Seumur hidup Hanum Humaira, baru kali ini dia datang kesebuah Club besar, yang dipenuhi ramai sekali pria maupun wanita yang asyik berjoged, dengan ditemani dentuman musik dan gemerlapnya lampu berwarna-warni yang menyilaukan mata.
"Kalian mau bawa aku kemana?"
Aira benar-benar merasa tidak nyaman masuk kedalam tempat yang menurutnya sangat bising dan memekakkan telinga.
"Menemui Pangeran kami." Jawab kedua pria itu yang terus saja memegang kedua lengan Aira dari sisi kanan dan kiri.
"Pangeran model apa yang sukanya tempat beginian, nggak bisa apa pasang lagu dangdut koplo kek atau yang lebih enak didengar lagu tembang kenangan bisa juga lagu melayu, daripada jedag-jedug nggak karuan begini." Ugut Aira yang merasa kesal, bahkan jantungnya sedikit berdetak lebih kencang, bukan karena jatuh cinta, tapi karena kaget dengan suara bass yang semakin lama semakin menggelegar.
"Jangan banyak bicara, siapkan saja mentalmu untuk menemui Pangeran kami, atau mungkin kamu punya nyawa cadangan? Bisa kamu persiapkan mulai sekarang." Kedua pria itu seakan menakut-nakuti Aira, apalagi dengan wajah kedua anak buah itu yang seolah tanpa ekspresi.
"Apa Pangeran kalian itu mau membunuhku?"
Aira terus saja berjalan mengikuti tarikan lengannya, melewati beberapa ruangan. Tempat itu adalah Club, namun difasilitasi beberapa ruangan VIP untuk para big boss yang ingin melakukan party secara tertutup.
"Bisa jadi." Jawab kedua pria itu serempak tanpa mau menoleh kearah Aira.
"Astaga, aku tidak mau mati ditempat seperti ini."
Aira tidak bisa membayangkan hal itu terjadi, dia bahkan belum menebus segala dosa-dosa yang tanpa sengaja dia buat, dan ingin sekali saja merasakan kententraman jiwa dan raga sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, bukan berakhir ditempat kotor seperti ini pikirnya.
"Lalu kamu mau mati dimana? Mendesah diatas ranjang, begitu?"
Semua perkataan Aira sesungguhnya sudah menggelitik kedua perut anak buah pangeran itu, namun mereka tahan, karena dalam pekerjaannya harus terlihat tegas dan menakutkan.
"Hei, jangan mencelaku!" Teriak Aira yang merasa tersentil, padahal dia belum pernah mendesah bersama pria lain selain suaminya, itu bahkan sudah lama terjadi.
"Cih, bukannya itu tempat keseharianmu, jangan sok suci kamu!" Aalah satu pria itu berdecih dengan senyum ejekannya.
"Huft, kalian tidak pernah tau bagaimana rasanya jadi aku, hidup penuh dengan tekanan dan luka yang mendalam."
Namun lagi-lagi Aira lupa dengan profesi barunya, jadi dia belum terbiasa dicaci dan direndahkan seperti sampah.
"Jangan curhat dengan kami, Pangeran kami sudah menunggumu!"
Pria itu membukakan sebuah ruangan paling ujung, yang terlihat sepi disekelilingnya.
"Hei, aku harus apa ini?" Aira kembali panik, apalagi dia tidak membawa tas yang berisi senjata ampuhnya.
"Ada satu pertanyaan untukmu."
Saat nafas Aira seolah tersengal dan mulai menunjukkan ketakutannya, salah satu pria itu melongokkan wajahnya dihadapan Aira dan bertanya.
"Katakan, tapi setelah ini keluarkan aku dari kamar ini." Jawab Aira yang mencoba membuat kesepakatan, walau sepertinya sulit.
"Kamu tahu nggak, tulisan apa yang biasanya ada ditutup kotak makanan?"
"Emm... Selamat menikmati." Jawab Aira saat mengingat kotak makanan kendurian yang sering dia dapatkan kalau ada hajatan ditempatnya.
"Yes, that's right! See you tomorrow!"
Ceklik!
Kedua pria itu langsung mendorong tubuh Aira agar masuk kedalam ruangan, bahkan pintu itu digembok dari luar, membuat Aira semakin panik dan ketakutan, apalagi kedua pria itu melambaikan tangan dengan senyum yang terkesan mengerikan.
"Hei, buka pintunya, tolong buka pintunya!"
Aira langsung menggedor pintu ruangan itu dengan histeris, dia belum melakukan persiapan apapun tentang ini, andai tas miliknya tidak disita, dia pasti akan lebih tenang saat ini.
"Diam! Berisik sekali suaramu itu!"
Degh!
Apa dia Pangeran sarju itu? Aku harus bagaimana ini?"
Aira belum berani membalikkan tubuhnya, dia masih mencoba berpikir bagaimana caranya menakhlukan pria itu tanpa harus menyentuhnya.
"To-tolong!" Ucap Aira yang merasa buntu kali ini.
"Kali ini tidak ada orang yang akan menolongmu, mau sampai pita suara kamu putus sekalipun, tidak akan ada yang mendengarmu, karena ruangan ini kedap suara, hahaha."
