[Arc 1] Senandung Kematian final part

Zolta melihat tubuh manusia Eren mulai perlahan berubah menjadi monster. Kini, sebuah tanduk mulai mencuat dari kepalanya setelah empat tentakel mengerikan keluar dari punggungnya.

"Mari kita bersenang-senang, Hunter," kata Eren dengan nada suara yang berbeda.

-Teng...! Teng...! Teng....!

Bunyi lonceng menara menggema di telinga mereka, waktu telah memasuki pertengahan hari. Bagaikan menjadi pertanda waktu pertarungan mereka telah di mulai, Eren mulai menyerang Zolta dengan keempat tentakel panjangnya.

Zolta menghindar, dia kemudian mencoba menebas salah satu tentakel tersebut dengan pedangnya.

-Tang!

Percikan api muncul, pedangnya gagal memotong tentakel yang dikeluarkan oleh Eren.

Eren kembali mengayunkan ke empat tentakelnya, tidak memberi ruang untuk Zolta menghindar, tentakelnya menghantam tubuh Zolta dari arah kiri, membuat tubuhnya terpental menabrak dinding.

Ughhh... Tentakelnya sangat keras bagaikan memotong sebuah baja! Apa Aku harus menyerang langsung tubuh utamanya?

Namun, Eren tidak memberi Zolta waktu untuk berpikir, dia kembali menyerang menggunakan keempat tentakelnya.

Zolta menggunakan Quickstep untuk dapat menghindari serangan Eren dengan sekejap, membuat tentakel Eren menghancurkan dinding ruangan di belakang tubuh Zolta.

Sang Hunter kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk melesat menuju tubuh Eren, berniat menyerangnya sebelum tentakelnya berbalik kembali menyerang.

Ketika Zolta sudah berada tepat di depan Eren untuk menyerangnya, dia melihat Sang Monster menyeringai padanya.

-Clang!

Ketika pedangnya akan menebas tubuh Eren, muncul sebuah perisai tak kasat mata yang menahan pedang Zolta.

"Sihir...?" gumam Zolta.

"Benar, selain seorang dokter dan juga pemusik, Aku juga cukup berbakat sebagai Penyihir." Eren menjawab keterkejutan Zolta sambil tersenyum cukup bangga akan talenta yang dimilikinya.

Zolta kemudian merasakan sesuatu melilit kakinya, tentakel Eren kemudian mengangkatnya ke udara lalu melemparnya keluar jendela.

Zolta terjatuh dari menara, dia kemudian bergegas menancapkan pedangnya ke dinding untuk menahannya agar tidak terjatuh dari ketinggian.

"Itu tadi hampir saja." Zolta melihat ke bawah, menara Big Bren memiliki tinggi sekitar seratus meter.

Akibat terjatuh tadi, kini dia bergelantungan di ketinggian 50 meter dari tanah. Dia kesulitan untuk mencari pijakan agar dapat berdiri dengan stabil.

-Tut...! Tut...!

Dari kejauhan, Zolta melihat sebuah kepulan asap dari kereta api yang hendak melewati menara. Terlintas di pikirannya untuk mendarat di salah satu gerbong kereta api itu.

"Hoo~ Kau masih bisa menyelematkan diri, Hunter."

Mendengar suara Eren, Zolta menengadah ke atas. Dia melihat monster itu keluar dari menara melalui jendela yang pecah. Dia kemudian berdiri di samping jam besar yang ada di puncak menara Big Bren.

Eren kemudian mematahkan kedua jarum jam itu dengan tentakelnya lalu melemparkannya ke arah Zolta.

"....!"

Zolta mengayun-ayunkan tubuhnya untuk menghindari ke empat proyektil yang di arahkan padanya. Namun, salah satu jarum jam tepat mengenainya, membuatnya terjatuh dari dinding menara.

- Brak!

Dia mendarat di atas gerbong kereta api, terdengar beberapa jeritan warga dari dalam gerbong karena terkejut akan sesuatu yang menimpa mereka.

"Ughhh... " Zolta merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Dia kemudian melihat ke atas lalu menyaksikan Eren yang tengah menuruni menara bagaikan seekor laba-laba yang hendak memburu mangsanya.

Eren kemudian melompat ke arah gerbong kereta, Zolta bergegas meraih pedang yang terjatuh di sampingnya.

