Pelayan Antagonis
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun tertunduk, pakaiannya terlihat berkelas menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Tangannya tertutup kemeja lengan panjang, dipenuhi oleh luka memar.
Brak!
Kali ini tubuh kecilnya ditendang oleh sang bibi."Anak sial! Jangan pernah bicara apapun pada ayahmu! Hubungi dia! Minta tambahan uang! Katakan kamu ingin diantar dengan mobil baru seperti teman sekelasmu!"
Anak itu menggeleng, sejenak berfikir kala rotan itu kembali mengayun di sekujur tubuhnya. Mencari titik yang berbalut pakaian. Sang bibi tidak ingin tindakan kekerasan yang dilakukannya ketahuan.
"Ini sakit, lenganku tidak dapat bergerak. Sakit... tolong..." batinnya menahan air mata agar tidak mengalir.
Tapi tidak juga dapat menghentikannya. Setetes air matanya pada akhirnya tidak tertahankan. Mengalir bermuara pada dagunya.
"Berani-beraninya anak haram sepertimu menangis!" Bentak sang bibi.
Kursi diayunkan pada tubuh kecilnya.
"Aku membenci bibi, aku benci ibu, aku benci ayah, membenci samua yang ada di dunia ini... lebih baik kalian mati, menjadi kepingan daging---" Kalimat dalam batin anak itu terhenti, kala menyadari dirinya tidak terkena pukulan.
Brak!
Kursi kayu itu mengenai punggung pelayan wanita di kediamannya. Bukan pelayan, lebih tepatnya anak pelayan. Edward, itulah nama sang anak laki-laki berusia 10 tahun membulatkan matanya. Menatap anak perempuan berusia 8 tahun yang terluka karena melindunginya.
Menyakitkan? Sudah pasti punggung anak perempuan itu dipukul dengan kencang. Tapi anehnya anak perempuan itu tersenyum pada Edward, hanya tersenyum. Kursi tersebut tidak hancur, hanya saja sudah pasti sangat menyakitkan, kala terkena pukulan benda keras.
Pupil mata Edward bergetar, membulatkan matanya, dalam air mata yang mengalir. Benar! Setetes air matanya kembali mengalir.
"Tuan muda bersabarlah..." Ucap anak perempuan itu lirih dengan bibir kecilnya.
"Berani-beraninya anak pelayan sepertimu! Aku sedang memberi pelajaran pada keponakanku!" Wilmar (bibi Edward) menarik rambut sang pelayan, benar-benar kencang.
"Nyo... nyonya, saya akan membujuk tuan muda. Tolong jangan pukuli lagi. Jika bekas lukanya terlalu banyak---" Kalimat sang anak berusia 8 tahun itu terhenti, kala Wilmar menghempaskan tubuh kecilnya ke lantai.
"Bujuk Edward! Kalian sama-sama anak sial! Pasti akan saling memahami." Wanita itu menatap sinis berjalan pergi meninggalkan anak laki-laki dan pelayan kecilnya itu.
"Tuan muda tidak apa-apa? Ingat! Jangan pernah menyimpan dendam. Hiduplah dengan semangat seperti bunga matahari." Pinta sang anak perempuan yang berusia dua tahun lebih muda darinya.
Anak yang menahan sakit di punggungnya. Memeluk Edward erat."Tuan muda boleh menangis jika ingin. Jangan menahan segalanya sendiri. Ada saya disini."
Perlahan air mata mengalir dari anak laki-laki berusia 10 tahun itu. Tubuhnya gemetar, bagaikan hanya memiliki pelayannya. Seorang anak pelayan yang sakit-sakitan dengan tubuh benar-benar rapuh.
*
Malam semakin menjelang, mereka saling mengobati, tersenyum bersama. Hingga kala Rachael (sang anak pelayan) akan meninggalkan kamar Edward. Edward memegang jemari tangannya.
"Aku takut, tidurlah disini..." Gerutu Edward ingin Rachel tidur di kamarnya.
Rachel mengangguk, tidur berdampingan dengan Edward kecil yang malang, tokoh antagonis dalam novel favoritnya.
*
Tunggu dulu! Tokoh dalam novel favoritnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
Nama aslinya adalah Rania, wanita berusia 25 tahun penggila novel romansa. Seorang wanita yang bekerja keras untuk menjadi dokter, harus bekerja sambilan, sebagai pengantar paket, paginya bekerja sebagai pengantar koran dan susu.
Hanya tidur empat, terkadang tiga jam sehari untuk membiayai pendidikannya.
Hiburannya hanya satu, membaca novel online kesayangannya. Novel yang selalu ditunggu updatenya setiap hari, sebuah novel online berjudul, Gairah CEO Penggoda.
Tapi ceritanya tidak semenyenangkan judulnya. Tokoh utama prianya bernama Alfred Russel, seorang CEO tampan, seperti tokoh utama novel pada umumnya, kaya, berkelas, diincar banyak wanita, seorang Casanova sejati.
Bertemu dengan tokoh utama wanita bernama Alira. Wanita sederhana yang benar-benar cantik. Seperti novel romantis komedi pada umumnya, Alfred Russel jatuh cinta pada Alira yang hanya wanita biasa.
