Dewi Madri dan Pandu setuju pada kalimat yang dikatakan oleh Srikandi. Selama cita-cita anak masih dalam batas positif mereka wajib mendukung. Pandu dan Dewi Madri sangat salut pada Srikandi telah membesarkan dua generasi keluarga Pandu Pandawa. Selanjutnya Nakula Sadewa akan jadi pewaris keluarga Pandawa.
"Sri..kami ucapkan terimakasih telah beri kami harta tak ternilai. Kami juga minta maaf atas perbuatan Arjuna." kata Dewi Madri tidak menutupi kesalahan anaknya yang telah menyakiti Srikandi dan sekarang bertambah korbannya adalah kedua anaknya. Kasihan kali kedua anak itu tidak mengenal bapak kandungnya. Arjuna juga tidak mengetahui kalau dia memiliki sepasang anak tapi itu adalah hukuman buat orang yang berbuat salah.
"Saya tak bisa mengingkari kalau keduanya adalah keturunan dari Pandawa. Tapi saya tak mau kedua anak ku terluka oleh perbuatan ayah mereka. Biarlah mereka tumbuh besar tanpa perlu mengenal siapa ayah biologis mereka!" kata Srikandi dengan tegas tak mau menerima kehadiran Arjuna di kehidupan kedua anaknya. Srikandi melarang Arimbi mengatakan keberadaan kedua anak itu.
Pandu mengangguk-angguk merasakan apa yang dirasakan oleh Srikandi. Walau dalam hati menolak permintaan Srikandi namun mereka tak bisa memaksa Srikandi mengingat dosa Arjuna. Untuk sementara ini Pandu tidak ingin mengacaukan pertemuan mereka. Biarlah berjalan apa adanya sampai waktu yang menentukan bagaimana kisah ke depan.
Arimbi dengan telah kembali bersama kedua bocah yang telah berpakaian rapi. Keduanya memakai pakaian yang sama persis kaos bergambar boneka dan celana untung terbuat dari kain tebal. Wajah keduanya sama persis membuat orang menjadi gemas ingin mencubit pipi yang tembem itu. Srikandi memang pandai mengurus anak-anaknya sampai demikian sehat.
"Ok...kita siap opa oma...berangkat kita?" koar Arimbi tak sabar ingin mengenal kan kota kepada kedua keponakannya.
Pandu dan Dewi Madri tersenyum senang membayangkan setiap moment indah bersama cucu-cucu mereka. Sekarang mereka tidak perlu rendah hati lagi bila bertemu dengan kenalan. Mereka juga bisa membanggakan cucu-cucu mereka yang sangat tampan.
Nakula Sadewa berebut mencium tangan Srikandi untuk pamitan jalan-jalan dengan kakek dan nenek mereka. Kedua anak itu tampak sangat gembira bisa berpergian setelah dikurung seminggu lebih. Sebijak apapun keduanya tetaplah masih anak-anak yang menginginkan kebebasan untuk merasakan permainan seumuran mereka.
"Hati-hati ya sayang..tak boleh nakal! Harus patuh pada opa oma dan onty. Tak boleh sembarangan minta belanjaan."' Srikandi ingatkan kedua anaknya untuk tetap menjadi anak manis.
"Yes mami... Daaa..love you!" Sadewa melambai sebelum dipegang oleh Pandu.
Nakula hanya ikut tanpa berpikir lagak berlebihan seperti Sadewa. Nakula lebih cool dan tenang. Hanya selisih beberapa namun Nakula tampak jauh lebih dewasa dari Sadewa. Sadewa kadang suka konyol bikin orang tergelak.
Suara deru kendaraan meninggalkan rumah kontrakan Srikandi. Tinggallah Srikandi dilanda kesepian berat karena rumah mendadak menjadi sunyi. Apakah akan demikian seterusnya setelah kedua anaknya bertemu dengan keluarga kandungnya? Srikandi yakin kalau Pandu dan Dewi Madri akan sering datang mengunjungi kedua anaknya. Dia harus rela berbagi anak dengan Dewi Madri karena mereka juga cucu dari wanita itu.
Srikandi tidak mampir biarkan dirinya terbengong oleh kesepian mencoba mencari teman untuk menemaninya pergi ke undangan. Orang yang terlintas di pikiran Srikandi adalah Utari yang juga seorang dokter. Srikandi akan meminta Utari menemaninya memenuhi undangan dari pihak rumah sakit. Srikandi merasa tidak pede harus berjalan sendirian di antara tamu-tamu lain.
Untunglah Srikandi sudah meminta nomor kontak telepon Utari. Jalan paling utama adalah menghubungi temannya itu.
Tak butuh waktu lama hubungan telah tersambung.
"Halo.. assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam...tumben telepon? Rindu ya?"
"Kayaknya iya...kamu di mana?"
"Ini beres mau turun piket. Kamu di mana?"
