Karina Katrina 16

Hari sudah menjelang sore baru mereka bisa berkumpul sesuai dengan rencana awal. Tadi sungguh kejadian yang tidak terduga. Rencananya pasangan suami istri itu datang untuk menyampaikan kabar membahagiakan. Tapi gagal ketika Jennie menyebut nama Sooyoung.

Untuk memastikan bahwa Sooyoung yang dimaksud sama orang atau beda orang, jadilah Jennie mengajak pasangan suami istri itu ke rumah bagian belakang.

Beginilah definisi bahwa dunia memang sempit.

Hanya melihat dari postur saja, Wendy tahu bahwa benar seseorang yang tengah mencium kaki putrinya adalah Sooyoung yang mereka cari-cari.

Ketika amarah dan dendam sudah melingkupi hati, tidak akan ada rasa kemanusiaan yang hadir. Hanya rasa meluapkan amarah lah yang mendominasi. Dan amarah itu menyebabkan dua nyawa melayang dihari yang sama.

...🕊️...

"Anu, apa, maksudnya kalian mau membicarakan soal apa?"

Sekian menit terdiam akhirnya Yunho memecahkan keheningan yang bercampur aura mengerikan. Iya, mengerikan. Yunho takut saja tiba-tiba belati menancap di dahinya, kan. Siapa yang tahu?

Yang tadinya suasana hening seketika berubah menjadi penuh bunga-bunga.

"Nah, ini. Karin baca sendiri." Chanyeol menyodorkan amplop bertuliskan nama rumah sakit.

Karina takut-takut mengambil amplop tersebut. Sebenarnya Karina belum siap bertemu siapapun. Ntah mental Karina masih di mana sekarang.

Karina yang memang duduk diantara kedua orangtua angkatnya itu membuat keduanya ikut membaca isi lembaran dari amplop tadi.

"Selamat datang, Karina sayang!" Seru Wendy semangat.

Karina tersenyum kaku. Bukannya Karina tidak bahagia memiliki keluarga kandungan. Hanya saja keluarganya ini kenapa menakutkan?! Apalagi tatapan Katrina yang seolah sudah berkata, "Siap-siap!" Lengkap dengan senyum mengerikannya.

Sungguh mental Karina akan kena uji sekarang.

"Jes, katanya mau bertemu sama kembaran Karin, kan? Nah, silahkan kalian saling kenal dan mengakrabkan diri." Ucap Wendy semangat.

Rasanya Jessica mau pulang saja.

"Untuk masalah kalian berpindah raga, Daddy sudah menghubungi dokter yang dulu mengoperasi kalian berdua. Semoga ada kejelasan." Chanyeol angkat bicara.

"Dokternya ke sini, Dad?" Tanya Katrina.

"Iya. Mark yang jemput."

"Di mana Anggia?" Kini Karina yang bertanya.

"Diantar Daddy Jae ke rumah sakit. Tenang saja, Rin, palingan dia butuh psikolog atau psikiater. Sebenarnya aku ingin dia mati juga. Tapi setelah aku pikir-pikir, melihat dia hidup dalam ketakutan lebih menyenangkan, hehe ...." Kekeh Katrina.

Bagus! Karina lebih memilih untuk tinggal bersama kedua orangtua angkatnya atau Mark saja setelah ini. Baik suami maupun keluarga kandungnya menyeramkan bagi Karina sekarang.

Setengah jam berlalu, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang. Begitupun Jaehyun yang juga sudah pulang. Jadi di ruang tengah sekarang sudah lengkap.

"Maaf sudah mengganggu waktu Anda, Dokter." Kata Chanyeol. Ia sedikit tak enak hati meminta sang dokter datang membantu masalah keluarga mereka.

"Santai, seperti dengan siapa saja, Chan."

"Habisnya Hyung terlihat sangat sibuk."

"Tidak juga. Hyung malah sengaja mencari kesibukan."

"Nah, anak-anak, perkenalkan ini Dokter Siwon."

"Halo, Dokter~" Katrina menyapa dengan antusias. Seantusias dia akan mendengarkan penjelasan tentang kondisi dia dan kembarannya.

"Dokter, langsung saja jelaskan, aku sangat penasaran sekarang." Pinta Karina.

"Hahaha .... Baiklah. Sebelumnya, Dokter mau tanya, siapa yang tengah hamil?"

"Aku." Katrina mengangkat tangannya, "tapi adik bayi ada ditubuh Karina." Jelas Katrina.

"Bagaimana?" Siwon menatap kembar siam itu bergantian.

"Begini Dokter, kami berdua ini bertukar tubuh. Dokter mengertikan maksudnya?" Tanya Katrina.

Melihat dokter Siwon masih kebingungan, Karina ikut menjelaskan maksud dari kembarannya itu. "Coba Dokter pahami penjelasan ku." Dokter Siwon ngangguk. "Selama hampir 4 bulan kami sudah bertukar tubuh--"

"Selama itu?!" Jeno melongok tidak percaya. Pokoknya sangat-sangat tidak percaya!

"Kamu nanti saja kagetnya." Protes Katrina kepada suami saudarinya. Dan Jeno mengiyakan dengan cepat.

