hilang!

Jam menunjukan pukul 13.00, suasana SMA BAKTI RAHENDRA terlihat ramai dengan para peserta

Olimpiade fisika tingkat Sma yang mulai mempersiapkan diri menuju ke AULA untuk menunggu olimpiade yang akan dimulai 30 menit lagi.

Devi dan kedua temannya yang menjadi perwakilan sekolahnya masih berada di lab fisika sembari belajar sebelum olimpiade dimulai. Devina, Gina dan Bima terlihat sibuk belajar sendiri sendiri. Devi terus melirik jam dinding didepannya. Jam masih menunjukan pukul 13.03, devi yang sudah merasa lelah belajar memutuskan untuk beristirahat sejenak. ia lalu membuka ponselnya dan mengirim pap lucunya kepada adiknya. karena tak mendapat balasan devi pun mematikan ponselnya dan menaruhnya di meja. ia melirik kearah gina dan bima yang masih fokus mengerjakan latihan soal. devi merasa bosan namun ia juga tidak ingin menganggu kedua temannya. oleh karena itu devi pun memutuskan untuk berjalan keluar dan mencari angin segar. devi berjalan santai menatap ke kanan dan ke kiri koridor yang ramai dengan siswa siswi dari sekolah lain. Devi menerbitkan senyum ramahnya pada setiap orang yang ia lewati. Wajah cantiknya membuat banyak peserta olimpiade dari sekolah lain terkesima, namun beberapa dari mereka merasa janggal melihat sikapnya, salah satunya ada seorang pria berbadan kekar berparas tamvan dengan seragam khas SMA NUSA BANGSA.

Sayup sayup devi mendengar bisik bisik peserta olimpiade tentang dirinya.

eh itu bukannya cewe yang lewat tadi yah?, kok jadi ramah gitu sih?

iya padahal tadi mukanya cuek banget

eh tapi kalau diliat liat kayaknya warna rambutnya beda gak sih?,

owh iya, tadikan rambut hitam, sekarang rambut blonde, apa mereka kembaran yah?

mungkin, tapi yang kayaknya lebih baik dari pada yang tadi

Devi mengulum senyumnya mendengar bisikan bisikan para peserta olimpiade dari sekolah lain itu. Dia sedikit bangga dirinya di gemari oleh orang lain, namun disisi lain dia juga tidak suka adiknya di cap buruk meskipun nyatanya begitu. ditengah tengah perjalanannya devi memutuskan untuk ke toilet untuk membuang air kecil. ia lalu berjalan memasuki toilet khusus wanita yang terlihat sepi. devi berjalan dibelakang 2 orang gadis yang tengah sibuk bercermin di toilet. Kedatangan devi di saksikan oleh 2 gadis yang tengah sibuk menancapkan lipstik dimulutnya dari pantulan cermin.

Jam menunjukan pukul 13.20, Seorang wanita cantik berseragam layaknya seorang guru berjalan memasuki ruangan bertuliskan Lab Fisika. Wanita dengan name tag Tasya faraca itu terkejut saat memasuki lab fisika dan hanya menemukan 2 orang muridnya disana

Bu caca lalu berjalan mendekati kedua muridnya itu lalu menatap kesekitar seolah mencari seseorang

"loh, devi mana?," tanya bu caca dengan mengerutkan kedua alisnya menatap kearah bima dan gina secara bergantian.

Gina dan Bima saling menatap sejenak lalu kemudian mengalihkan pandangan ke sekitarnya mencari keberadaan devi.

"perasaan tadi masih belajar disini kok bu" ucap gina sambil menunjuk bangku devi yang hanya ada tas buku dan handphone milik devi

"emang devi gak ngasih tau kalian dia mau kemana? " tanya bu caca sambil memegangi kepalanya yang mendadak pusing

Gina dan bima menggeleng cepat, bu caca lalu menghembuskan nafas kasar

"duh mana 10 menit lagi olimpiade dimulai lagi!" lirih bu caca yang masih didengar jelas oleh gina dan bima.

