Pengasuh Majikan Impoten

Pengasuh Majikan Impoten

BAB 01 - Hari Pertama

Jauh-jauh merantau ke kota demi membantu calon suami mengumpulkan modal nikah, Diani Ayu Larasati terjebak dalam sebuah perjanjian kerja yang sama sekali tidak dia ingini.

Hanya karena tergiur gaji di atas UMR, gadis manis yang biasa dipanggil Ayas itu iya-iya saja kala seorang kenalannya menawarkan pekerjaan untuk menjadi pengasuh di ibu kota.

Siapa sangka, yang akan dia asuh bukanlah balita, melainkan seorang pria impoten yang merupakan produser sekaligus CEO dari Wijaya Corp, Givendra Kama Wijaya. Tidak hanya itu yang membuat Ayas tercengang, tapi tugas utamanya sebagai pengasuh sangat sulit diterima akal.

"Tugasmu sederhana, cukup bangunkan aku dan bangunkan dia," ucap Kama seraya menunjuk bagian bawahnya yang membuat mata Ayas membulat sempurna.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kok sepi ya? Tapi kata mbak Hani bener ini alamatnya."

Sekali lagi dia memastikan, dalam keadaan bingung gadis cantik yang biasa dipanggil Ayas itu celingukan seraya memastikan kembali kertas kecil yang berisikan catatan alamat majikannya. Tidak lupa, dia memastikan penampilan, walau hanya sebagai pengasuh, Ayas tetap ingin terlihat rapi dan menciptakan kesan baik di pertemuan pertama bersama majikannya.

Bagi sebagian orang mungkin pekerjaan itu dianggap sebelah mata, tapi bagi seorang Diani Ayu Larasati, hal itu sudah merupakan keberuntungan. Bagaimana tidak? Gadis belia yang beberapa bulan lalu lulus SMA itu masuk kategori kalangan menengah ke bawah, bahkan termasuk susah hingga mimpinya tidak muluk-muluk.

Mengingat saat ini lapangan pekerjaan amatlah sulit, dia sudah mencoba mencari, tapi memang tidak ada perusahaan ataupun toko-toko yang bersedia menerimanya. Ditambah lagi, tahun depan dia akan menikah dan sebagai calon istri yang tidak ingin memberatkan, Ayas nekat mencari pekerjaan demi menambah modal nikah. Oleh sebab itulah, begitu mendapat tawaran kerja dari tetangganya, Ayas tanpa pikir panjang menerima tawaran tersebut.

Sebuah tawaran yang cukup menjanjikan dengan gaji perbulan di atas UMR ibu kota dan dia sempat tercengang mendengarnya. Awal pertama Hani menawarkan pekerjaan ini, dia sempat berpikir jika pekerjaannya tidaklah halal atau akan diajak turun ke dunia malam.

Namun, Hani sebisa mungkin menjelaskan dan anehnya sang ibu juga turut mendukung keputusannya sampai akhirnya Ayas yakin betul untuk terbang ke Jakarta. Ya, dan saat ini di sinilah dia berdiri, kediaman keluarga Wijaya yang teras depannya saja bahkan lebih luas dari rumahnya di kampung.

Setelah cukup lama menunggu di depan gerbang utama, Ayas disambut baik dengan seorang pelayan yang mungkin seumuran kakaknya. Wanita itu terlihat amat baik, bahkan dengan senang hati mengantarkan Ayas ke kamar yang akan mereka tempati.

"Nyonya sama tuan besar di Semarang, cucunya ulang tahun kemarin ... nah kalau tuan muda masih di kantor, biasanya makan siang pulang, Yas."

Ayas mengangguk mengerti, dari jawaban Ida Ayas menyimpulkan jika yang akan dia asuh masih berada di Semarang. Sayang, Ayas tidak dapat segera berkenalan, pikirnya. "Ehm cucunya sudah berapa tahun, Mbak Ida?"

"Dua tahun, lagi lucu-lucunya pasti kamu suka ... anaknya non Kalila kembar, ganteng dan cantik."

Senyum Ayas mengembang, hatinya semakin berbinar begitu mendengar penjelasan Ida. Anak kecil berusia dua tahun sedang lucu-lucunya, ditambah kembar dan kalau mengingat foto pernikahan yang dipajang di ruang tamu, sudah pasti akan sangat mengemaskan.

Semakin tak sabar, Ayas berdegub tak karu-karuan dan dia sebahagia itu membayangkan akan mengasuh dua anak sekaligus. Sebenarnya sudah sangat biasa, selama bertahun-tahun Ayas juga sudah mengasuh keponakannya, tapi untuk yang kembar jelas belum pernah dan ini adalah sebuah tantangan baginya.

