Welcome back Princess

Kelima gadis yang duduk di meja dekat pintu masuk kantin sontak berdiri saat tubuhnya basah terkena cipratan jus dari diva. kelima gafis itu langsung berdecak kesal sambil membersihkan seragamnya. diva menatap datar dan langsung meletakkan gelas jus itu di atas meja dengan keras sehinggah membuat kelima gadis itu kembali tersontak kaget.

Keributan yang di ciptakan diva secara tiba tiba itu membuat siswa siswi lain yang ada di kantin mengalihkan pandangan mereka kearah diva yang nampak serius.

"ihhh, lo apa apaan sih div!" ucap salah seorang wanita dengan nada kesal

"lo yang apa apaan!, beraninya kok sama cewe culun aja!" gertak diva yang berhasil membuat kelima gadis itu terdiam tak berkutik.

"lo gak perlu ikut campur dong, kan dia juga bukan siapa siapa lo!" ucap wanita di sebelah wanita yang tadi berbicara.

"gue gak bakalan diem kalau ada yang ngebuli orang orang lemah kaya dia!" ucap diva penuh penekanan dengan wajah datarnya

"Sekali lagi gue liat lo dan lo semua ngebuli orang di hadapan gue, urusan bakalan sama gue juga!" ancam diva sambil memukul meja dan berbalik menghampiri gadis yang sedari tadi diam melihat aksi diva, gadis itu tak lain adalah Alin, gadis yang beberapa hari lalu membantu diva karena terpaksa.

Diva menarik tangan Alin menjauh dari meja kelima gadis tadi yang langsung beranjak dari kantin dengan diiringi oleh cercaan para murid lain yang berada di pihak diva. Diva lalu mendudukan dirinya di salah satu meja bagian pojok saat setelah membeli 2 botol air mineral. diva menyodorkan sebotol air mineral kearah alin yang sedari tadi menunduk tak berani menatap dirinya.

"nih!" ucap diva santai lalu membuka tutup botolnya dan langsung mrneguk setengah air mineral dalam botol itu

Diva cukup kelahan harus mengeluarkan banyak tenaga untuk adu bacot dengan gadis gadis tadi. alin lalu mengambil sebotol air yang di berikan diva dan langsung membukanya. alin mengangkat tangannya untuk meminum air dari botol itu. ia cukup kaget dengan kejadian hari ini, tak menyangka diva menolongnya. perhatian diva teralihkan pada pergelangan tangan alin yang nampak penuh dengan luka kering dan bahkan masih ada yang basah, sepertinya luka itu masih baru. beberapa hari yang lalu diva juga mrlihat luka di pergelangan tangan alin namun hari ini terlihat semakin banyak dan parah. diva meringis pelan melihat luka alin yang di sembunyikan di balik lengan bajunya yang panjang. Mungkin itulah alasan mengapa alin mengenakan seragam yang cenderung berbeda dengan murid lain, rok dibawah lutut, baju lengan panjang dan terlihat oversize menjadi ciri khas bagi alin di sekolah bergengsi ini.

Diva sangat ingin bertanya namun ia enggan alin menjauh dansemakin menutup diri. Hal ini membuat diva semakin tertantang untuk mengetahui ada apa dibalik alin. walaupun ia termasuk korban buly satu sekolah, namun luka pada tubuhnya itu tidak mengisyaratkan bahwa itu adalah ulah bully. Pasti ada hal lain.

"mmakasih" singkat alin setelah meneguk setengah air mineral dalam botol tadi.

Diva berdehem lalu mengeluarkan ponselnya.

"Lo jangan mau di tindas, lawan aja!" ucap diva tanpa menoleh dan tetap memfokuskan pandangannya ke layar ponsel.

aalin hanya tersenyum tipis tak tahu ingin membalas apa, ia hanya meremas kuat jari jarinya merasa aneh saat diva terasa memperhatikannya.

