20.Kemarahan Pangeran

Tidak ada masalah yang sulit Pangeran selesaikan, walaupun itu memang kesalahan darinya karena menghentikan mobilnya ditengah jalan, apalagi jika dia sudah mengeluarkan uang sebagai senjata andalannya, sehingga mobilnya yang menghalangi laju jalannya Truk muatan itu terselesaikan dengan mudahnya, hanya dengan uang rokok saja.

"Aira, kita lanjut di Villa saja, ehh... Aira, kamu dimana?"

Betapa terkejutnya Pangeran, saat dia memasuki mobilnya ternyata kursi disampingnya sudah kosong dan saat dia menoleh kearah kursi belakang juga tak ada bayangannya sekalipun.

"AIRAAAAAAAAAAAAAAA!"

Pangeran Arkhan begitu marah, dia berteriak sekuatnya karena merasa tertipu dengan wanita itu, padahal dia berfikir jika Aira tadi sudah luluh kedalam pelukan dan ciuman mesranya, ternyata wanita itu sengaja ingin mengobarkan bendera perang dengannya.

"Jangan harap kamu bisa lepas dariku Aira, arggh!"

Dengan amarah dan rasa kebencian yang memuncak, Pangeran kembali menghidupkan mobilnya dan menekan pedal gasnya dengan geram, sehingga laju mobilnya sudah seperti pembalap Formula Satu, walau akhirnya kembali berhenti karena mengingat sesuatu.

"Hallo, cepat kerahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Aira."

Masih baik sinyal di ponselnya tidak buruk, jadi dia bisa segera menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Aira.

"Bukannya nona Aira sedang bersama anda?" Jawab Anak buah Pangeran yang masih berjaga di Club malam sebagai tameng penjagaan.

"Jangan banyak tanya, dia kabur sekarang!" Saat mengingat kejadian syahdu tadi, Pangeran kembali geram, bisa-bisanya dia ditolak kembali, padahal menurutnya Aira sangat menikmati sentuhannya tadi.

"Baik Pangeran, tolong share lokasi anda sekarang, kami akan segera bergerak untuk menemukannya."

"Okey, temukan dia secepatnya!"

Bukan hal yang sulit bagi Pangeran mencari bala bantuan untuk menemukan Aira, apalagi pemukiman disana masih cukup jarang dan masih banyak lahan kosong yang hanya ditimbuhi pepohonan besar nan rimbun, sehingga pasti akan lebih mudah untuk menemukan keberadaannya.

***

"Aduh, kakiku sakit sekali."

Aira berhenti disebuah teras kayu milik warga, kakinya terasa sangat perih karena menginjak aspal bahkan bercampur kerikil-kerikil kecil yang seolah menggores telapak kakinya.

Dia tidak mungkin menggunakan sepatu highheels miliknya untuk berlari, karena selain sulit juga pasti akan memperlambat langkah kakinya untuk kabur dari Pangeran.

"Apa aku ketuk saja pintu rumah mereka untuk meminta bantuan, tapi ini sudah tengah malam, apa mereka mau membukanya?"

Aira memijit-mijit kakinya yang terasa pegal karena berlari cukup jauh melewati lahan kosong untuk mencari rumah warga yang terlihat masih menghidupkan lampu.

"Tapi kalau aku tetap diluar seperti ini, pasti Pangeran akan mudah mencariku, huft... semoga mereka mau membantuku." Akhirnya Aira memberanikan diri untuk berdiri didepan pintu dan mulai mengetuknya.

Tok

Tok

Tok

"Permisi?"

"Uhuk.. Uhuk, siapa ya?"

Tak lama kemudian, terdengar suara wanita yang terbatuk-batuk dari dalam rumah.

"Emm, bisa tolong saya Buk? saya kesasar didepan sana." Jawab Aira agar mereka setidaknya mau keluar terlebih dahulu untum menemuinya.

Ceklek!

"Aatagfirullah, ku-kuntilanak Buk!"

Namun saat pintu itu dibuka oleh seorang pria, dia kembali berlari masuk kedalam sambil mengangkat sarung yang dia gunakan.

"Ehh, bukan Pak! saya bukan hantu, nama saya Hanum Humaira?"

Saat ini Aira memang menggunakan gaun panjang berwarna putih dengan bahan tipis namun terbelah dibagian belakangnya.

"Astaga bapak ini, melek dulu Pak, ngagetin aja."

Mungkin karena pria itu masih setengah sadar, jadi penglihatannya belum begitu jelas, karena memang saat ini sudah jamnya orang tidur.

"Buk, ini sudah tengah malam, ayo kita masuk saja, dia bukan warga kita." Ucap pria itu setelah mengucek beberapa kali kedua matanya.

"Sungguh Pak, saya bukan hantu, lihat kaki saya napak ditanah, ini sendal saya Pak." Aira mencoba meyakinkan diri agar mendapat pertolongan atau setidaknya tumpangan untuk bersembunyi dari pangeran.

