Mobil Utari masuk ke halaman rumah yang cukup luas. Rumah Utari termasuk rumah mewah memiliki beberapa kamar. Rumah ini adalah peninggalan orang tuanya sebelum meninggal. Utari besar di rumah ini dan sukses jadi juga di rumah ini. Rumah ini penuh kenangan tak bisa dilupakan.
Satpam segera membuka pintu pagar untuk Utari supaya kendaraan dokter ini bisa masuk bebas ke dalam halaman rumah. Setelah yakin mobil majikannya telah aman di dalam satpam itu menutup kembali pintu gerbang. Kening Utari berkerut melihat mobil suaminya masih terparkir di dalam rumah. Apa lelaki ini pergi menggunakan kendaraan lain atau masih berada di dalam rumah.
Dengan hati gundah Utari masuk ke dalam rumah. Utari harus menguatkan diri walaupun tantangan berat sedang berada di depan mata. Duryudana pasti tidak akan tinggal diam bila Utari menyita semua akses dia mengeluarkan uang dari perusahaan. Cepat atau lambat Utari harus menghadapi kebohongan Duryudana.
Mungkin sudah saatnya Utari blak-blakan membongkar semua kebusukan suaminya bersama sekretaris yang dia cintai. Utari membuka pintu rumah tak terkunci berusaha tenang.
Utari tak boleh goyah walaupun badai besar sedang menghempas dirinya. Dia adalah korban sekaligus pemilik semuanya mengapa dia harus mundur dan takut terhadap orang-orang yang licik.
Netra Utari ternodai oleh pemandangan sampah di depan hidung. Duryudana duduk di sofa bersama sekretarisnya saling berpelukan sedangkan mertuanya duduk di seberang memasang muka suram.
Mereka bertiga cukup terkejut melihat kehadiran Utari yang mendadak. Prita bergeser menjauh takut pada kehadiran Utari membongkar kebusukan mereka menikung Utari dati belakang. Duryudana tak kalah kaget melihat Utari mendadak muncul di depan mereka.
Duryudana kontan berdiri salah tingkah ketangkap mesraan di dalam rumah Utari.
"Sayang...kau pulang? katanya piket sampai malam." Duryudana sok perhatian menghampiri Utari bermaksud menyentuh tangan istrinya.
Utari melontarkan tatapan penuh kebencian kepada Duryudana menghempas tangan lelaki itu agar tak menyentuh kulitnya. Utari sangat jijik pada sentuhan lelaki itu yang telah celup sana-sini berkhianat darinya.
"Kalau alu tak pulang mana bisa lihat kelicikan kamu. Katakan sudah berapa lama kalian berzina?"
"Aduh sayang...omong apa kamu? Bukankah mas sudah bilang mau ajak Prita pergi berbisnis. Prita tak enak badan maka kami istirahat sebentar di rumah." Duryudana masih berusaha menenangkan Utari sok alim.
"Mau jujur atau kuhajar perempuan murahan ini sampai tak berbentuk?" ancam Utari membuat nyali Prita menciut.
Duryudana melirik ibunya lalu menatap ke arah Prita yang mengecilkan badan biar tak terlihat oleh Utari. Kalau perlu amblas ke dalam bumi sekalian biar menghilang dari tatapan mata Utari. Tapi kenyataan dia tetap berada di situ menghadapi luapan amarah Utari.
Utari tersenyum karena tak ada yang berani menjawab perkataannya. Duryudana mati kutu tak tahu harus berbuat apa karena ke kiri atau ke kanan tetap saja membawa kehancuran.
"Ok...kalau tak mau jujur biar aku yang cerita. Kamu laki bangsat mau menikahi perempuan sampah ini bukan? Alasan proyek bisnis ternyata proyek bisnis selangkang. Sekarang mau jujur atau aku bertindak lebih ekstrim. Mau kupanggil seluruh warga untuk lihat pasangan anjing macam kalian?" Utari hilang kesabaran mulai meracau kata kasar. Betapa sakit hati Utari mendapat kenyataan suaminya telah berani bawa selingkuhan ke rumah.
