[Arc 1] Astral Beast part 4

Dia masih saja mencubit-cubit pipinya untuk memastikan dia sedang tidak bermimpi. Sefina memang wanita yang cantik jika saja dia tidak memiliki luka bakar yang dia dapat ketika masih kecil.

Ketika dia keluar kamar berniat menemui Eren—Pria yang menyembuhkan wajahnya, dia berpapasan dengan Ayahnya—Radan yang baru saja pulang bekerja.

"Se-Sefina... kau, kah itu?" Wajah Radan terlihat sangat terkejut melihat penampilan baru Sefina. Dia berjalan mendekat untuk menyentuh pipi Putrinya itu. "Bagaimana bisa?"

"Ada seorang teman yang mengerti tentang ilmu penyembuhan...," jawab Sefina dengan samar. Entah mengapa, dia tidak ingin memberitahu Ayahnya tentang Eren. "Aku ingin menemuinya untuk mengucapkan terima kasih."

Setelah Sefina keluar rumah untuk pertama kali dengan wajah barunya itu, semua pria yang ada di desa mulai memperhatikannya. Mereka sama sekali belum pernah melihat wanita secantik ini di desa mereka. Beberapa bahkan ada yang langsung mengungkapkan perasaannya kepada Sefina di tempat.

Mereka semua sangat menyedihkan! Mereka hanya mencintai seseorang karena melihat dari tampangnya saja, pikir Sefina merasa jijik dengan pria yang mencoba mendekatinya.

Namun sayang, perasaan dan hati Sefina hanyalah milik pria itu seorang. Tidak akan pernah dia berpikir untuk bersama pria lain selain Eren—orang yang selalu bersamanya walaupun Sefina sedang mengalami hari terburuknya.

Sefina kemudian sampai ke tempat tujuannya. Di depannya, terdapat sebuah pohon beringin besar yang di kelilingi oleh bunga-bunga yang tumbuh di sekitarnya. Di bawah pohon besar itu, terlihat seorang pria yang sedang tidur pulas dengan batang pohon sebagai sandaran.

Melihat ini, Sefina tersenyum lembut berjalan perlahan mendekati Eren agar tidak membangunkannya. Dia ingin ketika Eren terbangun, yang pertama dia lihat adalah wajah cantiknya Sefina.

Dia kemudian duduk di samping Eren, menyandarkan kepalanya di bahu pria yang tertidur itu. Sefina melihat bunga bermekaran dan kupu-kupu berterbangan di atasnya. Berada di samping pria yang dicintainya, Sefina berharap saat-saat seperti ini akan berlangsung selamanya.

"Ughhh... " Sefina menyadari bahwa Eren akan terbangun lalu mulai mengelus-elus pipinya. "Huh? Si-siapa Anda, Nona?" Eren tidak mengenali siapa wanita cantik yang tiba-tiba sedang genit menggodanya itu.

"Heee~tebak! Jika kau benar, maka aku akan memberimu sebuah hadiah fufufu~" ucap Sefina sambil tertawa nakal. Melihat wajah kebingungan dari pria yang sangat dia cintai membuatnya ingin menjahilinya.

"Se-Sefina... Kau, kah itu?" gumam Eren yang terlihat ragu untuk menyentuh wajah Sefina yang mulus tanpa ada satupun sebuah luka yang menodainya.

"Tutup matamu sekarang, aku akan memberimu hadiahnya, Eren," ucap Sefina seraya memegang tangan Eren menuntunnya untuk menyentuh pipi Sefina.

Ketika Eren menutup matanya, dia merasakan sebuah sentuhan lembut di pipinya. Sefina menciumnya, matanya tertutup untuk lebih menikmati sensasi dimana mereka berdua sedang bersatu.

Hari berlalu, Sefina dan Eren kini sudah menjadi sepasang kekasih. Setelah itu, setiap harinya merupakan sebuah anugrah bagi Sefina yang sebelumnya, hidupnya hanya dipenuhi oleh kesedihan.