"Well... Sungguh sebuah ironi jika tempat Aku membunuhmu adalah di sebuah kereta dimana kita pertama kali bertemu. Bukan begitu, Hunter?" kata Eren yang kini telah mendarat di atas gerbong kereta.

Zolta kemudian berdiri, bersiap untuk kembali melakukan pertarungan dengan Sang Monster.

"Kurasa kita sudahi saja sesi pemanasannya dan mulai memasuki pertarungan yang sesungguhnya, kau setuju?" kata Eren, terlihat tentakelnya sudah bersiap kembali menyerang Sang Hunter.

"Sesuai keinginanmu!" seru Zolta seraya berlari untuk menyerang Eren.

Mereka berdua kembali melanjutkan pertarungan. Namun, Zolta sekarang berada dalam keadaan yang tidak diuntungkan.

Dia harus menyesuaikan keseimbangan tubuhnya ketika menyerang dan menghindar karena berada di atas benda bergerak dengan ruang yang terbatas. Sedangkan Eren, dia hanya menggunakan tentakelnya selama pertarungan dengan Zolta dan tubuhnya tidak terlalu banyak bergerak.

Eren kembali menangkap Zolta dengan tentakelnya, dia kemudian mengangkat tubuhnya ke udara sebelum membantingnya ke bawah hingga membuat gerbong kereta jebol.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini!"

"Tuan, apa kau tidak apa - apa? Mengapa Anda bisa terjatuh dari atas sana?"

Para penumpang kereta terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Ughh... Tentakelnya merepotkan sekali," komplain Zolta yang mencoba bangkit. "Selain itu, Aku tidak bisa memutuskannya seperti tentakel Monster yang biasanya Aku buru."

"Ahhhh!"

Zolta mendengar jeritan seorang wanita. Terlihat sebuah tentakel monster muncul di samping jendela kaca dimana tempatnya duduk.

Tentakel itu masuk ke dalam gerbong memecahkan kaca berniat untuk menangkap Zolta kembali. Namun, Zolta menghindar, membuat tentakel itu menangkap penumpang yang lain lalu membawanya keluar.

"Lari! Ada monster!"

"Selamatkan diri kalian!"

Para penumpang di dalam gerbong mulai panik, mereka berupaya untuk pindah dari gerbong itu membuat situasi menjadi lebih kacau.

Dengan keadaan yang seperti ini, akan sangat sulit bagi Zolta untuk bertarung melawan Eren.

Zolta kemudian melihat empat tentakel Eren kembali masuk ke gerbong kereta, membuat para penumpang kembali menjerit panik.

Aku harus segera keluar dari sini.

Keempat tentakel itu kembali menyerang Zolta. Dengan ruang yang sempit dipenuhi manusia ini, Zolta tidak dapat melakukan apapun. Tentakel itu kemudian menangkap Zolta lalu membawanya keluar dari gerbong kereta api.

"Ah, akhirnya Aku menangkapmu kembali, Hunter!' seru Eren melihat Zolta berusaha memotong tentakelnya namun sia-sia.

"Kau bisa lebih baik dari ini bukan? Tunjukanlah padaku apa yang para Hunter bisa lakukan! Gunakanlah kekuatan seorang Hunter yang sesungguhnya!" kata Eren, dia sepertinya tertarik dan ingin mempelajari gaya bertarung seorang Hunter.

Dia kemudian mengayunkan tentakel yang melilit Zolta, menabrakannya ke sekitar bangunan yang terlewati oleh kereta api sebelum Eren melempar tubuhnya dengan kuat, membuatnya jatuh di tengah jalanan Kota.

Terlihat para warga Kota terkejut melihat tiba-tiba ada seorang manusia terlempar tepat di hadapan mereka.

"Lari! Ada Monster!"

"Cepat panggil Patrol Guard!"

Zolta melihat Eren tengah berjalan perlahan menghampirinya. Tubuhnya terasa sangat sakit sekali setelah menghantam bangunan kuat dengan keras.

Para Patrol Guard mulai berdatangan ke lokasi, mereka menghunuskan pedang lalu mulai menyerang Eren.

"Jangan biarkan monster itu melukai warga Kota!"

Eren kemudian tersenyum lalu mulai menyerang belasan Patrol Guard yang ada di sana. Terlihat mereka sangat kesulitan untuk memotong tentakel Eren yang sangat keras.