Sementara majikannya pulang, Ayas diajak Ida untuk mengelilingi rumah mewah itu. Dia juga turut membantu di dapur demi menyiapkan makan siang untuk seseorang yang Ida sebut tuan muda itu.

"Den Kama beda jauh sama tuan, semoga kamu betah ya di sini ... setelah bi Rosma meninggal, dalam waktu dua tahun sudah dua puluh orang yang dia pecat karena kesalahan kecil," bisik Ida yang cukup membuat Ayas terpaku, agaknya dia terlalu senang di awal hingga begitu mendengar fakta lain di keluarga ini Ayas menjadi panik.

"Semua?"

"Iya, tukang kebun, tukang masak, tukang cuci, sampai pengasuh tuan dan non kecil juga dia pecat karena keponakannya digigit nyamuk," papar Ida panjang lebar hingga Ayas menganga lebar-lebar.

"Luar biasa, apa tuan muda mengalami gangguan emosi atau semacamnya?"

"Ehm, entahlah ... sampai saat ini tidak ada yang tahu apa penyebabnya, tapi mungkin bawaan lah_"

"Ehem!!"

Jika sejak tadi Ayas yang menganga mendengar penuturan Ida, kali ini keduanya dan suasana ruangan mendadak suram begitu seseorang pria bermata tajam dengan wajah tegas itu menghampiri mereka.

"Siapa yang mengizinkan kalian menggunjingkanku?"

Ida mengatupkan bibir dan menundukkan kepala segera, sementara Ayas yang bingung hanya ikut-ikutan demi cari aman. Jujur saja begitu mendengar dia berdehem Ayas sudah berdegub tak karu-karuan, dan kini pria itu justru berdiri tepat di depan matanya.

Habis sudah, mungkin memang takdir Ayas jadi pengangguran abadi karena di hari pertama bekerja sudah merasakan kegilaan semacam ini. Dia memang tidak menatap wajah Kama, tapi dari ujung sepatunya Ayas bisa menarik kesimpulan pria itu marah besar.

"Diani Ayu Larasati." Ayas sedang gugup-gugupnya, dan Kama kini meloloskan namanya yang membuat wanita itu berdebar hebat.

"I-iya, Mas, Bang, Eh Tuan." Lidahnya mendadak tidak bisa diajak kerja sama hingga Ayas ingin sekali mengutuk dirinya sendiri.

"Ikut aku, kita perlu bicara," pungkas Kama berlalu pergi yang kemudian mau tidak mau harus Ayas ikuti dengan wajah cemasnya.

.

.

Ketika menghadapinya berdua, detak jantung Ayas seolah menggila. Kini, dia justru diminta bicara empat mata di ruangan kerja pria arogan yang sejak tadi diam tanpa kata. Sementara dirinya, diminta berdiri di hadapan Kama dan pria itu memandanginya sangat lama seraya bertopang dagu entah apa tujuannya.

"Umurmu berapa?"

"Hah?" Tidak fokus adalah alasannya, Ayas gelagapan hanya karena ditanya umur hingga menciptakan senyum tipis di wajah Kama.

"Umurmu berapa?" Kama mengulangi pertanyaannya, sedikit lebih pelan dan senyuman itu benar-benar membuat Ayas terguncang.

"19 tahun," jawabnya tetap gugup walau Kama sudah berusaha bersikap hangat padanya.

Tanpa menjawab lagi, Kama hanya mengangguk pelan sebelum kemudian bertanya lagi. "Sudah tahu tugasmu apa?" tanya Kama dan kali ini Ayas menjawab sebagaimana yang dia ketahui, yakni mengasuh keponakan Kama.

Mendengar jawaban polos Ayas, Kama terkekeh pelan. Entah kenapa gadis itu lucu saja di matanya. "Pengasuh keponakanku sudah ada dan mereka baik-baik saja, sepertinya kau belum membaca surat perjanjian yang kau tandatangani waktu itu, Ayas?"

Ayas makin bingung, surat perjanjian apa? Dan juga, tiba-tiba Kama memanggilnya dengan panggilan dekatnya. Kendati demikian, yang lebih penting saat ini adalah surat perjanjian yang Kama maksud. Benar memang ada tandatangannya di sana, tapi kala Hani meminta persetujuan Ayas, isinya tidak semenakutkan ini.

"Hah? Jadi Pengasuhmu?"

