Pulang

Srikandi tahu diri dia hanya masa lalu Arjuna. Mau gimana tetap saja tak mungkin memutar waktu kembali seperti dulu. Terima saja apa yang ada.

"Kakak tak larang kamu mengatakan kedua keponakanmu pada kedua orang tuamu dengan catatan abangmu tak boleh tahu tentang mereka. Kau bisa tepat janji?"

Arimbi agak bimbang mengingat sifat heboh mamanya. Mulutnya ceplas-ceplos bak petasan baru keluar dari pabrik. Meletus dengan suara kencang.

"Mungkin aku akan bicara dengan papa tapi tidak dengan mama. Takutnya dia sekak Kuntilanak sampai tak bisa bercicit. Mau menjerit di tengah malam tak ada suara. Kakak tahu mama sangat benci pada wanita setan itu. Apa lagi tahu punya cucu darimu. Tamat riwayat perempuan itu."

Srikandi juga memikirkan hal itu karena mantan mertua perempuannya memang orangnya ceplas-ceplos. Beda dengan mertua lelaki yang tenang menghanyutkan.

"Terserah kamu lah. Oya...kamu harus pulang sebelum magrib. Aku ada acara malam ini."

Arimbi menyempitkan mata mendakwa Srikandi dengan tuduhan tak setia. Baru datang beberapa hari sudah ada acara. Dengan siapa dia akan berkencan?

"Blind date?"

"Date apaan? Undangan makan malam dari rumah sakit. Ke mana pikiranmu?"

"Sori...pikir baru datang mau selingkuh dariku. Aku akan on time...titip keponakan aku ya. Jangan dimarahi lho!"

"Kalau kau takut keponakan kamu lecet ya bawa saja." Srikandi kesal Arimbi takut dia akan menghukum kedua anak itu.

Srikandi bukan orang gila yang menghukum anak tanpa sebab. Kalau keduanya tidak nakal tak mungkin Srikandi menarik urat emosi. Kadang kedua anak itu suka membandel tak bisa dilarang. Keduanya tahu mereka mempunyai baking yang sangat kuat. Arimbi terlalu memanjakan mereka membuat keduanya menjadi sedikit manja.

"Nanti pasti akan kubawa kabur. Sekarang aku bersabar dulu sampai Papa sudah mengetahui keberadaan cucunya. Aku yakin papa akan membawa kabur kedua anak kamu meninggalkan kamu sendirian." Arimbi melelet lidah merasa menang atas Srikandi.

Srikandi menggeleng kepala melihat kelakuan adik iparnya itu. Sudah berumur 25 tahun tetapi tingkah tak ubah dengan Nakula dan Sadewa. Masih saja kekanakan.

"Dasar kamu ini...cepat balik! Tutup pintunya." Srikandi melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Arimbi yang tersenyum puas. Arimbi cukup senang Srikandi bersedia membagi kedua anaknya kepada orang tuanya. Dengan kata lain Srikandi bersedia memperkenalkan kedua anaknya kepada kedua orang tuanya. Selanjutnya mereka tidak perlu main kucing-kucingan lagi menyembunyikan kedua bocah ini.

Arimbi menarik pintu meninggalkan rumah kontrakan Srikandi dengan hati lapang. Arimbi tidak perlu takut kembali ke rumahnya lagi karena telah membawa hadiah terindah buat kedua orang tuanya. Kedua bocah ini telah dinanti-nantikan oleh kedua orang tuanya yang telah menginginkan kehadiran cucu. Kedua orang tua Arimbi sering mendesak Arjuna agar segera menikah lagi agar mendapat keturunan tetapi bukan dengan Kunti.

Sampai mati pun Dewi Madri tidak mengijinkan Arjuna menikahi Kunti. Dewi Madri menganggap Kunti manusia tidak memiliki moral karena mengganggu rumah tangga orang lain. Maka itu hubungan Arjuna dan Kunti tidak pernah melangkah ke jenjang lebih tinggi selain hanya bersama-sama menghitung hari.

Arimbi telah tiba di depan gerbang rumahnya. Mata gadis ini agak panas melihat rumahnya tidak banyak perubahan selain catnya telah diganti dengan warna lebih cerah. Bergulung-gulung rasa rindu bergejolak di dalam batin Arimbi ingin segera memeluk kedua orang tuanya. Gara-gara seorang perempuan Arimbi telah kehilangan segalanya termasuk sang pacar. Namun Arimbi tidak menyesal tinggal bersama Srikandi membesarkan kedua bocah nakal itu. Arimbi dengan sukarela menjaga kedua keponakannya tanpa mengharap pamrih.

