12.Uji Kompetisi

Setelah drama dirumah berakhir, aku kembali menguatkan langkah kaki dan menguatkan hati untuk memijakkan kakiku ditempat penuh dengan maksiat ini.

Aku sebenarnya risau juga, apa aku masih diterima disini atau tidak, apalagi aku sudah memberikan obat tidur pada pelanggan pertamaku, bahkan katanya dia membayar mahal untukku.

"Nona Aira, anda sudah datang?"

Petugas keamanan yang kemarin mencarikan aku Taksi, kini kembali menyapaku dengan ramah sekali, seharusnya jika dia kemarin ikut kena imbasnya karena sudah menolong aku kabur dari sini, sudah pasti dia tidak akan tersenyum begitu ramah denganku, tapi dalam hidup ini, semua tidak bisa dibaca hanya dengan tampilan luarannya saja, jadi aku tetap harus waspada disini.

"Owh iya Pak, selamat siang?" Jawabku dengan senyum sesaat.

"Siang Nona, anda ditunggu diruangan Miss sekarang."

Habislah aku!

"Ba-baik Pak, terima kasih."

Raut wajahku sudah pasti bertambah lesu, berulang kali aku menghela nafas panjangku, kalau aku dipecat hari ini, bagaimana dengan misi balas dendamku, padahal aku sudah menyombongkan diri untuk menafkahi keluarga gila itu.

Memang didunia ini kita tidak boleh berbicara sombong, tapi jika kalian berada diposisiku apa yang akan kalian lakukan?

Tok

Tok

Tok

"Permisi Miss."

Apapun yang terjadi nanti aku harus menerima konsekuensinya dengan lapang dada, setidaknya aku masih punya sisa uang yang lumayan untuk bertahan hidup, sampai aku mendapatkan pekerjaan pengganti nantinya.

"Masuk Aira." Jawab Germo cantik itu dari dalam ruangannya.

"Maaf Miss, kemarin saya--"

Belum sempat aku membuat alasan dengan kisahku kemarin, Germo itu sudah memberikan beberapa bandel uang seratus ribu rupiah dihadapanku.

"Owh iya, Pelangganmu kemarin memberikan sisa uang Tip untukmu, katanya kamu hanya mengambil separuh, padahal ini memang sudah disiapkan untukmu."

Astaga, ternyata pria tua itu baik sekali, padahal aku belum sempat melayani dirinya, tapi dia memberikan semua uang Tip nya kepadaku.

"Apa?"

Aku sedikit merasa bersalah, tapi ya sudahlah, anggap saja dia sedekah dengan orang miskin sepertiku, lain kali kalau aku kaya mendadak akan aku kembalikan uang itu kepadanya, tapi kalau tidak berarti bukan rezekinya, setidaknya aku sudah menyelimuti dirinya agar tidak masuk angin.

"Apa kamu tidak mau?"

"Ma-mau Miss, saya masih membutuhkan uang banyak saat ini."

Siapa juga yang mau menolak uang jutaan rupiah, namun aku sedikit tersentuh juga dengan Germo yang satu ini, seharusnya dia bisa saja mengambil uangku ini, namun kenapa dia begitu baik denganku.

"Aku tahu, jika itu bukan kamu pasti sudah aku hambur-hamburkan uang ini, ambillah!" Dia menyodorkan uang itu kembali.

"Terima kasih banyak Miss, tapi apakah Beliau mengeluhkan sesuatu dengan anda?"

Aku masih penasaran dengan reaksi Om itu saat terbangun pagi itu, kenapa bisa menyerahkan separuh uang tip ini kepadaku, padahal seharusnya seorang pria ingat dia melakukan hubungan atau tidak sebelum tertidur.

"Yang lalu sudah berlalu, jangan pikirkan lagi, aku punya berita menarik untukmu."

Syukur deh kalau begitu, aku bisa hidup sedikit lebih tenang.

"Apa itu Miss?"

Aku harus belajar tidak perduli mulai sekarang, yang penting hidupku aman saja, soal yang lainnya Loss pokok'e.

"Ada semacam ujian kompetisi kali ini."

Aku bahkan sampai melongo sesaat, apa kupu-kupu malam juga akan naik kelas? Kenapa ada ujian kompetisi segala, kayak siswa atau mahasiswa saja pikirku.

"Maksudnya gimana Miss, aku kurang mengerti." Tanyaku agar tidak salah mengerti.

"Ada satu pelanggan VVIP yang bayarannya fantastis sekali, bahkan jika kamu terpilih, kamu bisa membayar lunas utangmu dan mendapatkan modal untuk hidupmu yang pahit itu, atau bahkan bisa untuk menyumbat mulut suami gilamu itu."

