Ketemu Batu

Utari merasa tersanjung dihargai seorang dokter spesialis yang lumayan banyak jam terbangnya. Dokter seperti Baladewa dan Srikandi merupakan dokter yang dihargai karena dedikasi mereka sangat tinggi terhadap penyembuhan orang sakit.

"Aku merasa berharga pak Dewa...masih ada dokter senior ramah pada kami dokter pinggiran." Utari masih saja merendahkan diri.

Baladewa tertawa menganggap Utari sedang bercanda. Di mana ada predikat dokter pinggiran. Semua dokter sama karena mendalami bidang masing-masing.

"Tak baik omong gitu dokter Utari. Walau kami spesialis setiap pasien kan harus lalui diagnosa kalian baru ke tangan kami. Kita berdiri di tanah yang sama ya kadang dilapisi tegel keramik indah. Ayok kita jumpai direktur utama rumah sakit. Orangnya ramah dan ganteng. Kalian kamu hawa pasti senang kenalan sama dokter pembawa pemandangan bagus." Baladewa bermaksud perkenalkan direktur utama yakni Arjuna kepada Srikandi.

Baladewa tidak tahu kalau Srikandi sudah mengenal Arjuna luar dalam termasuk semua borok lelaki itu. Srikandi justru ingin menghindari lelaki itu jika perlu tidak usah bertatap muka sekalian. Srikandi masih muak melihat tampang Arjuna yang ganteng menurut kata dokter Baladewa. Di mata Srikandi Arjuna tak ubah seperti Rahwana si raksasa bermuka jelek.

"Tidak perlu pak Dewa...kami sudah kenal kok. Aku kan sudah lama bertugas di rumah sakit milik pak Arjuna. Lebih baik kita pergi mencari makanan untuk mengisi perut." Utari segera membantah untuk menolong Srikandi yang pasti akan kaku berhadapan dengan Arjuna.

Srikandi sangat berterima kasih pada pengertian Utari. Utari sangat memahami posisi Srikandi yang terjepit antara tugas dan urusan pribadi. Di dalam bertugas Srikandi harus menyampingkan masa pribadi yang telah menjadi bibit penyakit dalam hidupnya.

"OOO gitu ya...ok...aku bersedia menemani nona-nona yang cantik. Kita cari minuman dan makanan. Di sini tak ada alkohol jadi kita bebas pilih minuman apa saja. Silahkan!" Baladewa dengan galantnya mempersilahkan Utari dan Srikandi menuju ke meja yang menampung aneka makanan di atasnya.

Srikandi tidak tahu kalau gerak-geriknya dipantau dari jauh oleh sepasang mata yang menatapnya dengan pandangan sayu. Di dalam kolam mata itu tersimpan benih-benih kerinduan yang terkurung di dalamnya. Sayang sekali kerinduan itu tidak bisa dilepaskan karena tidak ada tempat menampung. Wadah tempat penampung kerinduan telah hancur lebur akibat kesalahannya sendiri.

Kunti tak bisa menutup rasa iri terhadap Srikandi yang tampak bersinar di antara para undangan. Srikandi satu-satunya wanita yang memakai baju hitam sehingga menjadi pusat perhatian di antara aneka pakaian warna-warni. Kecantikan wanita ini juga mengundang lirikan mata setiap lelaki. Apalagi terdengar desas-desus kalau Srikandi merupakan dokter yang dikontrak dari luar negeri untuk diperbantukan pada rumah sakit. Nilai Srikandi tentu saja jauh melambung melebihi dirinya yang hanya seorang dokter umum yang tidak memiliki prestasi membanggakan.

Kunti lebih marah lagi karena tatapan mata Arjuna tidak lepas dari sosok yang mengenakan gaun hitam itu. Amarah langsung mencekik leher Kunti sampai susah bernafas. Kunti yang mengenakan gaun warna perak dengan hiasan bling-bling memperlihatkan bahu yang putih dan belahan paha memancing kerlingan. Sayang perhatian orang lebih tertuju pada Utari dan Srikandi.

