Insiden

Utari sangat bersyukur Kunti telah kena batunya. Si anak hilang yang dimaksud oleh Kunti tentu Srikandi. Dokter Baladewa menganggap Kunti hina dia diibaratkan anak tak berguna dibuang ke sini. Utari sangat senang dengan salah paham ini. Ini akan memperburuk nama Kunti di lingkungan rumah sakit. Kunti terkenal sebagai dokter yang selalu angkuh dan sombong dengan koneksi sebagai tunangan dari direktur utama Rumah sakit yaitu Arjuna. Kini Utari mau lihat sampai di mana kesombongan Kunti bila kena damprat dari seluruh dokter senior dan dewan direksi rumah sakit.

Baladewa dengan muka masam meletakkan makanan dan meninggalkan tempat duduk menuju keluar. Suasana makin tak menentu tatkala Baladewa balik lagi menarik tangan Srikandi untuk ikut keluar mau boikot pesta ini. Srikandi tak punya daya selain ikut ke mana langkah Baladewa. Utari tercengang melihat keadaan makin kacau. Kiamat kecil sudah diciptakan oleh Kunti. Utari tidak bisa membayangkan akibat dari kesombongan Kunti telah menyebabkan kemarahan dari dokter kontrak internasional.

Arjuna yang masih segan mendekati Srikandi melihat dari jauh adegan demi adegan yang dilakukan oleh Kunti. Arjuna sudah menyadari kalau Kunti akan mempersulit Srikandi namun Arjuna tak berani mendekati mantan istrinya itu takut terjadi kesalahpahaman lebih besar. Arjuna merasa ada yang tidak beres karena nampak dokter Baladewa menarik tangan Srikandi meninggalkan lokasi pesta. Arjuna segera mengejar mendekati Utari dan Kunti yang masih terpaku melihat kepergian Srikandi dan Baladewa.

"Ada apa ini?" tegur Arjuna sang dewa Zeus abad kekinian. Mata Arjuna menatap tajam ke arah Kunti yang menunduk tak berani menatap mata lelaki itu.

"Dokter Kunti telah mengusir dokter Baladewa dan dokter Srikandi. Dokter menganggap kedua dokter itu tidak kompeten bertugas di rumah sakit miliknya. Ya...keduanya akan kirim surat ke rumah sakit asal mereka untuk mengundurkan diri." Utari berkata santai sengaja provokasi agar ceritanya makin seru. Tambah sedikit garam dan bumbu rasanya pasti lebih gurih. Utari sudah tidak sabar melihat keruntuhan Kunti yang selalu menyombongkan diri sebagai dokter kesayangan Arjuna.

"Ya Tuhan... apa yang kamu lakukan? Kau tahu begitu banyak Rumah sakit memohon untuk mengontrak mereka. Kita sudah lama sekali meminta mereka untuk datang ke rumah sakit kita dan kamu seenaknya mengusir mereka. Kau pikir kamu setara dengan mereka? Mereka itu dokter yang sudah memiliki jam terbang sangat tinggi." Arjuna tidak segan memarahi Kunti di depan Utari.

Betapa puasnya Utari mendengar ucapan demi ucapan keluar dari bibir Arjuna. Ternyata apa yang dikatakan oleh Kunti selama ini tidak terbukti. Arjuna sama sekali tidak menggubris perasaan Kunti walaupun di depan umum.

"Aku tak bermaksud mengusir mereka. Aku hanya bilang akan membantu mereka memperpanjang kontrak bila kontrak mereka diputuskan kelak. Itu saja. Mereka saja yang sensitif sok penting. Mas Juna tidak usah susah hati aku akan mencari dokter yang lebih hebat dari mereka berdua. Papa aku pasti mempunyai koneksi untuk mendatangkan dokter lebih lihai dari mereka." Kunti masih mempertahankan ego tingginya tanpa memperdulikan nasib Rumah sakit mereka.

"Kamu benar-benar tak tahu apa-apa. Kamu tahu salah satu diantara mereka bertiga adalah wakil dari JCI. Mereka yang akan menilai kinerja Rumah sakit kita untuk menjadi Rumah sakit bertaraf internasional. Kamu ini bodoh atau pura-pura tolol. Sekarang kamu ikut aku dan meminta maaf kepada mereka." Arjuna segera pergi keluar mencari dua sosok yang barusan meninggalkan lokasi pesta.