Setelah menata hati Arimbi membunyikan klakson motor mengundang perhatian satpam. Beberapa kali Arimbi ***** barulah pintu gerbang kecil dibuka menyembulkan seorang lelaki bertubuh tegap. Arimbi kurang kenal orang itu. Orang itu juga tak kenal sama Arimbi maka keduanya saling memandang penuh kecurigaan.

"Cari siapa nona?" suaranya keren sangat jantan. Cocok menjabat sebagai satpam.

"Aku cari yang tak ada. Misalnya tulang nyamuk, bayangan matahari. Ada?" sahut Arimbi bikin satpam melongo mengira kedatangan gadis gila.

Penampilan Arimbi tidak seperti orang gila namun mulutnya mengeluarkan kata-kata tak masuk di akal. Di mana dia harus mencari tulang nyamuk dan bayangan matahari di dalam rumah. Itu sama saja memberi kesulitan buat dia.

"Nona ODGJ?" satpam itu bertanya dengan lugu.

Arimbi tak bisa menahan tawa melihat keluguan satpam itu. Sejak kapan nyamuk mempunyai tulang dan matahari mempunyai bayangan. Hanya orang kurang waras akan cari benda itu. Kalau satpam ikut memikirkan barang itu artinya sama stress dengan dia.

"Sudah pensiun dari ODGJ. Aku sudah waras. Berhubung sudah waras apa aku boleh jumpa pak Pandu atau ibu Dewi Madri?" Arimbi berdiri tegak biar tampak lebih keren.

"Ooo mau jumpa ibu dan bapak? Bilang dong dari tadi. Sudah ada janji?"

"Sudah... bilang saja tuan putri Arimbi sudah datang."

"Nona Arimbi? Ya Tuhan... ayo silahkan masuk! Nyonya sudah menunggu dari tadi. Katanya nona Arimbi baru pulang dari Amerika. Maaf tak tahu nona Arimbi!" satpam itu membungkukkan badan merasa malu telah menahan langkah gadis ini padahal dia adalah Putri tuan rumah.

"Santai saja pak .. aku sudah lama tidak pernah pulang maka wajar bapak tidak mengenal aku. Tolong masukkan motor aku ya! Aku ke dalam dulu." Arimbi melempar kunci motor pasa satpam lantas melenggang masuk dengan santai.

Satpam itu bersyukur mempunyai majikan Putri yang lucu dan baik. Coba kalau majikannya arogan maka dia sudah pasti kena semprot gara-gara tidak mengenali wajah Putri majikan.

Arimbi mengetuk pintu walaupun tahu pintu itu sudah terbuka sedikit seakan telah mengetahui kehadirannya. Perlahan Arimbi mendorong pintu memasukkan kepala duluan untuk mengintip bagaimana situasi di dalam rumah. Ruang tamu terang benderang karena hampir seluruh bola lampu dihidupkan. Kebiasaan mamanya yang selalu menginginkan suasana cerah masih belum tergantikan. Dewi Madri tidak suka suasana di dalam rumah didominasi oleh kekelaman.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." sapaan Arimbi mendapat jawaban dari dalam walaupun belum nampak seseorang yang menjawab.

Arimbi tidak sungkan lagi menyeret langkah masuk ke dalam karena tahu orang yang menjawab itu adalah mamanya. Mamanya itu pasti sedang duduk di ruang tamu menjaga televisi agar jangan lari. Pagi dan siang selalu memelototi barang elektronik itu seakan takut barang itu lari keluar dari rumah.

Bukan televisi yang dijaga melainkan tayangan-tayangan di dalam televisi berupa sinetron-sinetron kesayangannya. Kebiasaan mamanya tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Arimbi sudah sangat hafal kebiasaan mamanya menghabiskan waktu di depan televisi.

Arimbi berjalan sampai ke ruang tamu lalu menghentikan langkah menatap lekat-lekat wanita yang pura-pura tidak melihatnya. Arimbi tahu mamanya sengaja tidak mau menatap wajahnya karena kesal Arimbi jarang pulang. Sudah pulang ke tanah air pun tidak pernah datang mengunjungi.

"Masih ingat rumah? tanya Dewi Madri tanpa melihat wajah orang ditanya.

Arimbi tahu mamanya sedang kesal kepadanya maka segera berjongkok di depan mamanya sampai memegangi lutut wanita itu. Apalagi kalau bukan memohon maaf dari wanita yang telah melahirkannya itu.

Dewi Madri membuang pandangan ke atas langit-langit rumah masih tak mau menatap wajah anaknya itu. Dewi Madri masih kesal dengan tingkah Arimbi yang mengabaikan mereka berdua si orang tua.

"Maafkan Bim ma...Bim tahu Bim bukan anak berbakti!" Arimbi menciumi kedua lutut mamanya bergantian memohon pengampunan dari wanita itu.

"Sudah berapa kamu pulang?"

