14.Pria Gila

Prioritasku bekerja disini bukan untuk mendapatkan pria yang dia sebut dengan Pangeran tadi, jadi jika memang aku tidak bisa melayaninya pun tidak masalah, karena siapapun pria yang akan menjadi tamu ku nanti, nasipnya akan sama, yaitu tidur nyenyak sampai pagi dengan obat gatal dosis tinggi.

Slurrp!

Karena masih kesal, jus mangga pesananku pun habis dalam dua kali sedotan saja, tekadku sudah bulat, lebih baik aku melayani pria yang biasa saja, asalkan tidak harus bersaing dan melalukan berbagai gaya gila seperti tadi.

"Hari gini masih pesan jus mangga nona? Bagaimana kalau aku traktir minum-minuman yang hangat?" Tiba-tiba saat aku masih mengumpat didalam hati, muncul seorang pria dengan postur badan yang gagah dan terlihat berwibawa, apalagi saat menggunakan jas yang sepertinya mahal harganya.

"Tidak terima kasih, cuaca sedang panas-panasnya, jadi paling mantep hanya minum jus." Jawabku yang hanya meliriknya sekilas, aku sebenarnya sedikit malas meladeni ucapan orang yang kelihatannya berduit, takut kalau bicaraku kalah berkelas dengannya.

"Pfftth, maksudnya bukan minuman yang disedu dengan air panas Nona?"

Senyumannya lumayan manis juga, hanya saja jaman sekarang senyuman palsu itu beredar bebas dimana-mana.

"Lalu?"

Aku kembali menggigit selang jus ku, walau hanya tinggal es batunya saja, untuk sekedar menghindari tatapan dibalik kaca mata hitamnya.

"Bagaimana kalau aku pesankan Wine?" Walau aku belum mengizinkannya duduk, namun dengan santainya dia menarik kursi dihadapanku dan menyilangkan kakinya dengan gaya angkuhnya.

"Apa itu sejenis Teh Susu?" Aku asal menebak saja, karena aku tidak bergitu tahu minuman lain selain es teh dan es jus.

"Ahahahaha, apa kamu belum pernah mencobanya?"

Entah kenapa nasipku hari ini selalu saja ditertawakan orang, atau mungkin wajahku terlihat seperti badut yang mampu membuat mereka semua tertawa, tapi ya sudahlah.. anggap saja ini salah satu bentuk ibadah, karena bisa membuat orang senang.

"A-sudahlah, aku sudah tidak haus lagi, silahkan anda menikmati minuman anda, emm... apapun itu tadi namanya, aku tidak perduli, permisi!"

"TUNGGU!"

Dia langsung berteriak memanggilku dan saat aku menolehnya kembali, dia kembali tersenyum sambil membuka kaca matanya.

Wow, tampan juga dia?

"Maaf Tuan saya sedang sibuk."

Tapi aku bukan wanita yang mudah terpesona dengan seorang pria hanya karena tampang apalagi hanya modal senyuman, karena aku sudah sering merasakan pahitnya berumah tangga.

"Berapa hargamu?"

Aku kira dia pria bermartabat dan punya rasa sopan santun yang tinggi, ternyata ekspetasiku terlalu tinggi, mungkin aku lupa kalau Kafe ini juga masih dalam lingkungan tempat maksiat, jadi wajar jika banyak pelanggan yang mampir kesana.

"Hah, maksudnya?" Aku pura-pura tidak paham saja.

"Bukannya kamu salah satu dari anak buah Miss?" Dia pasti bisa menebaknya, karena pakaianku juga terlalu seksi jika hanya orang umum yang menggunakan.

"Owh.. Iya, tapi sekarang aku lagi nggak mood, jadi anda bisa mencari wanita yang lain saja." Ucapku dengan nada lemas, mungkin aku harus terbiasa dengan tawar menawar seperti ini mulai sekarang.

"Kalau aku berani bayar mahal bagaimana?"

Bahkan kata-katanya semakin membuat aku tidka bersemangat.

"Terima kasih, tapi lain kali saja, aku benar-benar tidak menerima tamu hari ini."

Entah mengapa aku masih kesal sampai saat ini, jadi aku memilih menolak saja, takut jika nanti terbawa emosi sampai ke pelanggan dan akhirnya aku membuat kekacauan, daripada beresiko kali ini lebih baik aku menenangkan diri dulu, lagipula aku sudah mendapatkan sisa uang Tip tadi, jadi jatah uang malam ini aman.

"Hahahaha, apa ini berarti kamu menolakku?" Dia berdiri dan langsung berkacak pinggang dengan tawa yang terdengar mengerikan.

"Emm, begini saja Tuan, bagaimana kalau anda saya antar ke ruangan Miss, biar Miss yang merekomendasikan primadona terbaik yang lainnya." Sesungguhnya aku sedikit takut kalau dia ngamuk nantinya.

"Kalau aku maunya kamu bagaimana?"

"Kenapa juga harus aku? Asal anda tahu Tuan, tapi ini rahasia kita berdua loh ya, aku masih baru disini, belum berpengalaman seperti yang lainnya, jadi daripada uang Tuan nanti Mubadzir, silahkan temui Miss saja, permisi." Aku bahkan kembali mendekatinya untuk berbisik, daripada aku membuatnya kesal dan dia dendam denganku bisa bahaya nanti.