"Bisa ke mana lagi kalau bukan di rumah kontrakan. Aku mau tanya apa kamu juga diundang untuk menghadiri undangan pesta dari pihak rumah sakit?"
"Yaelah nona... kami ini hanya dokter umum yang piket di IGD. Kami belum mendapat kehormatan sebesar itu untuk menghadiri pesta para dokter kelas atas."
"Kamu ini... ngomong nggak pakai saringan! Mana mungkin kalian tak dihargai. Tanpa kalian siapa yang akan menjaga ruang IGD. Aku mau ajak kamu temani aku ke undangan. Aku belum bisa berjalan sendirian di tempat yang pasti akan menampakkan klise menyakitkan."
Utari mengerti apa maksud perkataan Srikandi. Apalagi kalau bukan bertemu dengan Arjuna dan Kunti yang pasti datang karena Arjuna adalah direktur utama.
"Baiklah! Aku jemput kamu untuk dipermak di salon dan tampil mewah untuk tutup aura jelek sampah limbah. Share lokasi aku segera jemput kamu." Utari bersemangat mau lihat Srikandi tampil lebih wah dari Kunti yang pasti hadir. Kunti kan ibarat lem setan lengket pada Arjuna erat sekali.
"Terimakasih sayang...kutunggu kamu!" Srikandi pasrah saja karena Utari lebih lihay hadapi situasi begini. Utari wanita tegar sanggup berbuat seolah tak ada apa-apa walau telah dikhianati.
Utari datang ke tempat Srikandi begitu lepas piket. Wanita ini menggeleng melihat rumah kontrakan Srikandi yang seupil. Dokter sekelas Srikandi tinggal di rumah sederhana hanya bikin malu nama rumah sakit tempat dia kerja. Rumah sakit sebesar itu tak sediakan fasilitas bagus untuk dokter yang mereka undang. Sungguh keterlaluan.
Srikandi bergegas keluar sambut Utari yang datang dengan mobil super mewah. Siapa sangka dokter umum punya kenderaan melebihi dokter spesialis. Yang punya gelar lebih mumpuni hanya bisa tampil dengan mobil milik umum yang mesti dibayar bila mau numpang.
Utari menurunkan kaca mobil menunggu temannya sampai di pintu mobil sebelah lagi. Srikandi berjalan anggun selangkah demi selangkah dengan sepatu high heels. Srikandi mau tampil anggun di acara ini bukan niat mau goda Arjuna. Srikandi hanya memperlihatkan kalau dia telah move on dari lelaki itu.
"Hai dokter cantik...ayo masuk! Supir pribadi anda siap melayani." gurau Utari menutupi kegalauan hatinya yang juga sedang terluka oleh Duryudana.
Srikandi tertawa kecil membuka pintu memasukkan tubuh ke mobil mewah Utari. Srikandi tak habis iri pada nasib Utari yang jauh lebih baik daripada dirinya. Utari memiliki segalanya walaupun dikhianati oleh suami maksudnya mantan suami.Nasib Utari jauh lebih baik daripada Srikandi.
"Wah...kau hebat! Punya mobil semewah ini. Gajiku sepuluh tahun belum tentu mampu beli." Srikandi menyentuh dashboard mobil yang tampak bersih kinclong. Ada beberapa hiasan boneka kucing tertidur di dashboard menambah semarak mobilnya.
"Kau pikir ini dari gajiku? Ini dari warisan papaku. Kau tahu berapa gaji dokter umum. Ok... Sekarang kita pergi ke butik untuk mencari pakaian. Kamu jangan bilang kau akan pergi dengan pakaian di badanmu!"
Srikandi menundukkan kepala melihat pakaian yang dikenakannya. Lumayan bagus walaupun tampak sangat sederhana. Sehari-hari Srikandi memang tampil sederhana Karena pekerjaannya. Seindah apapun pakaiannya tetap tertutup oleh snelli warna putih yang harus dia kenakan setiap hari. Di rumah dia hanya pakai baju rumahan karena hanya bersama anak-anak.
"Apa ini tak cukup?"
"Ya ampun Bu dokter... kalau mau jadi pusat perhatian kamu harus memiliki sesuatu yang bisa menggetarkan hati orang memandangmu. Termasuk mengacaukan pikiran Arjuna."
Srikandi mengendus tak senang karena Utari menghadirkan nama yang paling dia ingin lupakan. Srikandi menghadiri pesta undangan bukalah untuk memamerkan diri di hadapan Arjuna. Dia datang murni demi menghormati rumah sakit yang mengontraknya.
"Aku datang bukan untuk dia jadi tak perlu memancing perhatiannya. Dia bukanlah siapa-siapa dan selamanya tak akan menjadi apa-apa di dalam hidupku."
