Bangkitnya Pendekar Langit
Halo semuanya, terimakasih sebelumnya kepada kalian yang sudah mampir di cerita ini. Dan sebelum itu Saya mau mengingatkan untuk semuanya, agar tidak lupa menekan tombol Vote dan Like nya.
Tentunya itu merupakan dukungan terbaik untuk Saya. Terlebih dengan begitu, membuat Saya semakin semangat untuk update cerita!
Terimakasih!
Salam Hangat, Bubble!
----------------------------------------------
- Hutan Jiwa
Hutan ini terkenal dengan tempatnya yang sangat berbahaya. Ada alasan lain mengapa dinamakan Hutan Jiwa, tentunya karena di sinilah banyak orang yang kehilangan nyawanya oleh monster buas.
Beberapa tak ada yang berani untuk menginjakkan kakinya di sini. Terlebih mereka juga sangat sayang nyawa untuk melakukan tindakan bunuh diri seperti itu.
Namun ada satu hal yang orang-orang tidak ketahui. Yaitu keberadaan seorang pria tua, dan seorang bocah yang tinggal di dalam hutan tersebut.
Keduanya adalah guru dan murid, dimana saat sang murid masih kecil. Pria tua memungutnya, tepat di tengah Hutan Jiwa, yang di duga sebagai persembahan.
"Angkat tangan mu lebih tinggi, Lin Han!" Ucap pria tua sambil memukul-mukul tangan Lin Han yang terus bergerak
"Baik, Guru!!" Jawab Lin Han di sertai dengan keringat deras di tubuhnya
"Hah ... Kau ini, memang tak berbakat sepertinya..." Keluh Pria tua menggelengkan kepalanya
Lin Han terkejut, ia segera bersujud dengan ekspresi menyedihkan. Bahkan tanpa sadar ingusnya pun sampai keluar.
"Guru!! Kumohon jangan buang aku!!" Keluhannya memegang kaki pria tua
"Yah ... Bagaimana, bukankah sebelumnya aku meminta mu untuk memburu 10 ekor kucing hutan?" Tanya pria tua menatap tumpukan mayat singa hutan yang berjumlah enam ekor
"Anu ... Itu, sebenarnya aku tadi tidak fokus. Karena saat berburu aku tak sengaja melihat spesies lain." Jawab Lin Han menggaruk kepalanya
"Hooh, spesies lain?" Tanya pria tua mengusap janggut putihnya
"Ya! Dia mirip seperti kita! Hanya saja ekornya tidak ada!" Lin Han mengangkat tangannya
Pria tua terdiam sejenak. Matanya membulat mendengar apa yang Lin Han katakan, dan sudah jelas Pria tua mengerti dengan apa yang Lin Han maksud.
"K-katakan, apa yang sedang dia lakukan!" Tanya pria tua tersenyum menepuk pundak Lin Han
"Ah itu! Dia sedang mandi, tepat pada saat aku sedang berburu. Terlebih..." Lin Han terdiam sejenak
"Terlebih?"
"Sepertinya tubuhnya mengalami bengkak, di dadanya aku melihat ada benjolan besar, Guru."
"Uhaaakk!!"
*Bruk!!
Pria tua terjatuh, hidungnya mengeluarkan darah mendengar cerita dramatis yang Lin Han alami.
"Li Li Li Lin Han! Apa dia masih di sana!" Tanya Pria Tua nampak tertarik
"Sudah pergi, aku melihatnya pergi!" Lin Han menggelengkan kepalanya
Raut kecewa terpampang jelas dari wajah pria tua. Ia duduk seperti seorang janin di dalam perut dengan air mata yang terus mengalir keluar.
"Yah ... Ini kesempatan yang merugikan untuk ku..."
"Anu ... Jangan sedih, Guru! Setiap pagi aku selalu melihatnya! Meski aku sendiri tak berani mendekatinya?"
Mendengar hal itu pria tua kembali bersemangat, ia tersenyum lebar yang membuat rasa sedihnya sebelumnya langsung hilang dalam sekejap.
"Wooohooo!!" Pria tua langsung melompat dan berdiri tegap dengan bahagia
'Bocah sialan! Kau menikmati pemandangan itu sendiri saja?'
"Guru, wajah mu terlihat aneh?" Tanya Lin Han menatap heran
"Huh, untungnya aku mempunyai murid bodoh di sini. Meski usia mu sudah 15 tahun, aku khawatir kau masih terlalu cupu untuk mengerti kenikmatan surgawi." Keluh pria tua menghela nafas
Lin Han yang bingung hanya bisa diam, sembari memiringkan kepalanya karena tak mengerti dengan apa yang Pria tua katakan sekarang.
Sementara itu pria tua, entah mengapa ia nampak tersenyum-senyum seolah sedang memikirkan sesuatu dalam benaknya.
