Tukar Raga Saudari Kembar

Tukar Raga Saudari Kembar

Karina Katrina 01

Pertama kali membuka mata, yang Karina lihat adalah punggung seseorang tengah duduk di depan komputer. Karina merubah posisi tidurnya menjadi duduk sambil mengusak matanya yang terasa masih lengket.

"Hoam~"

"Karin sudah bangun."

Karina menatap seseorang itu lekat. Wah .... Dia ganteng bak pangeran di negeri dongeng.

"Sini, Sayang." Panggil seseorang itu lembut.

Karina yang dipanggil sayang cuma mengedip-ngedip bingung. Karena Karina masih diam di tempat, maka orang itu mendekati Karina.

"Karin sayang, kok melamun?" Tanyanya sembari mengusap pipi Karina lembut. "Masih mengantuk, ya?" Tanyanya lagi.

Karina memegang tangan yang bertengger di pipinya. Terus Karina memiringkan kepalanya, dan menatap lekat tepat di mata orang yang memanggilnya sayang ini. "Sayang?" Karina bergumam pelan.

"Kenapa, Karin sayang?"

"Kamu siapa?" Karina malah bertanya balik.

"Tentu saja aku suamimu, Rin. Hahaha .... Kenapa sih?"

"Huh?" Karina sedikit terkejut mendengar penuturan orang ini. Kemudian Karina menoleh melihat keadaan sekitar ruangan yang asing baginya. Terdapat banyak foto bertenggeran di dinding maupun meja serta lemari. Yang paling menonjol adalah foto dengan bingkai sedang di atas meja kerja samping komputer. Di sana ada foto orang yang mirip sekali dengan wajahnya dan wajah orang di hadapannya ini. Terlihat mesra dan romantis.

"Suami Karin namanya siapa?" Tanya Karina lagi. Karina merasa kalau dia ini tengah bermimpi. Pasalnya tadi Karina tuh tiduran di perpustakaan kampus kok. Karina ingat sekali.

"Jahat sekali nama suami sendiri di lupakan." Dia sedikit cemberut yang mana membuat Karina menjadi gemas. "Jeno, Lee Jeno suaminya Karina Lee."

"Wah~ indah sekali mimpiku ya .... Punya suami ganteng, hihihi ...." Karina berdiri dari ranjang berniat mengelilingi ruangan menarik ini sebelum ia terbangun.

Duag!

"Akh!"

Karina langsung bersimpuh di lantai ketika jari kelingkingnya menabrak meja. Sakit sekali.

"Ya ampun sayang, hati-hati," kemudian Jeno memeriksa kaki Karina kalau saja kulitnya terluka. Jeno tidak suka itu. "Apa masih sangat sakit?"

Karina yang melihat Jeno mengelus jari kakinya menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Jeno. Tapi tidak lama kemudian Karina melotot kaget. Kok dalam mimpi bisa merasakan sakit?

Nyut!

"Aduh! Aduh!" Karina meringis sakit ketika ia mencubit lengannya.

"Eh, ngapain mencubit lengan sendiri?"

"Kok dalam mimpi bisa merasakan sakit?"

"Sayang, kamu ini sudah bangun tidur. Bagaimana bisa mimpi coba. Apa kamu sakit, hm?" Jeno meletakkan punggung tangannya ke kening sang istri.

"Jadi ini nyata?!" Pekik Karina. Sungguh ia tidak percaya.

"Iya, Sayang, iya. Kamu tidak sakit, tapi kok aneh?"

Karina memejamkan matanya sebentar. Sekelebat ingatan terlintas dalam ingatannya.

"Ingatan macam apa ini?"

...🕊️...

Karina merapikan pakaiannya setelah suaminya itu pergi pamit kerja barusan. Mereka berdua agak kesiangan bangun karena semalam mereka tidur larut malam. Sebenarnya Karina ini masih bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Masa dia sudah punya suami sih?

Kegiatan melamun Karina terganggu ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya. Karena penasaran Karina segera beranjak membuka pintu.

Ceklek ....

"Selamat pagi, Nyonya Karin. Nyonya Sooyoung memanggil, Nyonya."

"Tolong antarkan saya ke sana."

"Baik, Nyonya Karin."

Sepanjang perjalanan Karina memperhatikan setiap inci ruangan yang mereka lewati. Rumah ini terkenal elegan dan klasik. Karina yakin suami dadakannya ini pasti kaya raya 8 turunan.

"Silahkan masuk, Nyonya. Kita sudah sampai."

Ketika Karina masuk, dia langsung mendapat sambutan dengan pandangan tajam dan menyebalkan. Karina bertanya-tanya siapa wanita ini?

"Oh .... Bagus ya jam segini baru bangun. Jangan mentang-mentang Jeno ada di rumah, kau seenaknya melupakan tugas. Lihat, rumah masih berantakan begini. Jangan malas-malasan. Sana bersihkan rumah!" Perintahnya.

"Bukannya di rumah ini ada maid, ya?" Tanya Karina bingung.

"Apa tadi kau bilang?!"

"Maid. Bukannya di rumah ini ada maid. Kenapa aku yang membersihkan rumah?" Tanya Karina lagi.