"oke sekarang kalian berdua ikut sama ibu Aula dan jangan ada yang berkeliaran lagi!" ucap bu caca dengan tegas yang saat itu juga gina dan bima bergegas memberesi barang barangnya

Bu caca, gina dan bima berjalan menuju aula yang tak jauh dari leb fisika. diperjalanan mereka terus melirik kekanan dan kekiri mencari devi yang tiba tiba saja menghilang tanpa memberi kabar. pandangan bu caca tertuju pada maurin teman dekat devi. bu caca lalu mempercepat langkahnya menuju maurin yang segera berbelok menuju kantin.

"eeh maurin maurin! " teriak bu caca sambil berlari mendekati maurin yang sontak berbalik kaget mendengar namanya disebut.

bu caca lalu mengatur nafasnya sejenak saat berada di depan maurin yang menatapnya pemuh tanya.

"kenapa bu? tanya maurin dengan sopan sambil menatap bu caca yang masih mengatur nafasnya yang tersenggal senggal.

"gini, kamu liat devi gak?" tanya bu caca to the point.

Maurin mengerutkan kedua alisnya dan beralih menatap gina dan bima di belakang bu caca.

"bukannya devi sama mereka berdua yah bu di lab fisika? " tanya balik maurin sambil menunjuk gina dan juga bima

bu caca lalu menggeleng pelan.

"itu dia masalahnya, mereka berdua gak ngeliat devi keluar dari lab" ucap bu caca sambil memperhatikan jam ditangannya.

"owh gitu ya bu, tapi saya juga gak tau devi dimana bu." ucap maurin sambil menatap keselilingnya.

"yaudah, ibu minta tolong sama kamu buat nyari devi secepatnya dan suruh dia segera ke lab fisika, 8 menit lagi olimpiade di mulai." pinta bu caca lalu kemudian pergi ke aula bersama gina dan bima dibelakangnya.

Maurin mengangguk dan segera bergegas mencari keberadaaan sahabatnya itu. tujuan utamanya saat ini adalah kelas Diva, ia berlari secepat mungkin menuju kekelas diva, sesampainya di XI IPA 1 maurin langsung masuk dan berlari kearah diva yang tengah duduk santai di bangku pojok dekat jendela.

Diva yang melihat maurin tiba tiba ada di hadapannya sontak mengerutkan kedua alisnya.

"kenapa lu!" cuek diva menatap sekilas pada maurin yang tengah sibuk mengatur nafasnya kemudian mengalihkan pandangannya kearah ponselnya.

"div lu liat devi kagak? tanya maurin dengan nafas yang tersenggal senggal

diva hanya menaikan sebelah alisnya enggan berbalik menatap maurin. pandangannya tetap fokus pada layar ponselnya

"bukannya tadi lo bilang kalau dia ada di lab fisika?" ucap diva dengan nada santai

"tapi dia gak ada, bu caca nyuruh gue nyariin dia, olimpiade gak lama lagi mulai!" terang maurin dengan nafas yang memburu melihat respon diva yang sangat cuek.

diva lalu mengalihkan pandangannya kearah maurin dan mengerutkan kedua keningnya.

"maksud lo?" tanya diva tak paham dengan maksud perkataan maurin

"Devi hilang!!" tegas maurin sambil menatap penuh amarah pada diva

Diva yang mendengar kata HILANG iti sontak berdiri dan bergegas keluar kelas tanpa menghiraukan pandangan teman temannya.

Diva berjalan cepat menyusuri koridor sekolahnya sambil melirik kekanan dan kekiri mencari keberadaan devi, langkahbya disusul oleh maurin yang juga tengah sibuk mencari keberadaan devi. Pandangan diva tertuju pada setiap orang yang dilewatinya. ia memasang wajah datar namun penuh ke khawatiran. Pandangan diva teralihkan melihat dua orang gadis yang keluar dari toilet khusus wanita. diva lalu menambah kecepatan jalannya dan berpapasan dengan gadis tadi yang langsung salah tingkah dengan kehadirannya. Diva lalu berlari ke toilet khusu wanita dan memeriksa setiap pintu toilet. dan saat akan membuka salah satu pintu diva lalu dikejutkan dengan suara yang nampak tak asing di telinganya.

"Divaa...,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!