"Mark baik kok, Dad." Jawab Karina yakin.
"Katrina bagaimana?"
"Aku kenapa?" Katrina menatap daddynya bingung.
"Nyaman tidak?"
"Ya, tidak buruk."
"Nah, Jaehyun, Yunho, Bagaimana menurut pandangan kalian?" Chanyeol meminta pendapat kedua kepala keluarga di sana.
"Jeno punya dua istri aku tidak masalah." Jaehyun menjawab tanpa pikir panjang.
"Tapi aku sarankan pisah rumah setidaknya dua minggu dalam sebulan. Biasanya Jaehyun, tidak ada istri yang mau di madu."
"Mark, niat kamu untuk meminang putri Daddy bagaimana? Masih mau?" Tawar Chanyeol. Kenapa tidak ditanyakan secara langsung, kan, mumpung semua berkumpul di sini.
"Hah?" Mark terkejut tentu saja.
"Kalian itu jangan membuat diri kalian sendiri pusing. Karina masih cinta kan sama Jeno? Karina juga punya perasaan lebih dari sekedar nyaman kan sama Mark? Tidak usah berbohong, Mommy tahu kok."
"Mommy Jen bisa membaca pikiran orang?" Karina menatap mertuanya takut. Seram juga ternyata.
"Tidak juga." Dalih Jennie.
Katrina buru-buru mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Bisa bahaya.
"Kalau Jeno tidak ada masalah ya tidak apa-apa. Mau Katrina, Karina atau keduanya, bagi Jeno sama saja. Mark suka sama Katrina dari lama, kan? Saat bersama Karina maupun Katrina, Mark sama-sama suka. Yang terakhir Katrina, kalau cinta sama Jeno jujur saja." Jennie berucap dengan santai.
"Mommy nih cenayang." Katrina menatap Jennie ngeri.
"Bukanlah. Gerak-gerik kalian itu terlihat jelas di mata Mommy. Sudahlah, tidak usah banyak alasan. Jadi keputusannya bagaimana?" Tanyanya meminta kepastian.
"Kalau kalian diam saja, biar paman yang kasih ide." Ucap Yunho.
"Papa bukan paman." Karina membenarkan ucapan papanya.
"Iya, maksudnya papa." Ulang Yunho.
"Katrina sama Karina aku tidak keberatan. Bagaimanapun di sini kita tidak bisa hanya memikirkan cinta saja, tapi akan ada anggota baru yang hadir. Dari itu semua, aku juga tidak bisa egois. Mark Hyung pilih Katrina atau Karina?" Jeno angkat bicara.
"Kalian ini lama sekali berpikir. Jeno nikahin Katrina, calon cucuku itu tidak boleh lahir diluar nikah. Mark nikahi Karina. Kesepakatan Jeno sama Karina terserah mau kalian bercerai atau tidak silahkan kalian diskusikan. Menurut Mommy, Katrina sama Karina tetap menantu mommy. Anak yang dikandung Katrina adalah anak kalian bertiga. Sudah selesai masalah." Jennie tidak suka alot-alot dengan masalah ini. "Tapi ya terserah kalian. Coba diskusikan lagi. Kalau itu pendapat Mommy."
"Penyelesaian masalahnya mudah sekali, ya." Siwon sampai speechless. Mudah sekali menyelesaikan masalah padahal menurut Siwon sendiri masalah ini termasuk masalah paling rumit.
...🕊️...
Seperti apa yang sudah Karina katakan kalau dia tidak ingin tinggal dulu dengan suami maupun kedua orangtuanya untuk sementara waktu. Jadilah, setelah diskusi tadi, Karina memutuskan untuk menginap di rumah Mark. Dikarenakan kedua orang tua angkatnya ada urusan bisnis keluar kota, sedangkan semua anggota keluarga tidak mengizinkan Karina utuk menginap di panti tanpa pengawasan orang lain, situasi sekarang tidak aman untuk keluarga Jung sendiri maupun keluarga Park.
Berita tentang kembalinya putri kembar kelurga Park entah kenapa langsung tersebar. Chanyeol sudah menempatkan banyak orang untuk mengawasi kedua putrinya, terutama Karina, dia tidak dididik untuk bisa menjaga dirinya sendiri. Sifat Katrina yang sering dikatakan bar-bar itu terbentuk dari latihan yang sering ia lakukan, tak jarang Katrina latihan bela diri bersama sang ayah.
Pagi harinya Karina sudah sibuk bertukat di dapur, dengan bahan masakan yang seadanya. Ya, seorang Mark Lee apa yang Karina bisa harapkan. Pria itu bahkan tidak pernah menyetuh kompor di dapurnya.
Selesai memasak, Karina membangunkan Mark, ia tidak segan langsung masuk ke kamar walaupun sang pemilik kamar masih betah terlelap, ia sudah mendapat izin sebelumnya.
