CIKINDI

Sedikit info tentang CIKINDI

jadi CIKINDI itu adalah nama geng/persahabatan antaran 5 anak ingusan yang tumbuh bersama sejak usia mereka masih kanak kanak, jadi bisa dibilang mereka itu saudara meskipun berbeda rahim dan nasib. nama CIKINDI itu sendiri diambil dari inisial nama mereka masing masing yaitu :

C \= Chiko

I \= Irfan

Ki \= Kinandra

N \= Narendra

Di \= Diva

...----------------...

Kelimanya sibuk mengerjakan pekerjaaannya masing masing, hari ini ada banyak pelanggan yang mampir,mereka tidak salah membuka bengkel di hari kamis yang berkah itu. Chiko,kinan dan nerendra terlihat sibuk memperbaiki mobil dan motor. sementara irfan sibuk mengurusi administrasi dan data pelanggan yang keluar masuk, keahlian irfan dalam bidang IT membuatnya lebih di percaya untuk mengelola administrasi dan keuangan. sementara diva, juga sama seperti Chiko, kinan dan narendra, ia sekarang juga mendapat job untuk memperbaiki sebuah motor milik salah satu pelanggan, namun hari ini, ia terlihat tidak bersemangat. Diva seri g kali melamun dan mencampakkan pekerjaannya. Hal itu membuat ke empat sahabatnya menjadi khawatir dengan dirinya.

Jam sudah menunjukan pukul 17.00, Chiko,irfan,kinan,nahendra dan diva masih dengan pekerjaan mereka masing masing, mereka hanya beristirahat sejenak saat belum ada job lagi. Diva kini mengerjakan job mobil yang mogok, ia nampak bekerja dengan teliti namun sesekali melamun dan menatap kosong. Melihat hal itu, Kinan segera menyelesaikan pekerjaannya lalu beranjak menghampiri diva yang nampak tak hentinya melamun.

"div" ucap kinan sambil menepuk bahu diva dari samping

Diva yang sedang mrlamun sontak terkejut dan langsung memperbaiki posisinya.

"ya!" singkat diva sambil kembali melanjutkan pekerjaannya

"kenapa?" tanya kinan lembut sambil menatap dalam manik mata tajam milik diva

"kenapa apanya" jawab diva tanpa berbalik dan terus memutar kunci tang di tangannya untuk merapatkan baut

Kinan menghembuskan nafas panjang dan melirik ke arah luar bengkel untuk memastikan tidak ada lagi pelanggan yang sedang mengantri. kinan kembali mengalihkan pandangannya kearah diva yang nampak tak menghiraukan dirinya.

"Div!, kenapa lagi?, cerita aja!" Bujuk kinan seolah tahu diva sedang memikirkan sesuatu

diva menghela nafas panjang lalu kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa merespon kinan yang nampak menunggu jawabannya.

Chiko, narendra, dan irfan yang melihat interaksi diva dan kinan juga turut bergabung setelah pekerjaan mereka selesai. kini tersisa mobil yang di kerjakan oleh diva. narendara berjalan keatah diva dan kinan sambil terus menaikkan kedua alisnya bertanya kepada kinan yang hanya membalasnya dengan mengendikkan bahunya.

Chiko dan irfan lalu saling mengode dan segera mengambil alih pekerjaan diva. Chiko mendekat kearah diva dan menarik tangan diva menjauh dari mobil.

"istirahat aja dulu, biar gue yang terusin" ucap chiko sambil tersenyum singkat lalu berbalik dan mengambil alih pekerjaan diva bersama dengan irfan.

diva hanya menghembuskan nafas pelan sambil menatap kosong ke depan. Narendra lalu memegang kedua pundak diva dan menuntunnya berjalan kearah sofa di dekat ruang administrasi. Kinan yang melihat itu lalu segera mengikuti langkah narendra dan diva dan langsung bergegas kearah kulkas dan mengambil sebotol air mineral dan langsung memberikan sebotol air mineral yang telah dibuka olehnya.

"nih minum dulu" ucap kinan sambil menyodorkan sebotol air di hadapan diva

Diva mengalihkan pandangannya keatas menatap kinan yang berdiri disamping sofa. diva mengambil botol air yang diberikan kinan sambil tersenyum singkat dan langsung meneguk air dari botol tersebut. diva menyandarkan pundaknya ke sandaran sofa dan menatap ke arah langit langit bengkel.

