Penyelamatan

[POV Anggota Pleton 1]

"To-tolooong .... " Teriakan yang memekakkan telinga terdengar oleh Ramesh, Alisa, Veer, Juga Devika.

Teriakan itu berasal dari sebuah gedung besar milik seorang konglomerat kota yang sedang terbakar hebat.

"Kalian dengar itu?" Ramesh bertanya, memastikan teman-temannya juga mendengar

hal yang sama.

"Tentu saja, bodoh. Siapa yang tidak mendengar teriakan sekencang itu?" Kata-kata kasar memang tak pernah lepas dari mulut Veer. Apalagi kalau menyangkut Ramesh.

"Kecuali orang itu tuli." Alisa menimpali pembicaraan mereka.

Sedangkan Devika, yang tak ingin ikut campur dalam pertengkaran sepele itu hanya menatap teman-temannya yang tidak bisa memahami situasi saat ini.

"Aku yakin ada seseorang di dalam gedung itu. Kita harus cepat menyelamatkannya." Garis mata Ramesh menjadi tajam, berubah serius.

"Kemampuanku tidak cukup berguna dalam situasi ini. Ramesh, kau bisa memadamkan api ini dengan kekuatan alammu, kan?"

Maksud Alisa adalah kekuatan alam Ramesh saat ini adalah yang paling berguna. Dan juga, saat alam sedang terbakar, maka alam juga yang akan memadamkannya dengan air hujan.

Itu salah satu bentuk kekuatan alam milik Ramesh.

"Ya. Aku bisa, tetapi aku tidak terlalu cepat untuk dapat menolong orang yang ada di dalam gedung itu. Karena jika kita tidak cepat, aku kira mereka akan mati kehabisan oksigen." Jelasnya.

"Serahkan hal itu padaku. Dalam kemampuan berpedang, kecepatan juga salah satu hal yang penting." Veer mengusap hidungnya.

"Kalau begitu, kita akan melakukannya bersamaan. Saat aku menggunakan kekuatan alam untuk memadamkan api pada gedung itu, kau juga harus segera berlari menyelamatkan mereka."

Ramesh memberikan saran yang bagus. Veer dan kedua lainnya mengangguk tanda setuju.

Suasana diantara keempatnya menegang. Ramesh berkonsentrasi.

Dalam waktu yang singkat, awan besar nan gelap datang memenuhi panggilan tuannya.

Awan itu terlihat sangat gendut, seakan bisa kapan saja ia memuntahkan isi perutnya.

"Millions of raindrops."

Jutaan rintikan hujan turun keluar dari perut induknya, menyirami api yang sedari kecil adalah musuh bebuyutan baginya.

"Sekarang!" teriak Ramesh pada Veer sebagai tanda dimulainya operasi penyelamatan.

Dengan gerakan yang mampu menandingi kecepatan suara, Veer berlari memasuki gedung besar milik konglomerat itu.

"Tolong kami! Kami mohon, siapapun!"

Itulah sambutan yang diterima Veer saat memasuki gedung bertingkat-tingkat itu.

Karena Veer tidak tau posisi pasti dari mana teriakan itu berada, ia memilih untuk mengikuti instingnya.

Insting Veer membawanya berlari menaiki tangga dengan api yang bertebaran disekitarnya.

Menuntunnya menuju sebuah ruangan yang pintu masuknya telah tertimbun reruntuhan atap gedung.

"Tolong kami ... siapapun!"

Insting Veer benar. Suara teriakan itu terdengar dari dalam ruangan ini.

Veer tau apa yang harus dilakukan pada kondisi seperti ini. Karena ia telah melewati banyak pelatihan yang bahkan harus membahayakan nyawanya sendiri.

Veer menarik pedang dari sarung yang ia kenakan di pinggangnya, menarik napas panjang.

"Ordinary sword streak."

Ia mengayunkan pedangnya secara horizontal dan vertikal pada waktu yang hampir bersamaan.

Seketika reruntuhan atap itu terpotong menjadi bagian-bagian kecil yang sulit untuk dilihat.

Di balik potongan-potongan reruntuhan itu, Veer melihat seorang ibu dan anak yang berada dalam dekapan.

"Akhirnya! Tolong selamatkan anakku. Kau tak perlu menghiraukanku. Cukup pergi selamatkan anakku. Masa depannya masih panjang."

Ibu itu menangis bahagia karena ada pertolongan datang padanya, tetapi sayang, hanya satu orang yang datang.

Dengan segala pertimbangan, ia rela bila harus mati di tempat ini demi masa depan anaknya. Itulah bukti seberapa besar cintanya pada sang anak.

"Aku tidak peduli dengan nyawaku. Selama anakku terus hidup, aku sudah bahagia." Ibu itu terus terisak-isak sambil memeluk anaknya.

Veer yang melihat adegan itu diam-diam menitihkan air mata. Ternyata hatinya sangat halus walaupun mulutnya tidak.

Tapi ia harus cukup tegar untuk dapat melewati ini. Veer mengusap air matanya lalu berkata,

"Kau terlalu meremehkanku! Aku sudah menjalani pelatihan yang sangat sulit, bahkan hampir kehilangan nyawaku. Menopang dua orang di bahuku adalah hal sepele!" Lagi-lagi ia mengusap hidungnya.