"Utari... dari tadi kau asyik merepet. Apa kau tak tahu mengapa Yana mau nikahi Prita? Sudah 4 tahun menikah tapi kau tak bisa beri anak pada Yana. Kami butuh penerus untuk kelola harta keluarga. Untuk apa harta segunung bila tak punya anak. Sekarang Prita sedang hamil anak Yana. Kau harus merestui mereka untuk menikah." mertua yang dari tadi diam mulai bersikap beri perlawanan.
Utari sama sekali tidak terkejut dengan sandiwara keluarga ini. Utari tepuk tangan gembira dengan kejujuran mertuanya. Pengakuan inilah yang diharap oleh Utari untuk membuka kedok Duryudana.
"Bagus...inilah yang kutunggu! Aku suka kejujuran. Baguslah kalau sampah ini hamil! Kalian harus menikah." kata Utari tanpa emosi. Utari akan beri kejutan untuk menyenangkan Duryudana dan ibunya tanpa buat onar.
"Kau tak marah sayang? Kau restui kami? Terima kasih sayang. Kita akan besarkan anak ini bersama-sama. Anggap saja ini anakmu juga. Sudah ada anak penerus semua aset kita yang berlimpah ini. Kami sudah persiapkan pernikahan malam ini di rumah Prita. Kita ke sana sekarang?" Duryudana tak mampu bendung rasa gembira Utari tak marah malah dukung. Maunya dari awal Duryudana jujur kepada Utari maka dia tak perlu main kucing-kucingan.
Prita dan mertua Utari tak kalah lega mendapat respon positif dari Utari. Dalam pikiran mereka mungkin Utari menyadari kekurangannya maka menerima kehadiran Prita di dalam keluarga mereka. Prita tentu saja sangat bangga telah menjadi pahlawan dalam keluarga ini dengan memberi keturunan kepada Duryudana.
"Kau sudah betul nak! Dalam agama seorang lelaki berhak punya istri sampai 4 orang. Yana menikahi Prita juga berbuat amal. Prita ini kan janda ditinggal suami. Tak ada yang mau nikahi janda maka Yana berbaik hati menolong Prita." mertua Utari kembali bermanis bibir merayu Utari agar makin lemah hati.
"Oh gitu.. berbuat baik kan? Ok... di tempat kita masih ada dua perempuan yang harus kalian kasihani. berhubung seorang lelaki boleh memiliki 4 istri maka aku penuhi hak mas Yana. Mas mesti nikahi Hastina dan Yanti."
Mata Duryudana terbelalak sewaktu Utari menyebut dua nama perempuan untuk melengkapi parade istrinya. Hati Utari terbuat dari apa demikian baik memasukkan perempuan-perempuan ke dalam hidup suaminya.
Hastina janda satu anak bertugas sebagai kepala pembantu di rumah ini sedangkan Yanti adalah gadis yang pernah ditinggal nikah oleh pacar maka bekerja sebagai pengawas mini market keluarga.
Utari sengaja memasukkan kedua wanita itu dalam hidup Duryudana agar pertikaian demi pertikaian akan muncul di dalam kehidupan laki itu. Utari percaya kehidupan Duryudana akan makin semarak bila diwarnai oleh pertengkaran antara sesama istri.
"Sayang...mana bisa gitu? Mas cuma sayang pada kalian berdua. Cukup ada kamu dan Prita serta calon anak kita." Duryudana tak mau melukai perasaan Prita yang sedang mengandung anaknya.
"Oh gitu ya mas! Tadi katanya hanya untuk amal sekarang cinta. Kalau mas tidak setuju dengan usulan aku maka semua pernikahan dibatalkan. Aku mau mas berbuat baik harus sampai ke dasar hati."
Duryudana disuguhkan buah simalakama. Kiri kanan membawa masalah. Menolak berarti tidak ada pernikahan sedangkan menerima akan melukai hati Prita. Prita mana mau memiliki beberapa madu apalagi dari kalangan bawah. Kalau menjadi madu Utari mungkin masih membanggakan karena Utari berasal dari kalangan atas. Ini bergabung dengan para pembantu hanya mencoreng wajahnya yang selalu tampil menor.