"HEI? Apa kamu tidak tahu siapa aku?"

"Apa anda seorang artis, publik figur, ulama atau mungkin anda adalah seorang Ustad?" Jawabku yang kembali mengamati wajahnya, kalau dari gayanya dia memang terlihat mencolok sekali, kalau orang biasa mana mungkin pakai jas rapi diluar, apalagi dalam keadaan panas begini.

"Hah, Ustad? Ditempat ini?" Dia kembali menanyakan pertanyaanku.

"Pasti bukan semuanya, karena aku tidak pernah melihat anda di TV ataupun muncul diKoran bekas bungkus tempe." Celetukku karena melihat senyuman sinisnya.

"Apa kamu bilang? Bekas bungkus tempe? Ahahaha... apa kamu sudah bosan hidup?"

"Huft, kalau melihat garis takdirku sampai saat ini memang sepertinya tidak ada hal yang indah, tapi aku harus tetap bersyukur, agar nikmatku semakin ditambah, karena menyesal pun tak ada guna, hidup harus terus berjalan, kalau mau bunuh diri, aku takut dosa, apalagi masuk neraka." Aku seperti orang yang sedang curhat karena merasa sudah putus asa.

"Kamu takut dosa?" Terlihat sekali kalau dia sedang mengejekku.

"Haish, sudahlah! Anda tidak akan paham dengan masalah saya, permisi!"

"Hei Tunggu dulu!"

"Ckk, bisa nggak sih jadi orang nggak maksa? Mau aku teriakin Jambret nih?"

Mungkin karena cuaca sangat panas, jadi aku mudah sekali terpancing emosi, jika melihat orang yang sering memaksakan kehendak seperti itu.

"Besar juga nyalimu, coba saja kalau berani?" Tantangnya yang semakin membakar emosiku.

"Seriusan?" Karena aku juga tidak berminat melayaninya, ide gilaku tiba-tiba muncul disini.

"Ayo cepat teriak, jangan ngancam doang bisanya."

"Anda tidak menyesal?"

"Kamu yang akan menyesal nantinya, bukan aku!"

Dia pikir aku adalah manusia titisan Dewi sepertinya, yang tidak punya rasa kesal dan benci.

"To-tolong.. tolong ada Jambret!" Teriakku dengan sekuat tenaga.

"Hah, yang mana Mbak?" Tiba-tiba ada seorang pria yang mendekat kearahku.

"Di-dia Mas, tolong saya Mas."

"Woi, ada Jambret!"

Mas-mas itu ternyata bersama dua orang temannya dan saat dia teriak, dua pria yang lainnya langsung berlari mendekat.

"HAH?"

Pria gila tadi terlihat terkejut, padahalkan dia bukan tukang jambret, tapi siapa suruh dia menantangku, jadi biar dia rasakan sendiri.

Bugh

Bugh

Bugh

"HEI, AKU BUKAN JAMBRET!" Teriaknya sambil melindungi kepalanya.

"Halah, Maling mana ada yang mau ngaku, kita pukuli saja dia sampai babak belur, baru kita lapor Polisi." Ucap Mas-mas yang berniat menolongku tadi.

"PENGAWAL!" Jerit Pria gila itu saat beberapa pukulan mengenai wajahnya.

"Hah, dia punya pengawal, aish... kabuuurrr!"

Aku memilih mengambil langkah seribu dan masuk kembali kerumah Miss, karena untuk saat ini tempat perlindungan yang paling tepat adalah disana setidaknya ada dua petugas keamanan yang mengenalku disana, kalau aku kabur pulang, bisa-bisa pengawalnya tadi mengejarku dan menangkapku.

"Fuh, capek sekali lari menggunakan rok seperti ini, ribet!" Keluhku sambil mengusap keringat yang mulai bercucuran.

"Aira, apa yang kamu lakukan?"

"Owh, hai Miss! aku habis lari tadi, di Kafe depan ada anjing rabies yang mengerikan sekali." Jawabku dengan asal, aku tidak mungkin bicara jujur dengan kejadian tadi.

"Apa pria ini, yang kamu maksud dengan anjing rabies itu?"

Degh!

Aku sontak terkejut, kenapa tiba-tiba Miss memperlihatkan foto pria gila itu dari ponselnya, bahkan disana terlihat sangat jelas sekali gambarnya.

"Di-dia? Kenapa anda bisa mengenalnya Miss?" Tanyaku dengan suara yang sudah tersendat-sendat.

"Dia klien VVIP yang aku bilang tadi."

Habislah aku!

Kali ini aku tidak bisa mengelak lagi, karena sepertinya pria tadi sudah mengadukan aku dengan Miss.

Namun yang membuat aku heran, kenapa pria itu malah menemuiku, seharusnya saat ini dia sedang menyeleksi kupu-kupu malam didalam sana.

POV END

To be Continue..

Terpopuler

Comments

diya

diya

lanjutkan kak keren nih ceritanya

2023-12-14

0

Rini akbarini

Rini akbarini

😀😀😀😀😀😀
pasto si pangeran sarju dendam banget ama hanum si gadis bar bar
lanjutttt..
❤❤❤❤

2023-10-17

3

@alfaton🤴

@alfaton🤴

ternyata dia si pangeran Sarju Aira.....semakin penasaran. nih di pangeran😂😂😂😂

2023-10-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!