Baladewa mengiringi Srikandi dan Utari mencari tempat nyaman untuk menyantap makanan yang telah mereka pilih dari meja menu. Baladewa merasa nyaman ngobrol dengan orang-orang yang terpelajar seperti Srikandi dan Utari. Baladewa juga baru mengenal Srikandi yang datang dari negara berbeda. Srikandi yang selalu bicara dengan sopan dan lemah lembut telah cukup mencubit kisi hati Baladewa untuk mengenalnya lebih jauh.

Ketiga orang ini ngobrol sambil menyantap makanan. Srikandi hanya pilih makanan ringan karena takut menimbun lemak merusak penampilannya. Sebagai seorang dokter dia harus menjadi contoh baik untuk semua orang. Dokter cantik yang sehat bakal jadi banyak dan semua orang.

"Dokter Srikandi kapan mulai praktek?" tanya Baladewa sambil memasukkan potongan udang kecil berlumuran saos tomat.

"Tunggu instruksi dari pihak rumah sakit. Minggu depan aku harus ikut seminar di Jawa Tengah. Apa dokter Dewa dapat undangan?"

Baladewa menggeleng, "Kudengar itu khusus untuk dokter internis. Aku mulai masuk praktek Senin ini. Istirahat dua hari sudah harus berjibaku dengan kuman."

Srikandi dan Utari tertawa mendengar gurauan Baladewa yang memberi kesan sangat welcome. Srikandi yakin kalau Baladewa akan disukai oleh pasien karena gayanya yang sangat ramah dan humoris. Srikandi juga ingin seperti Baladewa mampu menyenangkan pasien dengan humor humor lucu. Sayang sekali Srikandi tidak memiliki kelucuan yang dimiliki oleh Baladewa.

"Yo...anak yang hilang pulang juga!"

Serentak ketiga orang itu mengarahkan mata kepada orang yang mengeluarkan kalimat tak sedap. Siapa anak hilang yang dimaksud oleh perempuan yang mengurai rambutnya melewati bahu. Dandannya super mewah menandakan dia orang berada karena di leher tergantung kalung berlian berkilauan cahaya.

Srikandi membuang muka malas melihat wajah orang yang telah menoreh luka di hatinya. Kalau bukan karena panggilan tugas sampai mati pun dia ogah menginjak ke tempat di mana dia akan bertemu dengan manusia-manusia licik ini.

"Dokter Kunti...berkilau sekali...wah...anda pasti jadi primadona pesta malam ini dengan gelar dokter paling useless di rumah sakit. Mataku sakit lihat penampilan Dokter Kunti. Oya pak dokter...ini ada dokter Kunti. Dokter yang bertugas di IGD bersamaku. Kuliah 10 tahun mentok di dokter umum. Itupun hampir di DO karena skripsinya tak pernah kelar. Maklumlah orang tajir! Pendidikan hanya dianggap sebagai pelarian karena telah memiliki timbunan pantangan emas di rumah." Utari mewakili Srikandi menyahut perkataan Kunti yang ingin memojokkan Srikandi. Utari duluan menyerang karena tahu Srikandi tak bakalan menang melawan Kunti yang memiliki mulut ember.

"Kuliah kedokteran memang sulit tapi tak perlu sampai sepuluh tahun toh. Sepuluh tahun sudah di spesialis lho!" Baladewa yang tidak memahami situasi makin memojokkan Kunti yang merasa sangat malu dipermalukan oleh Utari.

Secara tak langsung Utari ingin mengatakan kalau Kunti itu sangat bodoh kuliah selama itu hanya mendapat gelar dokter umum. Srikandi yang jauh lebih muda telah menjadi seorang dokter spesialis yang disegani. Nilai akademis Srikandi jauh di atas Kunti yang hanya bisa menyombongkan harta orang tua.

"Aku harus mengurus perusahaan papaku sehingga sering ambil cuti kuliah maka pelajaranku tersendat." Kunti cepat membela diri sebelum makin direndahkan oleh dokter Baladewa. Di mana harga diri Kunti sebagai seorang dokter umum senior yang selalu bikin masalah di rumah sakit.