Utari memberi hadiah senyum sinis kepada Kunti. Selama ini Kunti gembar gembor kalau Arjuna cinta mati tak pernah sakiti dia hanyalah isapan jempol. Kini Utari lihat dengan mata kepala sendiri Arjuna mengatakan Kunti bodoh dan tolol. Tak ada tanda kalau Arjuna punya perasaan lebih pada Kunti. Mungkin Kunti kelewat tinggi daya halusinasi maka selalu anggap dia adalah tunangan kesayangan Arjuna.

"Cuma segitu cinta Arjuna pada Kunti? Betapa sakit hatiku disebut perempuan bodoh binti tolol. Kalau aku jadi kamu lebih baik bunuh diri terjun dari lantai atas. Sebelum jatuh masih sempat merenungi kebodohan sendiri. Setelah itu baru remuk. Ok..dokter bodoh!" Utari melambai ikut ke mana langkah Baladewa dan Srikandi.

Kunti merasa dadanya sesak kena ejekan Utari. Wanita ini mengepal tinju ingin lepaskan ke wajah Utari namun sayang wanita itu sudah duluan meninggalkannya. Tinggallah Kunti merenungi kesalahannya bertindak terlalu gegabah ini menjatuhkan Srikandi. Ternyata dia sendiri yang terpeleset jatuh sampai babak belur.

Kunti tidak dapat membayangkan betapa malunya dia bila harus meminta maaf kepada Srikandi. Dia yang lebih tua mengapa harus minta maaf kepada Srikandi yang jauh lebih muda. Dan lagi apa Srikandi pantas menerima pernyataan maafnya karena Srikandi itu bukan siapa-siapa dan tidak memiliki kedudukan di dunia sosialita. Kunti memiliki segalanya karena kekayaan orang tuanya tidak habis dimakan 7 turunan.

Arjuna mencari-cari ke mana perginya Baladewa dan Srikandi. Arjuna malu bukan main baru pertama kali berjumpa dengan Srikandi lagi setelah sekian lama berpisah telah terjadi salah paham. Jurang pemisah antara mereka makin ternganga lebar hanya karena ketololan Kunti. Harusnya Arjuna sudah bisa menduga kalaupun tidak akan menciptakan masalah bila jumpa dengan Srikandi.

Pada hari pertama kelompok Srikandi datang Arjuna sengaja tidak hadir agar Srikandi tak merasa sungkan. Arjuna bukannya tidak tahu kalau Srikandi tak ingin berjumpa dengannya. Arjuna sendiri juga tidak memiliki keberanian untuk bertemu langsung dengan wanita yang dia cintai itu. Terlalu banyak salah paham antara mereka sehingga jarak mereka makin menjauh.

Arjuna menemukan Srikandi sedang ngobrol dengan Baladewa di pelataran parkir. Keduanya bicara dengan serius tanpa diketahui apa topiknya. Di bawah penerangan lampu jalan Arjuna melihat rona wajah Baladewa sangat tidak sedap dipandang. Kelihatannya dokter itu betul-betul marah kepada Kunti.

Arjuna terpaksa menyampingkan rasa malu segera mendekati kedua dokter itu agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih panjang. Arjuna harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat oleh Kunti. Arjuna adalah direktur rumah sakit maka wajar dia harus bertanggung jawab apa yang telah dikatakan oleh salah satu dokter di rumah sakitnya.

"Selamat malam..." Arjuna hadir di antara Srikandi dan Baladewa. Secara kompak kedua dokter spesialis itu menoleh ke arah Arjuna. Srikandi mundur ke belakang Baladewa seolah menolak jumpa laki itu.

Lain pula dengan Arjuna yang matanya jatuh ke wajah mantan istrinya. Hati Arjuna berdebar kencang tak sangat jumpa Srikandi dalam suasana mencekam. Arjuna harus akui kalau sekarang Srikandi jauh lebih mempesona dari dulu. Wajah kekanakan Srikandi telah berubah matang dan sendu. Srikandi tampak sangat wibawa menggetarkan hati Arjuna. Arjuna tak bisa bohongi diri sendiri kalau mantan istrinya telah tumbuh jadi wanita sempurna.

"Oh pak Arjuna...ada yang penting?" tanya Baladewa masih sinis.

"Aku mau minta maaf atas kelancangan dokter Kunti. Dia itu tak tahu apa-apa maka sembarangan bicara. Ayok kita masuk ke dalam! Tak enak bicara ditempat begini."