"Sepuluh hari.. sudah kubawa pulang Srikandi."

Mata mama Arimbi bersinar terang dengar nama menantu kesayangan yang kabur karena suami selingkuh. Dewi Madri sangat sayang pada Srikandi namun dia harus rela melepaskan Srikandi karena kesalahan Arjuna.

"Dia ikut ke sini?"

"Tidak..dia ada acara nanti malam. Bukan kah pihak papa mengundang dia makan malam?"

"Oiya mama lupa...gimana kabar kakakmu itu? Apakah dia sehat?" tanya Dewi Madri semangat melupakan amarah pada Arimbi. Nama Srikandi seperti magnet mampu menarik perhatian orang.

"Alhamdulillah sehat... papa mana? Bukankah mama bilang dia ada di rumah?"

"Papa ada di ruang kerja. Kau tak boleh pergi lagi nak! Papa dan mama sudah tua menginginkan kalian berada di sisi kami. Siapa tahu umur kami pendek tidak dapat berkumpul lebih lama lagi dengan kalian."

"Huuusss omong apa itu? Kalian harus umur panjang karena ada yang harus kalian jaga." Arimbi pindah duduk di samping mamanya pingin memeluk wanita itu.

Arimbi sudah sangat kangen dengan bau badan mamanya yang selalu menenangkan pikiran itu. Dari kecil Arimbi sangat suka memeluk mamanya karena memancarkan hasil wewangian lembut bisa mendinginkan kepala.

"Kamu omong apa? Kalian sudah segede gini masih harus dijaga? Belum cukup kamu beri rasa lelah pada mama?" Dewi Madri mencolek jidat Arimbi makin gemas pada putri satu-satunya.

"Aduh nyonya Pandu.. nanti nyonya akan tahu apa maksud ku. Aku pergi cari papa dulu. Kangen pada rambut putih papa." Arimbi mengecup pipi mamanya barulah berjingkat meninggalkan wanita itu mencari Pandu sang papa.

Arimbi sudah tidak sabar ingin mengatakan kepada papanya kalau dia sudah memiliki sepasang cucu yang ganteng. Tentu saja setelah mendapat izin dari Srikandi membuka rahasia ini. Mereka telah menyimpan rahasia ini selama 8 tahun. Sangat tidak adil buat Pak Pandu dan Dewi Madri tidak mengetahui memiliki sepasang cucu yang sangat pintar.

Arimbi akan mulai dari Pandu karena papanya itu lebih tenang menerima semua laporan. Arimbi tidak bisa membayangkan apa yang terjadi kalau Dewi Madri mengetahui mempunyai dua cucu kembar dari Srikandi. Takutnya wanita itu akan segera pergi mencari Srikandi dan merebut kedua cucunya.

Arimbi mengetuk pintu ruang kerja bapaknya walaupun tidak tertutup. ketukan tangan Arimbi membuat Pandu mengangkat kepala. Pandu tetap duduk di tempat hanya melambai meminta Arimbi masuk ke dalam. sikapnya sangat tenang tidak memarahi maupun mengeluarkan kalimat tak sedap seperti Dewi Madri.

"Pa.." Arimbi berlari mendekati papanya lalu memeluk leher lelaki itu dari belakang. Arimbi melampiaskan rasa rindunya dengan mengecup pun kepala papanya.