"Oh gitu ya! Ternyata gelar dokter hanyalah gelar sampingan Nona Kunti. kalau begitu Nona Kunti adalah orang yang sangat hebat bisa mempunyai dua profesi sekaligus. Aku angkat topi salut. Ayok bergabung sama kami bila berkenan. Aku dan nona Srikandi hanya dokter kontrak selama setahun."

Kunti meletakkan jari di bibir menganggap remeh Srikandi yang hanya dokter kontrak di rumah sakit Arjuna. Apa hebatnya dokter kontrak walaupun lulusan luar negeri. Masa kontrak habis ke mana lagi Dia akan bekerja. Kunti tidak berpikir lebih jauh bagaimana Srikandi bisa kembali ke tanah air kalau bukan menunaikan tugas panggilan yang diembankan pada dirinya oleh pihak rumah sakit internasional.

"Ooo hanya dokter kontrak. Aku bisa bantu kalian dikontrak lebih lama di rumah sakit milik tunangan aku."

"Oh tidak perlu... kami adalah pegawai tetap di rumah sakit masing-masing. Kami datang ke sini karena perjanjian antara sesama Rumah sakit internasional. Kalau dibilang masalah gaji pembayaran kami di sana berkali-kali lipat dari rumah sakit ini. Tetapi kami tetap harus datang karena bernaung di bawah Panji Rumah sakit internasional. Kami tak bisa melanjutkan kontrak walau kalian mau. Tahun depan kami tidak tahu akan ditempatkan di mana lagi karena kami tetap harus siap ditugas di manapun." Baladewa menjelaskan mengapa mereka bisa terdampar di tanah air lagi setelah bertahun-tahun berkarya di luar negeri.

Kesombongan Kunti dipukul telak oleh Baladewa. Kunti mengira Srikandi akan memohon padanya agar diperpanjang kontrak di rumah sakit ini tapi penjelasan Baladewa membuat Kunti seperti orang bodoh.

Utari menahan senyum melihat wajah Kunti berubah warna disekak oleh Baladewa. Padahal Baladewa tidak bermaksud menyindir Kunti melainkan mengatakan bagaimana cara kerja mereka sehingga dikontrak oleh Rumah sakit tanah air. Rencana Kunti pamer kalau dia orang yang berkuasa di rumah sakit kontan anjlok ke dalam jurang tanpa tersisa.

Srikandi dan Baladewa bukan orang yang mudah dikontrak sesuka hati. Mereka memiliki ketentuan yang harus dipatuhi karena berada di bawah kibaran Panji bendera internasional. Dokter umum seperti Kunti tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Srikandi dan Baladewa. Kepintaran kedua dokter itu sudah diakui maka bisa diberi tugas membantu rumah sakit yang membutuhkan.

"Cuma segitu sombong amat! Di rumah sakit kami juga tidak kekurangan dokter spesialis yang lebih hebat dari kalian. Anak hilang yang baru tamat kuliah bisa apa walaupun memiliki title dokter spesialis." Kunti berkata dengan pongahnya menghina Srikandi. Srikandi yang dituju namun Baladewa yang merasa tersindir karena dia yang tanya jawab dengan wanita ini.

Utari dan Srikandi diam saja membiarkan Kunti saling tukar kalimat dengan dokter Baladewa. Srikandi menganggap Kunti hanyalah orang kehilangan akal sehat nyerocos sesuka hati. Orang model ini hanya tong kosong yang dipukul berbunyi nyaring.

"Maaf dokter Kunti... seingat kami kita belum lama bakalan kenalan tetapi mengapa dokter selalu menyerang kami seolah-olah kami membutuhkan sekali pekerjaan di rumah sakit ini. Apa kami pernah berbuat salah kepada Anda? Kalau anda merasa kehadiran kami mengganggu pihak rumah sakit maka kalian silakan menyurati Rumah sakit asal kami dan menarik kami dari rumah sakit kalian. Kami dengan senang hati meninggalkan Rumah sakit kalian dan kembali ke tempat kerja kami yang lebih nyaman." Baladewa mulai tersinggung oleh sikap sombong Kunti yang meremehkan mereka. Seorang dokter umum berani melontarkan kalimat-kalimat tak sedap meremehkan kehadiran dokter yang dikontrak secara internasional. Dapat dipastikan kalau Kunti memiliki prestasi yang mengagumkan barulah berani menghina orang lain.