"Tidak tahu apa penyebabnya, tiba-tiba saja aku terbangun di perpustakaan malam itu. Aku merasa asing dengan keadaan sekitar. Kemudian aku menyadari kenapa aku merasa berbeda. Tubuhku tetap sama. Aku yakin itu tubuhku. Tetapi tetap saja terasa asing, aku merasa ada yang salah. Semakin salah ketika tempat tinggal ku berbeda. Serta ingat-ingatan yang terjadi di masa lalu sering melintasi dalam pikiran ku. Aku pernah berpikir bawah itu hanyalah sebuah halusinasi. Tapi kenapa terasa sangat nyata. Yang lebih aneh lagi, kadang-kadang aku bisa melihat isi rumahku padahal aku tidak ada di rumah." Jelas Karina panjang lebar.

"Jadi Dok, bagaimana menurut Dokter?" Tanya Karina lagi.

"Jadi intinya kalian merasa bahwa sekarang bukanlah tubuh kalian yang sebenarnya?" Tanya dokter Siwon, dan si kembar ngangguk.

"Begini, kasus kembar siam langka yang terjadi kepada kalian berdua disebut Craniopagus, dan menyebabkan siam thalamus terjadi, yang maksudnya bersatunya bagian otak yang mengirimkan sensasi fisik dan fungsi motorik ke korteks celebral. Ini memungkinkan si kembar untuk mengetahui pikiran satu sama lain dan melihat melalui mata saudara kembarnya. Apa yang Karina katakan tadi bisa melihat isi rumah padahal tidak sedang berada di sana, hal itu bisa terjadi karena otak Karina menerima impuls elektronik dari retina sang kembaran. Tadinya Dokter kira setelah tubuh kalian terpisah hal itu tidak akan terjadi lagi. Rupanya setelah kalian dewasa ternyata malah membuat kalian bingung akan keadaan."

"Melihat dari kasus kalian dulu, Dokter dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya kalian tidak bertukar tubuh. Hanya otak kalian yang saling bertukar memori. Bisa saja nanti kalian melihat apa yang dilihat dari kalian masing-masing setiap hari. Sekarang kalian masih terasa asing. Lambat laun kalian akan terbiasa." Jelas Siwon dengan rinci sesuai pengetahuannya.

"Tapi Dok, aku sadar bahwa ini bukan tubuhku. Aku sangat mengetahui semua tentang tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kaki aku tahu. Ini bukan semata-mata karena memori otak saja." Katrina tetap yakin tentang pertukaran tubuh mereka, bukan hanya bertukar ingatan maupun penglihatan semata. "Karin, apa kamu memiliki tahi lalat kecil di bawah pusar yang tembus kebelakang?" Tanya Katrina.

Karina menggeleng, "aku tidak tahu. Aku tidak terlalu memperhatikan tubuhku."

"Tubuhku punya tahi lalat sedangkan tubuh ini tidak punya." Akunya. Katrina masih kekeh akan pendiriannya

"Coba kamu cek sama Karin dulu." Saran Jennie.

"Aku sudah mengecek tubuh mereka berdua, Mom." Jeno buka suara." Soal tahi lalat aku kira itu biasa. Terkadang dia memang tumbuh sendiri jadi aku tidak mempermasalahkan kenapa tiba-tiba ada tahi lalat. Aku lihat kemarin tubuh Karina memang ada tahi lalat."

Mendengar perkataan Jeno, semuanya jadi semakin bingung. Termasuk dokter Siwon.

"Jadi, apa memang benar menantu-menantuku ini berpindah raga?" Jennie tampak masih ragu. Lagian kalau dipikir-pikir mana mungkin hal itu terjadi, kan?

"Kalau memang kalian yakin kalian berdua pindah raga, itu bukan lagi bidang Dokter." Siwon menoleh kearah Chanyeol yang duduk disampingnya, "Chan, coba cari orang pintar." Sarannya.

"Orang pintar yang bagaimana, Hyung? Atau kita coba ke psikolog saja. Bagaimana anak-anak?"

"Apa maksud Daddy mau membawa kami ke psikolog?" Katrina menatap daddynya itu tajam.

"Jangan melihat Daddy begitu." Jeno menepuk-nepuk pelan kepala Katrina.

"Habisnya Daddy begitu." Katrina mendengus kesal.

"Begini saja, kalau memang Katrina sama Karina yakin soal pindah raga itu, tidak masalah. Kalian kembar, tubuh kalian sama, cobalah untuk beradaptasi. Untuk status kalian ayo kita bicarakan. Tidak mungkin Katrina berkeliaran dengan status belum menikah tapi sedang hamil. Tidak mungkin juga Karina tiba-tiba berubah status belum menikah. Bagaimana pendapat kalian? Kalau Mommy ikut-ikut saja. Mau Katrina mau Karina, toh kalian berdua putri Mommy." Ucap Wendy.

"Jeno bagaimana?" Tanya Chanyeol kepada menantunya.

"Menurutku mereka berdua sama saja." Iya jelas. Mereka memang sama saja, yang membedakan tentu dengan sifat keduanya. Tapi itu bukan masalah bagi Jeno.

"Dengan sifat yang bertolak belakang?" Tanya Chanyeol memastikan lagi.

"Sejauh ini dengan sifat mereka aku tetap nyaman. Perasaanku pun tetap sama. Daddy tidak perlu khawatir."

"Kalau Karin bagaimana? Jeno suami Karin, kan."

"Jeno memang suami ku, tapi di sini aku juga tidak bisa egois." Karina melirik saudarinya dari ujung matanya.

"Apa pendapat kamu tentang Mark?" Lagi-lagi Chanyeol bertanya.

Yang namanya disebut langsung deg-degan. Apa ini? Kenapa namanya dibawa-bawa dalam urusan rumah tangga orang?!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!