Berangkat bareng

...Diva terjatuh saat anya menampar pipinya, diva meringis kesakitan sambil memegangi sebelah pipinya....

..."Lo knapa sih anya?, gue cuman nanya lo ngapai devi?, dan sekarang lo juga mau ngebuly gue?," ucap diva sambil terisak...

anya lalu melempari sebotol air kearah diva dan membuat diva semakin terisak. diva lalu bangkit dari posisinya dan berjalan mendekat kearah anya, tiba tiba saja anya menggertaknya dan langsung menjambak rambut diva. diva lalu mendorong tubuh anya dan bergegas meninggalkan anya yang masih tersulut emosi.

...----------------...

Keeosakan harinya, ini hari pertama diva dan devi berangkat bersama kesekolah. Setelah tragedi kemarin, diva tak membiarkan devi untuk membawa sepeda sendirian ke sekolah. Diva menjalankan motornya dengan kecepatan sedang memasuki pekarangan sekolah elit itu. kedatangan mereka berdua mengundang banyak pasang mata menoleh kearah mereka. Diva memasang wajah datar sementara devi sepanjang perjalan terus tersenyum ramah dan menyapa orang orang yang dilewatinya. tingkah devi itu membuat diva tidak nyaman namn demi keselamatan kakakny ia rela tersiksa.

Diva memarkirkan motornya di parkiran, devi langsung beranjak turun dari motor dan mereka berdua bersamaan mebuka helmnya. keduanya memancarkan aura tersendiri yang membuat para jantan berdecak kagum meliht produk lokal yang amat sukses itu.

"gue jadi penasaran, ortu mereka berdua pakai tekhnik apa yah sampai anaknya bisa se wow itu"

"bener bener produk anti gagal sih mereka"

"kalau gak dapat adeknya minimal dapat kakaknya gak sih"

"cowo yang dapetin mereka berdua pasti bersyukur banget"

Diva hanya memasang muka malas mendengar pujian orang orang terhadapnya,namun berbeda dengan devi yang sudah senyam senyum tak karuan.

"ngapain senyam senyum?, yuk masuk!" ajak diva smabil menuruni motornya.

devi lalu mengangguk dan berjalan menyusuri pekarangan sekolah dengan diva disampingnya.

Aura yang mereka pancarkan sangat berbeda. devi terlihat sangat feminim bak princess yang terus tersenyum ramah pada orang yang dilewatinya. sementara diva terlihat bak seorang bad girls dengan tatapan datar dan membuat orang yang melihatnya enggan menyapa. Diva terlihat begitu menjaga kakaknya, bahkan saat devi hendak singgah dan berbicang dengan temannya ia langsung menarik devi dan menyuruhnya kembali melanjutkan jalannya. diva begitu posesif terhadap orang orang yang mendekati kakaknya.

Devi mendadak memperlambat langkahnya saat melihat azzam datang mendekati dirinya. Diva yang peka akan situasi devi saat itu langsung menarik tangan devi dan membawanya kesisi kanannya. saat azzam akan menyapa devi, diva sudah lebih dulu menghindarkan dan melewati azzam sambil berbisik

"jauhi devi!" tegas diva penuh penekanan sambil menarik tangan diva berjalan di belakangnya.

Sesampainya di depan kelas XI IPA UNGGULAN, devi lalu melambaikan tangannya kearah diva yang masih setia berdiri didepan kelas dengan wajah datanya.

"istirahat nanti jangan keluar sebelum gue jemput!" pesan diva dengan wajah datarnya

devi menganggukan kepalanya lalu bergegas duduk dikursinya yang berada di barisan paling depan tepat di depan papan tulis. Diva masih setia mengawasi devi sampai devi duduk dan berbicara dengan maurin di sampingnya. diva lalu melirik ke dalam kelas devi dan memastikan tidak ada yang akan mengganggu devi. devi lalu bergegas meninggalkan kelas devi menuju kelasnya yang berada tepat disamping kelas devi.

Diva mendudukan dirinya di kursinya dan meregangkan badannya yang terasa sangat lelah.

Baru saja diva akan memejamkan mata tiba tiba saj a seorang pria berbadan atletis dengan rambut acak acakan datang dihadapanya dan mengganggu ketenangan dirinya. Diva lalu menaikkan sebelah alisya sebagai isyarat menanyakan maksud dari pria itu.