Entah kenapa aku mengira dia juga kesal melihat kegilaan suamiku itu, atau mereka saling mengenal dulu? Tapi aku tidak mau terlalu ikut campur dengan kehidupan orang, hidupku saja sudah ribet.

"Benarkah? Apa yang harus aku lakukan Miss?"

"Kamu tinggal mengikuti arahannya saja nanti, tapi kamu harus bersaing dengan primadona-primadona malam yang lain untuk itu?"

Busyet dah, udah kayak ujian pemilihan Miss Universe aja ya kan? Padahal kami hanya wanita malam yang mungkin dibenci oleh seluruh wanita atau istri didunia ini.

"Tapi aku masih baru Miss dan belum berpengalaman, lebih baik nggak usah ajalah, aku yang biasa-biasa aja."

Walau iming-iming hasilnya sangat memuaskan tapi aku sadar diri, siapalah aku?

Lagipula, aku bukannya ingin sekali menjadi wanita malam, bahkan aku ingin segera pergi dari sini jika memang uangku cukup, saat ini aku masih selalu membawa senjata obat gatal dosis tinggi untuk mengibuli pelangganku, jadi daripada ribet urusannya lebih baik aku tidak mengikutinya saja.

"Apa salahnya kamu ikut, siapa tahu kamu terpilih."

Namun Miss itu seolah yakin denganku, padahal aku tahu anak buahnya cantik-cantik dan seksi semua.

"Aku takut Miss."

Walau lebih tepatnya aku minder, daripada bikin malu didepan banyak orang, lebih baik aku urungkan saja.

"Aira, aku tuh sebenarnya kasian dengan kamu, para Primadonaku yang lainnya ada disini karena mereka tidak mau hidup susah dan ingin mencari uang dengan jalan pintas yang mudah, tapi hanya kamu satu-satunya wanita yang dijual oleh suamimu sendiri disini, jadi jika kamu berhasil memenangkan Pelanggan VVIP yang satu ini, kamu bisa lepas dari sini."

"Tapi Miss?"

"Cobalah dulu, aku sengaja memberimu kesempatan, lain waktu aku tidak akan sebaik ini lagi kepadamu!" Dia seolah enggan menatapku, karena aku terus membantahnya.

"Kalau Pelanggan VVIP bukannya lebih baik memilih perawan Miss, lebih sempit dan aman pastinya, tapi aku sudah menikah selama dua tahun Miss, apa bisa lolos?"

"Gadis Perawan juga belum tentu menjamin suatu hubungan itu bahagia atau tidak, dulu dia pernah kami berikan Perawan pilihan, tapi nyatanya belum sampai lima menit dia sudah keluar dengan deraian air matanya."

Ternyata pria kaya raya itu pelanggan tetapnya disini, tapi aku masih heran, kenapa bisa seheboh ini penyambutannya, entah berapa banyak uang yang rela dia keluarkan hanya untuk seorang kupu-kupu malam, kalau menurutku lebih baik buat pergi naik Haji saja, sudah pasti berpahala, jaminannya Surga, dan kita bisa berdoa langsung dirumah Allah yang sudah pasti mustajab doanya.

"Waduh, apa dia mengerikan sekali Miss?" Tanyaku yang semakin ketar-ketir.

"Tidak, dia bahkan tampan sekali dan yang pasti kaya raya."

"Owh ya?"

"Sudahlah, jangan banyak tanya, kamu akan tahu nantinya."

"Baiklah Miss."

Betul kata Bosku, lebih baik aku coba saja, jika memang gagal tidak masalah, berarti itu memang belum rezekiku.

"Sekarang kamu pergi ke ruangan seleksi, ada anak buahnya disana, dia yang akan memberikan ujian kepada kalian."

Sebenarnya siapa dia, kenapa mau prot-prot aja ribet sekali, tinggal ambil satu, pompa sampai kejang, lalu keluarkan sudah beres kan?

"Apa ada kriteria pemilihannya Miss?"

"Yang penting kamu punya Lubang dan bisa membuatnya puas mendesah."

"Hah?"

Boro-boro membuat pria yang tidak aku kenal mendesah, aku bahkan sudah lupa cara menggoyangkannya, karena sudah lama aku tidak dijamah oleh suamiku.

"Cepat pergi sana, sebelum dimulai seleksinya."

"Baik Miss."

Andai ini seleksi untuk menjadi PPPK atau PNS, aku akan dengan bangga mengikuti seleksinya, tapi ini seleksi menjadi kupu-kupu malam berpengalaman, gila kan? apa memang dunia sedang tidak baik-baik saja sekarang?

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

kayaknya calon pengganti nih

2023-12-20

0

Iis Dawina

Iis Dawina

oo

2023-12-19

0

diya

diya

baca ini banyak lucunya

2023-12-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!