Olimpiade

Jam menununjukan pukul 13.29, suasana diruang olimpiade sudah ramai dengan para peserta lomba dari berbagai sekolah tingkat SMA dan juga para pengawas olimpiade yang telah diutus dari sekolah masing masing. Bu caca duduk di kursi depan para peserta yang sudah disiapkan untuk pengawas. ia terus melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. ia mengusap usap tangannya untuk mencoba menenangkan diri yang sedari tadi sibuk menanti kedatangan seseorang yang menjadi harapan besar untuk sekolahnya tahun ini. Bu caca melirik ke arah pintu aula yang tak jauh darinya.

Jam menunjukan pukul 13.30, seorang wanita yang ditugaskan untuk memimpin jalannya olimpiade hari itu sontak berdiri dari duduknya, bersamaan dengan itu pintu aula pun di buka dan menampilkan seorang gadis dangan rambut hitam panjang dan lurus, bersragam rapih khas SMA BAKTI RAHENDRA Gadis itu nampak tenang memasuki ruangan dengan wajah datarnya. Semua orang yang berada di ruangan itu melirik pada gadis yang hampir saja terlambat mengikuti olimpiade hari itu. Bu caca sontak berdiri saat pintu aula dibuka, namun saat melihat siapa yang membuka pintu membuatnya sedikit kecewa, namun ia tidak mampu berbuat apa apa, tidak ada waktu lagi untuk mencari penggangti devi, dari pada sekolahnya di skorsing karena kurang peserta lebih baik bu caca membiarkan diva yang menggantikan devi kali ini, meskipun ia tidak begitu yakin diva akan menang, tetapi ia masih mempunyai harapan pada gina dan bima yang sudah ia bimbing selama 3 pekan yang lalu.

"Maaf bu, tapi saya gak telat kan?" tanya diva berusaha seramah mungkin kepada wanita yang berdiri di depan para peserta olimpiade.

wanita itu memindai penampilan diva yang nampak rapih, ia lalu membalas senyuman diva

"Tepat waktu!,sekarang kamu duduk di kursi yang sudah disediakan sesuai dengan nomor id card kamu!" Ucap wanita ber name tag Alifah ananta itu dengan lembit sambil menatap diva.

"owh iya id card kamu mana?" tanya alifah sambil menatap dada diva yang tak terpasang id card.

Bu caca yang mendengar percakapan keduanya segera berjalan menghampiri diva dan memberikan sebuah id card.

diva menerima id card tersebut kemudian mengenakannya. Alifah memperhatikan id card yang dikenakan oleh diva.

"Devina?"ucap alifah mengeja nama yang ada di id card tersebut, beruntung ia tidak mempermasalahkan foto devi, karena wajah devi dan diva memang sangat mirip, jadi tidak ada yang curiga.

Diva tersenyum seramah mungkin meskipun bibirnya terasa sangat kaku saat tersenyum lebar.

"nama yang singkat, semoga tidak sesingkat jawabanmu nantinya yah!" ucap alifah merehmekan diva sambil tertawa kecil.

diva menyunggingkan senyumnya mendengar ucapan alifah yang meremehkannya. ia baru saja ingin membalas ucapan wanita parih baya di hadapannya itu namun bu caca sudah lebih dahulu menepuk lengannya. ia tak ingin diva membuat keributan dan membuat nama baik sekolahnya hancur didepan para tamu.

"Oke div, eh maksud saya Devina, sekarang kamu duduk di bangku nomor 30 di sudut sana!", Ucap bu caca yang hampir saja keceplosan menyebut nama diva sambil menunjukan kursi kosong di ujung sana

diva lalu berbalik dan bergegas menuju kursi kosong yang bersebelahan dengan anak dari SMA Nusa Bangsa. pandangan diva bertemu dengan seorang pria yang tadi pagi juga iya temui di koridor sekolah.

Diva mendudukan dirinya dikursi tersebut dan mencoba untuk menenangkan dirinya agar dapat berpikir jernih saat menjawab soal olimpiade. ia melirik kearah samping kanannya dan melihat seorang pria berkacamata yang berpenampilan cupu sedang sibuk menghafal sebuah rumus dan teori teori yang nampak cukup penting. diva lalu mempertajam pendengarannya dan memindai kata demi kata yang di lanturkan oleh si cupu itu.

"Ok anak anak, sekarang olimpiade fisika tingkat SMA/sederajat dimulai,bagi pengawas yang sudah ditugaskan untuk membagikan soal untuk segera bergerak!" ucap alifah dengan tenang sambil menatap kearah oara pengawas yang mulai sibuk dengan tugas masing masing.

2 orang pengawas mulai membagikan lembar soal dan kertas cakaran kepada para peserta.