Habislah aku, pantesan suara musik dan tawa menggelegar diluar sana tidak terdengar disini, lalu aku harus bagaimana ini?
"Kenapa kamu diam saja, apa kamu tidak merasa punya salah denganku?"
"Salah saya apa Pak?" Aira mulai membalikkan tubuhnya sambil menunduk.
"Aku bukan bapakmu, panggil aku Pangeran!"
"Ba-baik Pangeran!" Aira melihatnya sekilas dan memang dia adalah pria gila yang sudah membuat huru-hara dengannya.
"Sebenarnya pentium berapa otakmu itu, belum ada sehari tapi sudah lupa jika melakukan kesalahan fatal denganku."
Pangeran mengambil satu kursi dan duduk dengan gagahnya sambil mengamati wajah Aira.
"Fatal bagaimana Pangeran, bukannya anda terlihat baik-baik saja?"
"Apa matamu sudah buta? Lihat wajahku!" Pangeran langsung berjalan mendekat dan mulai mengikis jarak, untuk memperlihatkan luka memar diwajahnya.
Degh!
Aira langsung memundurkan wajahnya, karena dia masih saja sering gemetaran saat berdekatan dengan pria asing dalam hidupnya.
"Lihat juga punggungku!"
Pangeran bahkan membuka kemeja putih yang dia kenakan, agar Aira bisa melihat secara langsung luka memar dipunggungnya.
"Aw!"
Aira langsung menutup wajahnya, karena bukan punggung Pangeran yang dia lihat, tapi lengannya yang kekar dan berotot, sepertinya dia rajin olahraga, sehingga tubuhnya terbentuk dengan sempurna.
"Aw? Hei.. Kamu kenapa? Bukannya ini pemandangan setiap hari yang kamu inginkan?" Ledek Pangeran, dia benar-benar merasa aneh dengan wanita yang satu ini, itu kenapa dia selalu dibuat penasaran oleh semua tentang Aira.
"A-aku sudah melihatnya, maafkan aku."
"Apa maaf saja cukup, kamu tahu tidak kalau kulit wajah dan kulit tubuh adalah bagian tubuh yang penting?" Dia kembali melangkahkan kakinya menuju tempat tidur berukuran king yang sangat mewah disana.
"Bukannya organ dalam yang lebih penting?" Jawab Aira kembali.
"Memangnya kamu pikir kalau hanya organ dalam saja berjalan dihadapanmu, apa kamu menyukainya?" Emosi Pangeran selalu saja naik turun didepan Aira, biasanya apa yang dia ucapkan dan dia perintahkan kepada wanita-wanita disekelilingnya tidak pernah ada jawaban selain kaya 'Ya' dan 'Baik'.
"Iya juga ya, tapi kenapa juga saya harus menyukainya?"
Terkadang Aira memang suka cari perkara, apa yang menurutnya tidak sependapat dengannya selalu dia tentang.
"Kamu mau mengajakku berdebat lagi."
"Owh, bukan seperti itu maksudnya." Aira kembali sadar setelah mendengar lengkingan suaranya.
"Kamu tahu siapa aku bukan?"
"Pangeran."
"Pangeran apa?"
"Sarju?"
Aira benar-benar tidak tahu identitas Pangeran dan lebih tepatnya tidak mau tahu, jadi dia menjawabnya dengan asal saja.
"Apa kamu bilang? Apa itu Sarju, jangan main-main deganku?" Pangeran bahkan sampai melempar kemejanya karena merasa gerah, walau AC diruangan itu sebenarnya sudah dingin sekali dan mulai menarik kerah baju Aira keatas karena merasa kesal.
Astaga mulutku ini, kenapa akhir-akhir ini remnya sering blong!
"Owh, Sarju itu kalau bahasa kerennya Menawan, jadi pangeran sarju itu artinya pangeran yang menawan."
"Eherm, itu sudah pasti." Namun begitu Aira menyanjung namanya suaranya langsung merendah.
Dasar pria, dimana-mana sama, selalu haus dengan kata pujian!
"Diam dulu disini."
Bruk!
Saat Pangeran terlihat lengah Aira mendorong tubuhnya dan membuat Pangeran terduduk kembali diranjang miliknya.
"Woi, berani-beraninya kamu memerintahku!"
"Aku hanya ingin mengobati lukamu, luka disudut bibirmu harus segera dibersihkan sebelum mengering, nanti bisa infeksi."
"E-eh?"
"Jangan bergerak, ini memang sedikit perih, tapi tidak seperih kehidupanku, jadi tahanlah sebentar."
Dagh
Digh
Dugh
Sepanjang perjalanannya sebagai Bos yang setiap harinya dikelilingi oleh wanita cantik nan seksi, baru kali ini Pangeran terdiam tanpa bisa berkutik saat disentuh oleh seorang wanita si kupu-kupu malam.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Tati Suwarsih
hmhmhm...
2023-12-20
0
diya
lawak bener yah si Aira
2023-12-14
0
Wisang Geni
vote otw kakak😍😍🥰
2023-10-26
0