Sefina juga semakin dikenal oleh penduduk desa. Kehadirannya dengan wajah barunya yang mempesona merupakan sebuah cahaya baru bagi desa yang baru saja kehilangan seorang Bunga desa yaitu Rainira—Putri Baron Meyer yang meninggal beberapa hari yang lalu.

Namun hari bahagianya itu tidak berlangsung lama. Pada saat itu, Sefina baru saja pulang setelah menerima hadiah berupa ikat rambut berbentuk kupu-kupu dari Eren di tempat biasa mereka bertemu.

Melihat Putrinya telah kembali, Radan menyuruhnya duduk untuk membicarakan sesuatu. "Sefina, aku memutuskan untuk menjodohkanmu dengan seorang Bangsawan."

-Deg!

Mendengar kata-kata Ayahnya membuat jantung Sefina terasa mau copot. Dia terdiam, tidak tahu harus menjawab perkataan yang keluar dari mulut Ayahnya itu.

"Sefina...?" tanya Ayahnya terlihat khawatir.

"Mengapa Ayah ingin menjodohkanku sekarang?" tanya Sefina yang sebenarnya sudah mengetahui jawaban apa yang Ayahnya akan berikan. "Bukankah Ayah selama ini tidak pernah peduli dengan pernikahanku! ?"

Mendengar pertanyaan anaknya, Radan terdiam sejenak. "Bisnis kita kau tahu... Gudang penyimpanan Ayah di Kota terbakar habis. Ayah mengalami kerugian besar Sefina... Jika Ayah tidak punya modal untuk bangkit, bisnis keluarga akan hancur."

Setelah mendengar alasan Ayahnya, Sefina sudah tahu tujuan Ayahnya yang sekarang tiba-tiba peduli dengan pernikahannya. "Jadi Ayah ingin menjodohkanku sekarang karena wajahku sudah tidak buruk rupa lagi?" Sefina baru kali ini berbicara dengan Ayahnya dengan nada yang tinggi. "Kau ingin menjualku sebagai mahar untuk membangkitkan bisnismu?"

"Sefina, keluarga adalah yang terpenting. Jika kau menikah dengan bangsawan ini, hidupmu juga akan bahagia!" tegas Radan yang sedikit kesal dengan nada bicara Sefina padanya.

"Aku tidak mau! Jangan pernah membahas ini denganku lagi!" Sefina berdiri berjalan ke kamarnya. Dia menutup pintunya dengan sangat keras saking kesalnya mendengar perkataan Ayahnya.

Hari berlalu, Radan masih bersikeras meminta Sefina untuk menikah dengan seorang Bangsawan yang mana selalu dia tolak. Sefina kemudian jarang pulang ke rumahnya, malah dia lebih sering tinggal di tempat Eren.

Setelah beberapa hari, Sefina akhirnya kembali pulang ke rumahnya. Dia melihat sebuah kereta kuda mewah terparkir di depan rumahnya. Penasaran, dia kemudian membuka pintu lalu mendapati seorang pria muda tampan sedang mengobrol dengan Ayahnya.

"Ah, Sefina... Kau sudah pulang. Ini waktu yang sangat tepat. Perkenalkanlah dirimu pada Tuan Edgar—Putra pertama dari Count Nantes," ucap Ayahnya seraya memandu tangannya untuk duduk di kursi bersama dengan Edgar.

"Kau sangat cantik seperti yang dirumorkan, Sefina," puji Edgar dengan tulus setelah mencium telapak tangan Sefina. "Mari kita berbincang untuk mengenal lebih dekat."

Setelah pertemuan itu, Sefina mengurung diri di kamarnya. Edgar di mata Safina adalah pria yang baik, sudah pasti setiap wanita akan sangat bahagia jika menikah dengannya. Akan tetapi, Sefina mencintai Eren yang selalu bersamanya walaupun dia sedang berada di masa-masa yang sulit.

