Pengawal Pribadi

Alin sontak kaget saat seseorang mencegatnya dri belakang. ia lalu memberanikan dirinya untuk menoleh dan melihat siapa yang menghentikannya.

Alin terkejut saat melihat diva memegang tangannya dengan memasang wajah datarnya.

"eeh diva kenapaa lagi div?!" tanya alin dengan terbata bata tak berani menatap diva

"makasih udah nolongin gue," singkat diva sambil melepas tangannya dari alin

alin mengangguk dan langsung membenarkan kacamatanya yang melorot

pandangan diva tertuju pada pergelangan dangan alin yang nampak terluka

"tangan lo kenapa?" tanya diva sambil melirik kearah luka goresan di pergelangan tangan alin

alin lalu merik kearah pergelangan tangannya dan langsung menyembunyikan tangannya di belakang.

"gak papa!, kalau udah gak ada urusan lagi aku duluan yah!" ucap alin terbata bata dan langsung meninggalkan div a yang masih terdiam

diva menatap punggung alin yang semakin menjauh darinya

"kayaknya ada tang aneh" gumam diva sambil menata alin yang sudah menghilang dibalik dinding

...----------------...

Bel istirahat berbunyi, semua murid dengan antusias bergegas keluar kelas untuk beristirahat, termasuk diva yang biasanya hanya diam di kelas dan tak berminat ke kantin kini nampak lebih dulu keluar kelas untuk pergi ke kantin. Diva menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kelas XI IPA Unggulan yanag membuat sebagian siswa siswi didalmnya menoleh dan menatap ke arah gadis berambut hitam panjang dengan wajah datarnya. Diva menatap lurus kearah devi yang nampak sibuk berbicang dengan maurin di sebelahnya.

maurin yang menyadari kehadiran diva sontak memukul pundak devi.

"dev itu ada diva tuh!" ucap maurin sambil menggerakkan kepalanya kearah pintu

devi berbalik dan melihat diva yangtengah berdiri didepan pintu kelasnya.

"owh, yaudah gue ke kantin dulu yah, lo mau ikut gak?" tanya devi sambil memukul pundak maurin

maurin menggeleng lalu memperbaiki posisi nya

"gak deh, buruan deh lo noh pengawal lo udah capek kayaknya nungguin lo!" ucap maurin sambil mengambil handphone miliknya

devi mengangguk lalu kemudian berbalik dan berjalan kearah diva

"galak amat tu muka neng,pantas aja cowo cowo pada takut" ejek devi sambil menyenggol bahu adiknya

"lama banget sih, laper tau! " ucap diva sambil berbalik mengikuti langkah devi yang mendahuluinya

"ututu laper yah?, kasiaan!" ejek devi sambil berlari lari kecil menginggalkan diva yang memutar bola matanya malas.

devi berlari lari kecil menyusuri koridor sekolah yang nampak cukup ramai. devi melewati sekumpulan pria kelas 12 yang langsung menoleh dan menggoda devi.

"kiw kiww!!" seru seorang pria dengan penampilan acak acakan sambil mengunyah permen karet

"yayang devii!, sini yuk!" ucap salh seorang pria yang penampilannya tak jauh berbeda dari pria sebelumnya

sebagian dari mereka terus bersorak menggoda devi yang sudah berjalan sambil tertunduk takut. Seorang pria berbadan atletis dengan baju yang tak dikancing bagian atas nampak berjalan mendekati devi yang berjalan sambil menunduk. namun baru saja pria itu akan menggapai pergelangan tangan devi, tiba tiba saja ia dikagetkan dengan suara deheman dari arah belakangnya.

