Zolta The Beast Hunter
Tahun 420—Kalender Magyarian.
115 Tahun setelah kehancuran Bangsa Magyar...
Di sebuah hutan yang di selimuti kegelapan malam, seorang pria tengah berjongkok memperhatikan sebuah jejak kaki di tanah sambil menggenggam pedang di tangan kanannya. Tidak ada satu pun suara selain bunyi rintik hujan yang turun di area itu, membuat suasana sekitar menjadi sedikit menyeramkan.
Pria itu berdiri lalu mulai berjalan menyusuri hutan, tatapan matanya fokus ke depan. Pegangan terhadap pedangnya ia perkuat karena mendengar sebuah suara langkah kaki dari arah depan dimana dia berdiri.
Pria itu kemudian dapat melihat sosok yang sedang ia cari di dalam hutan ini.
Tinggi sekitar dua meter, memiliki otot-otot yang besar di tangan dan dadanya, tubuhnya berwarna biru pucat, sebuah taring mencuat dari kedua sisi mulut dan tanduk yang tumbuh di dahi sosok tersebut. Sesosok monster humanoid pemakan wanita—Jagul.
"Groaarrr!"
Sebuah petir menyambar salah satu pohon ketika monster itu menggelegarkan raungannya. Membuat sosoknya itu tampak lebih mengerikan di hutan yang gelap ini.
Monster itu memukulkan kedua tangannya ke tanah, mencoba mengintimidasi pria di hadapannya. Namun, monster itu tidak mengetahui, bahwa pria dihadapannya itu bukanlah manusia biasa sama seperti yang sebelumnya dia hadapi.
Monster itu berlari, melesat ke arah pria di hadapannya. Matanya terlihat memerah dikarenakan sebuah hawa membunuh yang kuat merasuki jiwanya.
Monster itu melakukan sebuah tinjuan yang dapat dengan mudah dihindari pria itu. Ia kemudian menebaskan pedangnya, membuat tangan kanan monster itu putus terjatuh ke tanah.
Darah mengucur membasahi tubuh monster itu. Dia kemudian berjalan mundur, tangan kirinya refleks memegangi tangan buntungnya itu untuk menghentikan pendarahan yang dia alami.
"Groaarr!"
Monster itu menjerit kesakitan, urat di ototnya semakin jelas terlihat. Dia memukul sebuah pohon dengan tangan kirinya, melampiaskan rasa sakit yang dialaminya itu. Monster itu kemudian menatap tajam pria di hadapannya dengan penuh kebencian.
Makhluk mengerikan itu melesat kembali ke arah pria di depannya dengan kemarahan yang luar biasa. Meraung dengan bising bagaikan hewan buas yang sedang mengamuk.
Pria itu hanya diam saja di tempat, tidak gentar dengan intimidasi monster di depannya. Tangan kirinya memegang sebuah senjata api Flintlock model double barrel yang sebelumnya tersarung di pinggangnya. Ia membidik lutut dari monster yang tengah berlari ke arahnya.
-Dorr!
Lari dari monster itu terhenti, ia berlutut dengan satu kaki. Terdapat sebuah peluru bundar yang tertanam di lutut kanannya yang mulai bersimbah darah.
Pria itu berjalan perlahan mendekati monster itu tanpa rasa takut.
"Grrr!"
Sang Monster meraung pada Pria yang kini telah berada di hadapannya itu, mencoba menakutinya dengan intimidasi yang sia-sia. Pria itu adalah seorang profesional, raungan sesosok monster yang akan mati tidak mungkin membuatnya takut.
"Terbebaslah dari mimpi burukmu, wahai kau yang terkutuk," gumam Pria itu kemudian memenggal kepala monster yang ada di hadapannya.
Tubuh Monster itu roboh, cipratan darah mulai mengucur ke tanah. Pria itu kemudian memasukan kepala monster yang telah terpenggal itu kedalam sebuah karung.
"Well... Urusanku di sini telah selesai, mari kembali ke Kota untuk mendapatkan bayaran."
Pria misterius itu kemudian pergi keluar dari hutan meninggalkan jasad dari monster yang baru saja dia buru.
***
Benua Rutenia, tempat dimana para manusia, Elf, dan Dwarf hidup. Ras Elf dan Dwarf merupakan Ras yang tertutup. Elf hanya menetap di Hutan Arnwood yang terletak di sebelah barat Benua sedangkan Para Dwarf hanya menetap di pegunungan dan Labirin bawah tanah.
Ras Manusia yang paling dominan di benua, mereka membangun banyak negeri di seluruh penjuru daratan. Salah satunya Bangsa Magyar, sebuah bangsa yang dipimpin oleh seorang Raja.
Selama ratusan tahun, negeri-negeri ini selalu berkompetisi untuk menjadi yang paling dominan mempengaruhi seluruh umat manusia yang hidup di Benua Rutenia.
Bangsa Magyar saat itu sangat tertinggal baik dari segi ekonomi, sihir, maupun pengetahuan lainnya. Akan tetapi, sekitar 300 tahun yang lalu, tiba-tiba Bangsa Magyar memiliki sejumlah peningkatan pesat baik dari segi ilmu sihir maupun penyembuhan.
Kejadian ini membuat Bangsa Magyar yang awalnya Bangsa yang tertinggal, menjadi Bangsa yang paling berpengaruh di benua Rutenia dalam waktu dekat. Para warga mereka dihormati ke negeri manapun mereka pergi, Raja dan Pemimpin negeri lain akan selalu menyambut para bangsawan mereka walaupun di tingkat yang terendah.