Zolta perlahan mulai bangkit, dia kemudian meminum sebuah Potion untuk memulihkan tubuhnya kembali setelah menerima banyak luka bertarung dengan Eren.

"Aku tidak tertarik dengan kalian, Manusia rendahan!" seru Eren, dia memutarkan keempat tentakelnya, mementalkan semua Patrol Guard yang ada di sana.

Zolta mengambil satu botol lagi yang berisi cairan berwarna kuning. Cairan itu adalah salah satu Elixir yang mana menjadi salah satu senjata rahasia bagi para Hunter.

Dia kemudian meminum habis cairan itu lalu melempar botolnya ke jalanan.

"Hooo~ Akhirnya kau sudah ingin serius melawan ku rupanya?" Eren tersenyum melihat ini.

Mata hitam Zolta mulai berubah menjadi warna kuning, urat nadinya nampak lebih terlihat di sekitar pelipis dan dahinya.

"Mari kita lihat, bagaimana hebatnya seorang Hunter yang terkenal itu!" seru Eren, dia kemudian kembali menyerang Zolta dengan empat tentakelnya itu.

Zolta menggenggam pedangnya—Evelyn lebih erat lalu melesat menuju tentakel-tentakel Eren.

-Slash!

Wajah Eren terkejut, kali ini, Zolta mampu memotong keempat tentakelnya dengan mudah.

Tidak membuang waktu, Zolta dengan cepat menuju tubuh utama Eren lalu menebaskan pedang ke arahnya.

-Clang!

Serangannya kembali tertahan oleh perisai tak terlihat Eren. Namun, Zolta tidak berhenti di situ. Dia kemudian berulang kali melakukan serangan pada perisai tak terlihat itu.

-Crack!

Tidak lama kemudian, dia mendengar sebuah retakan lalu mengayunkan pedangnya lebih keras kali ini.

"Aghhhh!" Eren menjerit kesakitan, pedang Zolta akhirnya dapat menembus pertahanan sihirnya itu.

Eren kemudian mencoba melarikan diri dari Zolta, tetapi tidak mungkin Sang Hunter akan membiarkan buruannya itu melarikan diri begitu saja.

Zolta mengejar Eren dari belakang. Akan tetapi, tiba-tiba Eren berbalik dan tersenyum ke arahnya. Dia kemudian merentangkan tangannya ke arah Zolta lalu membaca sebuah mantra sihir.

"Fire Ball!"

Sebuah bola api melesat dengan cepat lalu menghantam tubuh Zolta, membuatnya terpental lalu tergeletak di jalanan. Terlihat beberapa bagian tubuhnya mengalami luka bakar akibat terkena sihir Eren.

"Haha! Sepertinya ramuan yang kau minum itu membuat kekuatan dan kecepatanmu meningkat," ujar Eren. Terlihat keempat tentakelnya yang baru saja dipotong oleh Zolta tumbuh kembali dari belakang punggungnya.

Namun, berbeda dari yang sebelumnya, ujung tentakel Eren kali ini terlihat membentuk seperti sebuah kepala ular. Terlihat masing-masing kepala ular tersebut membuka mulutnya, memperlihatkan gigi-gigi tajam yang mereka miliki.

"Bukan hanya dirimu saja yang bisa meningkatkan kekuatan!" seru Eren.

Terlihat sebuah api yang keluar dari keempat mulut tentakel Eren. Semuanya lalu melepaskan sebuah tembakan bola api ke arah Zolta.

Sang hunter kemudian menghindar dari keempat bola api yang menuju ke arahnya, dia lalu melesat kembali menuju Eren untuk melakukan serangan.

Eren melompat mundur ke atas sebuah bangunan untuk menjaga jaraknya dengan Zolta, kedua tentakelnya melesat menyerang Sang Hunter untuk memperlambat pergerakannya.

Namun, Zolta dapat dengan mudah memotong tentakel yang menyerangnya itu. Dia kemudian mengejar buruannya tersebut yang menjauhi pertarungan jarak dekat dengannya.

"Cih, kau lebih kuat daripada yang kuperkirakan." Eren kembali menumbuhkan tentakelnya, kali ini dia menambahnya, membuat dirinya memiliki sepuluh tentakel di belakang punggungnya.

"Mati kau!"

Tentakel-tentakel Eren kembali menembakan bola api ke arah Zolta.

Zolta kemudian melompat dari satu bangunan ke bangunan lainnya, menghindar dari tembakan bola api yang melesat ke arahnya.

