KESEMPATAN KEDUA SEWINDU TAHUN
Mentari pagi yang cerah menaungi seluruh umat di persada bumi. Setiap makhluk yang mempunyai kegiatan berlomba-lomba melakukan pekerjaan sesuai bidang masing-masing. Dari yang pegawai negeri, pegawai swasta sampai anak sekolah menuju ke tempat di mana mereka akan melakukan aktivitas.
Di salah satu rumah sakit ternama tampak cukup ramai aktivitas. Orang keluar masuk dari dan ke rumah sakit tersebut. Halaman parkiran mobil cukup dipenuhi oleh berbagai kendaraan dengan aneka model. Penjaga parkiran dan satpam cukup sibuk mengatur kendaraan keluar masuk di area rumah sakit itu.
Paramedis yang berpakaian putih dan hijau hilir mudik melayani pasien yang datang dan pergi. Para dokter berpakaian putih bersih sedangkan perawat berpakaian serba hijau tunjukkan kelas masing-masing.
Begitu masuk kita di sambut oleh beberapa pegawai administrasi berpakaian serba hijau dengan model beda dengan model perawat walau warna kain sama. Kelihatannya pemilik rumah sakit jadikan warna hijau sebagai warna ikon rumah sakit.
Di salah satu sudut tempat agak terbuka tampak sekelompok calon dokter sedang menunggu adanya orang menyambut kehadiran mereka. Mereka adalah calon dokter yang magang di rumah sakit ini untuk raih gelar sarjana kedokteran.
Bersamaan itu hadir tiga dokter spesialis penyakit kronis. Dokter spesialis penyakit dalam, dokter urologi dan dokter khusus tangani kanker. Ketiganya datang dari rumah sakit berbeda jebolan luar negeri. Dua cowok dan satu cewek imut. Ketiganya bergabung dengan kelompok anak muda yang datang magang untuk di bawa ke aula jumpa dengan direktur rumah sakit serta staff penting lain.
Yang cewek menarik perhatian semua orang karena rupanya bikin jantung para cowok berpacu lebih cepat. Selain cantik juga memiliki tinggi semampai. Kulit bersih bebas panu serta raut wajah imut glowing datangkan rasa iri wanita lain. Cukup satu kata untuk dokter muda nan rupawan. Sempurna.
Calon dokter muda belum kenal siapa yang baru bergabung pikir kehadiran ketiga dokter itu juga ikutan choas seperti mereka. Maka itu para calon dokter bersikap santai menyambut kehadiran ketiga dokter yang baru gabung dengan tangan terbuka. Buat yang cowok kehadiran dokter cantik nan imut akan menambah semangat cari ilmu di rumah sakit ini. Buat yang cewek ada juga doping yakni salah satu dokter cowok lumayan ganteng dan satunya lagi agak berumur kisaran empat puluhan. Siapapun mereka akan ikut sumbang spirit bagi mereka.
Salah satu di antara lima calon dokter beranikan diri berkenalan dengan ketiga dokter yang baru datang. Sikapnya sopan tak menyalahi etika membuat ketiga dokter yang baru datang tidak bisa menampik niat baik para dokter muda itu.
"Saya Maesa...selamat bergabung!" anak muda bernama Maesa menyalami dokter yang paling tua duluan untuk tunjukkan dia orang punya etika.
Uluran tangan dokter muda disambut ramah oleh dokter senior tersebut.
"Alam...dan ini Baladewa serta nona Srikandi." dokter senior perkenalkan kedua rekannya beri kesan sangat welcome terhadap mereka yang muda. Tak ada kesan sombong walau mereka lebih tua.
Satu persatu calon dokter menyalami ketiga dokter senior yang kelihatan sangat ramah. Terutama si cantik bernama Srikandi. Namanya saja sudah indah mengingatkan orang tokoh dalam pewayangan. Srikandi selalu dijadikan acuan untuk kemajuan seorang wanita. Tokoh wanita perkasa tak lekang di makan waktu.
Seusai acara perkenalan muncul lah dua pegawai rumah sakit meminta mereka menuju ke aula yang telah disiapkan untuk penyambutan para calon dokter muda. Bergerombolan ke delapan orang itu bergerak mengikuti arah pegawai rumah sakit. Mereka di bawa lalui lorong panjang barulah tiba di satu ruang cukup luas telah diisi banyak kursi dan juga tamu.