"Hm, apa tulisannya kurang jelas di situ?"

Jelas, sangat jelas bahkan berhasil membuat Ayas tersedak, sungguh. Dia sedikit tidak terima dan merasa dijebak dengan surat perjanjian konyol semacam ini. "Apa orang dewasa perlu pengasuh juga?"

"Tentu, kau pikir anak kecil saja?"

Ayas menghela napas panjang, mungkin ini adalah sisi lain kehidupan orang kaya yang tidak dia ketahui. "Baiklah, lalu tugasnya apa kalau mengasuh orang dewasa?"

Kama tersenyum tipis, nyaris tak terlihat dan tatapan matanya sungguh tak terbaca. "Tugasmu sederhana, cukup bangunkan aku dan bangunkan dia," ucap Kama seraya menunjuk bagian bawahnya yang membuat mata Ayas membulat sempurna.

"Ap-apa? Bisa diulangi?"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Umi Chomsatur Rochmah

Umi Chomsatur Rochmah

aduuuh Thor .. aku juga lgsg pingsan klu dengar itu/Shame//Shame/

2024-10-06

0

Sleepyhead

Sleepyhead

Yeah lebih tepatnya Personal Assistant.

2024-09-27

0

Sleepyhead

Sleepyhead

Daebakkkkkk... 👀👀👀

2024-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Hari Pertama
2 BAB 02 - Dijual
3 BAB 03 - Obat Yang Sesungguhnya
4 BAB 04 - Pengakuan Terbuka
5 BAB 05 - Jangan Sentuh Milikku
6 BAB 06 - Good Night
7 BAB 07 - 33 Bulan
8 BAB 08 - Calon Istri (Orang)
9 BAB 09 - Calon Suami(Ku)
10 BAB 10 - Kamu Pulang Saja
11 BAB 11 - Taktik Merebut Calon Istri (Orang)
12 BAB 12 - Sleep Call
13 BAB 13 - Anggap Saja Pacar
14 BAB 14 - Salah Posesif
15 BAB 15 - Tidak Bisa Marah
16 BAB 16 - Lepaskan Saja
17 BAB 17 - Aku Ingin Berhenti
18 BAB 18 - Obat Seumur Hidup
19 BAB 19 - Tak Terduga
20 BAB 20 - Kamu Jodohku
21 BAB 21 - Ini Istriku
22 BAB 22 - Mulutmu Bau
23 BAB 23 - Kami
24 BAB 24 - First Kiss
25 BAB 25 - Istrinya Siapa?
26 BAB 26 - Panas
27 BAB 27 - Ngantukmu Pura-Pura
28 BAB 28 - Segitu Dulu
29 BAB 29 - Bete Deh
30 BAB 30 - Nggak Dicicil
31 BAB 31 - Teman Hidup
32 BAB 32 - Ada Obatnya
33 BAB 33 - Bukan Modus Belaka
34 BAB 34 - Berlagak Panik
35 BAB 35 - Maunya Apa?
36 BAB 36 - Akan Akan Menunggu
37 BAB 37 - Jangan Terbalik
38 BAB 38 - Tahan!!
39 BAB 39 - Sedikit
40 BAB 40 - Salah Guru
41 BAB 41 - Introgasi Pihak Berwajib
42 BAB 42 - Santai Saja
43 BAB 43 - Tugasnya Apa?
44 BAB 44 - Laki-Lakinya Gimana?
45 BAB 45 - 18 Detik
46 BAB 46 - Tidak Cemburu
47 BAB 47 - Bertanyalah, Selagi Diizinkan
48 BAB 48 - Berdua Saja
