Kejadian Sebenarnya

Malam yang tenang, diva terlihat sibuk memainkan layar ponselnya sambil berbarung dikasurnya.tiba tiba

brukkkk

suara pintu yang terbentur di dinding membuat diva tersontak kaget dan langsung bangun dari tidurnya.

diva mengarahkan pandangannya kearah pintu yang menampakan devi tengah berdiri dengan menatap tidak bersahabat dengan diva, seolah rentenir yang siap menagih hutang pada nasabah. diva memutar bola matanya malas dan kembali menidurkan dirinya diatas kasur

devi menutup pintu lalu berjalan kearah kasurnya yang bersebelahan dengan kasur diva, hanya dibatasi dengan meja belajar mereka masing masing. devi menatap sambil memayunkan bibirnya kearah diva yang nampak sibuk dengan layar ponselnya.

"div!" ucap devi yang hanya dibalas deheman oleh sang empu

"ihhh, lo udah janjiyah buat ceritain!" ucap devi sambil melemparkan boneka beruang kecil miiknya kearah diva

diva kaget saat devi melempar boneka nya dan membuat handphone diva terjatuh ke wajahnya.

"aauu!" ringis diva saat handphonenya mengenai wajahnya

devi ikut meringis saat melihat handphone diva mengenai wajahnya. ia tidak menyangka hal itu akan terjadi tai apa boleh buat.

"apaansih dev, akh! ganggu aja deh lo!" ucap diva sambil beranjak dari tidurnya

"yaudah makanya ceritainn!, lo udah ngengantung gue dari tadi siang tau gak sih!" ucap devi sambil mengambil bantal dan meletakannya di pangkuannya.

"yang ngegantung lo siapa?,lo sendiri kali yang gantung diri!" ucap diva sambil mengusap usap wajahnya yang sudah tertimpa handphone miliknya sendiri

tiba tiba saja pintu dibuka dari luar dan membuat kedua gadis itu menoleh kearah nindi yang menatap penuh khawatir dengan sebuah nampan berisi 2 gelas susu

"siapa yang gantung diri?" ucap nindi terkejut saat tak sengaja mendengar pembicaraan kedua anak gadisnya itu

Devi dan diva lalu tersenyum kecut saat ibunya ikut nimbrung

"gak ada yang mau gantung diri ibu!" ucap devi sambil mengambil alih nampan yang dibawa oleh ibunya

"terus tadi kalian ngomongin apa dong, kok ibu denger ada gantung diri gitu!" ucap nindi sambil beralih menatap kedua anak gadisnya itu.

"gak ada kok bu,btw makasih yah bu udah dibawain" ucap devi lalu mencium pipi ibunya bersamaan dengan diva

diva lalu membalikan tubuh ibunya dan menuntunnya berjalan kearah pintu

"tapi tadi ibu_" ucap nindi terjeda saat diva menutup mulutnya

"udah udah mending sekarang ibu istirahat aja yah, disini aman kok!" ucap diva saat ibunya telah keluar dari kamar.

"makasih yah bu," seru diva sebelum akhirnya menutup pintu dan meninggalkan nindi yang masih bertempur dengan pikirannya

"ada ada saja anak anak itu, semoga mereka selalu dalam lindunganmu" ucap nindi sambil menatap keatas meminta doa kepada sang pencipta

Diva kembali mendudukan dirinya diatas kasur dan menghembuskan nafas kasar

"Sekarang cepet ceritain!" pinta devi sambil memperbaiki posisinya

"ck,iya iya!" pasrah diva lalu menyambar segelas susu di atas meja belajar.

Devi amat sabar menunggu diva selesai meneguk setegah gelas susu di gelasnya.

"jadi....."

...****************...

