Jika memang dunia ini sepedas cabai rawit setan, aku tidak akan menelannya secara mentah-mentah, akan aku tambahkan bawang merah, bawang putih, ikan teri dan sedikit bumbu penyedap rasa, agar cabai setan itu bisa aku nikmati dengan lahap dengan nasi putih hangat.
Terkadang perihnya kehidupan dan kejamnya seseorang terhadap kekurangan kita, seolah menjadikan cambuk bagi kita untuk tetap bertahan dan pantang menyerah dalam menghadapi segala rintangannya.
"Siapa namamu?"
Setelah hampir setengah jam kami terdiam tanpa suara walau berada dalam satu mobil, akhirnya dia buka suara.
"Hanum Humaira." Jawabku dengan perlahan, aku masih pusing memikirkan apa yang akan terjadi sesampainya aku dirumah Germo ini, walaupun aku sudah menyiapkan satu senjata ampuh untuk berjaga-jaga nanti.
"Panggil aku Miss." Ucapnya tanpa mau menoleh kearahku.
"Baik Miss."
Aku sudah terjebak dalam keadaan ini, mau kabur pun aku tidak punya tujuan, bahkan uang didompetku saja hanya tinggal tiga puluh ribu saja tadi.
"Apa kamu ingin aku promosikan dengan nama aslimu?" Ucapnya kembali yang membuat aku sedikit sedih mendengarnya.
Busyet dah, aku sudah seperti artis saja mau dipromosikan, tapi firasatku mengatakan, nama baikku akan terancam disini.
"Aira saja."
Aku sengaja mengambil akhiran kata dari namaku, agar tidak ada yang mengenal nama asliku, walau mungkin memang tidak akan ada yang tahu tentang identitas asliku, karena aku hanya rakyat jelata biasa saja.
"Baiklah, kita pergi ke Salon langgananku dulu."
"Untuk apa?" Tanyaku kembali, jika aku harus mengeluarkan uang untuk pergi ke Salon, aku mana punya?
"Apa kamu fikir, kamu akan laku jika penampilanmu seperti ini?"
Aku bahkan berharap tidak laku, namun tetap mendapatkan uang, agar aku bisa menyumbat mulut suamiku yang gila harta itu.
"Tapi aku tidak punya uang."
"Aku yang akan membayarnya, kamu terima beres saja, tubuhmu aku yang akan menjaminnya."
Entah aku harus bersyukur atau bagaimana ini, benar kata orang jika Tuhan akan selalu menyematkan sebuah nikmat dalam setiap cobaan.
Andai aku tidak dijual, aku tidak akan tahu bagaimana rasanya naik mobil mewah yang pintunya digeser dan kursinya luas, bahkan aku mendapatkan perawatan gratis di Salon tanpa harus keluar biaya, menjadi cantik itu memang keinginanku agar aku tidak selalu dihina dengan kata Buluk.
"Boleh aku mengajukan satu syarat Miss?"
Namun dibalik iming-iming nikmat dunia itu, menjadi wanita malam bukanlah keinginan dan harapanku, aku tetap ingin keluar dari lembah hitam ini setelah membalas dendam dengan suami kejamku itu.
"Kamu pikir aku menjualmu dengan gratisan?"
"Maksudnya?" Jika sudah menyangkut uang begini, aku selalu lemah, beginilah nasip orang miskin, yang selalu menyerah jika sudah menyangkut soal harta.
"Aku sudah memberikan sejumlah uang tunai kepada suamimu itu, jadi jika kamu ingin mengajukan syarat, lalukan dengan suami kejammu itu, jangan denganku."
Bahkan Germo seperti dia pun bisa menilai kalau suamiku itu memang kejam, pantas saja suamiku terlihat sumringah tadi, ternyata dia sudah menerima pembayaran dimuka setelah menjualku.
"Aku akan mengganti uang itu nanti, tapi tolong izinkan aku meminta satu syarat saja."
"Kenapa aku harus menolongmu?" Dia tersenyum miring kearahku, mungkin dia tidak sudi menerima syaratku, tapi aku akan tetap berjuang demi syarat itu.
"Apa anda tidak kasihan melihat nasipku saat ini, yang harus rela dijual oleh suami sendiri untuk menjadi seorang wanita malam demi uang?" Aku mencoba menceritakan penderitaanku, walau mungkin dia tidak akan perduli.
"Cih, itu urusanmu."
Benar kan dugaanku, tapi aku tidak akan menyerah sampai disini saja.
"Tolonglah Miss, aku janji akan mengembalikan uang yang anda berikan dengan suamiku nanti."
"Aish, lain kali pandai-pandailah mencari calon suami, kalau begini kan jadi merepotkan!" Sepertinya dia mulai iba denganku, jadi aku ubah wajahnya menjadi semakin memelas agar dia mengabulkan syaratku.
"Aku mohon Miss." Bahkan aku sampai rela menangkupkan kedua tanganku didepanmya.
"Cepat katakan!" Ucapnya sambil berdecak.