49 BAB 49 - Mau Yang Hangat?
50 BAB 50 - Cabut Ubi?
51 BAB 51 - Dia Hanya Shock
52 BAB 52 - Senjata Makan Tuan
53 BAB 53 - Legit?
54 BAB 54 - Dikeluarkan Dari KK
55 BAB 55 - Salah Minum Obat
56 BAB 56 - Sembuh Total
57 BAB 57 - Gigit Tawon
58 BAB 58 - Banyak Tanya
59 BAB 59 - Esok Atau Lusa
60 BAB 60 - Karmamu Belum Dimulai
61 BAB 61 - BTS
62 BAB 62 - Beda Versi
63 BAB 63 - Dia Yang Bertanggung Jawab
64 BAB 64 - Sudah Ada?
65 BAB 65 - Ada Cinta
66 BAB 66 - Masih Cinta?
67 BAB 67 - Tidak Ingin Diganggu
68 BAB 68 - Tak Terduga
69 BAB 69 - Cashback
70 BAB 70 - Tidak Lucu
71 BAB 71 - Jalan Pintas
72 BAB 72 - Jangan Kebanyakan Bercanda
73 BAB 73 - Bawel
74 BAB 74 - Aku Tidak Bisa Membantumu
75 BAB 75 - Awasi Dia
76 BAB 76 - Takut
77 BAB 77 - Miss You
78 BAB 78 - Janji Kama
79 BAB 79 - Hampir Satu Bulan
80 BAB 80 - Gendutan
81 BAB 81 - Maafkan Aku, Mas
82 BAB 82 - Malam Pertama?
83 BAB 83 - Mau Pulang
84 BAB 84 - Bayi Besar
85 BAB 85 - Masih Sama
86 BAB 86 - Mau Kamu
87 BAB 87 - Harus Bagaimana?
88 BAB 88 - Maafkan Aku
89 BAB 89 - Jangan Tambah Lukanya
90 BAB 90 - Tak Terduga
91 BAB 91 - Bukan Ngidam
92 BAB 92 - Terkuak
93 BAB 93 - Bodoh, Kama.
94 BAB 94 - Menyiksa Diri
95 BAB 95 - Permintaan Terakhir
96 BAB 96 - Iya, Aku Pulang!!
97 BAB 97 - Jangan Sakiti Suamiku!!
98 BAB 98 - Tidak Mau
99 BAB 99 - Tetaplah Bersamaku
100 BAB 100 - Tidak Akan Diam
101 BAB 101 - Apa Pentingnya?
102 BAB 102 - Sang Penggoda
103 BAB 103 - Happy Mensiversary
104 BAB 104 - Dirayakan
105 BAB 105 - Tamat
106 BAB 106 - Sensory Play
107 BAB 107 - Kecil Sekali
108 BAB 108 - Ancaman Kama
109 BAB 109 - Pergilah
110 BAB 110 - Miss Communication
111 BAB 111 - Sampai Kembali Ke Tanah
112 BAB 112 - Minta Apa?
113 BAB 113 - Minta Maaf
114 BAB 114 - Lupakan
115 BAB 115 - She's My Wife
116 BAB 116 - Di Balik Layar
117 Promo Karya Baru - Istri Rahasia Dosen Killer
118 BONUS CHAPTER
119 BONUS CHAPTER II
120 BONUS CHAPTER III
121 BONUS CHAPTER IV
122 BONUS CHAPTER V
123 BONUS CHAPTER VI
124 BONUS CHAPTER VII
125 BONUS CHAPTER VIII
126 VISUAL CAST
127 BONUS CHAPTER IX
128 BONUS CHAPTER X
129 BONUS CHAPTER XI
130 BONUS CHAPTER XII
131 BONUS CHAPTER XIII
132 BONUS CHAPTER XIV
133 THE LAST BONUS CHAPTER - END
134 Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
135 PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
Episodes