"Dokter Kunti itu tunangan anda jadi dia bisa wakili kamu untuk permalukan kami. Kami ini bukan anak buangan yang tak terpakai di rumah sakit kami. Kami didatangkan kebetulan merupakan putra daerah. Kami hanya berniat membantu tak ada niat lain. Kami hanya melihat menyumbang sedikit tenaga dan pikiran kami pada tanah air karena kami sudah lama meninggalkan tanah kelahiran kami. Kami bukan Dokter buangan seperti kata dokter Kunti." Baladewa langsung sekak Arjuna yang tampak makin gusar pada kebodohan Kunti menyepelekan kehadiran kedua dokter spesialis ini.

Srikandi pilih diam menyerahkan semua keputusan ditangan Baladewa. Srikandi sangat bersyukur bila ditarik kembali ke rumah sakit pusat karena dia tidak perlu melihat hubungan Kunti dan Arjuna yang pasti akan melukai perasaannya.

"Bukan itu maksudnya...mungkin dia hanya canda! Kami yang meminta kalian ke sini bagaimana mungkin merendahkan status kalian. Aku memohon dengan amat sangat agar kalian memaafkan kesalahan kami. Aku benar-benar tidak tahu kalau Kunti berkata tidak sopan kepada kalian. Dia hanya seorang dokter umum yang tidak tahu apa-apa. Aku akan memberi sanksi tegas kepadanya dan memintanya untuk minta maaf kepada kalian." Arjuna terusan meminta maaf walaupun tanggapan Baladewa tetap dingin.

Arjuna sudah merendahkan diri meminta maaf kepada Baladewa dan mantan istrinya tetapi belum mampu mengetuk pintu hati keduanya. Sebenarnya Arjuna sangat segan harus merendahkan diri meminta maaf kepada Srikandi namun situasi memaksa Arjuna harus melakukannya.

Tak lama berselang muncul Utari disusul Kunti yang menunduk malu. Dari jauh Utari senyam-senyum bangga telah berhasil menjatuhkan Kunti saat ini. Kini Utari sudah tak takut pada Kunti karena sebentar lagi dia juga akan mengundurkan diri untuk fokus perusahaan. Dulu Utari masih segan kepada Kunti karena punya backing yang kuat yakni Arjuna.

Utari segera bergabung dengan Srikandi berdiri sejajar dengan Srikandi. Utari sempat mencolek pantat Srikandi meras nikmat telah pukul K O Kunti. Utari mau lihat sampai di mana keangkuhan Kunti malam ini. Tanpa sengaja dia usir dokter yang telah diundang dengan susah payah. Itulah kalau manusia berbicara tanpa menggunakan otak. Hasilnya pasti luar membinasakan.

"Ayo minta maaf!" kata Arjuna menekan Kunti yang masih enggan minta maaf pada Srikandi. Kalau minta maaf pada Baladewa mungkin Kunti tidak keberatan namun di harus minta maaf pada adik kelas sungguh mencoreng muka.

Kunti seperti anak SD yang sedang kena hukuman dari guru. Kepala menunduk ke bawah tak berani menantang sang guru. Kunti menelan air ludah berkali-kali namun suaranya tetap saja tidak keluar. Betapa berat mengucapkan sepatah kata maaf padahal itu adalah kewajibannya untuk meluruskan kesalahpahaman dengan dokter Baladewa dan Srikandi.

Arjuna betul-betul dibuat marah oleh Kunti. Wanita itu masih juga enggan mengucapkan sepatah untuk menebus dosa pada malam ini. Harga diri Kunti hancur lebur pada malam ini. Dokter yang selalu tampil mentereng bak bintang film kini tak ubah seperti seorang narapidana sedang didakwa oleh hakim.

Utari ingin sekali mengumbar tawa tetapi ditahan demi menghormati Arjuna. Kalau tidak ada Arjuna mungkin Utari akan memojokkan Kunti sampai ke sudut jalan buntu.

Baladewa makin bosan dengan sandiwara Kunti yang seolah-olah dia adalah korban. Tak ada guna panjang lebar dengan orang yang tak memiliki akal sehat. Baladewa pilih mundur dari pekerjaan ini walaupun akan menanggung resiko lebih besar.

"Kami harus pergi pak Arjuna. Nantikan surat pengunduran diri kami. Kami akan mengirim surat ke kantor pusat agar menarik kami dan menggantinya dengan dokter yang bergelar profesor agar tunangan Anda merasa puas dengan dokter baru. Selamat malam..." Baladewa membuka pintu mobil hendak pergi. "Dokter Srikandi mau ikut aku?"