Mertua Utari sebenarnya juga bingung namun mereka tidak memiliki pilihan selain menyelamatkan nama baik Prita yang sedang hamil. Duryudana hanya menikahi kedua perempuan itu tak perlu menampilkan keduanya di masyarakat. Duryudana beruntung dilayani 4 wanita sekaligus. Pamor anaknya makin berkibar mampu nafkahi beberapa istri.
"Baiklah! Selama kita tak melanggar agama ibu kira tak ada masalah. Kita laksanakan ikatan suci ini demi keluarga. Semoga keluarga kita makin bahagia dengan kehadiran pangeran dalam perut Prita." mertua Utari beri keputusan walau ditentang oleh hati kecil Prita.
Kalau sudah begini dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menuruti keinginan Utari. Daripada tidak menikah sama sekali lebih baik mengalah dan pastikan akan menendang kedua istri Duryudana yang lainnya. Jangankan kedua istrinya itu Utari saja sudah masuk dalam hitungan Prita harus keluar dari rumah ini. Prita mau jadi ratu satu-satunya di rumah besar ini.
Duryudana menunduk tak mampu melakukan perlawanan. Duryudana kok merasa Utari sedang menghukumnya dengan menikahkan dia dengan kedua pembantu. Di dunia ini tak ada wanita rela berbagi ranjang dengan sesama wanita. Adapun tak ada yang tulus. Kadang diwarnai drama menyesak mata. Berantem perebut laki sampai masuk penjara.
Utari demikian tenang tak tunjukkan akan ngamuk walau terangan Duryudana telah berbuat curang. Hamil sebelum nikah sama saja berzina duluan.
"Aku akan panggil Hastina dan Yanti. Mereka belum tentu mau berbagi terong sama perempuan sampah. Kenapa aku bilang kamu sampah? Hanya sampah bersedia dikerubuti lalat menjijikan. Kita tak tahu seberapa banyak lalat sudah hinggap di atas sampah. Yang pasti bukan satu." Utari berkata pelan namun menusuk hati Prita. Sedemikian hinakah dia di mata Utari sampai dianggap limbah buangan.
Prita hanya melontarkan tatapan penuh kebencian ke arah Utari tetapi tidak berani membantah. Apa yang dikatakan Utari mengandung kebenaran karena dia telah berbuat zina dengan Duryudana sampai hamil. Apa yang bisa dibanggakan oleh seorang wanita pengganggu rumah tangga orang lain.
Duryudana ikut sakit hati wanita yang paling dia sayangi dihina tak punya harga. Sekarang dia butuh pengakuan Utari menikahkan mereka secara damai. Seberapa hina Prita harus bersabar sampai semua selesai. Kalau sudah sah jadi istri Duryudana barulah Prita akan kuasai seluruh area rumah dan aset gunakan anak sebagai perisai.
Prita harus bisa rampas semua harta Utari alihkan ke nama dia untuk kukuhnya posisi sebagai maharani. Sekarang cuma perlu bungkam sampai akad nikah selesai.
"Sayang...sekarang Prita adalah adik madumu. Jangan hina dia dong! Kita kan sudah janji akan bahagia bersama. Kasihan ibu hamil bila perasaan terluka." Duryudana harus hentikan mulut Utari keluar kan kalimat memojokkan Prita.
Utari makin benci Duryudana hanya memikirkan perasaan Prita. Apa laki ini tak sadar kalau dia lebih terluka oleh pengkhianatan ini. Di sini saja Duryudana sudah tak adil. Bagaimana ke depan?
"Adik? Di mataku dia tak lebih seorang pelacur murahan cati kesempatan. Ok...aku mau panggil ketua rt dan tetangga jadi saksi pernikahan kalian. Nikah di rumah ini saja. Minta penghulu datang ke sini."
Duryudana kaget Utari mau melaporkan pernikahan dia ke seluruh warga. Duryudana pasti akan jadi trending di kalangan tetangga menikahi 3 wanita sekaligus. Sungguh prestasi menakjubkan. Ntah akan jadi bahan cemoohan atau dapat pujian memiliki 4 istri dalam satu rumah.
"Tapi sayang...semua persiapan sudah ada di rumah Prita. Pesta juga akan diselenggarakan di sana."