Updated 135 Episodes

1
BAB 01 - Hari Pertama
2
BAB 02 - Dijual
3
BAB 03 - Obat Yang Sesungguhnya
4
BAB 04 - Pengakuan Terbuka
5
BAB 05 - Jangan Sentuh Milikku
6
BAB 06 - Good Night
7
BAB 07 - 33 Bulan
8
BAB 08 - Calon Istri (Orang)
9
BAB 09 - Calon Suami(Ku)
10
BAB 10 - Kamu Pulang Saja
11
BAB 11 - Taktik Merebut Calon Istri (Orang)
12
BAB 12 - Sleep Call
13
BAB 13 - Anggap Saja Pacar
14
BAB 14 - Salah Posesif
15
BAB 15 - Tidak Bisa Marah
16
BAB 16 - Lepaskan Saja
17
BAB 17 - Aku Ingin Berhenti
18
BAB 18 - Obat Seumur Hidup
19
BAB 19 - Tak Terduga
20
BAB 20 - Kamu Jodohku
21
BAB 21 - Ini Istriku
22
BAB 22 - Mulutmu Bau
23
BAB 23 - Kami
24
BAB 24 - First Kiss
25
BAB 25 - Istrinya Siapa?
26
BAB 26 - Panas
27
BAB 27 - Ngantukmu Pura-Pura
28
BAB 28 - Segitu Dulu
29
BAB 29 - Bete Deh
30
BAB 30 - Nggak Dicicil
31
BAB 31 - Teman Hidup
32
BAB 32 - Ada Obatnya
33
BAB 33 - Bukan Modus Belaka
34
BAB 34 - Berlagak Panik
35
BAB 35 - Maunya Apa?
36
BAB 36 - Akan Akan Menunggu
37
BAB 37 - Jangan Terbalik
38
BAB 38 - Tahan!!
39
BAB 39 - Sedikit
40
BAB 40 - Salah Guru
41
BAB 41 - Introgasi Pihak Berwajib
42
BAB 42 - Santai Saja
43
BAB 43 - Tugasnya Apa?
44
BAB 44 - Laki-Lakinya Gimana?
45
BAB 45 - 18 Detik
46
BAB 46 - Tidak Cemburu
47
BAB 47 - Bertanyalah, Selagi Diizinkan
48
BAB 48 - Berdua Saja
49
BAB 49 - Mau Yang Hangat?
50
BAB 50 - Cabut Ubi?
51
BAB 51 - Dia Hanya Shock
52
BAB 52 - Senjata Makan Tuan
53
BAB 53 - Legit?
54
BAB 54 - Dikeluarkan Dari KK
55
BAB 55 - Salah Minum Obat
56
BAB 56 - Sembuh Total
57
BAB 57 - Gigit Tawon
58
BAB 58 - Banyak Tanya
59
BAB 59 - Esok Atau Lusa
60
BAB 60 - Karmamu Belum Dimulai
61
BAB 61 - BTS
62
BAB 62 - Beda Versi
63
BAB 63 - Dia Yang Bertanggung Jawab
64
BAB 64 - Sudah Ada?
65
BAB 65 - Ada Cinta
66
BAB 66 - Masih Cinta?
67
BAB 67 - Tidak Ingin Diganggu
68
BAB 68 - Tak Terduga
69
BAB 69 - Cashback
70
BAB 70 - Tidak Lucu
71
BAB 71 - Jalan Pintas
72
BAB 72 - Jangan Kebanyakan Bercanda
73
BAB 73 - Bawel
74
BAB 74 - Aku Tidak Bisa Membantumu
75
BAB 75 - Awasi Dia
76
BAB 76 - Takut
77
BAB 77 - Miss You
78
BAB 78 - Janji Kama
79
BAB 79 - Hampir Satu Bulan
80
BAB 80 - Gendutan
81
BAB 81 - Maafkan Aku, Mas
82
BAB 82 - Malam Pertama?
83
BAB 83 - Mau Pulang
84
BAB 84 - Bayi Besar
85
BAB 85 - Masih Sama
86
BAB 86 - Mau Kamu
87
BAB 87 - Harus Bagaimana?
88
BAB 88 - Maafkan Aku
89
BAB 89 - Jangan Tambah Lukanya
90
BAB 90 - Tak Terduga
91
BAB 91 - Bukan Ngidam
92
BAB 92 - Terkuak
93
BAB 93 - Bodoh, Kama.
94
BAB 94 - Menyiksa Diri
95
BAB 95 - Permintaan Terakhir
96
BAB 96 - Iya, Aku Pulang!!
97
BAB 97 - Jangan Sakiti Suamiku!!
98
BAB 98 - Tidak Mau
99
BAB 99 - Tetaplah Bersamaku
100
BAB 100 - Tidak Akan Diam
101
BAB 101 - Apa Pentingnya?
102
BAB 102 - Sang Penggoda
103
BAB 103 - Happy Mensiversary
104
BAB 104 - Dirayakan
105
BAB 105 - Tamat
106
BAB 106 - Sensory Play
107
BAB 107 - Kecil Sekali
108
BAB 108 - Ancaman Kama
109
BAB 109 - Pergilah
110
BAB 110 - Miss Communication
111
BAB 111 - Sampai Kembali Ke Tanah
112
BAB 112 - Minta Apa?
113
BAB 113 - Minta Maaf
114
BAB 114 - Lupakan
115
BAB 115 - She's My Wife
116
BAB 116 - Di Balik Layar
117
Promo Karya Baru - Istri Rahasia Dosen Killer
118
BONUS CHAPTER
119
BONUS CHAPTER II
120
BONUS CHAPTER III
121
BONUS CHAPTER IV
122
BONUS CHAPTER V
123
BONUS CHAPTER VI
124
BONUS CHAPTER VII
125
BONUS CHAPTER VIII
126
VISUAL CAST
127
BONUS CHAPTER IX
128
BONUS CHAPTER X
129
BONUS CHAPTER XI
130
BONUS CHAPTER XII
131
BONUS CHAPTER XIII
132
BONUS CHAPTER XIV
133
THE LAST BONUS CHAPTER - END
134
Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
135
PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!