[Arc 1] Astral Beast part 1

Benua Rutenia penuh dengan misteri, salah satunya adalah tentang kematian. Manusia, ketika mereka mati dengan meninggalkan sebuah penyesalan, dendam, cinta, maupun emosi lainnya yang sangat besar, maka emosi itu akan termanifestasi menjadi sebuah sosok makhluk astral yang dapat mempengaruhi dunia yang hidup.

Belum ada yang dapat dengan detail menjelaskan mengenai fenomena supranatural yang unik ini. Jika emosi yang ditinggalkan sangat besar sampai para Dewa yang ada di dunia ini bersimpati dengan kematianmu, rumor mengatakan, akan tercipta sebuah kutukan dan mimpi buruk di dunia nyata

Ketika hal yang tidak dapat dijelaskan oleh logika ini terjadi, para warga akan menyewa seorang Hunter untuk membasmi para makhluk astral yang menggangu warga maupun kutukan yang menimpa daerah tertentu.

Zolta namanya, seorang Hunter berusia 21 tahun. Dia sudah menjalani profesi ini selama empat tahun. Sebelumnya, dia menjalani latihan yang sangat keras bersama mentornya selama lima tahun untuk menjadikannya seorang Hunter profesional.

Ketika dia sampai di Kota Bourbon—Kerajaan Meroving—sebuah negeri yang terletak di bagian selatan benua, dia ditawari oleh Kapten Patrol Guard sebuah kontrak untuk menginvestigasi kasus menghilangnya beberapa warga di sekitaran hutan yang tak jauh dari Kota.

Setelah berhasil menyelesaikan kontraknya, dia diberi imbalan sebesar 50 keping koin Silver—salah satu mata uang yang berlaku di benua Rutenia. Mempunyai nilai yang setara dengan 100 koin Kufer.

"Persedian perlengkapan berburuku menipis," gumam Zolta sedang merapikan peralatannya yang berada dalam sebuah koper hitam. "Kurasa Aku harus kembali ke Workshop untuk melakukan suplai ulang."

Zolta memutuskan untuk meninggalkan Kota Bourbon untuk kembali ke markas para Hunter, sebuah Workshop yang berada di Kota Danzig—Kekaisaran Salian.

Zolta kemudian pergi ke gerbang utama Kota Bourbon. Di sana, terlihat banyak sekali kereta kuda yang mana menjadi salah satu alat transportasi darat manusia yang ada di benua ini.

Beberapa penumpang memandang Zolta dengan sinis, membuat Zolta sedikit ragu untuk menaiki kereta kuda dan berubah pikiran untuk melakukan perjalanan dengan jalan kaki.

"Naiklah di depan, Hunter. Jangan hiraukan pandangan dari orang-orang bebal itu," ucap Sang supir, membuat para penumpang yang berada dalam kereta berhenti menatap Zolta.

Zolta mengangguk kemudian menaiki kereta kuda duduk berdampingan dengan Sang Supir. Kereta kuda yang dinaiki Zolta kemudian mulai bergerak pergi meninggalkan Kota Bourbon.

"Mau kemana tujuanmu, Hunter?" tanya Sang Supir.

"Perbatasan," jawab Zolta singkat.

Mendengar jawaban Zolta, Sang Supir kemudian diam sejenak sebelum bertanya kembali. "Kau akan berhenti sejenak di desa Edoin, kah?"

Merespon pertanyaan Sang Supir, Zolta hanya mengangguk. Dari sana dia akan berjalan kaki menuju perbatasan setelah mensuplai ulang bekal perjalanan yang dia bawa.

"Bisakah kau mengunjungi Baron Meyer di sana?" Nada suara Sang Supir mulai berubah ketika Zolta mengkonfirmasi pertanyaannya.

"Mengapa harus demikian?" tanya balik Zolta.

Sang Supir kemudian mengeluarkan nafas panjang sebelum menjelaskan maksud dari pertanyaannya. "Adikku tinggal di desa itu, dia bilang, desanya sedang dikutuk."

'Kutukan' Kata yang keluar dari Sang Supir ini membuat Zolta tertarik dengan apa yang ingin dibicarakan oleh Sang Supir. Selama karirnya menjadi seorang Hunter, Zolta hanya pernah sekali saja menangani kasus yang berhubungan dengan sebuah kutukan.

"Dikutuk? Apakah telah terjadi peristiwa yang besar di sana akhir-akhir ini?" tanya Zolta memastikan. Sebagian kasus sebuah kutukan yang pernah Zolta baca, sering kali mencakup area yang sangat besar seperti sebuah desa, kota, bahkan satu kerajaan.

Sang Supir terdiam sejenak, dia terlihat sedang mengingat-ingat sesuatu di kepalanya. "Seingatku tidak ada, dan orang-orang di sana tidak pernah membicarakan sebuah peristiwa besar terjadi setahun ini."