Utari tidak kaget cuma sedih mengapa dia buta tak lihat watak asli laki yang dia kagumi sebagai imam terpuji. Berbohong mau bisnis nyatanya mau menikah.
"Kalian mau nikah tanpa restu atau hanya jadi piaraan yang tak bisa ditampilkan di umum. Selamanya mau jadi simpanan?" tanya Utari masih tenang walau dalam hati sudah berdarah.
"Tentu saja dengan restumu sayang. Prita tak perlu malu gandengan di depan umum karena dia juga istri sah. Tapi kita tetap laksanakan di rumah Prita ya. Hanya lokasi saja beda."
"Aku jijik dengan panggilan sayang darimu. Hentikan panggilan itu! Mas tega bohongi aku berbisnis. Masih punya hati tidak? Kalau tak mau diakui silahkan angkat kaki dari sini! Nikah di sana saja dan jangan pernah injak rumah ini lagi."
Duryudana terkesima melihat Utari keluar kan taring siap robek wajahnya sampai tak terbentuk. Semua perkataan Utari yang berkesan tulus hanyalah pemanis tutupi rasa sakit hatinya. Duryudana ngerti kalau Utari sakit hati dia bohongi. Itu sudah jadi resiko main belakang berselingkuh.
"Sayang..."
Utari hentikan panggilan Duryudana dengan naikkan telapak tangan di udara. Utari muak dengan panggilan paling menjijikan di dunia ini. Buku kuduk Utari merinding dipanggil sayang sementara laki itu bergebu mau menikahi wanita lain.
"Pergilah sebelum aku berubah pikiran!"
"Sa.. maksudku Tari...mas janji akan adil pada kalian berdua. Mas sangat mencintaimu tapi juga sayang pada Prita. Prita itu cinta pertama mas. Sekarang dia kesusahan maka mas mesti beri dia kehidupan layak. Pahami posisi mas. Mas tak bisa hidup tanpa kalian berdua."
"Tak bisa hidup? Kalau gitu mati saja. Keputusan aku tetap. Nikah di sini sekaligus dengan Hastina dan Yanti atau pergi dan jangan datang sini lagi." Utari tak mau mundur dengan rencana semula dia.
"Kamu ini bagaimana Tari? Prita sudah susah payah veri keturunan pada kita kok kamu hina terus. Kamu harus sadar kalau kamu itu mandul. Masih syukur Prita bisa hamil beri kita pewaris. Kau ngaca!" seru mertua Utari terusik oleh kekerasan sikap Utari tak mau mengalah. Beri ijin semua beres tanpa perlu libatkan banyak orang.
"Terserah mau omong apa! Kalau tak mau silahkan pergi nikah sana!" Utari tak mau berlarut dengan orang tak punya akal sehat. Tubuhnya sangat lelah butuh istirahat.
Sekarang bukan hanya tubuh lelah pikiran juga lelah. Masuk kamar menyegarkan tubuh lebih penting daripada dengar sejuta alasan bijin otak panas.
"Tari... aku harus bayar catering dan biaya lain. Beri aku uang dua milyar." seru Duryudana tak tahu malu karena Utari melenggang pergi tak open mereka lagi.
Utari menunda langkah memutar kepala lalu tersenyum manis, "Kamu yang nikah kenapa aku yang harus bayar? Kalau tak ada modal tak usah banyak istri. Hanya modal terong lusuh mau nafkahi banyak istri? Dasar tak punya otak." selesai berkata Utari lanjut melangkah masuk ke kamar.
Duryudana meremas rambut kesal pada sikap cuek Utari. Beri ijin tapi tak mau tahu semua biaya yang pasti tidak kecil. Istri macam apa itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Uthie
Duhhh.... emang bikin emosi jiwa.. tapi selalu seru kisah pengkhianatan laki gak tau diri kaya mereka 👍😏
2023-12-07
0
玫瑰
tuntut cerai saja sebab dah ada alasan kukuh..
kumbang bukan seekor... move on
2023-10-15
1
indy
wah ternyata Srikandi sudah punya anak kembar Nakuka Sadewa... semangat utari dan srikandi
2023-10-12
2