Bab 9. Kedatangan Ghibran

Aisha keluar untuk menemui tamu yang mencarinya. Dalam hatinya bertanya, siapa orang itu? Di kota ini dia tidak begitu mengenali orang-orang kecuali ibu-ibu tempatnya mengikuti pengajian.

Aisha terkejut saat tahu yang datang adalah Ghibran dan sepasang suami istri yang dia yakini kedua orang tuanya. Dia tersenyum dengan mereka.

"Assalamualaikum," salam Aisha.

"Waalaikumussalam," jawab ketiga tamu Aisha dengan serempak.

Aisha menyalami ibu Ghibran dan mencium tangannya dengan hormat. Setelah itu pamit untuk membuatkan air minum. Ibunya yang menemani para tamu.

Di dapur Aisha jadi berpikir, untuk apa Ghibran datang dan juga membawa kedua orang tuanya. Dia membuat teh dan membawa sepiring kue.

"Silakan Pak, Bu dan Mas Ghibran. Hanya ini yang ada di rumah," ucap Aisha.

"Ini sudah lebih dari cukup," jawab Ghibran.

Setelah mencicipi kue yang Aisha beri. Ibunya Ghibran mulai bicara.

"Nak Aisha, kami ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting," ucap Ibunya Ghibran memulai percakapan.

"Sungguh? Tentang apa, Bu? Silakan saja Ibu bicara," ucap Aisha dengan lembut. Jantungnya berdetak lebih cepat, penasaran apa yang ingin ibunya Ghibran katakan.

"Begini, Nak. Ghibran meminta kami melamarmu untuk dijadikan istri. Apa kamu bersedia?" tanya ayahnya Ghibran.

Aisha terlihat terkejut mendengar permintaan tersebut. Dia lalu memandangi ibunya. Tampak wanita itu menganggukan kepalanya.

"Oh, saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Kami belum saling kenal. Hanya sekedar bertegur sapa saja. Apakah Mas Ghibran yakin ingin menjadikan aku istrinya?" Aisha beetanya balik

"Kami memahami ini tidak mudah bagi kamu, tapi Ghibran sangat menyukaimu sejak pertama melihatmu di mesjid," jawab Ayahnya Ghibran.

Aisha menatap pria itu dengan penuh tanda tanya. Bagaimana bisa Ghibran menyukai dirinya. Mereka hanya bertemu dua kali setahu Aisha.

"Aisha, sejak pertama aku melihatmu, aku telah menyukai kamu. Aku datang langsung melamar karena tidak mau pacaran. Aku ingin kita langsung menikah saja. Apa Ibu merestui niat baikku untuk melamar putri, Ibu?" tanya Ghibran.

"Setiap niat baik, pasti Ibu setuju saja. Tapi semua keputusan ada di tangan Aisha. Ibu tidak bisa memaksa. Yang akan menjalani Aisha," jawab Ibunya Aisha.

"Bagaimana Aisha, apa kamu menerima pinanganku?" tanya Ghibran.

Aisha menarik napas dalam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Yang gadis itu takutkan adalah masa lalunya. Apakah Ghibran mau menerima.

"Maaf, Mas Ghibran. Aku tidak menolak pinanganmu. Tapi aku mohon beri waktu untuk menjawabnya."

"Tidak apa-apa, Aisha. Kami mengerti jika kamu butuh waktu. Aku akan menunggu jawabanmu!" ujar Ghibran.

"Tapi kami juga berharap kamu tidak menunda-nunda terlalu lama, karena kami ingin melihat anak kami bahagia," ucap Ayahnya Ghibran.

"Saya mengerti, Pak. Saya akan segera mempertimbangkan permintaan kalian," jawab Aisha.

Mereka melanjutkan pembicaraan ke topik lain dan mengobrol berbagai hal bersama. Beberapa jam kemudian, setelah makan malam bersama, keluarga Ghibran pamit pulang.

Beruntung tadi Aisha memasak cukup banyak, sehingga bisa menjamu Ghibran dan keluarga.

"Terima kasih sudah menyambut kami dengan baik, Aisha. Kami sangat berharap kamu mau menjadi bagian dari keluarga kami," ucap Ayahnya Ghibran

"Sama-sama, Pak. Terima kasih untuk segalanya."