•| CIKINDI |•

From : Kinan

         p, nanti kumpul di bengkel ye, skalian kerja, udah lama banget nih kita libur

From : Chiko

         iyanih, angker juga lama lama tuh bengkel depan rumah gue

From : Narendra

         sip, habis latihan gue mampir

From : me

         pulsek gue kesitu

From : Irfan imut

         duit lu pada udah habis yah?, pantas ajamo buka bengkel lagi

From : me

         iya nih udah habis gegara di porotin lu mulu

From : Kinan

         Skalian ngumpul,

From : Ifan imut

         Gas lah

Diva mematikan layar ponselnya dan menaruhnya ke dalam saku nya, nampak alin masih terlihat duduk tenang dan takut untuk menatapnya.

"gue ke kelas duluan" ucap diva memilih pergi dan meninggalkan alin yang nampak canggung dengan dirinya.

Jam menunjukan pukul 15.00 dimana seluruh siswa siswi Sma Bakti Rahendra sudah berhamburan ke luar kelas untuk pulang ke rumah masing masing. Diva mengemas barang barangnya lalu bergegas keluar kelas saat kelasnya sudah mulai sepi, ia tidak suka berdesak desakan, jadi ia selalu menunggu sampai pintu kelasnya terbuka lebar hanya untuk dirinya. Diva melangkahkan kakinya dengan santai, saat melewati kelas devi ia lalu sedikit mengintip kedalam dan tidak mendapati batang hidung sang kakak, diva lalu kembali melanjutkan jalannya menuju ke parkiran. Diva memasang helmnya dan langsung menaiki motornya dan membawa nya keluar dari pekarangan sekolah nya itu. ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menyusuri jalan menuju ke bengkel tempat ia bekerja bersama teman temannya, yang berada di deoan rumah Chiko salah satu temannya. Diva melajukan motornya memasuki pekarangan sebuah rumah bertingkat yang terlihat sederhana, didepan rumah. itu ada sebuah bengkel yang cukup besar yang bertuliskan Bengkel CIKINDI.

Diva membuka helmnya dan menghirup udara segar di halamn rumah itu, sudah beberapa hari ia tidak mampir ke tempat yang menjadi salah satu rumahnya di dunia ini. Diva menuruni motornya dan bergegas masuk ke dalam bengkel dari pintu depan,

"Welcome back to CIKINDI princess" ucap 4 orang lelaki yang sedari tadi menunggu kehadiran diva sambil berkumpul. bersama di sofa dekat ruang administrasi.

Diva tersenyum mrlihat teman temannya yang menyambutnya. ia lalu ikut mendudukan dirinya di sofa panjang yang di duduki 2 orang lelaki.

"kangen juga yah gue kesini" ucap diva sambil melepas jaket hitam kulit dari tubuhnya.

"nah karena udah pada dateng dan kita lagi kosong gimana kalau kita mabar aja!" ucap Seorang pria yang nampak seumuran dengan diva yang berwajah lebih humoris dari ke 4 temannya. dia adalah irfan ( yang kalau kalian masih inget, dia yang kemarin disuruh bacak cctv dan berakhir dibeliin jeruk 2 kg)

"gas! " ucap seorang cowo berkacamata dengan rambut acak acakan yang nampak dingin namun sebenarnya sangat ramah dengan orang yang ia kenali, cowo itu adalah Chiko, si pemilik rumah yang halaman depannya di jadikan bengkel

"login!" ucap pria satu lagi yang nampak lebih dewasa dengan wajah arogan dan terkesan datar. ini adalah kinan

"login va!" ucap pria di samping diva yang nampak lebih dewasa dengan berpakaian jersey basket dengan rambut rapih. ini adalah narendra

Mereka berlima lalu bersiap untuk mabar lagi setelah beberapa hari tidak bertemu, namun baru saja kelimanya akan memulai permaian tiba tiba sjaa perhatian mereka teralihkan dengan suara klakson kendaraan yang terdengar ramai di depan bengkel. Kelimanya lalu menoleh dan menatap datar pada kendaraan yang sudah berbaris di depan bengkel mereka berlima.

_Rezeki_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!