"lo dipanggil bu Firda di ruang bk" ucap pria yang tak lain adalah Renal, ketua kelas diva. diva sontak memperbaiki posisi duduknya dan menampilkan senyum tipis di wajahnya.

Diva lalu beridiri dari duduknya dan beranjak meninggalkan kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun termaksud berterimah kasih pada renal.

Diva berjalan santai menuju ruang bk sambil mengotak atik handphone milik nya. setibanya di deoan ruang bk, diva lalu memasukan handphonenya kedalam saku roknya memperbaiki ekspresi wajahnya menjadi se polos mungkin. diva mengetuk 3x pada pintu ruang bk hingga terdengar suara dari dalam ruangan

" Masuk! " ucap seseorang wanita dari dalam ruangan

diva lalu membuka pintu dan melihat Anya dan tika yang sudah ada dalam ruangan dan menatapnya penuh amarah. diva berjalan sambil memindai penampilan anya yang nampak mengenakan rok yang lebih panjang dari biasanya. Diva lalu mendudukan dirinya di kursi yang tak jauh dari tika.

" ada apa yah bu, kenapa ibu manggil saya kesini?" ucap diva selembut mungkin seolah tidak tahu apa apa.

"gak usah pura pura gak tau deh lo, lo kan yang buat paha anya melepuh karena disiram kuah bakso kemarin!, iyakan?, ngaku aja deh lo!" Geram tika yang tersulut emosi melihat tingkah diva yang berlagak seolah olah tidak bersalah

"Tika diam!, ibu gak ngizinin kamu buat bicara!" tegas firda sambil memukul meja hingga membuat tika dan anya tersentak kaget.

firda lalu mengalihkan pandangannya kearah diva yang nampak tak tahu apa apa

"diva, apa benar kamu melakukan itu sama anya?" tanya firda dengan lembut sambil menatap diva

Dimatanya, diva adalah anak yang baik, Penerima beasiswa yang memiliki prestasi yang cukup membanggakan nama skolah, terutama dibidang olahraga dan seni musik. ia belum pernah mendapat kabar mengenai diva yang bermasalah di sekolah, jadi dia sedikit kaget saat tika dan anya melaporkan diva, awalnya firda ingin menolak laporan mereka berdua namun ia yakut anya akan membawa bawa ayahnya kesekolah yang merupakan donatur terbesar sekolah itu.

Diva menggeleng cepat dengan wajah tak terima. tingkah diva membuat tika dan anya geram dan ingin memukul dirinya, namun apalah aya mereka sekarang dia ada di ruang Bk, jadi jika ia bertindak bisa bisa mereka langsubg di skorsing.

"Ngak bu, saya gak ngelakuin itu sama mereka, justru mereka yang membuli saya bahkan sampai menampar menyiram dan menjambak rambut saya bu" elak diva dengan wajah menyakinkan

Firda lalu mempertimbangkan elakan diva dan beralih menatap kepada anya dan juga tika yang saat itu juga menggeleng tak terima dengan ucapan diva

"Boong bu!, kita gak kayak gitu, justru dia yang nyiram paha aku sampai melepuh kayak gini!" ucap anya sambil menaikan sedikit roknya dan memperlihatkan kulit pahanya yang melepuh.

Firda sedikit meringis melihat paha mulus anya yang biasanya dipamerkan kini ditutup karena sedang melepuh.

"Boong bu!, emang kamu punya bukti kalau aku nyiram kamu?!" elak diva dengan nada santai

anya dan tika terdiam, ia bahkan sudah mengecek cctv kantin namun tidak ada rekaman yang menunjukan saat dirinya di kantin waktu itu. mereka berdua terdiam beberapa menit lalu kemudian kembali berbicara

"emang kamu juga punya bukti kalau kita ngebuli kamu? " Ucap tika teringat kalau diva mengatakan mereka membulinya.

Firda hanya menyimak pertengakran anak didiknya itu. ia berusaha menyimpulkan semua kejadian yang diceritakan dan dia dengar langsung dari 2 pihak yang berselisih itu.

Baru saja diva akan berbicara tiba tiba saja pintu ruangan tiba tiba di ketuk dari luar yang membuat semuanya sontak menoleh kerah pintu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!