"ekhem!" dehem diva dangan menekan suaranya

pria itu lalu berbalik dan memindai penampilan diva dari ujung kaki ke ujung kepala.

sekolompok pria di pinggir koridor tadi langsung terdiam melihat kehadiran diva, tak sedikit dari mereka membicarakan diva dengan suara lirih nmun masih bisa didengr oleh diva

"duh gawat, ada pengawalmya ternyata" ucap salah seorang pria diujung sana sambil brbisik ketelinga temannya

"tumben banget si devi bareng si diva,"

"bahaya sih ini"

Pria itu lalu tersenyum kearah diva sambil memberi jalan untuk diva

"eh ada diva!, siang cantik!, mukanya jangan galak galak gitu dong kan abang jadi Takut!" ucap pria itu sambil menudur beberpa langkah untuk memberikan diva jalan

Diva menatap sinis kearah pria itu memutar bola matanya malas,

"Awaas aja lo dan temen temen lo gangguin devi lagi!," tegas diva smbil berjalan menunggalkan sekelompok pria yng terdiam tak berkutik mendengar ucapannya.

diva lalu menarik tangan devi dan berjalan bersama menuju kantin

"Gila, entah kenapa kalau udah sama diva mental kita pada ciut yah!?" ucap salah satu pria dengan rambut acak acakan

"tau dah, emang auranya aja tuh cewe yang bersahabat, gak kayak kakanya" ucap pria yang tadi berhadapan dengan diva

"gue jadi heran, cowok sekuat apa yang bisa nakhlukin hati tu cewe!"

"yang pastinya bukan elo!",

gelak suara pria terdengar menggema di koridor skolah, sementara itu devi dan diva sudah duduk di bangku paling pojok di kantin sambil menikmati sepiring gado gado untuk diva dan semangkok bakso untuk devi. tak lupa segelas es teh di samping piring mereka masing masing.

"Gila gue kalau udah sama lo kayak udah dikawal sama papa aja deh!" seru diva sebelum memasukan bakso kedalm mulutnya.

diva hanya diam mendengarkan ucapan diva yang menurutnya tidak penting dan tidak perlu untuk dikomentari

"Ternyata punya adek brandal itu ada gunanya juga ternyata" ucap devi disela sela kunyahannya.

diva masih terkihat asyik dengan makanannya yang membuat devi merasa kesal di kacangin

"ih diva!!, jadi cewek tu jangan cuek banget!, nanti gak ada lo cowo yang mau sama kamu!" kesal devi sambil menekan sendok dan garpunya di mangkok

diva memutar bola matanya malas dan berdehem

devi lalu mengeluarkan ponselnya dari saku dan langsung membuka hpnya ia sedikt kaget saaat membuka room chat siswa siswi angkatannya yang sibuk membicarakan anya dan juga tika yang katanya diskorsing selama 1 minggu kedepan.

devi lalu mengalihkan pandangan nya kearah diva yang masih sibuk melahap gado gadonya bak orang yang kelaparan.

"div, anya sama tika di skorsing!" ucap lirih devi sambil menatap diva

"trus?" singkat diva sambil merai segelas es teh dihadapannya

"ini pasti ulah lo kan?" terka devi sambil meletakkan handphone miliknya di atas meja dan menatap serius kearah diva

"gak, ulah mereka sendiri ko!" ucap diva lalu meneguk setengah es tehnya

"maksudlo?" ucap devi tak mengerti dengan maksud diva

"mereka sendiri yang ngelapor ke bk dan ujung ujung mereka sendiri yang kena!" ucap diva lalu kembali akan menyuapkan gado gado kedalam mulutnya

"mereka ngelaporin lo ke bk?" tanya devi memastikan

diva mengangguk sambil mengunyah lontong di mulutnya

"lo ngapain aja sampai mereka ngelapori lo?" tanya devi sambil kembali memakan baksonya

diva mengendikkan bahunya lalu kembali memasukan sepotong lontong kedalam mulutnya

devi mengerutkan alisnya menatap curiga kearah diva

"ceritain gak?!" paksa devi sambil menginjak kaki diva dari bawah meja

diva lalu menarik kakinya yang diinjak oleh devi,dan melirik ke sekitarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!