"Tidak usah pak...aku pulang dengan dokter Utari. Terimakasih..." Srikandi mengeluarkan suara merdu yang dirindukan oleh Arjuna. Suara itu makin garing di kuping Arjuna. Sayang Srikandi irit suara.

Seluruh tubuh Kunti bergetar hebat karena Baladewa benar-benar ingin meninggalkan Rumah sakit mereka. Sedikitpun Kunti tak menyangka hanya dengan beberapa kalimat telah mengusir dokter yang datangnya disambut secara baik dan pergi dengan amarah. Ini semua berawal dari rasa iri di hati Kunti. Kalau saja dia bisa mengontrol emosi maka tidak terjadi hal ini. Kunti selalu merasa dia adalah yang paling utama maka semua orang harus patuh kepadanya.

"Aku minta maaf...aku telah salah omong." seru Kunti sebelum tubuh Baladewa di telan kotak besi beroda.

Baladewa tertegun sejenak lalu masuk ke dalam mobil tanpa respon kata maaf dari Kunti. Mengucapkan kata yang berkesan asalan tidak menyentuh hati Baladewa. Semua yang dikatakan oleh Kunti tidaklah semudah hanya sepatah kata maaf. Apalagi pengucapan kata maaf berkesan tidak tulus.

Arjuna benar-benar dibuat putus asa oleh kelakuan Kunti. Arjuna juga bisa merasakan kalau Kunti mengucapkan kata maaf itu dengan terpaksa. Kunti masih menganggap dia lebih berharga daripada kedua dokter spesialis itu. Kunti mengucapkan kata maaf hanya karena takut kepada Arjuna.

Utari dan Srikandi merasa tidak ada guna berdiri lebih lama melihat kedua pasangan aneh itu. Lebih baik mereka juga pergi mengikuti jejak Baladewa meninggalkan pesta yang tidak bermutu ini. Malam ini merupakan malam yang sangat berharga buat Srikandi memberi pelajaran kepada wanita sombong itu.

"Kami juga permisi pak Arjuna...selamat malam." Utari kembali jadi jubir wakili Srikandi pamitan. Utari menggandeng tangan Srikandi pergi mencari mobilnya yang terparkir lebih jauh.

Mata Arjuna hanya bisa melihat dua wanita itu melenggang pergi. Arjuna ingin berseru pada Srikandi untuk berhenti namun suara itu sangkut di kerongkongan tak bisa meluncur keluar. Arjuna dibuat syok oleh sikap dingin Srikandi. Srikandi benar-benar telah mencoret nama Arjuna dari hidupnya.

Terpopuler

Comments

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

aish.. stres dengan sikap Kunti dan Arjuna.. yang 1 , sombong gila...
yang 1 lagi, bodo amat