Mereka dipersilahkan duduk di tempat paling depan sebagai tamu terhormat. Kelima calon dokter puas mereka tak dianggap sebagai anak bawang mencari ilmu. Mereka dihargai walaupun belum dapat gelar dokter sepenuhnya. Artinya rumah sakit ini punya nilai kemanusiaan cukup tinggi. Mereka suka itu.
Ntah dari mana muncul seorang laki berpakaian rapi lengkap jas dan dasi serasi. Orang itu berdiri di mimbar menghadap ke semua yang telah hadir menanti kata sambutan untuk diperdengarkan seluruh hadirin.
Laki itu mengetuk mikrofon cek sound apa sudah aktif siap membantunya kumandangkan suara ke seluruh ruangan.
"Test..." mikrofon berfungsi baik. Laki itu mendehem sebelum perdengarkan suara yang belum tahu renyah atau sember. Dari segi penampilan cukup mengesankan walau profil bukan idaman para cewek.
Bentuk tubuh bundar kelebihan lemak. Rambut di kepala tinggal secuil minta di extension atau yang lebih keren transplantasi rambut untuk tutupi kebotakan. Walau profil pas-pasan tidak mengurangi rasa pede orang itu untuk jadi jubir wakili rumah sakit sambut pendatang baru.
"Assalamualaikum buat yang beragama Islam dan selamat datang buat yang anut agama lain. Aku Wardana wakili direktur utama yang berhalangan datang mengucapkan terima kasih pada para calon dokter yang percayakan masa depan pada rumah sakit kita yang tercinta. Kita sama-sama membangun rumah sakit ini memberi jaminan kesehatan pada masyarakat. Buat kalian dokter muda jangan segan bertanya bila dibutuhkan. Di samping itu kita kedatangan dokter bantu dari luar negeri agar rumah sakit kita bisa capai akreditasi bertaraf internasional. Buat kalian dokter muda sangat beruntung bisa dibimbing langsung oleh dokter bantu yang telah hadir bersama kita di sini. Yang pertama dokter Alam spesialis Urologi, dokter Baladewa spesialis Oncologist dan dokter Srikandi spesialis Internis. Dengan rendah hati kami ucapkan selamat datang." Wardana tepuk tangan diikuti oleh hadirin lain.
Ketiga orang yang disebut namanya bangkit dari kursi memberi sambutan sederhana membungkukkan badan ke segala penjuru ruang. Wajah cantik dokter Srikandi kontan jadi pusat perhatian. Dokter yang dikira hanya calon dokter ternyata seorang spesialis penyakit dalam. Semua ini sudah jadi dokter spesialis memicu rasa iri.
"Sialan...kirain mahasiswi kedokteran. Ternyata embahnya dokter." bisik Maesa malu kepedean.
Temannya ketawa cekikan. "Tuhlah sok ganteng! Aku mau jadi junior dokter Srikandi. Lihat tampangnya saja nilaiku naik sendiri. Kau tebak apa sudah punya suami?"
"Barang selicin gitu tak ada pemilik? Aku tak percaya..kurasa suaminya pasti sultan punya selusin brankas besi berisi emas permata."
"Tapi lihat bentuk badannya. Kayak perawan tingting." Salya menatap ke samping masih terpesona pada sosok Srikandi yang wakili srikandi-srikandi jaman now. Profesi cocok dengan namanya.
"Kalian omong apa?" tanya Wirata tak nyimak obrolan kedua sahabatnya.
"Emang ada topik lebih top dari dokter imut bergelar dokter penyakit dalam?" tanya Maesa sinis.
Wirata angguk-angguk sok tahu, "Aku juga syok ada dokter secantik gitu. Aku juga mau jadi pasiennya. Pasien seumur hidup. Pagi siang malam sakit terus biar dia selalu di samping aku."
Maesa dan Salya memajukan bibir mencibiri angan kosong Wirata. Impian terlalu muluk mau jadikan sang dokter jadi dokter pribadi.
"Dari pada sakit terus lebih baik suntik mati saja. Aman kan?" cetus Maesa mengkal pada Wirata. Wirata yang berangan kok Maesa yang sewot.
Mengkhayal tidak melanggar hukum jadi bebas berkhayal semau perut. Berapa diisi tak masalah asal sanggup tampung. Sebagai lelaki sehat wajar Wirata bangun angan indah sesuai harapan agar bisa jadi tolak ukur memacu semangat belajar agar cepat raih topi sarjana.
"Hei dari tadi kalian berisik. Buat konsentrasi orang pecah." Amika salah satu calon dokter merepet akibat suara berisik temannya. Amika serius ikuti pidato si botak subur biar tidak salah pilih tutor pendamping. Kan tidak mesti dokter dari luar negeri. Mereka bisa pilih dokter lokal asal penuhi syarat jadi pendamping calon dokter. Dokter Alam bukan pilihan baik walau punya segudang pengalaman di bidang kesehatan. Orangnya pasti serius seperti raut wajahnya. Baladewa mungkin bisa jadi pilihan alternatif.
"Kaca kali pake pecah segala....ngak asyik. Baru datang sudah ambil peranan sebagai emak kehilangan uang receh." ujar Salya membalas repetan Amika.
"Siapa emak? Emang aku sudah tuir (tua)?" omel Amika mulai serang Salya.
"Emang..." sahut Salya bikin Amika menahan nafas agar jangan kelepasan sembur hawa naga panggang temannya itu.
Nala si gadis paling diam menggeleng tak habis pikir mengapa keempat temannya lebih suka bertengkar ketimbang konsentrasi nyimak arahan wakil rumah sakit beri kata sambutan. Simak setiap omongan dari pihak rumah sakit akan mudahkan mereka bergerak kelak. Namun Nala malas ikutan adu mulut. Tak dapat hadiah malah bikin runyam. Nala aktifkan pepatah Diam adalah emas.
Pidato a sampai z berakhir sudah. Kelima calon dokter menepuk dada keluarkan nafas lega. Bosan dengar ocehan bertele-tele bahas kasus kesehatan dari Sabang sampai Merauke. Buntutnya tetap meminta semua ikuti protokol kesehatan. Kelima tak sabar mau tahu siapa tutor pendamping mereka. Salya, Wirata dan Maesa tentu jagokan Srikandi untuk jadi guru mereka. Selain bisa nikmati pemandangan segar juga dapat tutor jempolan dari luar negeri.
Selanjutnya kelima anak muda itu diarahkan menuju ke ruang Wardana untuk mendapatkan keterangan lebih lanjutan siapa yang akan dampingi mereka selama magang di rumah sakit.
Ketiga dokter senior diiringi lihat ruang praktek mereka yang telah disediakan dari bulan-bulan lalu. Ketiganya menangani kasus penyakit cukup gawat terutama dokter Baladewa yang ahli penyakit kanker. Dokter Baladewa berasal dari tanah air namun lama berkarir di luar negeri menjadi dokter di Jerman, Alam dokter khusus tangani fungsi saluran kemih dan prostat dokter tanah air berkarir di Singapura sedangkan yang terakhir Srikandi berkarir di rumah sakit Amerika. Ketiganya mendapat undangan menyumbang ilmu di rumah sakit tanah air selama setahun kontrak. Setelah itu mereka akan kembali bertugas di tempat semula.
Tempat praktek Srikandi sangat nyaman dan bersih. Ini sesuai ekspektasi Srikandi. Bayangan rumah sakit tanah air yang kumuh sirna sudah. Rumah sakit ini lumayan bagus serta memenuhi syarat mencapai akreditasi lebih tinggi. Srikandi tidak menemukan kekurangan dari ruang kerjanya malahan cukup puas. Tinggal menunggu perintah kapan dia akan mulai praktek.
Srikandi tak sangka dia akan kembali ke rumah sakit ini setelah sekian tahun tinggalkan tanah air. Srikandi pernah magang di sini sewaktu kuliah di fakultas kedokteran. Srikandi menyelesaikan tugas pokok mahasiswi kedokteran lulus cumlaude dan dapat beasiswa penuh kuliah ambil dokter spesialis.
Memori Srikandi berputar pada kenangan pahit yang membuatnya mengambil keputusan besar tinggalkan tanah. Padahal Srikandi tak berniat gunakan beasiswa nya karena tak tega tinggalkan suami tercinta. Sayang seribu sayang Srikandi harus hadapi kenyataan suaminya selingkuh dengan sesama dokter di acara ulang tahun pernikahan mereka yang pertama.
Kenangan buruk itu melintas lagi di pelupuk mata Srikandi. Wanita ingat sekali dia dan keluarga suaminya persiapkan pesta kejutan untuk merayakan kelulusan Srikandi serta acara ulangtahun pernikahan mereka di hotel ternama.
Delapan tahun lalu.
Arjuna dokter spesialis anak menikahi Srikandi mahasiswi kedokteran. Waktu itu Srikandi masih choas dibimbing langsung oleh Arjuna yang jadi suami tercinta. Setahap demi setahap Srikandi lalui untuk raih gelar sarjana sampai lulus dengan nilai sempurna. Betapa bangga keluarga Srikandi juga keluarga Arjuna punya dokter muda berbakat seperti Srikandi. Akhirnya keluarga mengadakan pesta untuk sambut kelulusan Srikandi digabung dengan ulang tahun pernikahan pertama Arjuna dan Srikandi. Sayang acara itu ternoda oleh Arjuna yang main gila dengan sesama dokter.
Srikandi ingat persis mereka dua keluarga menunggu Arjuna yang katanya sedang operasi anak kecil yang kena radang usus. Arjuna dampingi dokter bedah karena dia tak boleh lakukan bedah hanya bisa jadi pendamping. Berjam mereka tunggu namun Arjuna tak tampak batang hidung akhirnya Srikandi dan adik Arjuna bernama Arimbi. Mereka berdua mencari Arjuna di rumah sakit.
Mereka berdua langsung ke ruang praktek Arjuna namun tak menemukan laki itu. Di teleponi juga tak angkat membuat keadaan makin kacau. Ke mana perginya Arjuna di moments penting ini. Biasanya Arjuna tak pernah abaikan Srikandi wanita kesayangan dia.
Srikandi tak habis pikir mengapa di moments penting ini Arjuna justru menghilang. Pikir punya pikir akhirnya Srikandi dan Arimbi mencoba mencari di rumah Arjuna. Kedua wanita ini lega melihat mobil Arjuna terparkir di rumah meredakan rasa kuatir. Semula mereka pikir Arjuna mendapatkan kecelakaan karena tak ada kabar.
Kedua wanita muda ini bergegas mencari Arjuna dalam rumah. Namun bukan menemukan Arjuna dalam kondisi sehat namun Srikandi menemukan fakta Arjuna sedang bersama seorang wanita dalam kamar tidur mereka.
Arimbi dan Srikandi tercengang melihat Arjuna telanjang dada hanya memakai celana dan dari dalam kamar mandi muncul seorang wanita hanya terlilit handuk milik Srikandi. Srikandi tak percaya penglihatan mata mengira semua ini hanya ada dalam mimpi.
Sedikitpun tak pernah terlintas di pikiran Srikandi kalau Arjuna melakukan hal tak pantas di rumahnya. Wajah Srikandi kontan berubah pucat melihat adegan jauh dari akal sehat. Arimbi tak kalah kaget sampai bengong melihat Abang yang dia puja sebagai dewa ternyata laki brengsek.
Arjuna tak kalah kaget melihat kehadiran Arimbi dan Srikandi. Apalagi waktu itu Kunti mendadak muncul dari kamar mandi membuat suasana makin kacau. Srikandi tak sanggup melihat lebih jauh pilih tinggalkan kamar berlari kencang jauhi rumah penuh maksiat.
Arimbi tak terima sahabat karibnya dikhianati oleh kedua makhluk jelmaan setan beri hadiah tamparan ganda di wajah Kunti sebagai ganjaran telah melukai hati Srikandi. Arimbi tampar sekuat tenaga tak peduli bakal terjerat hukum. Yang penting bantu Srikandi lampiaskan emosi.
"Dasar perempuan sampah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Khun Tee
nama pelakornya sama dengan aku 😫 tapi aku ga ada spek itu ko sungguh 🤧
2024-02-29
0
Suminah Minah
bagus dan seru cuman agak sedikit lambat ke inti cerita
2023-12-11
2
Uthie
Menarik.. cuma terus terang kalau untuk saya sebenernya cerita kalau terlalu banyak hal yg kurang penting dari isi jalan cerita, aga dikurangi.. seperti penggambaran sesuatu (tempat, atau hal apapun), hingga percakapan yg remeh temeh gtu...
tapi.. sy coba abaikan yg menurut sy kurang penting dan menarik tsb, dan saya coba langsung ambil isi dari jalan cerita ini 👍👍👍👍
2023-12-07
2