Tidak ada satupun negeri lain yang tahu akan rahasia meningkatnya kemampuan Bangsa Magyar dalam bidang-bidang ini. Bangsa Magyar sendiri tidak pernah membeberkan pengetahuan mereka ke negeri lain.
Setelah tiga ratus tahun mendominasi benua Rutenia, suatu peristiwa terjadi pada Negeri para Magyar tersebut. Para warga di sana tiba-tiba mengalami sebuah kegilaan yang kemudian mengubah bentuk fisik maupun pikiran mereka seperti sesosok monster haus darah.
Para penyihir dan penyembuh di Kerajaan Magyar tidak dapat menemukan cara untuk mengembalikan para warga yang mengalami fenomena tersebut.
Para warga di Kerajaan Magyar mulai berpikir 'apakah ini hukuman para dewa terhadap mereka karena kesombongan mereka selama ini?' tidak ada yang tahu dan kejadian ini masih menjadi misteri sampai saat ini.
Setelah beberapa tahun melawan musibah kegilaan dan bencana penyebaran monster, akhirnya Kerajaan Magyar hancur. Dimana yang dulunya Negeri yang penuh kejayaan kini berubah menjadi sarang monster. Hanya daerah perbatasan saja yang kini ditinggali oleh sisa-sisa penduduk Kerajaan Magyar.
Bencana ini menandakan awal mulanya para monster mulai menyebar dan meneror seluruh negeri yang ada di benua Rutenia. Para negeri lain yang menjadi korban serangan monster Magyar ini kemudian menciptakan sebuah organisasi yang bernama Workshop.
Organisasi ini merupakan tempat dimana seseorang dilatih dan diberi peralatan khusus untuk membunuh monster dan makhluk astral yang meneror di berbagai negeri manusia. Mereka yang telah lulus dari pelatihan khusus ini akan mendapatkan sebuah julukan—Hunter.
Namun, para Hunter memiliki reputasi yang buruk di kalangan umat manusia. Ini dikarenakan oleh para Hunter yang mengalami kegilaan karena terlalu sering memburu para monster.
Belum dipastikan alasan mereka mengalami kegilaan ini. Namun sudah dipastikan, Hunter yang telah mengalami kegilaan mempunyai sebuah Mark di wajah mereka.
***
Malam harinya, di sebuah kedai yang berada di Kota Bourbon—Kerajaan Meroving. Para warga sedang membicarakan tentang misteri hilangnya para wanita akhir-akhir ini.
"Para Patrol Guard telah melakukan investigasi kemarin malam namun... " Suara pria itu tertahan mengingat kondisi para Patrol Guard yang berhasil keluar dari hutan. "Hanya empat dari sepuluh orang yang kembali dari para Patrol Guard yang masuk ke hutan itu."
Mendengar hal ini, para warga yang mendengarkan kesaksian dari pria itu mulai ketakutan. Sudah dipastikan mereka yang tidak dapat kembali itu mendapatkan nasib yang buruk.
"Pagi tadi, aku bersama beberapa warga yang lain sedang mencari kayu bakar di sekitaran hutan itu. Kami menemukan enam jasad para Patrol Guard yang hilang kemarin malam. Kondisi mayat mereka sudah hampir tidak bisa dikenali," ungkap salah satu warga lainnya.
Mereka mengenali lencana Patrol Guard yang mereka temukan dari sisa-sisa mayat tersebut. Setelah itu, mereka bergegas melaporkan penemuannya ke Kantor Patrol Guard terdekat.
"Aku sudah menyewa seorang Hunter untuk menginvestigasi hutan itu."
Obrolan mereka terhenti, seorang pria mengenakan seragam Patrol Guard kota menghampiri mereka. Dilihat dari lencanya, dia adalah seorang Kapten—pemimpin para Patrol Guard di sebuah kota.
"Anda menyewa para orang gila itu, Kapten?" tanya salah satu warga, terdengar mempertanyakan keputusan Sang Kapten.
Sang Kapten kemudian menyeruput bir yang sedang dia pegang lalu berkata, "tidak semua dari mereka seperti itu. Hunter Gila mempunyai sebuah Mark di wajah mereka."
Namun para warga yang hadir di sana masih meragukan apakah Hunter yang disewa oleh Sang Kapten mampu untuk membunuh apapun yang telah mengalahkan regu Patrol Guard sebelumnya masuk ke hutan itu.
-Brak!
Tiba-tiba pintu kedai terbuka, seorang pria memakai topi stetson dan jas mantel berwarna hitam memasuki kedai. Dia berjalan ke arah meja para warga yang sedang berdiskusi sambil membawa sebuah karung.
"...!"
Sebuah kepala monster humanoid berwarna biru pucat jatuh ke meja para warga yang sedang berdiskusi itu, membuat mereka syok bahkan sampai ada yang menjerit.
"Uwahhh!"
"Apa kau sudah gila!?"
Tidak menghiraukan para warga yang ketakutan karena ulahnya, Pria itu berjalan ke arah meja pemilik kedai. Dia duduk lalu mengeluarkan beberapa Kuper, sebuah koin terbuat dari tembaga yang menjadi salah satu mata uang di benua Rutenia.
"Tolong segelas birnya, Mister."
...----------------...
......Author Note : Zolta The Beast Hunter......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
@...?????...@
wah..
2024-09-08
0
Ayanagi Souma
ok
2024-07-21
0
Ayanagi Souma
langsung nyeritain world building nya ya
2024-07-21
0