"Selanjutnya saya harap kepada seluruh peserta yang sudah menerima soal agar tidak membalik lembar soal tersebut sebelum ibu izinkan, jika ketahuan sekolah kalian akan langsung di skorsing!, paham?" tegas alifah sambil berjalan menuju kursinya.

para peserta sontak menyahut sambil menganggukan kepala

"paham bu!" seru peserta dengan bersemangat.

"untuk ibu dan bapak guru yang berada diruangan ini sekiranya mulai bergerak sesuai job masing masing, dan saya harap tidak ada yang menganggu para peserta demi kelancaran olimpiade kali ini." ucap alifah sembari mendudukan dirinya di kursi yang berada di depan para peserta.

waktu sudah menunjukan pukul 13.35, semua peserta sudah mendapatkan lembar soal dan lembar cakaran di meja masing masing.

alifah kembali berdiri di tempatnya

" semua sudah dapat?" tanya alifah sambil melirik keseluruh peserta didepannya.

"sudah buu!" seru para peserta olimpiade di ruangan itu.

"baik, sekarang pukul 13.40,waktu mengerjakan soal 60 menit dari sekarang!" ucap Alifah sambil menepuk tangannya

semua peserta dengan antusias membalikan lembar soal di mejanya. tak sedikit dari mereka terkejut melihat soal pertama yang menurutnya sangat sulit.

Diva mengeryit mendengar keluhan para peserta di sampingnya yang telah mebalikan soal. diva merasa sedikit takut untuk membalik kan lembar soalnya. Bagaimana tidak, yang belajar saja sudah mengeluh dengan soal pertama, bagaimana dengan dia yang menjadi peserta dadakan. diva dengan hati hati membalikkan lembar soal tersebut sambil mengintip penuh kekhawatiran. Namun saat diva melihat soal pertama ia malah tersenyum lega.

"apaansih cuman soal cerita doang kok pada ngeluh!" lirih diva sambil mulai mulai membaca lembar soal di hadapannya itu.

Diva terlihat santai menjawab soal didepannya, ia merasa tidak begitu kesulitan, karena memang ia diberkahi dengan kecerdasan yang meskipun jarang diasah namun masih betah di otak diva. selain itu dia juga bersyukur karena mendapat tempat duduk disamping si cupu yang tidak hentinya melanturkan rumus rumus dan teori teori yang berkaitan dengan soal olimpiade tersebut. diva sangat bersyukur saat itu, ia tdk perlu menguras tenaga untuk menyotek karena sicupu sudah berbaik hati melanturkannya.

Diva fokus mengerjakan soal olimpiade sebagai devi. tanpa ia sadari seorang pria di samping kirinya sedari tadi melirik lirik dan mencuri pandang ke arah wajah diva.

"gue gak nyangka bisa ketemu lagi sama dia disini" lirih pria tersebut sambil sesekali mencuri pandang ke arah diva.

jam menunjukan pukul 14.25, masih ada waktu sekitar 15 menit untuk olimpiade berakhir.

"jika ada yang sudah selesai bisa dikumpulkan, dan sudah bisa istirahat" ucap alifah sambil menikmati konsumsi yang telah disiapkan.

diva melirik ke kanan dan kekiri, namun ia melihat tak ada satupun peserta yang bergerak. ia sudah sesari tadi menyelesaikan soalnya dan enggan untuk memeriksa ulang karena ia takut akan goyah dengan jawaban sebelumnya. diva merasa bosan berada di ruangan itu, jadi ia memutuskan untuk segera mengumpulkan jawabannya dan segera keluar dari ruangan yang menyiksanya itu. diva beranjak dari duduknya dan berjalan santai menuju kedepan sambil membawa lembar soal dan cakarannya. Diva menjadi sorotan oleh semua orang diruangan itu. bagaimana tidak?, ia datang paling akhir dan pulang lebih awal. Tak sedikit diantara para peserta bahkan guru guru meremehkan hasil pekerjaan diva yang dinilai pasti asal asalan, begitupun yang dipikirkan oleh bu caca.

Alifah menatap remeh pada diva yang berjalan mendekat ke arahnya.

"kamu lagi, sudah yakin sama jawabanmu itu?" ucap alifah sambil tertawa pelan

diva hanya menatap datar, malas meladeni wanita tua yang sok sempurna dihadapannya. diva lalu menaruh hasil pengerjaannya dan segera keluar dari ruang olimpiade tanpa berbicara sepatah kata pun.

Bu caca hanya geleng geleng kepala melihat tinggah diva yang dinilai tidak sopan itu.

"diva divaa!" lirih bu caca sembari menggelengkan kepalanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!