"Kami akan menunggu kabar baik dari kamu secepatnya," ujar Ibunya Ghibran. "Ingatlah bahwa kami sangat menghargaimu dan akan menyambutmu dengan tangan terbuka."

Ibunya Ghibran menyukai gadis itu, karena kelembutan dan keramahannya. Kedua orang tuanya telah masuk ke mobil. Ghibran masih berdiri di samping mobil itu.

"Mas, aku ingin bicara denganmu empat mata besok. Aku akan mengabari di mana tempatnya. Apa kamu ada waktu?" tanya Aisha.

Dia harus jujur dan bicara semuanya pada Ghibran. Pria itu harus mengetahui masa lalunya sebelum melangkah lebih jauh.

"Bisa, Aisha. Besok aku tidak ada kegiatan. Kamu bisa mengatakan padaku di mana kita bisa bertemu," jawab Ghibran.

"Baiklah, Mas. Hati-hati," pesan Aisha.

"Ya, Aisha. Terima kasih."

Ghibran masuk ke dalam mobil, dan menjalankan pelan meninggalkan rumah kediaman wanita itu.

Setelah mereka pergi, Aisha duduk sendiri di ruang tamu, memikirkan tawaran tersebut. Dia merasa senang dengan Ghibran dan keluarganya, tetapi juga khawatir tentang komitmen mereka. Apakah Ghibran dan keluarganya bisa menerima semua masa lalunya.

Ibu menghampiri Aisha dan duduk di samping putrinya itu. Dia bahagia karena ada pria yang melamar putrinya.

"Apa yang kamu pikirkan lagi, Nak? Ghibran sepertinya pria yang baik," ucap Ibu.

Aisha memandangi wajah ibunya yang telah mulai tampak keriput. Pasti banyak beban pikirannya selama ini.

"Aku juga bisa melihat jika Mas Ghibran adalah pria yang baik, justru karena itu aku ragu menerimanya. Mas Ghibran tidak pantas untukku yang hina ini. Aku akan katakan semuanya mengenai masa laluku. Jika dia dan keluarga bisa menerima baru aku bisa melangkah lebih jauh lagi dengannya," ucap Aisha.

Dia akan jujur besok dan melihat apa tanggapan dari pria itu.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Siti Sholikhah

