Tulang punggung

Diva mengalihkan pandangannya kearah seorang wanita yang tiba tiba datang membantunya. diva sedikit memindai penampilan wanita itu yang rasanya tak asing bagi diva.setdlah beberapa menit berpikir sambil terus menghantam ke empat pria di hadapnnya akhirnya diva sadar wanita itu adalah wanita yang tadi memenangkan pertandingan bersama dirinya.

kini perkelahian terjadi antara 2 cewe melawan 7 pria. Tak berselang lama, akhirnya perkelahian itu di menangkan oleh diva dan wanita tadi tanpa lecet sedikit pun pada diri mereka.

diva menghembuskan nafas kesal sambil menendang kaki pria yang terduduk lemas di hadapannya.

"segitu doang?" ucap diva sambil memperbaiki masker yang ia kenakan.

wanita di samping diva menoleh dan ikut menyunggingkan senyumannya di balik masker namin terlihat dari sorot matanya yang menyipit.

"pergi lo pada atau gue tambahin!" gertak wanita itu yang langsung membuat ke 7 pria itu kalang kabut bahkan mereka hampir melupakan temannya yang pertama kali di hajar oleh diva.

Setelah para pria itu pergi, kini tersisa diva dan wanita yang tadi membantunya. diva mengalihkan pandangannya kearah wanita disampingnya.

"thanks, kemampuan lo boleh juga ternyata" ucap diva santai sambil menatap ke arah wanita itu.

wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangannya kearah diva.

"kayla" ucap wanita itu memperkenalkan dirinya

lagi lagi diva salah fokus oada pergelangan tangan wanita itu, diva lalu segera mengulurkan tanggannya dan menjabat tangan wanita yang bernama kayla itu

"Avid" ucap diva memperkenalkan dirinya dengan nama samarannya.

wanita itu menatap cukup lama pada wajh diva, ia nampak tak asing dengan diva. setwlah menatap chkup lama, kayla lalu membulatkan matanya dan segera berlari meninggalkan diva yang menatapnya heran.

"kayla?" gumam diva merasa sedikit aneh dengan nama wanita itu.

ia kembali teringat dengan luka di pergelangan tangan kayla yang nampak cukup familiar bagi diva. diva memutar pikirannya berusaha mengingat siapa pemilik luka yang sama seperti pada wanita itu. diva membukatkan watanya setelah beberapa saat.

"apa mungkin? ..." ucap diva memotong ucapannya sendiri lalu segera mengambil helmnya yang tergeletak karena tadi ia menggunakannya untuk memukul kepala pria tadi.

diva bergegas berjalan mrndekati motornya sambil memasang helm. ia lalu memutar balik motornya dan mencari keberadaan wanita tadi. tak butuh waktu lama, diva dapat wanita itu sudah duduk di motornya sambil memasang helm dan melajukan motornya keluar dari pekarangan terminal.

diva mengikuti arah kayla dari dari belakang dengan jarak yang tidak terlalu jauh. kondisi jalan yang cukup ramai membuat diva tidak begitu di curigai oleh kayla yang tengah fokus menjalankan motornya. diva terus mengamati pergerakan wanita itu yang melajukan motornya masuk ke sebuah pekarangan rumah yang cukup mewah. diva menghentikan motornya tak jauh dari gerbang rumah itu. diva mencoba berpikir melihat kayla yang malah memasuki rumah mewah.

"wait, dia ngapain ikut balapan?" ucap diva merasa aneh dengan kayla

...****************...

keesokan harinya, diva terlihat sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia berjalan keluar kamar dan menemui ibu dan devi yang sudah sarapan lebih dulu.

Diva lalu mendudukan dirinya sejenak di kursinya dan meminum segelas susu di meja. ia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah amplop coklat yang lumayan tebal.

"nih bu" ucap diva sambil menyodorkan sejumlah uang di dalam amplop itu

devi menatap haru melihat diva yang sudah seperti punggung keluarga, jauh dilubuk hatinya ia merasa senang, namun disisi lain ia juga merasa sedih karena sebagai kakak ia tidak banyak membantu, uang hasil kerjanya sangat berbeda jauh dengan diva yang bahkan bisa melunasi bayaran kontrakan sampai beberapa bulan kedepan. nindi menerima amplop tersebut sambil tersenyum haru. nindi membuka amplop itu dan cukup terkejut melihat isinya.

"banyak banget, kamu udah pisahin buat diri sendiri?" ucap nindi sedikit kaget dengan uang yang diva berikan.

diva mengangguk lalu kemudian melanjutkn memakan satu buah sandwich di hadapannya.