Keesokan harinya, Sefina berencana berbicara mengenai perjodohannya dengan Eren. Akan tetapi, ketika dia sedang berkaca pada cermin kamarnya, dia melihat sebuah antena serangga yang keluar dari kepalanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Dia mencoba menyentuh dan memainkan antena itu. "Oke jangan panik Sefina, mari tanyakan kepada Eren. Dia pasti dapat mengatasi masalah ini," ucapnya mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian, Sefina bertemu dengan Eren di tempat biasa. Untuk menutupi antenanya, Sefina menggunakan sebuah topi. Eren sama sekali tidak terkejut atau merasa jijik ketika Sefina memperlihatkan antenanya.

"Kau adalah kau Sefina, wanita tercantik yang pernah ku kenal." Itulah kata-kata yang diucapkan oleh Eren ketika Sefina memperlihatkan antena yang tumbuh di kepalanya.

Mendengar ucapan Eren membuat Sefina tidak kuat menahan air matanya. Dia kemudian memeluk Eren—Kekasihnya itu dengan erat.

Sefina kemudian menjelaskan tentang Ayahnya yang telah menerima uang sebagai mahar untuk pernikahannya dengan Edgar. Pernikahannya akan dilakukan beberapa hari lagi.

"Apakah dia akan menerimamu dengan kondisimu yang sekarang?" tanya Eren yang jelas membicarakan tentang antena Sefina.

Mendengar pertanyaan Eren, Sefina hanya menggelengkan kepalanya. Air mata mulai menetes membasahi pipinya.

"Walaupun aku dapat menyembuhkanmu kembali, aku tidak ingin hidup dimana Sefina dimiliki oleh orang lain," ucap Eren lirih. Dia kemudian membisikan sebuah kata-kata di telinga Sefina yang membuatnya terkejut.

Setelah memikirkan perkataan Eren dengan waktu yang lama, Sefina mengusap air matanya dan membulatkan tekadnya. "Baiklah, Eren. Aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi."

Keesokan malamnya, Sefina menulis di buku diarinya untuk terakhir kali. Dia menulis bahwa dirinya tidak memiliki penyesalan sama sekali karena telah mendapatkan kebahagiaan yang dia inginkan bersama Eren.

Sefina mencoba membaca kembali darinya pada bulan sebelumya. Akan tetapi, membacanya membuatnya ingat akan kesedihan yang dia alami setelah menemukan sebuah kebahagiaan. Dia pun menyobeknya dan menyimpannya di sebuah kotak.

Dia kembali bercermin, terdapat bintik-bintik aneh di wajahnya dan lengannya sudah ditumbuhi oleh bulu. Dia juga menyimpan ikat rambut pemberian Eren di kamarnya karena takut dia akan merusak benda paling berharganya itu nanti.

"Apa kau sudah siap, Sefina?"

Sefina dan Eren kini berada di sebuah jurang tidak jauh dari desa. Mereka berencana untuk melakukan bunuh diri bersama dan menghabiskan saat-saat terakhirnya dengan kenangan indah—Sebuah ciuman terakhir.

Sefina menggenggam erat tangan Eren seakan tidak mau melepaskannya. Dia kemudian menutup matanya, mengingat hal indah yang pernah dia lalui dengan Sang Kekasihnya. Dia ingin meninggalkan dunia ini dengan mengingat sebuah kenangan indah.

Tubuh Sefina melayang, mereka berdua telah melompat ke sebuah jurang setinggi 30 meter. Tidak ada ketakutan yang dirasakan oleh Sefina. Rasa sakit pun dia rasakan, mereka berdua sudah berada di dasar jurang.

"Eren... " Sefina mencoba memanggil kekasihnya.

"Eren... " Tetap tidak mendapatkan jawaban, Sefina berpikir bahwa kekasihnya itu telah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini.

Tiba-tiba, dia melihat sosok dari kekasihnya itu berdiri memandang tubuhnya yang sekarat. "Eren... Kenapa?" Kebingungan mengisi pikiran Sefina. Dia berpikir, bagaimana Eren masih dapat berdiri setelah jatuh dari ketinggian itu.

