Murka

Devi mencuci tangannya pada wastafel yang ada di toilet, ia lalu menatap dirinya pada cermin, rambut blonde nya terlihat sangat cocok dengannya. Ia lalu memperbaiki poni yang menutupi jidatnya. ia tersenyum dan memperlihatkan wajah manis dan terkesan imut. sangat berbeda dengan aura yang dibawakan oleh kembarannya. pantas saja jika orang orang sering tidak menyadari bahwa mereka adalah saudari kembar. devi menegeringkan tanganya dengan sehelai tisu lalu membuang tisu itu kedalam tempat sampah. ia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya yang mrnunjukan pukul 13.15 menit, olimpiade akan dimulai 15 menit lagi, Devi kemudian bergegas keluar dari toilet. Devi membuka pintu toilet dan ia terkejut dengan kehadiran 2 gadis berpenampilan sexy dan sedikit menor. Rok mini setangah paha kaos kaki pendek, baju yang super ketat sehinggah membentuk lekukan tubuh dan rambut pirang diujungnya.

"Anya,tika,kalian ngapai disini?" tanya devi kepada 2 gadis dihadapannya

kedua gadis itu lalu saling melirik dan seolah saling mengode satu sama lain dan byurrrr

devi tersentak kaget saat anya dan tika menyiramnya dengan seember air bekas pencucian pel. devi mengusap wajahnya dan melihat seragam sekolahnya yang basah. kedua gadis tersebut lalu tertawa dan mendorong tubuh devi masuk kedam toilet. tika lalu mengunci pintu toilet dari dalam dan mulai menjalan aksinya.

"kalian ngapain sih?, aku tuh gak gangguin kalian tapi kenapa kalian selalu gangguin aku sih?" ucap devi dengn nada yang semakin meninggi sambil menyeka air mata yang keluar.

"kira kira kenapa yah tik?," ucap anya dengan nada seolah olah tidak tahu

"apaa yah, gue juga ngak tau tuh!" tambah tika dengan nada songong nya

"ini semua karena lo udh rebut perhatian azzam dari gue!" tegas anya dengan nada yang semakin tinggi di akhir kalimat

"ngerebut azzam?, maksud lo apa?, gue gak ngerebut dia dari siapa pun,lagian kita cuman temenan doang!" jelas devi dengan nada penuh isakan

"owh temenan yah!" ucap anya aambil maju mendekati devi yang terlihat ketakutan

"kalau lo cuman temenan gak usah caper sama dia!" tegas anya sambil menjambak rambut devi dan menghempaskannya hinggah tersungkur kelantai.

Tika lalu memutar keran disampingnya dan mengoper selang pada anya yang sudah tersulut emosi, anya lalu menerima selang itu lalu berjalan mendekat kearah devi yang terisak,. ia memusatkan selang pada wajah devi sehinggah devi kesulitan untuk bernafas.

"Gue gak mau tau, pokoknya lu harus jauhin azzam!, kalau ngak, lo bakalan dapat lebih dari pada ini!" geram anya sambil melempar selang kearah devi, ia lalu menginjak tangan kiri devi dengan kakinya dan bergegas keluar dari toilet sambil memperbaiki penampilannya.

Anya dan tika berjalan beriringan keluar toilet dan meninggalkan devi yang masih terisak, devi memegangi tangannya yang terasa nyeri setelah diijak oleh anya. tak lama kemudian devi mendengar suara yang tak asing ditelinganya

"dev?,devii!" teriak diva memasuki toilet,

devi lalu bangkit dari posisinya dan bergegas mencari sumber suara diva yang mencarinya. diva keluar dari toilet dan melihat diva akan membuka pintu toilet didepannya. devi tak mampu menahan tangisnya dia langsung memanggil nama diva dengan suara lirih dan langsung terisak

"Divaa" lirih devi sambil terus terisak

diva berbalik dan terkejut melihat kondisi kakaknya yang basah kuyup dengab rambut yang berantakan ditambah ia memegangi tangannya yang nampak memar.

"Devi!," seru diva sambil melangkah mendekati devi yang terus terisak.

diva lalu menahan tubuh devi dengan kedua tangannya di pundak devi.

"ini pasti ulah dua biduan itu kan dev?, jawab dev! " Geram diva sambil mengguncangkan tubuh kakaknya

devi tak mampu menjawab, ia hanya mengangguk pelan dan terus menangis

diva berdecak kesal dan memukul dinding disampingnya

"lu jangan mau ditindas dong dev, lawan!!" gertak divatak mampu mengendalikan emosinya.

devi tak mampu berkutik ia hanya mendengarkan ucapan adiknya yang tersulut emosi.