Wanita yang menarik baginya, karena kecantikan, kebaikan hatinya, serta terlihat tidak tertarik dengan Alfred, berbeda dengan wanita lain pada umumnya. Cinta yang berasal dari kata keramat novel atau komik romansa 'menarik,' berakhir dengan perasaan menggebu-gebu. Pertemuan ranjang dengan pemaksaan yang mendebarkan.
Sedangkan Edward merupakan antagonis sekaligus second male lead, jatuh cinta pada Alira karena Alira menjadi satu-satunya orang yang peduli dengannya. Edward dari awal berasal dari keluarga kaya, banyak mengalami penganiayaan di masa kecilnya. Hingga memiliki kelainan mental, psikopat, dapat dikatakan seperti itu.
Membunuh setiap orang yang membuat masalah dan dekat dengan Alira, terobsesi ingin memiliki dan membahagiakannya.
Alira yang polos dan sederhana di perebutkan dua orang predator.
Namun seperti akhir dari antagonis atau second male lead pada umumnya, akhirnya cinta Edward tidak berbalas, Alira mencintai Alfred. Sedangkan Edward berakhir mati bunuh diri di usianya yang ke 28 tahun, di hadapan Alira dan Alfred. Serta pihak kepolisian yang ingin menangkapnya, atas berbagai kejahatan pembunuhan yang dilakukannya.
Sebagai pembaca novel ini tidak adil bagi Rania. Semua pembaca mengatakan Edward pantas mati karena menghalangi perjalanan cinta Alfred dan Alira, dengan berbagai pembunuhan dan cara yang keji.
Tapi siapa yang tidak akan menjadi gila jika mengalami kekerasan yang intens di masa kecilnya?
Rania menangis membaca adegan saat Edward mati menembak pelipisnya sendiri dengan senjata api di bagian ending novel. Walaupun semua pembaca lainnya mengutuk Edward, dirinya malah berkomentar.
'Aku akan memeluknya Edward yang malang. Author br*ngsek, tidak punya rasa perikemanusiaan!'
Melawan para netizen, bahkan Rania memaki author, penulis novel online ini. Setelah menangis seharian membaca endingnya.
Semalaman tidak bisa tidur, ditambah dengan beban materi kuliah dan pekerjaan yang menumpuk. Tiba-tiba kepala Rania terasa sakit, hingga mengendarai motornya tidak stabil. Sebuah motor yang terjatuh dari jembatan gantung pada akhirnya.
Terjatuh ke dalam air sungai yang dalam. Beginikah akhir hidup Rania? Memejamkan matanya, tidak dapat bernapas lagi dalam air yang dingin. Hanya menatap ke arah sinar bulan yang samar.
Namun.
Tiba-tiba Rania terbangun di tempat yang tidak dikenalnya, dengan wajah dan usia yang berbeda.
Ketika mencari tahu apa yang terjadi, Rania menyadari satu hal, dirinya bertransmigrasi masuk dalam novel kesayangannya. Sebagi Rachel, tokoh yang hanya ada satu bait saja dalam cerita.
Rachel, seorang pelayan Edward yang mati pada usia remaja akibat penyakit yang dideritanya.
Benar! Rania masuk ke dalam novel yang dibacanya, sebagai Rachel kecil berusia 8 tahun. Sedangkan usia Edward, sang antagonis saat ini 10 tahun.
Pada awalnya depresi, itulah perasaan Rania yang masuk ke dalam novel sebagai tokoh bernama Rachel.
Tapi melihat kekerasan yang dialami Edward kecil. Hatinya terketuk untuk mengubah masa kecil sang psikopat, untuk menjadi anak normal.
Rencana yang matang disusunnya. Dirinya akan tinggal bersama Edward, hingga Edward dewasa. Menjadi pelayan kesayangan sang tuan muda, agar mendapatkan biaya sekolah dan perawatan hingga sembuh dari penyakitnya. Kemudian ketika Alira muncul di dalam hidup Edward, dirinya tinggal menjodohkan Edward dengan Alira. Melihat anak itu bahagia dengan wanita yang dicintainya.
*
Tapi apa benar segalanya dapat terjadi dengan mudah sesuai rencana?
Dirinya perlahan berbaring di samping anak laki-laki manis yang tidak terlihat berbahaya tersebut. Dua orang anak yang berbaring di ranjang besar bersama-sama. Sang pelayan dan tuan mudanya.
Tidak terlihat seperti penjabaran dalam novel aslinya. Pria dingin yang tersenyum setiap membunuh orang, itulah Edward dewasa yang tertulis dalam novel, Edward kecil terlihat manis, benar-benar imut.
"Rachel, jangan pernah pergi meninggalkanku ya?" Pinta Edward kecil pada anak perempuan yang lebih pendek darinya.
Rachel mengangguk."Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi. Sekarang tidurlah..." Jawaban dari sang anak berusia 8 tahun memeluknya.
Sepasang anak yang tidur bersama-sama. Namun, mata Edward perlahan terbuka, wajahnya tersenyum."Akan bersama selama-lamanya..." gumam sang anak laki-laki yang kesepian sepanjang hidupnya, tidak ingin kehilangan Rachel. Satu-satunya orang yang peduli padanya.
Alur cerita yang telah berubah dari awal. Bagaimana psikopat ini akan tumbuh dewasa nantinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ayuni
baca ke 3 kalinya 🫰
2024-08-07
0
Marlina
bru mampir ,😁
2024-07-30
0
Jarmini Wijayanti
nyimak dulu
2024-07-08
0