"Anda darimana, kenapa malam-malam begini bertamu dirumah kami." Ibu itu sedikit merasa curiga, wajar saja karena memang mereka tidak mengenalinya dan dandanan Aira bukan seperti pengemis yang butuh bantuan, bahkan penampilannya terlihat glamour dan berkelas.

"Maaf Buk, boleh saya minta tolong, saya kesasar didepan sana tapi sudha tidak ada kendaraan lewat lagi jam segini." Aira terpaksa berbohong, karena kalau dia bilang kabur nanti pasti konotasinya negatif.

"Kenapa bisa nyasar?" Tanya Ibu itu yang sudah merasa tidak terlalu takut, karena tadi dia juga sempat membaca beberapa doa didalam hati, takut juga jika memang dia hantu.

"Emm, saya diputusin sama pacar saya, trus saya ditinggal dijalan setelah pulang dari sebuah Pesta, jadi mau pulang nggak ada Taksi lewat jam segini."

Sebenarnya dia tidak terlalu suka berbohong, tapi karena hal ini mendesak, lain kali jika bertemu lagi dia akan memjnta maaf pikirnya.

"Ya ampun, keterlaluan sekali kekasihmu itu." Rasa iba dihati sesama wanita langsung muncul, saat muda dulu setiap gadia pasti pernah mengalami putus cinta atau patah hati karena beberapa hal.

"Iya Buk, sudah selingkuh, ini malah ninggalin aku dijalan, maaf sebelumnya apa boleh saya menginap disini sampai besok pagi Buk, nanti kalau sudah ada Taksi atau Angkot saya akan segera pergi pagi-pagi sekali."

Astaga, perempuan secantik ini pun diputuskan, bagaimana ceritanya dengan jaman mudaku dulu yang buluk ya kan?

"Kasihan sekali kamu nak, memang benar jika kesakitan yang paling dalam dari seorang perempuan adalah mencintai seseorang yang tidak mencintai kita."

Wuidih, ternyata Ibu ini melankolis juga, mungkin jaman mudanya dulu dia pernah terluka karena putus cinta.

"Iya Buk." Aira memilih mengganguk berulang kali, untuk mencoba memahami perasaan Ibu itu .

"Baiklah kalau begitu ayo kita masuk."

"Tunggu Neng, coba balik badan dulu." Namun suami Ibu itu kembali menahan Aira sebelum masuk kedalam rumahnya yang sangat sederhana itu, bahkan masih terbuat dari bahan kayu.

"Hah, kenapa Pak?" Tanya Aira yang sedikit kecewa, padahal dia sudah ingin sekali menselonjorkan kakinya yang pegel dan masih ditambah kram juga.

"Buk, coba periksa punggungnya dulu, bolong atau tidak." Bisik pria itu disamping telinga istrinya, walau Aira pun bisa mendengarnya dengan jelas.

"Ya Tuhan, saya bukan sundel bolong pak, seriusan, nama saya Hanum Humaira." Jelas Aira kembali yang langsung menyibakkan rambutnya kedepan agar sepasang suami istri itu bisa melihat bagian punggungnya.

"Bapak ini kebanyakan nonton film misteri, ayo Neng kita masuk, biar saya buatin teh hangat dulu, pasti kamu kedinginan kan, baju kamu juga kenapa tipis begitu."

Alhamdulilah, ternyata masih ada orang baik didunia ini.

"Terima kasih Buk, maaf jika baju saya kurang sopan, karena pacar saya memaksa saya untuk memakai gaun pesta ini, dia memang keterlaluan sekali." Aira merasa sedikit tidak enak hati jadinya.

"Huft, anak muda jaman sekarang, memang sukanya maksa, ya sudah silahkan duduk Neng, tapi rumah kami begini adanya." Ibu itu langsung mempersilahkan Aira duduk dikursi kayu ruang tamu mereka.

"Rumah Ibu nyaman banget kok, sekali lagi terima kasih karena sudah mau membantuku." Sesungguhnya kenyamanan dalam berumah tangga itu tidak hanya karena rumah mewah saja, namun karena interaksi penghuni didalamnya.

"Hidup didunia ini hanya sementara Neng, saya bisa membantu orang dengan keadaan kami yang miskin begini saja sudah senang, setidaknya kami jadi punya tabungan kebaikan."

Aira melihat senyum wanita paruh baya itu begitu tulus, dia begitu baik bahkan tetap menghargai tamu, yang bahkan baru saja dia kenal tadi..

To Be Continue...

Terpopuler

Comments

diya

diya

tau nih si hanum pake kabur segala

2023-12-14

0

Yofa Meisya

Yofa Meisya

Hanum....kenapa aku jadi suka kalau kamu ketemu sama pangeran y, mungkin dia lah jalanmu yang baru Hanum.....

2023-10-20

1

Lina Atiek Budiarti

Lina Atiek Budiarti

semoga Aira selalu beruntung

2023-10-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!