"Hehe ... Hehe ... Hehe...."
"Guru?"
"Ehem! Baiklah Lin Han! Karena kau sudah mengatakan informasi bagus, maka hari ini kau bebas dari hukuman!" Ucapnya berdehem
"Wow! Benarkah?"
"Y-ya! Sebagai hadiahnya, biar aku saja yang berburu besok pagi!" Ucapnya memamerkan otot
Mendengar berita bahagia itu, tentu saja Lin Han nampak senang, sampai melompat-lompat dengan penuh kebahagiaan.
"Hihi! Dasar bocah bodoh, untung saja kau ini tolol!" Bisik pria tua tersenyum aneh
***
Hari telah berganti kembali, pagi itu pria tua nampak bersemangat dengan sebuah tongkat di tangannya, bahkan ia sampai melarang Lin Han untuk ikut.
"Eh? Apa kau yakin guru?" Tanya Lin Han penasaran
"Tentu! Sudahlah, lebih baik kau istirahat saja di sini. Nih, makanlah makanan yang kau mau!" Ucap pria tua membuka stok makanan keduanya
"Woahh!" Kagum Lin Han dengan liur yang mengalir dari mulutnya
"Hehe ... Baiklah nikmati acara mu. Karena aku juga akan melakukan hal yang sama, hehe..." Ucap pria tua berjalan keluar dengan bahagia
***
- Hutan Jiwa Timur
"Apa kau yakin tidak ingin mandi duluan, Nona Yin?" Tanya seorang wanita kekar dan tinggi
"Kau duluan saja. Kebetulan aku sedang merasa malas," jawab Ming Yin sembari menggosok matanya
"Baiklah, aku akan mandi terlebih dahulu. Jika ada sesuatu tolong panggil saja!" Balas Lue
"Ya, tentu!" Senyum Ming Yin
Lue segera pergi meninggalkan Ming Yin, sementara itu Yin nampak duduk lesu karena masih merasakan kantuk yang amat sangat.
Apalagi ini sudah seminggu sejak kedatangannya menuju hutan ini, terlebih ia belum bisa kembali jika belum menyelesaikan tugas, yaitu mendapatkan 3 jantung singa hutan.
"Hah ... Aku hanya dapat satu. Terlebih mendapatkannya juga sangat sulit," keluh Ming Yin menatap langit
***
Tepat di sebuah semak-semak dekat kolam kecil, pria tua sudah bersiap di sana. Raut senyumnya tak bisa pudar karena menunggu pemandangan indah nantinya.
"Baiklah, aku tak sabar melihatnya, huehehe..."
*Srek srek srek
Suara semak berbunyi, pria tua masih membelakangi, ia penasaran seperti apa body indah yang Lin Han maksud sebelumnya.
"Ahh..." Suara helaan nafas wanita terdengar saat memasuki kolam
"Ini dia, mari kita lihat..."
Mata pria tua melotot, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat di sana. Seorang wanita kekar tengah berendam, terlebih benjolannya juga terlihat keras seperti batu.
"Eh? Apa-apaan batu berjalan ini?" Keluh Pria tua
"Yah ... Meski begitu, tetap saja ini cukup menarik, hehe..."
Sementara itu Lue, ia yang tengah sibuk menikmati kolam tersebut merasa ada yang aneh di sekitarnya. Apalagi saat melihat semak-semak yang dari tadi bergerak terus.
"Hm?"
"Hehe ... Baguslah, aku akan merekam semuanya di otak hehe..."
*SWOSHH!!
Di tengah aktivitas menyenangkan, pria tua terkejut. Terlebih saat sebuah batu besar tiba-tiba melesat cepat kearahnya.
"Eh?"
*BOOOOOOM!!
"Bajingan! Rupanya ada orang bodoh di sini!" Kesal Lue segera mengambil pakaiannya
"Waaaaaa!! Itu hampir saja?" Ucap pria tua menatap batu besar tadi menghantam pepohonan hingga hancur
*Buk!
Pria tua berbalik, namun kepalanya tak sengaja menempel di sebuah tumpukan daging yang terasa begitu keras.
"Hm? Apa-apaan tekstur ini? Seperti kelapa, namun lebih keras?" Ucapnya menggelengkan kepala di tengah dua benjolan
"Sialan ... Beraninya kau...!!!" Lue menggertakan tangannya dengan nada emosi
"Eh?" Bingung pria tua saat mengangkat kepala sembari tangannya masih *******-***** di sana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Andalas 476
😆😂🤣
2024-11-11
0
Fatimatuzzahra Fatimah
mampir boss 🙏
😂😂😂 awal yang menarik 👍👍👍
2023-11-22
1
asri_hamdani
kocak, awal yg menarik
2023-11-14
0