"Aku akan melakukan tugasku dan memberikan apa yang akan menjadi hakmu sepenuhnya, tapi aku minta satu hal, jika nanti aku ingin berhenti jangan anda halangi atau mempersulit jalanku."
"Kamu yakin bisa berhenti?" Dia seolah tidak percaya denganku dan menggangap semua wanita sama seperti anak buahnya.
"Tentu saja Miss."
"Jangan percaya diri dulu kamu, pasti kamu hanya belum merasakan uang itu saja, jika kamu sudah terbiasa bergelimangan harta, kamu akan sulit lepas dari itu semua." Senyumnya terlihat menyeringai, mungkin sudah banyak wanita sepertiku yang terjebak didalam naungannya hanya karena harta.
"Tapi kita tidak akan pernah tahu berapa jatah umur kita didunia ini kan Miss, dan aku tidak ingin dicabut nyawaku oleh Malaikat saat aku sedang berbuat dosa."
"Haish, cara bicaramu mengerikan sekali, kenapa kamu harus bahas soal kematian segala!"
Dia terlihat kaget, bahkan sampai mengusap dadanya karena tidak menyangka jika aku mengatakan tentang hal ini.
"Karena kematian itu sudah pasti akan terjadi dengan kita Miss, kita punya takdir masing-masing, semua sudah tertulis, kita hanya tinggal menunggu waktu saja, dimana nafas akhir kita terhenti, jantung hati kita tak lagi berdaya, mulut terkunci tanpa suara dan saat itu kita hanya bisa menangis tanpa suara."
Bahkan sebenarnya semua makhluk hidup didunia ini tahu akan hal itu, namun pura-pura tidak tahu karena terlena dengan kenikmatan dunia yang sebenarnya hanya sesaat.
"Kamu sedang menceramahiku?" Dia langsung mendelik kearahku, mungkin merasa tersindir atau apapun itu, padahal aku tidak bermaksud seperti itu juga, karena pilihan hidup orang itu ada dibawah kendali diri masing-masing.
"Tidak Miss, aku hanya sedikit bercerita tentang apa yang diajarkan Pak Ustad dikajian setiap malam jumat saja." Aku pura-pura tersenyum walau terasa getir.
"Hentikan cerita mengerikanmu itu!" Perintahnya lagi, bahkan menggunakan tanda seru.
"Kita hanya makhluk Tuhan, yang dititipkan ke dunia ini, suatu saat Tuhan pasti akan mengambil kita kembali dan itu sudah ketentuan pasti." Siapa tahu dia akan merenungkan hal ini nanti dan bisa kembali kejalan yang lurus.
"Terserah apa maumu saja."
"Berarti Miss mau mengabulkan syaratmu!" Sepertinya ceramahku yang tak seberapa tadi sudah meluluhkan hatinya, tidak sia-sia aku selalu berangkat kajian selama ini, jadi aku tahu sedikit tentang hal kebaikan.
"Asalkan kamu juga memenuhi janjimu tadi."
"Tentu Miss, anda bisa pegang ucapan saya." Aku bukannya gila harta, bahkan aku ikut dengannya karena terpaksa bukan karena keinginanku sendiri.
"Haish, nasipmu buruk sekali menikah dengan suamimu itu." Dia pun ikut menghela nafas karena prihatin melihat keadaanku, apalagi aku?
"Tak apa Miss, mungkin ini sudah jalan Takdirku, biarkan saja Karma yang akan membalasnya nanti." Jawabku sambil menyandarkan kepalaku yang terasa berat dibahu kursi dengan lemas.
"Ckk, kalau aku jadi kamu, aku tidak akan bilang biarkan karma yang membalasnya, kelamaan tau nggak! Tarik kepalanya, sumbat mulutnya, tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya, TUMAN!" Germo itu mengucapkannya dengan lantang dan semangat.
"Hah?"
Tubuhku sontak berdiri tegak dan menoleh kearahnya untuk menyimak setiap perkataan darinya.
"Sepertinya kamu wanita baik-baik, harus bisa mandiri dong, jangan selalu merepotkan Tuhan terus, kasihan kan Tuhan jika harus selalu mendengarkan rengekkan kamu tiap hari, balaskan saja dendammu dengan kedua tanganmu itu sendiri, kalau sudah puas habisi dia, BERES!"
Aku sampai melongo saat mendengar kata-kata Germo yang satu ini, aku sungguh tidak menyangka, jika ternyata seorang Mucikari seperti dia pun masih bisa memahami naluri seorang wanita yang teraniaya sepertiku.
Sesungguhnya, aku tidak gagal mencintai suamiku, tulusku bahkan benar untuknya dan sayangku itu aku berikan sepenuh hati pula kepadanya.
Hanya saja aku gagal membuatnya bersyukur karena telah memiliki orang sepertiku didalam hidupnya. Namun setidaknya aku pernah membuatnya terhibur, meskipun diriku sendiri yang hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Tati Suwarsih
mudah2an germonya insyaf
2023-12-20
0
diya
germonya tobat kayak nya 😅
2023-12-13
1
tria ulandari
nahhh bener nihh 😂😂
2023-10-19
1