Siti Sholikhah

baru mampir thor.....
semoga suka🥰🥰

2024-04-23

2

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛

semoga Gibran ngak mundur

2024-04-20

0

erinatan

erinatan

seperti kisah nyata thor

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Foto Dan Video
2 Bab 2. Pemakaman Ayah
3 Bab 3. Aku Pamit
4 Bab 4. Bertemu Kembali
5 Bab 5. Ikhbar dan Sang Istri
6 Bab 6. Ghibran
7 Bab 7. Maaf
8 Bab 8. Mantan Kekasih
9 Bab 9. Kedatangan Ghibran
10 Bab 10. Aku Menerima Kamu Apa Adanya!
11 Bab 11. Kedatangan Ikhbar
12 Bab 12. Pergilah Dari Rumahku!
13 Bab 13. Kepergian Ibu
14 Bab 14. Pemakaman Ibu
15 Bab 15. Jangan Menangis Lagi
16 Bab 16. Usir Mereka, Mas!
17 Bab 17. Masa lalu
18 Bab 18. Bertemu Annisa
19 Bab 19. Apartemen
20 Bab 20. Meminta Hak
21 Bab 21. Bertemu Ikhbar
22 Bab 22. Aku Bukan Pria Baik
23 Bab 23. Foto Siapa Itu?
24 Bab 24. Pesta Pernikahan
25 Bab 25. Syifa Sauqiya
26 Bab 26. Maafkan, Aku
27 Bab 27. Ke Rumah Sakit
28 Bab 28. Ke Panti Asuhan
29 Bab 29. Maaf, Aku Harus Pergi
30 Bab 30. Aib Aisha
31 Bab 31. Ke Makam Ayah
32 Bab 32. Kita Harus Pisah
33 Bab 33. Bertemu Ikhbar
34 Bab 34. Di Rumah Sakit
35 Bab 35. Pesan Dari Mas Ghibran
36 Bab 36. Ghibran Sakit
37 Bab 37. Ghibran Sadar
38 Bab 38. Mengusir Annisa
39 Bab 39. Jangan Suudzon
40 Bab 40. Kembali Ke Rumah
41 Bab 41. Bertemu Syifa
42 Bab 42. Membawa Syifa
43 Bab 43. Rencana Ke Rumah Ibu
44 Bab 44. Di Rumah Ibu
45 Bab 45. Kebahagiaan Aisha
46 Bab 46. Annisa dan Syifa
47 Bab 47. Di Apartemen
48 Bab 48. Soto Padang
49 Bab 49. Kumpul Keluarga
50 Bab 50. Jangan Sakiti Istriku!
51 Bab 51. Ke Rumah Sakit
52 Bab 52. Aisha Yang Telah Sadar
53 Bab 53. Di Taman Rumah Sakit
54 Bab 54. Ke Rumah Ayah
55 Bab 55. Ayah Abdul
56 Bab 56. Kembali Ke Rumah
57 Bab 57. Kedatangan Ibu Mertua
58 Bab 58. Ibu Nur Dan Annisa
59 Bab 59. Ibu Sambung
60 Bab 60. Tasyakuran Empat Bulanan
61 Bab 61. Sarapan Pagi
62 Bab 62. Ayah Abdul
63 Bab 63. Ngidam Seblak
64 Bab 64. Kecelakaan
65 Bab 65. Pasca Operasi
66 Bab 66. Perdebatan Aisha dan Ibu
67 Bab 67. Di Kamar Hotel
68 Bab 68. Aisha Yang Posesif
69 Bab 69. Kemarahan Ikhbar
70 Bab 70. Mamanya Ikhbar
71 Bab 71. Syifa Minta Izin Bermain
72 Bab 72. Boneka Syifa
73 Bab 73. Menggugat Cerai
74 Bab 74. Kesedihan Ikhbar
75 Bab 75. Liburan
76 Bab 76. Rahasia Pak Abdul
77 Bab 77. Sarapan Pagi
78 Bab 78. Makan Malam
79 Bab 79. Pengkhianat Ayah
80 Bab 80. Kedatangan Ayah Abdul
81 Bab 81. Izin Ke Luar Kota
82 Bab 82. Rachel
83 Bab 83. Bertemu Ghibran
84 Bab 84. Ibu Nur
85 Bab 85. Kecelakaan
86 Bab 86. Bayi Rachel
87 Bab 87. Ayah Abdul
88 Bab 88. Hana Kayla Maira
89 Bab 89. Pemakaman Pak Abdul
90 Bab 90. Bayi Pak Abdul
91 Bab 91. Amarah Melly
92 Bab 92. Tangisan Aisha
93 Bab 93. Ibu Nur dan Tante Melly
94 Bab 94. Gugatan Perceraian
95 Bab 95. Bertemu Ikhbar
96 Bab 96. Kandungan Aisha
97 Bab 97. Menjelang Lahiran
98 Bab 98. Ruang Operasi
99 Bab 99. Ruang ICU
100 Bab 100. Aisha Yang Telah Sadar
101 Bab 101. Anindya Yalanda Ghaaliya
102 Bab 102. Aqiqah