Terpopuler

Comments

Cahaya Ibrahim

Cahaya Ibrahim

Arimbi udah dapat tulang nyamuknya.😍

2023-10-16

1

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

next

2023-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kenalan
2 Kawan Sehati
3 Tutor Idaman
4 Lawan Si Culas
5 Bermula Kisah
6 Restu Beracun
7 Klop
8 Sinetron Rumahan
9 Terbongkar
10 Diusir
11 Otak Udang
12 Cucu Rahasia
13 Pulang
14 Pengakuan
15 Mencari Pewaris
16 Jumpa Cucu
17 Kenalan
18 Pesta
19 Ketemu Batu
20 Insiden
21 Semakin Kacau
22 Mantan Tak Indah
23 Pecat Kunti
24 TAK SEINDAH BAYANGAN
25 PENGAKUAN
26 Kunti Minta Maaf
27 JADI RELAWAN
28 Kena Skorsing
29 Si KEMBAR JAHIL
30 Jumpa Papi
31 Praduga
32 Test DNA
33 Curiga
34 Mengejar Cinta
35 Tak Tik
36 Teman Baru
37 Tersingkir
38 Pelukan
39 Anak Lucu
40 Dokter Anak Tiri
41 Buka Praktek
42 KESABARAN YUDISTIRA
43 Srikandi Dokter Idaman
44 Result DNA
45 Kunti Stress
46 Nakula Drop
47 Tamparan Menyegarkan
48 Draft
49 Dibuang
50 Kunti Berulah
51 Tuntutan
52 Janji Safitri
53 Kunti Kena Batu
54 Ketegasan Arjuna
55 Nakula
56 Ngobrol
57 Berdamai
58 Si Muka Licik
59 Tak ada Damai
60 Cari Kesempatan
61 Terbongkar Rahasia
62 Ketulusan Pembaca
63 Terbongkar
64 Wanita Pujaan
65 Interogasi
66 Siapa Penjaga
67 Pencuri Tidur
68 Derita Safitri
69 Jumpa Lagi
70 Karma
71 Sapu Kunti
72 Runtuhnya Kunti
73 Dosa Turunan
74 Penyesalan
75 Senjata Makan Tuan
76 Insaf
77 Mulai Bekerja
78 Bisma
79 Cerita Di Kantin
80 Jemputan
81 Undangan
82 Berteduh
83 Pengakuan
84 Pengumuman
85 Draft
86 Tuntutan
87 Ayok Nikah
88 Restu Keluarga
89 Nikah Kilat
90 Cerita Keluarga
91 Mengejar Cinta
92 Rencana Kunti
93 Kisah Panjang
94 Pulang
95 Peran Arjuna
96 Pencerahan
97 Rencana Matang
98 Super Papi
99 Terpancing
100 Double Kekacauan
101 Saling curhat
102 Cobaan
103 Perang Dingin
104 Tiada Kata Maaf
105 Adu Mulut
106 Siasat Arjuna
107 Anak Bapak
108 Hajat Bima
109 Keluarga Bahagia
110 Satu Keluarga
111 Asah Otak
112 Bencana
113 Nikmat Keluarga
114 Jasa Arjuna
115 Arjuna Victory
116 Menyerah
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Awal Kenalan
2
Kawan Sehati
3
Tutor Idaman
4
Lawan Si Culas
5
Bermula Kisah
6
Restu Beracun
7
Klop
8
Sinetron Rumahan
9
Terbongkar
10
Diusir
11
Otak Udang
12
Cucu Rahasia
13
Pulang
14
Pengakuan
15
Mencari Pewaris
16
Jumpa Cucu
17
Kenalan
18
Pesta
19
Ketemu Batu
20
Insiden
21
Semakin Kacau
22
Mantan Tak Indah
23
Pecat Kunti
24
TAK SEINDAH BAYANGAN
25
PENGAKUAN
26
Kunti Minta Maaf
27
JADI RELAWAN
28
Kena Skorsing
29
Si KEMBAR JAHIL
30
Jumpa Papi
31
Praduga
32
Test DNA
33
Curiga
34
Mengejar Cinta
35
Tak Tik
36
Teman Baru
37
Tersingkir
38
Pelukan
39
Anak Lucu
40
Dokter Anak Tiri
41
Buka Praktek
42
KESABARAN YUDISTIRA
43
Srikandi Dokter Idaman
44
Result DNA
45
Kunti Stress
46
Nakula Drop
47
Tamparan Menyegarkan
48
Draft
49
Dibuang
50
Kunti Berulah
51
Tuntutan
52
Janji Safitri
53
Kunti Kena Batu
54
Ketegasan Arjuna
55
Nakula
56
Ngobrol
57
Berdamai
58
Si Muka Licik
59
Tak ada Damai
60
Cari Kesempatan
61
Terbongkar Rahasia
62
Ketulusan Pembaca
63
Terbongkar
64
Wanita Pujaan
65
Interogasi
66
Siapa Penjaga
67
Pencuri Tidur
68
Derita Safitri
69
Jumpa Lagi
70
Karma
71
Sapu Kunti
72
Runtuhnya Kunti
73
Dosa Turunan
74
Penyesalan
75
Senjata Makan Tuan
76
Insaf
77
Mulai Bekerja
78
Bisma
79
Cerita Di Kantin
80
Jemputan
81
Undangan
82
Berteduh
83
Pengakuan
84
Pengumuman
85
Draft
86
Tuntutan
87
Ayok Nikah
88
Restu Keluarga
89
Nikah Kilat
90
Cerita Keluarga
91
Mengejar Cinta
92
Rencana Kunti
93
Kisah Panjang
94
Pulang
95
Peran Arjuna
96
Pencerahan
97
Rencana Matang
98
Super Papi
99
Terpancing
100
Double Kekacauan
101
Saling curhat
102
Cobaan
103
Perang Dingin
104
Tiada Kata Maaf
105
Adu Mulut
106
Siasat Arjuna
107
Anak Bapak
108
Hajat Bima
109
Keluarga Bahagia
110
Satu Keluarga
111
Asah Otak
112
Bencana
113
Nikmat Keluarga
114
Jasa Arjuna
115
Arjuna Victory
116
Menyerah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!