"Begitu, kah? Kurasa aku harus menginvestigasi secara langsung keadaan desa itu," ucap Zolta yang berharap, kasus yang dia akan ambil ini bukanlah tentang sebuah kutukan. Dia masih memiliki ingatan yang buruk mengenai kasus kutukan yang pernah dia ambil sebelumnya.

Mendengar perkataan Zolta, Sang Supir bernafas lega. "Aku sangat menghargainya, Hunter. Sebagai rasa terima kasih, aku akan memberikan tumpangan kesana secara gratis."

***

Setelah melakukan perjalanan selama 4 jam, Zolta telah sampai di desa Edoin pada tengah hari. Dia lalu berpisah dengan sang supir yang kembali melanjutkan perjalanan ke Kota berikutnya.

Sekilas, desa ini sama dengan desa pada umumnya dan tidak ada yang spesial. Namun, semakin Zolta berjalan masuk ke pemukiman warga, dia semakin merasakan suasana negatif yang biasa ditimbulkan oleh sebuah rasa takut di desa ini.

Sebagai seorang Hunter, Zolta dilatih untuk bisa membaca suasana dan memperkuat instingnya agar bisa menghindari kebingungan di lingkungan manapun ketika melakukan perburuan.

Para warga desa terlihat sedang memperhatikan Zolta, bukan hanya karena dia seorang Hunter saja, tetapi mereka memiliki alasan lain. Mungkin hal ini menjadi penyebab dari suasana negatif yang dia rasakan di desa ini.

Zolta kemudian menghampiri seorang pemuda yang hendak menuju ke arah sebuah menara lonceng. "Apa kau tahu dimana kediaman Baron Meyer?" Dia bertanya pada pemuda tersebut.

Pemuda itu berbalik lalu menatap tajam mata Zolta. "Ada urusan apa kau dengan Baron Meyer, Hunter?" Dari nada bicaranya, pemuda itu sepertinya tidak bersahabat kepada Sang Hunter.

"Aku mendengar tentang kondisi desa ini dari seorang supir kereta kuda yang membawaku ke sini," jawabnya terus terang.

Mendengar jawaban Zolta, pemuda itu hanya merespon dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah sebuah Manor yang terletak di dekat sebuah danau.

"Terima kasih, Tuan," ucap Zolta yang kembali berjalan ke arah yang ditunjukan pemuda tersebut.

Zolta kemudian mencoba mengamati warga Desa untuk mencari informasi lebih. Menurut pengamatannya, Desa Edoin memiliki populasi sekitar tiga sampai empat ribu orang yang mana sangat standar untuk desa sebesar ini.

Setelah berjalan beberapa saat, Zolta telah sampai di pintu gerbang kediaman Baron Meyer. Terlihat dua orang penjaga gerbang perlahan menghampirinya. "Berhenti di situ, Hunter. Ada urusan apa kau kemari?" tanya salah satu penjaga.

Sedari tadi, orang lain dapat dengan mudah mengenali Zolta sebagai seorang Hunter karena mereka melihat sebuah medali yang dikalungkan pada leher Zolta. Medali ini merupakan simbol resmi para Hunter yang telah lulus pelatihan dengan mentor mereka.

"Aku mendengar tentang masalah yang desa kalian hadapi, kurasa Baron Meyer mempunyai pekerjaan untukku," jawab Zolta datar.

Dua penjaga itu kemudian membukakan pintu gerbang. Zolta kemudian diantarkan ke sebuah bangunan di samping sebuah gudang senjata. Pelayan yang membawa Zolta kemudian keluar untuk memberitahukan kedatangan Zolta kepada Sang Baron.

Tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya dan pelayan tadi memasuki bangunan dimana Zolta berada. "Sudah lama sekali sejak terakhir kali desa kami kedatangan seorang Hunter," sapa pria tersebut. "Ada urusan apa seorang Hunter di desa kecil-ku ini?"

Zolta kemudian berbalik lalu menundukkan kepalanya sebagai gestur hormat kepada seorang Bangsawan. "Aku mendengar dari seorang supir kereta kuda, di sini terdapat sesuatu yang dapat ku kerjakan," jawab Zolta, mengutarakan tujuannya datang ke desa ini.

"Ah... Ramon, kah? Silahkan duduklah terlebih dahulu, Hunter. Ini akan menjadi sebuah diskusi yang panjang." Sepertinya Baron Meyer mengenal Sang supir yang memberikan Zolta tumpangan ke desa ini.

Baron Meyer kemudian memberitahukan apa yang sedang terjadi di desanya kepada Zolta.

Dua bulan yang lalu, terjadi peristiwa bunuh diri setelah sekian lama tidak terjadi hal seperti ini di Desa Edoin. Korbannya adalah seorang pria muda yang berusia sekitar 17 tahun.