* kembali ke suasana di kantin

(Kejadian yang sebenarnya)

"lo apain devi?" ucap diva sambil memukul meja yang membuat anya dan tika tersontak kaget,

 anya tak sengaja menumpahkan kuah baksonya ke pahanya karena kaget dengan kedatangan diva yang tiba tiba. anya lalu meringis kesakitan dan langsung berdiri dan menampar wajah diva sehingga membuat diva terjatuh ke lantai. tika yang melihat kejadian itu hanya membulatkan matanya tak percaya.

anya kaget saat diva dengan mudahnya jatuh ke lantai, ia melirik kearah tika yang juga menatapnya heran,

"Lo knapa sih anya?, gue cuman nanya lo ngapai devi?, dan sekarang lo juga mau ngebuly gue?," ucap diva sambil terisak

anya tak mau ambil pusing ia lalu mengambil sebotol air mineral di mejanya dan membuka tutup botol itu dan bersiap meninggalkan diva namun tiba tiba saja kakinya di hadang oleh kaki diva yang membuatnya hampir jatuh. Tika lalu menahan tubuh anya yang hampir terjatuh namun, air dalam botol itu terlanjut tumpah dan mengenai wajah diva,

diva tersenyum tipis dan kembali meringis saat tubuhnya terkena air oleh anya.

anya dan tika kembali saling menatap merasa ada yang salh dengan diva hari ini.

diva bangkit dari posisinya dan berjalan mendekat kearah anya. dari samping diva mencubit tangan anya dengan kuat sambil membisikan sesuatu

"tampar gue sekali lagi atau gue yang nampar lo!" Ucap diva dengen menekan kata katanya

anya tersentak saat diva membisikan hal itu kepadanya, anya yang ketakutan langsung menggerakkan tangannya kearah diva dan

plakkkk

suara tamparan terdengar nyaring

Tika membulatkan matanya saat anya benar benar menampar diva dengan kuat. anya ikut meringis saat telah menampar diva secara spontan.

diva meringis kesakitan sambil memegangi pipinya yang memanas, ia lalu menoleh dan menatap kearah anya dan juga diva sambil tersenyum penuh kemengangan. ia lalu bergegas pergi meninggalkan anya dan tika yang nampak masih bertanya tanya dengan sikapnya itu

Diva keluar dari kantin dan menyeka air mata palsunya itu, ia memperbaiki penampilannya yang cukup berantakan. untung saja saat itu tidak ada orang selain dia anya dan tika serita alin dikantin, jadi diva tidak perlu menurunkan harga dirinya hanya untuk berakting demi membalas perbuatan anya dan tika pada kakaknya.

Diva memperbaiki rambutnya yang cukup berantakan tak lama kemudian alin datang sambil menatap heran kearah diva.

"kkamu gak papa kan?" tanya alin terlihat cukup khawatir dengan kondisi diva setelah menjadi saksi bisu kejadian di kantin tadi.

Diva mengangguk dan menaikkan satu alisnya sambil menatap alin

"inget!, semua yang lo saksi in tadi itu cuman pura pura!, dan lo harus bisa jaga mulut lo, kalau gak_" ucap diva sengaja menggantung kalimatnya namun membuat alin langsung mengangguk paham

Alin lalu menyodorkan hp milik diva kepada sang empu, yang saat itu juga langsung merampas hp tersebut

"gawat!, cepetan pergi!!!" ucap diva tiba tiba sambil mendorong tubuh alin untuk menjauh darinya.

Alin dengan sigap lalu meninggalkan diva sendiri di teras kantin. Tak lama kemudian tika dan anya terlihat berjalan keluar kantin dengan hati hati. Diva lalu menyunggingkan senyum evil nya ketika anya dan tika keluar dari pintu kantin. anya dan tika terkejut dengan perubahan sikap diva yang berubah 180 derajat dari sebelumnya. tika yang merasa kesal tak mampu menahan emosinya

"kenapa lo natap kek gitu?, tadi di dalam nangis nangis!" ucap tika sambil menatap sinis kearah diva, meskipun merasa takut, namun emosinya lebih membara

diva menaikan satu alisnya dan tersenyum sinis

"Kita liat aja besok!" ucap diva sambil tertawa kecil

"awas aja lu besok!" ancam tika lalu pergi meninggalkan diva sambil memapah tibuh anya yang kesusahan berjalan

"ututu takuttt!" ejek diva memasang wajah seolah olah takut dengan ancaman tika.

diva lalu menghentikan ketawanya dan beralih ke mode serius. ia lalu mengotak atik layar handphone miliknya dan memutar video hasil rekaman alin.

"oke juga tu sicupu, akhirnya rencana gue berjalan lancar" gumam diva sambil tersenyum penuh kemenangan

saat diva hendak meninggalkan kantin, pandangannya malah tertuju pada kamera cctv yang terpasang di kantin

"anj, gawat!" umpat diva sambil menatap ke kamera cctv itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!