Kunti sangat kaget mendengar kalimat Baladewa yang mulai tidak ramah. Semula Kunti mengira bisa menekan kehadiran dokter baru supaya tunduk kepadanya. Semua itu hanyalah angan Kunti karena Srikandi dan Baladewa bukan dokter abal-abal yang sembarangan ditempatkan di rumah sakit Arjuna.

"Bukan itu maksudku dokter Baladewa...aku hanya tak suka adanya pengacau di antara aku dan tunangan aku."

"Anda benar-benar seorang dokter berhati picik karena tidak bisa membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Senin nanti kami akan mengajukan pengunduran diri secara resmi ke rumah sakit kalian dan ke rumah sakit pusat di mana kami melaksanakan tugas. Kami datang ke sini hanya untuk bertugas bukan untuk dihina." Baladewa melakukan pembalasan telak membuat Kunti makin terpojok. Kalau Baladewa mengundurkan diri bukan masalah kecil karena ini menyangkut nama baik rumah sakit di mata internasional.

Utari dan Srikandi ingin bertepuk tangan merayakan kebodohan Kunti yang menyerang secara membabi buta tak melihat situasi. Orang yang dia serang merupakan dokter senior yang sudah cukup lama malang melintang di dunia kedokteran. Utari dan Srikandi yakin tujuan Kunti hanya ingin mempermalukan Srikandi namun justru dia terkena jebakan sendiri.

Kunti makin gugup karena tatapan tak bersahabat dari Baladewa tertuju kepadanya. Bagaimana Kunti akan menjelaskan kepada Arjuna mengenai percakapannya dengan Baladewa. Srikandi sangat pintar tidak mau menjawab sepatah kata pun kalimat Kunti sehingga wanita ini putar lidah dengan seorang dokter senior. Setiap kalimat Kunti berkesan menghina profesi mereka sebagai dokter spesialis.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