Zolta melihat Eren memanjat ke balik sebuah bangunan. Dia kemudian meloncat-loncat mengikuti Sang Monster.

"...!"

Tiba-tiba Eren menyerang Zolta menggunakan tentakelnya, dia memanfaatkan bangunan tersebut untuk melancarkan serangan kejutan untuk Zolta yang pandangannya terhalang.

Tubuh Zolta terpental di udara. Akan tetapi, dia dengan cepat meraih sebuah tali yang bergelantung di bangunan tersebut lalu berayun mengitarinya.

Zolta kemudian muncul dari belakang posisi Eren.

Menyadari ini, Eren berbalik hendak menyerang kembali dengan tentakelnya. Namun dia sedikit terlambat, Zolta dengan cepat melompat lalu menusukkan pedangnya tepat ke jantung Eren.

"Aghhh!" jerit Eren kesakitan, mereka berdua mulai terjatuh dari atas bangunan.

Zolta kemudian menendang Eren jatuh ke jalanan. Melepaskan pedangnya dari tubuh Sang Monster. Dia kemudian mendarat dengan mulus kontras dengan Eren yang jatuh menghantam permukaan dengan keras.

Zolta kemudian melihat Eren mencoba bangkit sambil memegangi bagian jantungnya dengan tangan kiri.

Itu tidak langsung membunuhnya, kah?

"Hah... Hah... Akan ku tunjukkan salah satu kekuatan rahasia dari Bangsa Magyar yang selama ini kucari!" seru Eren dengan nafas yang terengah-engah menahan rasa sakit.

Dia kemudian mengambil sebuah serpihan kristal merah lalu menelannya.

Tidak lama kemudian, terlihat luka tusukan di jantungnya yang Zolta berikan mulai pulih kembali. Tubuh Eren pun mengalami sebuah perubahan.

Kulit dan tentakelnya berubah menjadi warna merah pekat, taring giginya mencuat dari mulutnya, punggungnya menumbuhkan tentakel lebih banyak dan terlihat ujungnya yang tajam seperti mata pedang, terlihat bintik-bintik yang muncul pada kulitnya layaknya seekor gurita.

Kini, tidak ada fisik manusia yang tersisa sama sekali pada tubuh Eren. Dia sudah berubah sepenuhnya menjadi sesosok Monster.

"jIkA kAu mEmILiKi tUhAn yAnG dIseMbaH, HunTeR. SeBaIkNyA MuLaILaH kAu BeRDoa!" kata Eren mengancam. Suaranya kini berubah seperti menggema.

Para warga berlarian menjauh melihat sosok mengerikan Eren.

"Seorang Hunter sama sekali tidak berdoa pada tuhan," balas Zolta datar, sama sekali tidak takut pada intimidasi Eren. "Kami adalah malaikat pencabut nyawa yang dikirimkan untuk mengantarkan jiwa busuk Monster sepertimu padanya!"

Keduanya kembali melanjutkan pertarungan, Eren menyerang Zolta dengan puluhan tentakel tajamnya.

Zolta melakukan gerakan Zigzag untuk menghindar, dia juga menangkis beberapa tentakel yang sulit dia hindari.

Melihat serangannya tidak efektif terhadap Zolta, Eren mendecakkan lidahnya kesal. Dia kemudian memutar tubuhnya dengan cepat. Membuat serangan tentakelnya tidak beraturan.

Kali ini, Zolta kesulitan untuk mendekat, tubuhnya tersayat oleh tebasan tentakel Eren yang berputar tiada henti. Dia kemudian menjauh menjaga jarak dari serangan putaran yang Eren lakukan.

Zolta kemudian mengambil Revolver-nya kemudian membidik dengan cermat sosok Eren yang terhalang putaran tentakelnya.

-Bang! Bang! Bang!

Tembakannya mengenai tubuh Eren, membuatnya berhenti berputar seketika.

"Gahhhh! SeNjaTaMu iTu SunGGuh MeRePotkan!" seru Eren kesal.

Dia kemudian memasukkan tentakelnya ke dalam tanah.

Tidak lama kemudian, Zolta merasakan getaran di permukaan. Puluhan tentakel muncul dari dalam tanah menyerang Zolta dari bawah. Beberapa berhasil melukai tubuh Zolta.

Dia kemudian melompat mundur. Namun, tentakel-tentakel itu kembali masuk kedalam tanah.