"ini hasil bengkel kamu kan?" tanya nindi memastikan

diva berhenti mengunyah sandwich nya sejanak ia tidak tahu harus menjawab apa. pasalnya uang itu bukan hasil bengkelnya. melainkan hasil balapan semalam. Diva mendapat 10 jt dari hasil balapan semalam, lalu ia bagi dua, 5jt untuk ibunya, dan 5 untuk kebutuhan sekolahnya bersama devi dan sisanya untuk ia tabung. diva tak mampu menjawab lalu mengangguk pelan dan segera menyelesaikan makannya.

Devi yang melihat tingkah diva sudah bisa memastikan kalau uang itu hasil balapan, bukan dari bengkel. sementara nindi hanya tersenyum dan menaruh uang itu di meja dan melanjutkan makannya.

"yaudah, diva duluannya," pamit diva sambil mengunyah sandiwch dimulutnya dan bergegas menyalami nindi yang menatapnya heran

"cepet banget, ini masih jam 06.10 menit loh,"ucap nindi sambil mengunyah makanannya.

"diva mau ke bengkel bentar" jawab diva sambil menyalami tangan ibunya dan segera berlalu meninggalkan ibu dan kakaknya.

"Dev duluan yah!,hati hati sama ibu!" ucap diva saat berada di ambang pintu luar lalu menutup pintu tersebut.

diva berjalan menaiki motornya yang terparkir di teras rumah dan segera melajukan motornya menuju ke bengkel. pagi ini sahabat sahabatnya berada di rumah chiko. semalam mereka menginap karena kelelahan. jadi diva memutuskan untuk ikut mampir kesana.

Diva memarkirkan motornya memasuki halaman rumah chiko dan langsung di sambit oleh seorang wanita paruh baya yang nampak sedang asyik menyiram tanaman.

"eh diva, tumben pagi pagi kesini, gak kesekolah?" tanya wanita paruh baya itu sambil menghentikan aktifitasnya.

diva tersenyum dan berjalan mendekat kearah wanita itu.

"pagi tante, cuman mau singgah sebentar aja trus kesekolah lagi" ucap diva sambil menyalami tangan Wanita itu yang tak lain adalah calista, ibu chiko

calista mengangguk sambik tersenyum ia baru saja akan kembali melanjutkan aktifitasnya namun ia kembali teringat akan suatu hal

"eh iya, semalam kamu kenapa?" tanya calista yang teringat semalam diva pergi tanpa berpamitan dengan wajah yang nampak mennatap kosong

diva mengerutkan alisnya tak paham

"semalam?, emang kenapa tan?" tanya diva sopan sambil mengerutkan keningnya.

"kamu gak berantem sama mereka kan?, kok semalam tante ngeliat kamu kayak emosi gitu perginya" jelas calista sambil menepuk halus lengan diva

diva lalu menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"oowh itu, gak papa ko tante, cuma gak mood aja" jawab diva sambil menyengir lebar

calista menghembuskan nafas lega dan menggelengkan kepalanya

"owh iya, mereka didalam kan tan?" tanya diva sambil menunjuk kearah dalam rumah.

calista mengangguk lalu tersenyum

"Bangunin tuh, dari tadi belum ada yang bangun, mana Chiko sama irfan mau kesekolah lagi" ucap calista sambil kembali melanjutkan kegiatannya

Diva mengangguk lalu segera berjalan memasuki rumah chiko yang nampak sepi. saat akan menaiki anak tangga menuju ke lantai 2 dimana kamar chiko berada, tiba tiba saja seorang pria paruh baya yang berada di ruang tengah yang sedang menonton tv menyapanya sambil berbalik

"eh diva, tumben pagi pagi" tanya pria itu yang tak lain adalah Hamdan, ayah chiko

"eh ada om" ucap diva sambil berputar balik dan berlari kearah hamdan dan menyalaminya.

"yaudah kamu bangunin mereka yah, kebo banget!" ucap hamdan yang memang sudah menganggap teman teman diva sebagai anaknya juga, makanya diantara mereka sudah tidak ada yang sungkan bertamu.

diva tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamar chiko yang cukup luas yang biasa mereka jadikan basecamp sejak kecil, namun setelah mereka mendirikan bengkel di depan rumah chiko mereka lebih sering berkumpul di bengkel yang dimana disana juga ada ruang khusus. diva membuka pintu tanpa mengetok dan langsung terpengaga melihat pemandangan di depannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!