103 Bab 103. Kisah Berakhir
104 Promo Novel LIHAT AKU, GUS!
105 Promo Novel
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1. Foto Dan Video
2
Bab 2. Pemakaman Ayah
3
Bab 3. Aku Pamit
4
Bab 4. Bertemu Kembali
5
Bab 5. Ikhbar dan Sang Istri
6
Bab 6. Ghibran
7
Bab 7. Maaf
8
Bab 8. Mantan Kekasih
9
Bab 9. Kedatangan Ghibran
10
Bab 10. Aku Menerima Kamu Apa Adanya!
11
Bab 11. Kedatangan Ikhbar
12
Bab 12. Pergilah Dari Rumahku!
13
Bab 13. Kepergian Ibu
14
Bab 14. Pemakaman Ibu
15
Bab 15. Jangan Menangis Lagi
16
Bab 16. Usir Mereka, Mas!
17
Bab 17. Masa lalu
18
Bab 18. Bertemu Annisa
19
Bab 19. Apartemen
20
Bab 20. Meminta Hak
21
Bab 21. Bertemu Ikhbar
22
Bab 22. Aku Bukan Pria Baik
23
Bab 23. Foto Siapa Itu?
24
Bab 24. Pesta Pernikahan
25
Bab 25. Syifa Sauqiya
26
Bab 26. Maafkan, Aku
27
Bab 27. Ke Rumah Sakit
28
Bab 28. Ke Panti Asuhan
29
Bab 29. Maaf, Aku Harus Pergi
30
Bab 30. Aib Aisha
31
Bab 31. Ke Makam Ayah
32
Bab 32. Kita Harus Pisah
33
Bab 33. Bertemu Ikhbar
34
Bab 34. Di Rumah Sakit
35
Bab 35. Pesan Dari Mas Ghibran
36
Bab 36. Ghibran Sakit
37
Bab 37. Ghibran Sadar
38
Bab 38. Mengusir Annisa
39
Bab 39. Jangan Suudzon
40
Bab 40. Kembali Ke Rumah
41
Bab 41. Bertemu Syifa
42
Bab 42. Membawa Syifa
43
Bab 43. Rencana Ke Rumah Ibu
44
Bab 44. Di Rumah Ibu
45
Bab 45. Kebahagiaan Aisha
46
Bab 46. Annisa dan Syifa
47
Bab 47. Di Apartemen
48
Bab 48. Soto Padang
49
Bab 49. Kumpul Keluarga
50
Bab 50. Jangan Sakiti Istriku!
51
Bab 51. Ke Rumah Sakit
52
Bab 52. Aisha Yang Telah Sadar
53
Bab 53. Di Taman Rumah Sakit
54
Bab 54. Ke Rumah Ayah
55
Bab 55. Ayah Abdul
56
Bab 56. Kembali Ke Rumah
57
Bab 57. Kedatangan Ibu Mertua
58
Bab 58. Ibu Nur Dan Annisa
59
Bab 59. Ibu Sambung
60
Bab 60. Tasyakuran Empat Bulanan
61
Bab 61. Sarapan Pagi
62
Bab 62. Ayah Abdul
63
Bab 63. Ngidam Seblak
64
Bab 64. Kecelakaan
65
Bab 65. Pasca Operasi
66
Bab 66. Perdebatan Aisha dan Ibu
67
Bab 67. Di Kamar Hotel
68
Bab 68. Aisha Yang Posesif
69
Bab 69. Kemarahan Ikhbar
70
Bab 70. Mamanya Ikhbar
71
Bab 71. Syifa Minta Izin Bermain
72
Bab 72. Boneka Syifa
73
Bab 73. Menggugat Cerai
74
Bab 74. Kesedihan Ikhbar
75
Bab 75. Liburan
76
Bab 76. Rahasia Pak Abdul
77
Bab 77. Sarapan Pagi
78
Bab 78. Makan Malam
79
Bab 79. Pengkhianat Ayah
80
Bab 80. Kedatangan Ayah Abdul
81
Bab 81. Izin Ke Luar Kota
82
Bab 82. Rachel
83
Bab 83. Bertemu Ghibran
84
Bab 84. Ibu Nur
85
Bab 85. Kecelakaan
86
Bab 86. Bayi Rachel
87
Bab 87. Ayah Abdul
88
Bab 88. Hana Kayla Maira
89
Bab 89. Pemakaman Pak Abdul
90
Bab 90. Bayi Pak Abdul
91
Bab 91. Amarah Melly
92
Bab 92. Tangisan Aisha
93
Bab 93. Ibu Nur dan Tante Melly
94
Bab 94. Gugatan Perceraian
95
Bab 95. Bertemu Ikhbar
96
Bab 96. Kandungan Aisha
97
Bab 97. Menjelang Lahiran
98
Bab 98. Ruang Operasi
99
Bab 99. Ruang ICU
100
Bab 100. Aisha Yang Telah Sadar
101
Bab 101. Anindya Yalanda Ghaaliya
102
Bab 102. Aqiqah
103
Bab 103. Kisah Berakhir
104
Promo Novel LIHAT AKU, GUS!
105
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!