“Mark, bangunlah. Kamu ada pekerjaan pagi ini.” Karina berkata sembari membuka hordeng, membiarkan cahaya matahari pagi menyelinap masuk. “Jangan tidur lagi. Aku tidak tanggung jawab kalau kamu telat.” Lanjut Karina melirik Mark yang masih mengumpulkan nyawanya.
“Hm, terima kasih.” Ucap Mark masih dengan suara seraknya.
“Aku tunggu di bawah. Kita sarapan dulu.” Setelahnya Karina pergi keluar dari kamar Mark.
Mark turun ke bawah sudah berpakaian rapi. Ia menenteng jas disebelah tangannya dengan dasi yang masih menggantung di lehar yang belum terpasang dengan benar.
“Kebiasaan ya kamu masang dasi kayak anak sekolah menengah saja.” Omel Karina. Ia bahkan sudah hapal tabiat Mark tentang dasinya. Sebagai orang yang menyukai kerapian, tentu saja itu mengganggu bagi Karina. “Sini aku pasangkan.” Tentu Karina tidak menerima penolakan.
Mark tidak menolak tentu saja. Ada saat dimana Karina lebih seram dari Katrina sendiri. Karina memang lemah lembut, tetapi, dengan hal-hal yang tidak dia sukai itu, dia akan mengomel hingga kepala Mark rasanya pusing. Kalau Katrina sendiri lebih cendrung cuek, jikalau ia tidak menyukai seseatu maka ia akan langsung bertindak tanpa berkata sepatah katapun. Lemah lembut tapi suka mengomel, bar-bar tapi langsung bertindak.
“Hari ini ada kelas jam berapa?” Tanya Mark, ia sudah duduk di kursinya.
“Jam 10 nanti.” Jawab Karina.
“Jam 10 aku pulang. Jangan coba-coba pergi sendiri.” Peringat Mark.
“Iya.” Karina mengiyakan tanpa protes. Dia lebih baik mendengarkan apa kata orang-orang daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nanti.
...🕊️...
“Kamu juga jangan pergi sendirian, walaupun kamu sudah biasa dengan situasi seperti ini. Ingat, kamu membawa nyawa lain.” Petuah Jeno.
Ia harus pergi ke kantor tetapi merasa khawatir dengan Katrina jika ditinggalkan sendirian. Ibu dari calon anaknya itu sungguh bar-bar sedari awal. Jeno tidak tetang seperti sebelumnya yang ia tahu kalau ia sekarang sedang bersama Karina. Yang diperingati cuma ngangguk-ngangguk saja.
“Oh ya, apa keluarga Anggia tidak mencari keberadaanya?”
“Tentu saja mereka akan mencari nanti. Lagipula siapa yang mau kehilangan alat untuk meraih keuntungan.”
“Jadi tunjuan Anggia masuk dalam keluarga Lee tu karena apa? Bukan murni karena cinta, ya?” Katrina belum tahu alasan yang sebenarnya. Ia hanya sibuk balas dendam saja.
“Karena cinta itu memang yang sebenarnya. Hanya saja dia menjadi alat keluarganya untuk meraih keuntungan lebih dari Lee. Itulah kenapa Anggia tidak aku biarkan sampai mengandung. Itu hanya akan merugikan aku.” Jelas Jeno singkat.
“Lalu untuk kamu bisa menikah tanpa izin Karina itu bagaimana?”
“Permintaan daddy atas balas budi kepada Sooyoung seperti yang kamu ketahui. Bukannya daddy tidak memikirkan perasaan Karina, hanya saja waktu itu situasi yang tidak memungkinkan untuk menolak. Daddy hanya mengatakan paling lama hanya 2 tahun, setelahnya daddy sendiri yang akan membantu menyelesaikan masalah ini. Ternyata sebelum sampai waktunya, sudah terjadi kejadian ini.”
“Untuk penyisaan yang terjadi benar-benar tidak ada kecurgiaan?” Yap! Katrina seakan sedang melakukan introgasi bagi tersangka.
“Kamu tahu sendiri seperti apa Karina, kan. Dia tidak akan mentakan apa pun. Aku yang yang terus memperhatikan saja masih kecolongan.”
“Benar juga.” Katrina memang tidak bisa menyalahkan Jeno karena hal itu. Saudarinya yang terlalu rapi menyimpan masalah yang ia hadapi.
“Sebenarnya aku masih marah dengan kejadian Karina yang dijadikan alat untuk Sooyoung mendapatkan uang. Tapi dia sudah mati. Aku masih belum puas.”
“Yang terpenting Karina tidak memiliki trauma atas kejadian itu. Aku juga marah, jelas. Mau marah juga percuma, ya, mereka sudah mati.” Jeno mengusak kepala Katrina lembut. “sudah, jangan terlalu dipikirkan. Fokus saja dengan kesehatan kamu dan bayi kita.”
“Ya, aku mengerti.”
“Aku mau pergi sekarang. Kalau butuh sesuatu telpon saja.” Peringat Jeno lagi.
“Iya. Kamu sudah berapa kali bicara begitu.” Katrina yang mulai jengah. Suami adiknya mulai menyebalkan lagi.
...🕊️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments