Pengakuan

Pandu meletakkan pulpen menyentuh tangan anaknya dengan lembut. Sudah berapa tahun Arimbi tak pulang jenguk mereka si orang tua. Pandu rindu juga pada putrinya namun sebagai lelaki Pandu mampu membendung kerinduan itu. Laki ini hanya tersenyum tunjukkan rasa bahagia jumpa putrinya lagi.

"Papa mulai tua. Uban keliaran sana sini. Disemir kenapa?" Arimbi mengelus rambut Pandu memeriksa seberapa banyak uban di kepala papanya.

"Terlalu ganteng nanti kamu dapat ibu tiri. Bahaya kan? Belum lagi dikejar parang sama mama kamu. Papa pikir lebih bagus begini saja."

Arimbi tertawa kecil mendengar gurauan papanya. Pandu orangnya easy go tidak cerewet seperti mamanya. Bahkan Pandu kesan sangat kalem cocok dampingi mama si mulut petasan.

"Gimana pekerjaan papa?"

"Ya begini...kapan kau mau masuk ke perusahaan? Abangmu lebih suka fokus di kesehatan jadi kamu yang harus meneruskan usaha papa."

Arimbi bukannya tidak mau terjun pada ke dalam usaha papanya melainkan teringat kepada kedua bocah anak Srikandi. Srikandi sangat sibuk bekerja jadi siapa yang akan mengurus kedua anak itu kalau Arimbi mulai masuk kantor. Arimbi berpikir ada baiknya diskusikan masalah ini dengan katanya agar dapat solusi menata hari depan kedua anak itu.

Arimbi berjalan mengitari meja kerja papanya lalu duduk di depan Pandu sedang berpikir harus mulai dari mana mengatakan soal kedua anak Srikandi. Arimbi yakin Kalau papanya pasti akan pakai mengetahui memiliki cucu dari Srikandi.

Pandu seperti mengetahui kalau Arimbi hendak mengatakan sesuatu tapi masih ragu-ragu. Kelihatannya apa yang akan disampaikan oleh Arimbi adalah masalah cukup pelik. Arimbi orangnya ceplas-ceplos seperti mamanya. Kalau tidak ada hal penting tak mungkin dia bertingkah seolah enggan menyampaikan isi hati.

"Ada apa? Sudah mau nikah?" tebak Pandu mencoba dengan analisa sendiri.

"Ishhh papa... siapa lagi mau nikah. Bim lagi berpikir apa jantung papa sehat?"

"Sehat dan kuat... kalau kamu katakan kamu sedang hamil bapak juga sanggup menerimanya."

Arimbi membesarkan mata kaget mendengar analisa papanya. Sangat jauh dari topik yang ingin dia sampaikan. Pikiran papanya mengembara kemana-mana menghasilkan analisa urakan. Memangnya Pandu kira Arimbi gadis model apa mau hamil tanpa ikatan pernikahan.

"Baru kali ini Bim melihat ada orang tua bahagia melihat anaknya hamil tanpa menikah. Mungkin papa lah satu-satunya orang itu."

Pandu memajukan badannya lebih dekat ke wajah anaknya karena analisanya telah salah. Belum terpikir analisa lain melintas di dalam pikiran. Hal gerangan apa yang membuat Arimbi ragu-ragu menyampaikannya. Itu bukan sifat Arimbi yang asli.

"Katakan jujur... kesulitan apapun kamu hadapi papa tetap mendukung kamu. Kita hadapi bersama-sama biar cepat selesai."

"Gimana Bim bilang kalau Papa mempunyai dua orang cucu?" Arimbi mencoba dengan kalimat paling sederhana duluan.

"Papa kan sudah bilang akan terima apapun yang kamu lakukan. Kalau memang kamu memiliki anak bawalah mereka kemari papa akan mengakui mereka." ujar Pandu dengan rileks walaupun dalam hati cukup kaget. Pandu tak boleh memperlihatkan rasa kaget karena akan membuat Arimbi berhenti bercerita. Pandu mau Arimbi mengatakan semuanya dengan jujur.

"Yaelah tuan Pandu...sudah Bim bilang Bim tidak hamil. Papa lihat ini dulu baru beri komentar." Arimbi membuka layar ponsel perlihatkan foto dia dengan kedua anak Srikandi tertawa lebar.

Pandu betul-betul meletakkan mataku layar ponsel dan langsung terpaku. untuk melihat dengan lebih jelas Pandu mengambil kacamata langsung memakainya. Denyut jantung Pandu kontan berdetak lebih kencang karena adanya dua bocah yang sangat mirip dengan Arjuna. Itu adalah foto Arjuna versi anak-anak.

"Anak siapa Bim?" tanya Pandu tak bisa sembunyikan rasa kaget. Janjinya akan senang menerima semua cerita Arimbi sudah tidak berlaku. Pandu tetap saja merasa kaget menerima ada dua bocah mirip sekali dengan wajah putranya.

"Anak kak Srikandi...Nakula Sadewa..." jawab Arimbi jujur tak mau main teka teki dengan Pandu. Cukup lama menyembunyikan kedua anak itu mungkin sudah saatnya Arimbi berterus terang tolong kedua orang tuanya memiliki sepasang itu yang sangat ganteng. Arimbi juga sudah mengantongi izin ekspos Nakula Sadewa kepada orang tuanya.

"Ya Allah... anak Srikandi? Jangan bilang ini adalah anak-anak Arjuna!"

"Kok jangan dibilang? Mereka memang anak-anak mas Juna. Kak Srikandi memang sedang hamil waktu berpisah dengan mas Arjuna. Aku yang menemani dia sewaktu cek ke dokter. Rencananya Kak Srikandi mau memberi kejutan kepada kita semua di hari ulang tahun pernikahannya. namun sayang semua berantakan gara-gara ulah mas Arjuna dan kuntilanak itu." cerita Arimbi masih mengandung kebencian kepada Kunti yang telah menghancurkan satu keluarga yang baru terbangun. Korbannya adalah keponakannya yang lucu-lucu. Nakula Sadewa kehilangan kasih sayang seorang ayah gara-gara berselingkuh.

Pandu tak bisa berkata apa-apa selain menyadarkan punggung ke kursi agar tidak kena serangan jantung. Pandu betul-betul terkejut mendengar kenyataan bahwa dia memiliki dua cucu yang disembunyikan oleh Srikandi dan Arimbi.

"Kau tahu apa salahmu?" tanya Pandu marah pada keteledoran Arimbi.

Arimbi menunduk mengaku salah telah menyembunyikan keberadaan kedua anak itu dari orang tuanya. Tapi Arimbi juga telah berjanji kepada Srikandi untuk menutupi hal ini dari keluarganya. Srikandi takut kalau keluarga Arjuna akan menuntut anak itu menjadi milik mereka. Arimbi tentu saja mendukung Srikandi yang telah susah payah membesarkan kedua anak itu. Apapun terjadi Arimbi tetap berada di pihak Srikandi.

"Kak Srikandi tak mau mas Juna mengetahui keberadaan kedua anak ini. Kak Srikandi ingin memutuskan hubungan dengan mas Juna secara total. Papa harus mengerti bagaimana sedihnya Kak Srikandi dikhianati oleh mas Juna. Dia berjuang sendirian setelah kedua orang tuanya meninggal maka aku mendampinginya membesarkan kedua anak itu."

Perlahan emosi Pandu menurun. Apa yang dikatakan oleh Arimbi tidak ada salahnya karena memang Srikandi yang berhak memiliki kedua anak itu. Apa kontribusi Arjuna terhadap anak-anak itu kalau bukan menyakiti.

"Di mana mereka?" Pandu kembali meraih ponsel Arimbi untuk melihat sekali lagi kedua cucu gantengnya. Tidak perlu tes DNA Pandu sudah mengakui kalau kedua anak itu memang anak-anak Arjuna. Dari wajah mereka saja sudah tercetak wajah Arjuna.

"Srikandi kan sudah kontrak kerja di rumah sakit untuk setahun. Kedua bocah nakal itu tentu saja ikut pulang sini. Srikandi sudah mengijinkan aku memberitahu keberadaan mereka kepada Papa dan Mama. Tapi tidak untuk Kak Juna. Papa harus berjanji tidak memberitahu Kak Juna kalau dia memiliki anak dari Srikandi. Kalau tidak Bim tidak akan mempertemukan kalian." ancam Arimbi.

Pandu meletakkan ponsel milik anaknya meneliti wajah putrinya itu. Arimbi Sudah berani mengancamnya berarti anak ini tidak main-main hendak menyembunyikan identitas Nakula Sadewa dari Arjuna. Arimbi juga tidak rela kalau Nakula dan Sadewa mengenal wanita yang bernama Kunti itu. Kalau Arjuna mengetahui keberadaan Nakula Sadewa pasti akan mendekati anak-anak itu otomatis akan berdekatan dengan Kunti.

"Kamu berani mengancam papa?"

Arimbi merapatkan tangan minta ampun pada Papanya demi melindungi keponakannya dari sentuhan tangan wanita bejat macam Kunti. Sampai saat ini Arjuna masih dekat dengan wanita itu maka Arimbi tak mau pikiran kedua keponakannya terkontaminasi oleh dendam pada wanita itu.

"Maafkan Bim! Ini demi Nakula Sadewa... Bim tidak mau kuntilanak menyentuh kedua keponakan. Wanita setan itu kan masih sama mas Juna."

Pandu memahami kemarahan Arimbi terhadap Kunti. Hubungan Arimbi dengan Srikandi sudah terjalin dari dulu walaupun mereka beda usia. Arimbi sudah menyayangi Srikandi sebelum menjadi kakak iparnya. hubungan mereka makin baik setelah Srikandi menjadi istri Arjuna tapi sayang semuanya menjadi berantakan.

"Baiklah papa janji..!" Pandu mengalah asal bisa jumpa dengan darah dagingnya.

"Mama juga janji.." terdengar suara serak dari balik pintu. Arimbi dan Pandu kaget tak sangka Dewi Madri ikut nguping bicara mereka. Perlahan wanita itu masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Mata Dewi Madri memerah menahan air mata.

"Mama...ini..." Arimbi gelagap ketahuan menyembunyikan sesuatu dari mamanya. Arimbi takut mamanya salah sangka pikir Arimbi sengaja menghindari mama.

"Kau takut mama bocorkan rahasia pada abang kamu bukan? Mama takkan melakukannya demi cucu mama. Dulu mama sudah ada perasaan Kalau Srikandi itu sedang hamil tetapi Srikandi tidak mengatakan apa-apa makanya mama diam saja. Ternyata kecurigaan Mama terbukti walau telat terbongkar."

Arimbi cepat-cepat menghampiri mamanya lalu menangkap kedua tangan mamanya meletakkan di kepalanya agar Dewi Madri memaafkannya. Arimbi bukannya tidak tahu dosa telah menutupi hal sangat penting dari kedua orang tuanya. Tetapi situasi tak memungkinkan Arimbi berterus terang kalau kedua orang tuanya memiliki dua cucu.

Arimbi sadar cepat apa lambat semuanya pasti akan terbongkar. Namun Arimbi tak menyangka akan secepat ini semuanya terbuka. Bagus juga terbuka karena Arimbi tidak perlu memendam rasa bersalah sampai bertahun-tahun apalagi kedua orang tuanya sudah bersedia bekerja sama menyembunyikan Nakula Sadewa.

Dewi Madri mengelus kepala Arimbi tanpa meluapkan amarah. Dewi Madri sangat bersyukur Arimbi pulang membawa berita bagus buat mereka yang selalu kesepian. Dewi Madri ingin mengucapkan selamat tinggal kepada kesepian karena telah hadir kegembiraan diantara mereka.

"Maafkan Bim ma...Bim tak bermaksud menyembunyikan Nakula Sadewa tapi kasihan Kak Srikandi bila kalian tuntut anak-anak itu. Dia dengan susah payah membesarkan kedua anak itu. Kuliah dalam kondisi hamil, melahirkan lalu tamatkan kuliah dan bekerja. Bim saja kasihan melihat perjuangan Kak Srikandi membesarkan Nakula Sadewa. Kita sama sekali tidak berhak mengambil Nakula Sadewa dari tangan Kak Srikandi."

"Mama paham kesulitan kakakmu itu. Percayalah pada Mama tidak akan merebut mereka dari tangan Srikandi! Yang penting kita tahu kalau keluarga kita sudah ada pewaris." ujar Dewi Madri dengan lembut. Arimbi benar-benar pangling melihat kelembutan mamanya kali ini. Dari awal Arimbi sudah takut mamanya akan grasa grusu mengganggu kehidupan Nakula Sadewa.

"Terimakasih ma.." Arimbi menghadiahkan ciuman bertubi-tubi di pipi Dewi Madri. Pandu juga sangat terharu menyaksikan adegan menyentuh hati ini.

Terpopuler

Comments

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

Moga rahsia itu dapat disimpan

2023-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kenalan
2 Kawan Sehati
3 Tutor Idaman
4 Lawan Si Culas
5 Bermula Kisah
6 Restu Beracun
7 Klop
8 Sinetron Rumahan
9 Terbongkar
10 Diusir
11 Otak Udang
12 Cucu Rahasia
13 Pulang
14 Pengakuan
15 Mencari Pewaris
16 Jumpa Cucu
17 Kenalan
18 Pesta
19 Ketemu Batu
20 Insiden
21 Semakin Kacau
22 Mantan Tak Indah
23 Pecat Kunti
24 TAK SEINDAH BAYANGAN
25 PENGAKUAN
26 Kunti Minta Maaf
27 JADI RELAWAN
28 Kena Skorsing
29 Si KEMBAR JAHIL
30 Jumpa Papi
31 Praduga
32 Test DNA
33 Curiga
34 Mengejar Cinta
35 Tak Tik
36 Teman Baru
37 Tersingkir
38 Pelukan
39 Anak Lucu
40 Dokter Anak Tiri
41 Buka Praktek
42 KESABARAN YUDISTIRA
43 Srikandi Dokter Idaman
44 Result DNA
45 Kunti Stress
46 Nakula Drop
47 Tamparan Menyegarkan
48 Draft
49 Dibuang
50 Kunti Berulah
51 Tuntutan
52 Janji Safitri
53 Kunti Kena Batu
54 Ketegasan Arjuna
55 Nakula
56 Ngobrol
57 Berdamai
58 Si Muka Licik
59 Tak ada Damai
60 Cari Kesempatan
61 Terbongkar Rahasia
62 Ketulusan Pembaca
63 Terbongkar
64 Wanita Pujaan
65 Interogasi
66 Siapa Penjaga
67 Pencuri Tidur
68 Derita Safitri
69 Jumpa Lagi
70 Karma
71 Sapu Kunti
72 Runtuhnya Kunti
73 Dosa Turunan
74 Penyesalan
75 Senjata Makan Tuan
76 Insaf
77 Mulai Bekerja
78 Bisma
79 Cerita Di Kantin
80 Jemputan
81 Undangan
82 Berteduh
83 Pengakuan
84 Pengumuman
85 Draft
86 Tuntutan
87 Ayok Nikah
88 Restu Keluarga
89 Nikah Kilat
90 Cerita Keluarga
91 Mengejar Cinta
92 Rencana Kunti
93 Kisah Panjang
94 Pulang
95 Peran Arjuna
96 Pencerahan
97 Rencana Matang
98 Super Papi
99 Terpancing
100 Double Kekacauan
101 Saling curhat
102 Cobaan
103 Perang Dingin
104 Tiada Kata Maaf
105 Adu Mulut
106 Siasat Arjuna
107 Anak Bapak
108 Hajat Bima
109 Keluarga Bahagia
110 Satu Keluarga
111 Asah Otak
112 Bencana
113 Nikmat Keluarga
114 Jasa Arjuna
115 Arjuna Victory
116 Menyerah
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Awal Kenalan
2
Kawan Sehati
3
Tutor Idaman
4
Lawan Si Culas
5
Bermula Kisah
6
Restu Beracun
7
Klop
8
Sinetron Rumahan
9
Terbongkar
10
Diusir
11
Otak Udang
12
Cucu Rahasia
13
Pulang
14
Pengakuan
15
Mencari Pewaris
16
Jumpa Cucu
17
Kenalan
18
Pesta
19
Ketemu Batu
20
Insiden
21
Semakin Kacau
22
Mantan Tak Indah
23
Pecat Kunti
24
TAK SEINDAH BAYANGAN
25
PENGAKUAN
26
Kunti Minta Maaf
27
JADI RELAWAN
28
Kena Skorsing
29
Si KEMBAR JAHIL
30
Jumpa Papi
31
Praduga
32
Test DNA
33
Curiga
34
Mengejar Cinta
35
Tak Tik
36
Teman Baru
37
Tersingkir
38
Pelukan
39
Anak Lucu
40
Dokter Anak Tiri
41
Buka Praktek
42
KESABARAN YUDISTIRA
43
Srikandi Dokter Idaman
44
Result DNA
45
Kunti Stress
46
Nakula Drop
47
Tamparan Menyegarkan
48
Draft
49
Dibuang
50
Kunti Berulah
51
Tuntutan
52
Janji Safitri
53
Kunti Kena Batu
54
Ketegasan Arjuna
55
Nakula
56
Ngobrol
57
Berdamai
58
Si Muka Licik
59
Tak ada Damai
60
Cari Kesempatan
61
Terbongkar Rahasia
62
Ketulusan Pembaca
63
Terbongkar
64
Wanita Pujaan
65
Interogasi
66
Siapa Penjaga
67
Pencuri Tidur
68
Derita Safitri
69
Jumpa Lagi
70
Karma
71
Sapu Kunti
72
Runtuhnya Kunti
73
Dosa Turunan
74
Penyesalan
75
Senjata Makan Tuan
76
Insaf
77
Mulai Bekerja
78
Bisma
79
Cerita Di Kantin
80
Jemputan
81
Undangan
82
Berteduh
83
Pengakuan
84
Pengumuman
85
Draft
86
Tuntutan
87
Ayok Nikah
88
Restu Keluarga
89
Nikah Kilat
90
Cerita Keluarga
91
Mengejar Cinta
92
Rencana Kunti
93
Kisah Panjang
94
Pulang
95
Peran Arjuna
96
Pencerahan
97
Rencana Matang
98
Super Papi
99
Terpancing
100
Double Kekacauan
101
Saling curhat
102
Cobaan
103
Perang Dingin
104
Tiada Kata Maaf
105
Adu Mulut
106
Siasat Arjuna
107
Anak Bapak
108
Hajat Bima
109
Keluarga Bahagia
110
Satu Keluarga
111
Asah Otak
112
Bencana
113
Nikmat Keluarga
114
Jasa Arjuna
115
Arjuna Victory
116
Menyerah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!