Awalnya, para warga desa tidak terlalu memikirkan kejadian ini. Namun, setelah berselang enam hari, seorang pria ditemukan meninggal dengan keadaan yang sama seperti kasus sebelumnya—mati dengan melompat dari bangunan yang tinggi.

Patrol Guard Desa mulai menyelidiki kasus ini. Akan tetapi, bukannya mereka menemukan sebuah petunjuk, mereka malah menemukan jasad pria berikutnya yang tenggelam di danau dekat kediaman Baron Meyer.

Patrol Guard menanyai keluarga korban, mereka bilang, sehari sebelum kematiannya, korban selalu terlihat berbicara sendiri di kamarnya.

Korban terus bertambah setiap enam hari ke depan. Kini jumlah korban mencapai sepuluh orang. Warga mulai takut dan khawatir mengenai nasib mereka. Apakah mereka akan menjadi korban selanjutnya? Kapankah peristiwa ini akan berakhir? Hal ini membuat aktivitas warga sedikit terganggu karena dihantui oleh pikiran paranoid.

"Jika terus seperti ini, banyak orang yang akan menjauhi dan meninggalkan desa ini. Kumohon Hunter, bisakah kau menyelesaikan kasus ini?" pinta Baron Meyer, nada bicaranya terdengar pasrah.

Mendengar permintaan Sang Baron, Zolta mengeluarkan secarik kertas lalu menulis beberapa kata di sana. Setelah selesai, dia kemudian memberikan kertas itu pada Sang Baron.

"Satu Gulden?" tanya Baron Meyer keheranan." Sebesar itukah imbalan yang kau inginkan, Hunter?" Satu koin emas Gulden memiliki nilai yang setara dengan 100 keping koin Silver

"Kemungkinan besar desa Anda sedang diteror oleh Makhluk Astral, Baron. Satu Gulden adalah upah minimum seorang Hunter untuk memburu makhluk itu," jawab Zolta.

Setelah mendengar alasan Zolta, Baron Meyer menandatangi secarik kertas itu."Kontrak telah dibuat. Besok, aku akan mulai melakukan Investigasi."

Setelah urusannya selesai, Zolta kemudian meninggalkan kediaman Baron Meyer untuk mencari tempat menetap di desa selama dia melakukan perburuan di sini.

.

.

.

Malam harinya di Desa Edoin, seorang pemuda tengah menikmati hembusan angin malam di sebuah lonceng menara. Pria ini adalah orang yang menunjukan arah kediaman Baron kepada Zolta tadi sore.

Kabut malam mulai muncul, membuat jarak pandang di sekitar desa menjadi pendek. Kebanyakan warga desa sudah tertidur pulas. Terlihat samar cahaya lampu lentera dari dua orang Patrol Guard di jalanan desa.

Waktu berlalu, pria itu masih berada di atas lonceng menara. Masih menjadi misteri, apa yang sedang pria ini cari atau tunggu di atas tempat tinggi itu. Tidak lama kemudian, pria itu berdiri hendak membuka pintu menara untuk kembali turun ke jalanan.

"...!"

Pria itu terkejut melihat sesosok wanita yang cantik ketika dia membuka pintu menara. Rambut pirang, pakaian yang elegan layaknya Bangsawan dan senyumannya yang mempesona membuat hati pria itu berdegup kencang.

"Ahh Roan, mau kemana terburu-buru?" Wanita itu tersenyum yang membuat Pria bernama Roan itu tersipu.

"Ah, tidak Lady. Kupikir, kau tidak datang malam ini." Suaranya sedikit bergetar karena masih terkejut dengan peristiwa tadi.

Wanita itu kemudian masuk melewati Roan. Dia berjalan-jalan di pinggiran menara. "Mana mungkin aku melupakan malam spesial ini, Roan."

Melihat wanita itu merentangkan tangannya, Roan mendekat menggapainya kemudian memeluk tubuh wanita itu. "Lady, malam ini kita akan bersatu?"

Wanita itu kemudian tersenyum bahagia lalu menjawab, "ya, akhirnya kita akan benar-benar bersatu, Roan." Suara lembut wanita itu membuat hati Roan sangat tenang dan damai.

Roan menutup matanya, memeluk wanita yang dia cintai itu dengan erat. Tubuhnya terasa melayang menerima sensasi hangat dari pelukan wanita impiannya itu. Sungguh, ini adalah saat yang paling bahagia selama Roan hidup di dunia ini.

.

.

.

Keesokan paginya, sebuah mayat ditemukan tepat di bawah lonceng menara. Identitas pria itu adalah... Roan. Kepalanya pecah karena menghantam tanah dengan cukup keras.

...Author Note : Desa Edoin...

Terpopuler

Comments

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

harusnya Sang Kusir kuda sih, kalo supir untuk kendaraan yg ditarik oleh hewan

2024-07-21

0

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

wkwkwkwkwk orang dingin ngomongnya baku bet

2024-07-21

0

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

bourbon malah ke Inget nama minuman keras dari Amerika

2024-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!