Zolta tidak dapat melihat semua pergerakan mereka kali ini. Tentakel-tentakel itu kembali muncul dari segala arah untuk menyerang Sang Hunter.

Zolta berusaha sangat keras untuk menghindar. Namun, satu tentakel berhasil menusuk menembua perutnya.

"MaTi kAu! HaHaHaHa!" Eren tertawa kegirangan.

Zolta memotong tentakel yang menusuknya. Dia kemudian berlari sambil memegangi perutnya.

"TiDAk akan kUlepAskaN kAu!" seru Eren seraya mengejar Sang Hunter.

Zolta berlari ke sebuah dermaga yang ada di sungai yang melewati Kota. Dia kemudian melihat puluhan tabung gas silinder yang tergantung pada tali sebuah katrol tidak jauh dari dermaga.

Tiba-tiba, tubuh Zolta terangkat ke udara. Tentakel Eren berhasil melilit kakinya.

"KaU bErhaSil KutAngkap! SeKaRaNg mAtiLah, hUntEr!" Belasan tentakel Eren terlihat bersiap untuk menusuk tubuh Zolta yang tidak berdaya di udara.

Namun, Zolta tidak panik. Dia kemudian membidikkan Revolver-nya ke arah udara.

- Bang! Bang! Bang!

"Hahaha! APa kAu SuDaH bUta!? MeNEmbak kEmaNa kAu!?" sindir Eren. Namun, dia tiba-tiba terdiam karena mendengar suara sesuatu di atasnya.

Dia kemudian melihat puluhan tabung gas silinder berjatuhan di atas kepalanya. Sebelumnya Zolta menembak tali katrol yang menahan puluhan tabung gas silinder tersebut.

Tubuh Eren kemudian tertimpa puluhan tabung gas tersebut, membuatnya terkubur oleh tumpukan besi berisi bahan yang mudah meledak.

Lilitan tentakel di kaki Zolta kemudian melemah, Zolta kemudian memotongnya untuk membebaskan diri.

"Ughh... Sialan kau!" umpat Eren terlihat kesal. Dia pun mulai bangkit.

Namun, tubuhnya membeku, dia mencium aroma gas yang bocor dari beberapa tabung yang jatuh. Dia kemudian melihat Zolta dengan tatapan horor.

Zolta kemudian berjalan perlahan sambil mengisi peluru Revolver-nya.

"DeNgar, HuNter! KiTa bIsa mEnCari RahAsiA bAngSa MaGYar beRSama! KiTa dApaT MenDApatkan kEkuAtaN dan PenGeTaHuAn yang tAk tErBaTas!" kata Eren yang terlihat panik mencoba membujuk Zolta.

Zolta kemudian menghentikan langkah kakinya lalu berkata, "sudah kubilang, Aku adalah seorang Hunter." Dia kemudian membidikkan Revolver-nya ke arah Eren.

"Dan tugasku hanyalah, memburu para Monster."

- Bang!

Zolta menembak tabung gas tersebut, percikan api tercipta. Tidak lama kemudian....

- DUARRRRR!

Tabung-tabung gas yang menimpa Eren kemudian meledak dengan dahsyat. Kepulan asapnya menjulang tinggi ke udara. Gelombang kejutnya memecahkan kaca bangunan yang ada di dekat lokasi kejadian.

Setelah asap menghilang, terlihat potongan tubuh Eren berhamburan di jalanan. Pemandangan ini tidak jauh berbeda seperti Lawrence palsu yang tidak lain adalah Igor meledakkan diri di markas Patrol Guard.

"Kali ini... Kau benar-benar mati," gumam Zolta.

Dia masih memegang perutnya yang berlubang akibat terkena serangan Eren tadi. Pandangan matanya mulai kabur, tubuhnya mulai lemas karena kehabisan darah.

"Kontrak terpenuhi... Monster telah berhasil di buru... "

Setelah mengatakannya, Zolta kemudian roboh ke tanah tak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Sampawn

Sampawn

iya matek lu, entah kenapa aku juga ikut senang /Doge//Cleaver/

2023-12-05

0

Sampawn

Sampawn

kenapa harus dibuat gitu tulisannya? /Doge//Plusone/

2023-12-05

0

Sampawn

Sampawn

ini harusnya ada ketawanya gini, hauahahahahhaa/Grin/

2023-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!