rasain 😝

2023-12-07

0

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

checkmate... hahaha. Kena kau cik Kunti

2023-10-19

1

Cahaya Ibrahim

Cahaya Ibrahim

dasar pelakor punya predikat dokter tapi gak tau aturan

2023-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kenalan
2 Kawan Sehati
3 Tutor Idaman
4 Lawan Si Culas
5 Bermula Kisah
6 Restu Beracun
7 Klop
8 Sinetron Rumahan
9 Terbongkar
10 Diusir
11 Otak Udang
12 Cucu Rahasia
13 Pulang
14 Pengakuan
15 Mencari Pewaris
16 Jumpa Cucu
17 Kenalan
18 Pesta
19 Ketemu Batu
20 Insiden
21 Semakin Kacau
22 Mantan Tak Indah
23 Pecat Kunti
24 TAK SEINDAH BAYANGAN
25 PENGAKUAN
26 Kunti Minta Maaf
27 JADI RELAWAN
28 Kena Skorsing
29 Si KEMBAR JAHIL
30 Jumpa Papi
31 Praduga
32 Test DNA
33 Curiga
34 Mengejar Cinta
35 Tak Tik
36 Teman Baru
37 Tersingkir
38 Pelukan
39 Anak Lucu
40 Dokter Anak Tiri
41 Buka Praktek
42 KESABARAN YUDISTIRA
43 Srikandi Dokter Idaman
44 Result DNA
45 Kunti Stress
46 Nakula Drop
47 Tamparan Menyegarkan
48 Draft
49 Dibuang
50 Kunti Berulah
51 Tuntutan
52 Janji Safitri
53 Kunti Kena Batu
54 Ketegasan Arjuna
55 Nakula
56 Ngobrol
57 Berdamai
58 Si Muka Licik
59 Tak ada Damai
60 Cari Kesempatan
61 Terbongkar Rahasia
62 Ketulusan Pembaca
63 Terbongkar
64 Wanita Pujaan
65 Interogasi
66 Siapa Penjaga
67 Pencuri Tidur
68 Derita Safitri
69 Jumpa Lagi
70 Karma
71 Sapu Kunti
72 Runtuhnya Kunti
73 Dosa Turunan
74 Penyesalan
75 Senjata Makan Tuan
76 Insaf
77 Mulai Bekerja
78 Bisma
79 Cerita Di Kantin
80 Jemputan
81 Undangan
82 Berteduh
83 Pengakuan
84 Pengumuman
85 Draft
86 Tuntutan
87 Ayok Nikah
88 Restu Keluarga
89 Nikah Kilat
90 Cerita Keluarga
91 Mengejar Cinta
92 Rencana Kunti
93 Kisah Panjang
94 Pulang
95 Peran Arjuna
96 Pencerahan
97 Rencana Matang
98 Super Papi
99 Terpancing
100 Double Kekacauan
101 Saling curhat
102 Cobaan
103 Perang Dingin
104 Tiada Kata Maaf
105 Adu Mulut
106 Siasat Arjuna
107 Anak Bapak
108 Hajat Bima
109 Keluarga Bahagia
110 Satu Keluarga
111 Asah Otak
112 Bencana
113 Nikmat Keluarga
114 Jasa Arjuna
115 Arjuna Victory
116 Menyerah
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Awal Kenalan
2
Kawan Sehati
3
Tutor Idaman
4
Lawan Si Culas
5
Bermula Kisah
6
Restu Beracun
7
Klop
8
Sinetron Rumahan
9
Terbongkar
10
Diusir
11
Otak Udang
12
Cucu Rahasia
13
Pulang
14
Pengakuan
15
Mencari Pewaris
16
Jumpa Cucu
17
Kenalan
18
Pesta
19
Ketemu Batu
20
Insiden
21
Semakin Kacau
22
Mantan Tak Indah
23
Pecat Kunti
24
TAK SEINDAH BAYANGAN
25
PENGAKUAN
26
Kunti Minta Maaf
27
JADI RELAWAN
28
Kena Skorsing
29
Si KEMBAR JAHIL
30
Jumpa Papi
31
Praduga
32
Test DNA
33
Curiga
34
Mengejar Cinta
35
Tak Tik
36
Teman Baru
37
Tersingkir
38
Pelukan
39
Anak Lucu
40
Dokter Anak Tiri
41
Buka Praktek
42
KESABARAN YUDISTIRA
43
Srikandi Dokter Idaman
44
Result DNA
45
Kunti Stress
46
Nakula Drop
47
Tamparan Menyegarkan
48
Draft
49
Dibuang
50
Kunti Berulah
51
Tuntutan
52
Janji Safitri
53
Kunti Kena Batu
54
Ketegasan Arjuna
55
Nakula
56
Ngobrol
57
Berdamai
58
Si Muka Licik
59
Tak ada Damai
60
Cari Kesempatan
61
Terbongkar Rahasia
62
Ketulusan Pembaca
63
Terbongkar
64
Wanita Pujaan
65
Interogasi
66
Siapa Penjaga
67
Pencuri Tidur
68
Derita Safitri
69
Jumpa Lagi
70
Karma
71
Sapu Kunti
72
Runtuhnya Kunti
73
Dosa Turunan
74
Penyesalan
75
Senjata Makan Tuan
76
Insaf
77
Mulai Bekerja
78
Bisma
79
Cerita Di Kantin
80
Jemputan
81
Undangan
82
Berteduh
83
Pengakuan
84
Pengumuman
85
Draft
86
Tuntutan
87
Ayok Nikah
88
Restu Keluarga
89
Nikah Kilat
90
Cerita Keluarga
91
Mengejar Cinta
92
Rencana Kunti
93
Kisah Panjang
94
Pulang
95
Peran Arjuna
96
Pencerahan
97
Rencana Matang
98
Super Papi
99
Terpancing
100
Double Kekacauan
101
Saling curhat
102
Cobaan
103
Perang Dingin
104
Tiada Kata Maaf
105
Adu Mulut
106
Siasat Arjuna
107
Anak Bapak
108
Hajat Bima
109
Keluarga Bahagia
110
Satu Keluarga
111
Asah Otak
112
Bencana
113
Nikmat Keluarga
114
Jasa Arjuna
115
Arjuna Victory
116
Menyerah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!