Narendra dan kinan saling menatap seolah saling mongode untuk membiarkan diva tenang terlebih dahulu, posisinya sekarang ini, diva duduk di sigle sofa di samping kinan dan narendra. diva memijit pelipisnya yang terasa sakit sambil memejamkan matanya sejenak. Tak lama kemudian Chiko dan Irfan pun ikut gabung setelah menyelesaikan job terakhir dan langsung menutup bengkel agar tdk ada lagi pelanggan yang datang,karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk mereka kembali bekerja, apalagi ratu kesayangan mereka terlihat tidak baik baik saja.

Chiko dan irfan mendudukan dirinya di sofa panjang bersama kinan dan nahendra. mereka lalu bersitatap dan mengalihkan pandangan mereka kearah diva.

"lo ada masalah apa div?" tanya chiko to the point dengan suara super lembut nan penuh kehangatan

diva mengalihkan pandangannya kearah ke empat sahabatnya yang nampak sangat khawatir dan perhatian terhadap dirinya. Nampaknya diva tidak lagi bisa menyembunyikan apa apa lagi kepada sahabatnya yang sudah seperti kakak dan adiknya sendiri. diva tersenyum singkat lalu memperbaiki posisinya.

"malam ini ada balap lagi gak?" tanya diva dengan nada datar yang nampaknya sudah kembali ke setelan pabrik.

Chiko narendra dan kinan saling menatap heran, jelas saja, diva seperti mengalihkan pembicaraan.

Irfan yang tak mengerti keadaan saat itu sontak langsung membuka handphonenya dan mencari sesuatu di dalam situ.

"ada nih di deket terminal lama, tapi balap liar" jawab irfan dengan polosnya yang saat itu juga langsung mendapat gamparan di punggungnya oleh chiko.

"lo kek. gak ngerti keadaan aj!" ucap chiko setengah berbisik di telinga irfan

"ngerti apanya_akh!" ucap irfan terpotong saat ia lagi lagi mendapat gamparan, tapi kali ini di bahunya, yang jelas dilakukan oleh narendra di sampingnya.

"diem lu!" ucap narendra sambil memukul kuat bahu irfan

"Div gue gak mau lo ikut balapan lagi!" ucap kinan tiba tiba sambil menatap dalam mata diva

Diva yang mendengar info dari irfan langsung beranjak dari duduknya dan mengambil jaket nya di sandaran sofa beserta tas ranselnya yang berisi buku dan baju sekolahnya. Diva berjalan keluar dari bengkel dengan tatapan kosong tanpa menghiraukan sahabatnya yang nampak khawatir.

"Div!, lo gak boleh pergi kesana!, itu balapan liar, disana gak aman buat cewe!" tahan kinan penuh kekhawatiran sambil memegang tangan diva.

Diva berbalik dan menatap manik mata kinan yang sudah seperti abangnya sejak kecil.

"lo ngomong gitu kek gue lemah banget jadi cewe" ucap diva dengan ketus tak mampu mengendalikan perasaannya yang berkecamuk dan membuatnya stress sejak tadi.

kinan melepas pegangan tangannya dan menatap diva dalam

"gue tau lo ahli bela diri,tapi tetep aja di sana gak aman!" ucap kinan sambil mengacak rambutnya mencoba untuk mengendalikan amarahnya yang tertahan.

"makasih buat perhatian kalian, tapi gue butuh waktu sekarang, terserah gue mau kemana, gue bakalan aman!, kalian pada ga perlu khawatir" ucap diva sambil menghembuskan nafas oanjang mencoba menenangkan dirinya dan segera berlalu keluar dari bengkel.

kinan baru saja ingin menahan tangan diva, tapi ia lebih dulu di cegat oleh chiko dan irfan yang lalu membawanya kembali ke sofa.

"udah, diva butuh waktu nenangin dirinya sendiri" ucap chiko sambil menepuk bahu kinan

Diva berjalan keluar bengkel menuju motonya yang yang tadi ia parkirkan di depan teras rumah chiko tepatnya di samping bengkel. diva menatap kosong dan segera menaikkan dirinya ke motornya dan memasang helmnya. lalu segera melajukan motornya krluar dari pekarangan rumah dan bengkel tanpa menghiraukan panggilan dari seorang wanita paruh baya di teras rumah.

"kenapa lagi anak itu?" ucap wanita itu sambil menatap diva yang semakin menjauh menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai di waktu itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!