"Oh malangnya nasibmu Sefina," ucap Eren seraya menyuntikkan sesuatu ke tubuh Sefina. "Aku akhirnya mendapatkan darah sempurna. Dengan ini, aku akan semakin dekat menuju kebenaran."

Sefina sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Eren katakan. "Eren... Apa maksudnya semua ini?" Sefina mencoba menggenggam tangan Eren. Akan tetapi, Eren menepisnya, tatapan matanya seperti para warga desa yang menghina Sefina ketika dia masih buruk rupa.

"Kau hanya kelinci percobaanku, Sefina. Serpihan Kristal merah yang ku berikan untuk menyembuhkan lukamu adalah salah satu rahasia untuk mendapatkan kebenaran dari Bangsa Magyar," ungkap Eren.

Batu kristal yang digunakan Eren untuk menyembuhkan luka bakar Sefina adalah benda yang menyebabkan tubuh Sefina perlahan bertransformasi menjadi seperti monster.

Mengetahui hal ini, hati kecil Sefina mulai menjadi gelap. Tidak pernah terpikirkan sama sekali bahwa kekasihnya—pria yang dia cintai dan menerima dia apa adanya akan mengkhianatinya sampai seperti ini.

"Apakah... Hari-hari yang selama ini kita jalani adalah palsu?" Sefina mulai kesulitan untuk bernafas, tubuhnya sudah sekarat dan kematian akan menjemputnya tidak lama lagi.

"Oh sungguh bodohnya kau berpikir seperti itu, Sefina. Mana ada pria yang menyukai wanita buruk rupa sepertimu." Setelah mengatakan hal itu, Eren kemudian meninggalkan Sefina untuk mati sendirian.

Marah, kecewa, patah hati. Semua emosi negatif yang ada pada manusia terkumpul pada hati Sefina. Hari-hari bahagianya bersama Eren ternyata adalah sebuah kepalsuan.

Mengapa aku harus mengalami hal ini...?

Sefina wanita yang malang... Dia berpikir, dosa apa yang pernah telah dia lakukan sampai mendapatkan akhir seperti ini. Akhir bahagia yang dia harapkan beberapa saat lalu, berubah menjadi sebuah tragedi yang sangat memilukan.

"Yang kuinginkan hanyalah sebuah kasih sayang—Seorang teman di dunia ini...."

Sungguh... Akhir yang sangat tragis didapatkan oleh Sefina. Dia mati sendirian di kegelapan malam yang dingin dan sunyi.

Selama hidupnya, dia hanya mengalami kesedihan, dihina oleh warga desa, diabaikan oleh ayahnya dan yang terakhir, dikhianati oleh orang yang dia pikir sangat peduli dan cinta padanya.

Sefina mati meninggalkan dunia yang hidup ini. Namun, emosinya masih tertinggal dan berubah menjadi perwujudan sebuah Makhluk Astral yang mana akan meneror desa Edoin beberapa hari kemudian.

.

.

.

.

Zolta melihat sebuah monster perlahan keluar dari perut mayat makhluk astral yang baru saja dia bunuh. Monster itu keluar lalu terbang mengepakkan kedua sayap yang tumbuh di punggungnya.

Pemandangan ini seperti melihat sebuah ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Akan tetapi, Zolta tahu, monster dengan tinggi 2 meter yang ada di hadapannya ini bukanlah muncul untuk menghiasi dunia dengan keindahannya, melainkan berniat menghancurkan desa karena amarahnya.

...Author Note : Ilustrasi Sefina The Night Butterfly...

Terpopuler

Comments

Filanina

Filanina

sejak awal dia disembuhkan udah curiga sih.

2024-03-30

0

Filanina

Filanina

curiga dengan Eren ini bukan orang baik. Dia pasti melakukan sesuatu.

2024-03-30

0

bagu ternyata

2023-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!