"Bicara apa kau ini?! Tugas membersihkan rumah adalah tugas kau!" Ucapnya dengan nada tinggi penuh penekanan.

"Bukannya aku nyonya di rumah ini? jadi itu semua bukan tugasku lah." Jawab Karina tegas. Ia tidak takut sama sekali.

"KARINA!"

...🕊️...

Setelah perdebatan menggunakan urat tadi, Karina balik lagi ke dalam kamar. Bodo amat sama perempuan tadi. Mau dia ibunya sang suami atau bukan, Karina tidak perduli. Enak saja menyuruh bersih-bersih. Terus guna maid berkeliaran di dalam rumah ini apa? Mandor? Alah, mengabisi uang saja, berguna tidak.

Pokoknya Karina harus menyusun rencana atas balas dendam dia pagi ini. Ah tidak, atas segala perbuatan mereka yang kurang ajar sama tubuh ini sebelumnya. Enak saja menjadikan nyonya rumah seperti pembantu. Ok, jiwa dalam tubuh ini dulu lemah lembut, maka jangan harap yang sekarang akan begitu.

Dan Karina tidak mau berbagi. Istri kedua suaminya yang juga menantu kesayangan perempuan tadi, harus segera angkat kaki dari rumah ini. Karina tahu kalau suaminya tidak punya perasaan sama istri keduanya itu. Tapi tetap saja suaminya ini sangat adil kepada mereka berdua. Suaminya juga memberi nafkah batin.

Membayangkan saja hati Karina sudah panas. Lagian siapa yang rela suami ganteng begitu dibagi-bagi. Sepertinya Karina sudah jatuh cinta dalam jangka waktu kurang dari 24 jam.

Karina berganti pakaian tidak lupa dandan yang cantik. Dia sudah menghubungi sang suami kalau mau berkunjung ke tempat kerjanya. Suaminya itu sudah mengirimkan supir untuk menjemput dirinya.

Setelah selesai Karina keluar dari kamar. Mengabaikan orang-orang yang melihat dia dengan penuh keheranan. Kalau dilihat-lihat ini bukanlah style Karina yang biasa. Karina itu kurang suka dengan pakaian branded setahu orang-orang. Tapi yang ini lihatlah, dari ujung kaki sampai ujung rambut, bau uang menguar dari dirinya.

Apa Karina perduli?

Tidak.

Pokoknya tubuh ini harus dimanja selagi yang menempati adalah jiwanya.

Tidak menunggu lama Karina sudah sampai.

Karina memperhatikan bangunan dihadapannya. Ternyata besar juga. Kira-kira suaminya ini pengusaha apa, ya?

Melangkahkan kakinya memasuki gedung. Karina dikagetkan dengan karyawan yang berhamburan membetuk barisan menyambut kedatangannya.

Keren juga pelayanan di sini. Tidak seperti di rumah. Kalau di sana, cih!

Sampai ke lantai paling atas, Karina di arahkan ke ruangan yang bertuliskan “Direktur Utama” di atas pintu masuk.

"Hebat juga suamiku ini." Karina seketika bangga sekali. Ia mengetuk pintu sebelum masuk.

Ceklek

Membuka pintu perlahan, Karina disuguhkan dengan pemandangan sangat-sangat panas dihadapannya. Maksudnya, hatinya yang panas. Siapa perempuan itu sampai berani memijat pundak suami tercintanya?

"Suami Karin~"

Jeno menoleh ke arah pintu masuk. "Sayang, kemari."

Karina jalan mendekat dan matanya menatap perempuan di belakang suaminya dengan penuh peringatan. "Suami Karin capek, ya? Sini biar Karin yang pijat." Karina tersenyum manis, tangannya mengambil alih memijat pundak sang suami, menggeser tubuh perempuan itu perlahan-lahan.

Perempuan itu mengalah. Dengan senyum canggung dia berdiri agak jauh.

"Suami Karin, dia siapa?" Tanya Karina dengan suara mendayu.

"Dia sekretaris, suami Karin." Jeno ikut-ikutan menyebut dirinya suami Karin seperti yang istrinya itu ucapkan.

"Namanya?"

"Kang Mina."

"Oh ..., Begitu. Kok sekretaris Kang memijat pundak suami Karin ini?" Tanya Karina lagi.

"A-ah itu, direktur terlihat kelelahan, jadi saya inisiatif membantu memulihkan tenaga direktur. Iya begitu ...."

"Sekretaris Kang, bukankah Anda terlihat langcang? Selain direktur, suami Karin ini sudah punya istri, Anda tidak punya hak menyentuh orang yang sudah berpasangan. Banyak cara lain kalau Anda memang perduli dengan atasan Anda ini. Ya, kecuali kalau Anda punya niat terselubung. Jadi, saya peringatkan bahwa Anda harus menjaga batasan Anda. Saya bukan istri yang baik hati jika ada yang ingin mengambil suami saya dari sisi saya. Satu lagi, jangan membuat pandangan saya benar bahwa sekretaris itu adalah kumpulan orang-orang penggoda."

...🕊️...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!