Utari senang dengan keteguhan Srikandi tidak terpaku pada masa lalu. Wanita ini segera menghidupkan kendaraan melaju menuju ke tempat yang ingin dia tuju. Apapun cerita Utari tetap ingin membuat Srikandi menjadi primadona malam ini. Syukur-syukur kalau jumpa dengan Kunti yang selalu merasa dirinya adalah wanita tercantik seluruh dunia. Utari bukannya cemburu kepada Kunti melainkan jengkel kepada tingkah wanita yang selalu merasa paling hebat di rumah sakit karena dekat dengan Arjuna.
Selera Utari memang luar biasa karena telah menyulap Srikandi menjadi seorang Maharani tercantik malam ini. Utari mendandani Srikandi dengan sapuan make up tidak terlalu menor dan satu stel busana pesta warna hitam pekat untuk menarik setiap lirikan mata orang. Utari yang mengetahui selera Srikandi tidak terlalu glamor memilih satu stel gaun dengan kerah shanghai berlengan panjang. Pakaiannya memang agak ketat mencetak keindahan tubuh Srikandi dengan lekukan gitar Spanyol. Srikandi tak perlu menampilkan pakaian seksi untuk menjadi pusat perhatian. Bahasa tubuh Srikandi sudah cukup membuat orang terpana karena terbentuk sempurna.
Utari sendiri memilih satu stel gaun berwarna abu tua untuk mengalah pada pamor si hitam. Utari memilih tidak menonjolkan diri agar Srikandi bisa tampil lebih cantik mengunci setiap tatapan mata lelaki. rambut Srikandi digulung ke atas membentuk konde kecil sedangkan Utari memilih menguraikan rambut. Keduanya memiliki pesona sendiri dengan kecantikan yang berbeda.
Kini keduanya telah siap tampil untuk mengguncang acara pesta. Utari memang tak diundang bukan berarti tak boleh datang. Setiap pegawai rumah sakit boleh datang asal tidak terikat oleh jadwal kerja. Beruntung Utari telah lepas piket maka dia leluasa datang hadiri pesta temani Srikandi.
Acara pesta sederhana ini dilangsungkan di salah satu hotel yang mewah. Semula Srikandi merasa agak ragu untuk masuk namun genggaman tangan Utari memberinya semangat untuk melawan kenangan masa lalu. Saatnya Srikandi mengajar diri sendiri untuk tampil lebih berani menghadapi orang-orang yang pernah mengkhianatinya.
Pesta sudah berlangsung cukup meriah suatu kedua wanita yang pernah merasakan pahitnya dikhianati melangkah masuk ke ruang pesta. begitu Keduanya masuk dengan aura kelabu langsung mengundang tatapan mata puluhan orang. pakaian mereka boleh dikatakan agak suram tetapi pancaran sinar wajah mereka membuat orang takjub. Keduanya sama cantik memiliki pesona tersendiri.
Srikandi mengangkat kepala mengumbar senyum melewati beberapa orang yang menatapnya penuh kekaguman. Cukup banyak para tamu yang tak dikenal oleh Srikandi maka Srikandi hanya menunjukkan kesopanan dengan mengumbar senyum. Mata Srikandi mencari sosok yang dia kenal agar tidak terlihat canggung berada diantara orang asing. Srikandi tentu saja ingin mencari dokter Alam dan dokter Baladewa. Mereka berdua ada rekan yang datang bersama dengan Srikandi.
Srikandi tak tahu ada dua pasang mata menatapnya dengan pandangan berbeda. Satu dipenuhi dengan tatapan penuh kerinduan dan terpesona melihat kehadiran wanita yang pernah merajai hatinya. Satunya lagi dipenuhi oleh tatapan penuh kedengkian dan kebencian melihat kehadiran orang yang akan menjadi saingannya. Namun semua itu tidak akan mempengaruhi emosi Srikandi yang telah dia tutup rapat agar tidak meledak di tempat terbuka ini.
"Selamat malam dokter cantik..." sapa Baladewa begitu melihat kehadiran Srikandi yang begitu mempesona. Baladewa mengulurkan tangan menyambut Srikandi dan mencium telapak tangan wanita itu dengan sopannya.
"Malam pak Baladewa... Anda juga sangat ganteng. Dan ini perkenalkan teman terbaik aku dokter Utari." Srikandi memperkenalkan Utari kepada dokter Baladewa.
Pandangan mata Baladewa berpindah ke Utari yang mengangguk dan memberi senyum manis. Baladewa segera mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan dokter yang cantik itu juga.
"Senang kenalan dokter Utari..."
"Terimakasih...aku menjadi kerdil di antara dokter spesialis. Aku hanya dokter umum." Utari merendahkan diri.
Baladewa tertawa tidak memasalahkan siapa Utari. Penting mereka bisa berteman dengan baik karena mengabdi di rumah sakit yang sama. Dokter apapun memiliki posisi di bidang masing-masing. Bagi Baladewa bukan status dokter itu mah melainkan bagaimana dokter itu mengabdi pada pasien.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
玫瑰
Pasti Arjuna dan Kuntilanak itu tidak hanya diam memerhati...
2023-10-18
1
indy
kapan srikandi ketemu arjuna
2023-10-17
1