganti mobil aja sekalian!"

balas devi lalu bergegas meninggalkan diva diruang tamu,

"dih, kek punya duit aja," ejek diva sambil merebahkan dirinya di sofa

"punyalah kan gue jual motor lo!" teriak devi dari dalam kamar

"Haha lucu!, kek punya kuncinya aja" tawa diva sambil memejamkan mata

"trus ini apa?" ucap devi sambil mengintip dari balik pintu kamar dan memperlihatkan sebuah kunci motor sport

diva lalu membuka matanya dan meraba kantong hoodie dan celananya, dan benar ia tdk menemukan kunci motornya

diva lalu bangkit dari tidurnya dan berlari kearah kamar namun devi sudah lebih dulu menutup pintu kamar.

"ih deviii!!, buka gak!, aawas aja kalau sampai hilang!" teriak diva sambil menggedor gedor pintu kamar

begitulah suasana rumah dengan keberadan sikembar berbeda kepribadian itu

diva

devi

Episodes
Episodes

Updated 99 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!