"sekarang lo ke uks sama maurin, gue mau nyari dua dajjal itu" ucap diva sambil berbalik dan bergegas pergi namun langkahnya dihentikan oleh maurin yang tiba tiba bicara setelah sekian lama hanya diam memperhatikan interaksi keduanya

"tapi 1 menit lagi devi harus olimpiade" tutur maurin sambil menahan tuubuh devi di kedua pundaknya.

diva kembali berbalik dan menatap kondisi devi yg meprihatinkan

"lo ga bisa ikut olim dalam keadaan kek gini, mending lo ga usah ikut!" tegas diva dengan nada yg mulai turun

"tapi kalau gue gak ikut sekolah kita bakal di skorsing dan beasiswa aku bisa bisa dicabut div!" ucap devi dengan nada bergetar

diva lalu terdiam sejenak,dia mempertimbangkan ucapan devi, ia baru tahu dampaknya akan sebesar itu. ia lalu menatap kearah devi.

"lo ke uks aja, biar gue yang gantiin lo!" ucap diva sambil menghembuskan nafas pelan

devi hanya terdiam, sebenarnya dia juga tidak yakin bisa mengikuti olinpiade dengan keadaannya sekarang, dia mungkin akan kesulitan berpikir. disamping itu dia juga tidak meragukan kemampuan diva namun baginya diva mungkin akan kesulitan karena tdk belajar sama sekali, namun apa boleh buat, tidak ada pilihan lain, devi hanya mengangguk dan kemudian berjalan ke uks ditemani maurin.

...----------------...

Diva berjalann santai keluar aula, ia menghirup udara sebanyak mungkin merasa bebas dari ruangan yang terasa sesak. diva berjalan menuju ke uks untuk melihat kondisi kakaknya, namun pandangannya teralihkan pada 2 gadis yang berjalan beriringan menuju kantin. diva mengepalkan kedua tangannya dan menerbitkan wajah kesalnya.

"ketemu juga lo biduan dajjal!" gumam difa sambil berjalan menuju kantin mengikuti langkah anya dan juga tika.

Anya dan tika mendudukan dirinya di meja sudut kantin dengan semangkok bakso panas dihadapannya.

mereka sibuk menatap ponselnya sambil menunggu baksonya dingin.

diva berjalan santai memasuki kantin yang nampak sepi, ia lalu menggerakkan bola matanya menelusuri isi kantin mencari keberadaan anya dan juga tika. ia lalu musatkan matanya pada kedua gadis yang sedang berselfi ria di meja pojok. tak sulit menemukan keberadaan mereka berdua di kantin yang sepi. tersentak saat seseorang menyenggol bahunya. ia berbalik dan menatap alin, siswa cupu di kelasnya.

"mmaaf div aaku gak sengaja,!" ucap alin terbata bata sambil menunduk dan tak berani menatap diva

alin lalu bergegas meninggalkan diva namun belum genap 2 kali ia melangkahkan kakinya, diva lalu kembali memanggil dirinya,

"mau kemana lo?" tanya diva dengan nada santai dan masih dengan wajah datarnya

alin sontak kaget dan menarik nafas panjang lalu kemudian berbalik menatap diva yang juga menatapnya.

" sini lo!" gertak diva yang langsung membuat alin patuh dan mendekat kearahnya.

diva lalu mengeluarkan handphone miliknya dari saku nya dan menyodorkannya pada alin yang saat itu juga langsung menjauhkan tubuhnya dari diva. alin terlihat sangat takut berhadapan dengan diva yang terkenal pemarah dan brandal. diva mengerutkan alisnya melihat tingkah alin, perasaan ia tidak pernah melakukan kekerasan pada alin tetapi mengapa gadis itu nampak takut denganya.

"paan sih, nih ambil!" pinta diva kembali menyodorkan ponselnya pada alin.

alin dengan sigap langsung mengambil handphone milik diva

"skarang lo sembunyi disana dan video in gue sama mereka, inget jangan sampai nge blur atau lo yang gue _" ucap diva menggantung kalimatnya smabil seolah olah akan memukul alin.

alin yang ketakutan langsung menganguk paham dan segera berjalan ketempat yang diperintahkan diva. ia mengatur kamera nya se detail mungkin agar tidak blur.

diva tersenyum melihat alin, ia lalu bergegas menjalankan misinya. diva memasang wajah polos dan tak seperti biasanya. ia berjalan mendekati meja anya dan tika yang masih sibuk berselfi.

diva lalu memukul meja anya dan tika yang membuat keduanya kaget.

"lo apain devi!?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!