2023-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kenalan
2 Kawan Sehati
3 Tutor Idaman
4 Lawan Si Culas
5 Bermula Kisah
6 Restu Beracun
7 Klop
8 Sinetron Rumahan
9 Terbongkar
10 Diusir
11 Otak Udang
12 Cucu Rahasia
13 Pulang
14 Pengakuan
15 Mencari Pewaris
16 Jumpa Cucu
17 Kenalan
18 Pesta
19 Ketemu Batu
20 Insiden
21 Semakin Kacau
22 Mantan Tak Indah
23 Pecat Kunti
24 TAK SEINDAH BAYANGAN
25 PENGAKUAN
26 Kunti Minta Maaf
27 JADI RELAWAN
28 Kena Skorsing
29 Si KEMBAR JAHIL
30 Jumpa Papi
31 Praduga
32 Test DNA
33 Curiga
34 Mengejar Cinta
35 Tak Tik
36 Teman Baru
37 Tersingkir
38 Pelukan
39 Anak Lucu
40 Dokter Anak Tiri
41 Buka Praktek
42 KESABARAN YUDISTIRA
43 Srikandi Dokter Idaman
44 Result DNA
45 Kunti Stress
46 Nakula Drop
47 Tamparan Menyegarkan
48 Draft
49 Dibuang
50 Kunti Berulah
51 Tuntutan
52 Janji Safitri
53 Kunti Kena Batu
54 Ketegasan Arjuna
55 Nakula
56 Ngobrol
57 Berdamai
58 Si Muka Licik
59 Tak ada Damai
60 Cari Kesempatan
61 Terbongkar Rahasia
62 Ketulusan Pembaca
63 Terbongkar
64 Wanita Pujaan
65 Interogasi
66 Siapa Penjaga
67 Pencuri Tidur
68 Derita Safitri
69 Jumpa Lagi
70 Karma
71 Sapu Kunti
72 Runtuhnya Kunti
73 Dosa Turunan
74 Penyesalan
75 Senjata Makan Tuan
76 Insaf
77 Mulai Bekerja
78 Bisma
79 Cerita Di Kantin
80 Jemputan
81 Undangan
82 Berteduh
83 Pengakuan
84 Pengumuman
85 Draft
86 Tuntutan
87 Ayok Nikah
88 Restu Keluarga
89 Nikah Kilat
90 Cerita Keluarga
91 Mengejar Cinta
92 Rencana Kunti
93 Kisah Panjang
94 Pulang
95 Peran Arjuna
96 Pencerahan
97 Rencana Matang
98 Super Papi
99 Terpancing
100 Double Kekacauan
101 Saling curhat
102 Cobaan
103 Perang Dingin
104 Tiada Kata Maaf
105 Adu Mulut
106 Siasat Arjuna
107 Anak Bapak
108 Hajat Bima
109 Keluarga Bahagia
110 Satu Keluarga
111 Asah Otak
112 Bencana
113 Nikmat Keluarga
114 Jasa Arjuna
115 Arjuna Victory
116 Menyerah
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Awal Kenalan
2
Kawan Sehati
3
Tutor Idaman
4
Lawan Si Culas
5
Bermula Kisah
6
Restu Beracun
7
Klop
8
Sinetron Rumahan
9
Terbongkar
10
Diusir
11
Otak Udang
12
Cucu Rahasia
13
Pulang
14
Pengakuan
15
Mencari Pewaris
16
Jumpa Cucu
17
Kenalan
18
Pesta
19
Ketemu Batu
20
Insiden
21
Semakin Kacau
22
Mantan Tak Indah
23
Pecat Kunti
24
TAK SEINDAH BAYANGAN
25
PENGAKUAN
26
Kunti Minta Maaf
27
JADI RELAWAN
28
Kena Skorsing
29
Si KEMBAR JAHIL
30
Jumpa Papi
31
Praduga
32
Test DNA
33
Curiga
34
Mengejar Cinta
35
Tak Tik
36
Teman Baru
37
Tersingkir
38
Pelukan
39
Anak Lucu
40
Dokter Anak Tiri
41
Buka Praktek
42
KESABARAN YUDISTIRA
43
Srikandi Dokter Idaman
44
Result DNA
45
Kunti Stress
46
Nakula Drop
47
Tamparan Menyegarkan
48
Draft
49
Dibuang
50
Kunti Berulah
51
Tuntutan
52
Janji Safitri
53
Kunti Kena Batu
54
Ketegasan Arjuna
55
Nakula
56
Ngobrol
57
Berdamai
58
Si Muka Licik
59
Tak ada Damai
60
Cari Kesempatan
61
Terbongkar Rahasia
62
Ketulusan Pembaca
63
Terbongkar
64
Wanita Pujaan
65
Interogasi
66
Siapa Penjaga
67
Pencuri Tidur
68
Derita Safitri
69
Jumpa Lagi
70
Karma
71
Sapu Kunti
72
Runtuhnya Kunti
73
Dosa Turunan
74
Penyesalan
75
Senjata Makan Tuan
76
Insaf
77
Mulai Bekerja
78
Bisma
79
Cerita Di Kantin
80
Jemputan
81
Undangan
82
Berteduh
83
Pengakuan
84
Pengumuman
85
Draft
86
Tuntutan
87
Ayok Nikah
88
Restu Keluarga
89
Nikah Kilat
90
Cerita Keluarga
91
Mengejar Cinta
92
Rencana Kunti
93
Kisah Panjang
94
Pulang
95
Peran Arjuna
96
Pencerahan
97
Rencana Matang
98
Super Papi
99
Terpancing
100
Double Kekacauan
101
Saling curhat
102
Cobaan
103
Perang Dingin
104
Tiada Kata Maaf
105
Adu Mulut
106
Siasat Arjuna
107
Anak Bapak
108
Hajat Bima
109
Keluarga Bahagia
110
Satu Keluarga
111
Asah Otak
112
Bencana
113
Nikmat Keluarga
114
Jasa Arjuna
115
Arjuna Victory
116
Menyerah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!