Wajah ibu itu seketika berubah cerah. Ia telah menemukan secercah harapan.

Tetapi Veer benar. Membawa mereka berdua keluar dari gedung ini bukanlah hal sulit. Apalagi, kobaran api juga perlahan padam karena kekuatan alam milik Ramesh.

Veer berjalan mendekati ibu itu kemudian mengulurkan tangannya.

Sang ibu pun mengangguk, meraih uluran tangan Veer.

.

.

.

Ramesh, Alisa, dan Devika menahan nafas mereka.

Mengira-ngira apakah Veer akan berhasil. Terlebih, dia sudah terlalu lama berada dalam gedung itu.

Tak lama kemudian, Veer berlari keluar gedung membawa seorang ibu-ibu dan anak kecil di pundaknya.

Akhirnya mereka dapat bernafas lega.

"Dasar bodoh! Kenapa kau lama sekali?" teriak Alisa memukul dada Veer pelan. Dia hampir tidak bisa menahan tangisnya.

Veer menurunkan kembali dua orang yang dibawanya, tersenyum kepada mereka bertiga.

"Selain itu, kau baik-baik saja, Veer?" Kali ini Ramesh bertanya.

"Tentu saja. Aku ini kuat, lho!"

Sombongnya sambil memperlihatkan otot-otot besarnya.

Pandangan Alisa berganti pada orang yang diselamatkan oleh Veer.

"Apa kau terluka? Bagaimana dengan yang lainnya? Apa hanya kalian yang selamat?"

Kepribadian Alisa yang ceria terkadang juga bisa berubah menjadi perempuan yang sangat cemasan.

"Pertanyaanmu terlalu banyak. Biarkan dia tenang terlebih dahulu." Saran Devika.

"Tidak apa-apa. Aku sudah agak baikan. Aku tidak terluka, itu berkat lelaki yang kalian panggil Veer ini. Saat kebakaran terjadi, sebenarnya kami melihat orang-orang berlarian dijalan, tetapi kami tidak mengerti apa yang terjadi dikarenakan sistem peringatan gedung sedang bermasalah hari ini.

Tanpa kami sadari, kobaran api semakin membesar, membakar seluruh bagian gedung. Orang-orang yang tidak siaga segera kehabisan nafas sehingga mereka tidak bisa bergerak dan mati terbakar oleh amukan api."

Keempat anggota pleton 1 terkejut karena ibu ini masih bisa berbicara panjang lebar setelah mengalami kejadian yang mengerikan.

"Lalu, bagaimana kalian bisa selamat?" Rasa penasaran Ramesh tidak bisa ditampung lagi

"Aku adalah satu-satunya orang yang menyadari adanya kebakaran besar di kota, sehingga aku mampu menyelamatkan diri dan anakku lebih dulu dari yang lain. Kabar buruknya, saat kami mencoba untuk keluar dari gedung, langit-langit mulai runtuh akibat besarnya kobaran api."

Quartet bodoh akhirnya mengangguk paham.

"Syukurlah ... kau baik-baik saja."

Ramesh membuang napas lega. Entah untuk keselamatan ibu itu atau karena suksesnya rencana yang ia rancang. Hanya dia yang tau.

Saat mereka merasa keadaan mulai tenang, sepasang lelaki dan perempuan dengan seragam militer yang berbeda dari quartet bodoh itu, terbang perlahan mendekati mereka.

"Oh? Aku tidak menyangka masih ada yang selamat dalam kebakaran hebat ini. Aku kira mereka semua warga sipil." Lelaki itu menujukan pandangannya pada quartet bodoh.

"Aku belum puas membunuh nih ... boleh kan aku bunuh mereka semua, Rohan?" Kata perempuan di sebelahnya cengengesan.

Bertemu dengan penyusup?

Ini akan menjadi hari yang sulit bagi mereka berempat.

Terpopuler

Comments

IG: _anipri

IG: _anipri

Plwton 1 emang menarik. karakternya unik semua

2022-12-20

0

Z3R0 :)

Z3R0 :)

heh siapa itu quartet bodoh

2022-05-08

0

Anak Puber

Anak Puber

knp mc gak memakai kekuatan pembusuk, pemushah, atau semacamnya buat bunuh lawannya?
gw mulai kesel tiap kali lawannya berhasil kabur :))

2021-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Upacara pembukaan
3 Perkenalan
4 Perkenalan 2
5 Kemampuan & kekuatan
6 Penyerangan
7 Penyerangan 2
8 Ancaman
9 Imajinasi & hal yang nyata
10 Ekspektasi & Realita
11 Wanita Menyebalkan
12 Militer
13 Seleksi
14 Pembunuhan masal
15 Kenangan si pelaku
16 Pleton 1
17 Kebenaran yang tak terduga
18 Penyelamatan
19 Reuni
20 Reuni 2
21 Anggota baru
22 Kejadian yang sama
23 Terlambat
24 Sangat terlambat
25 Masa kecil
26 Rapat
27 2 serangan terakhir
28 Junior yang malas
29 Kesombongan level dewa
30 Pemalas yang jenius
31 Kecurigaan Alicia
32 Pulau Andalas
33 Pulau Andalas 2
34 Pulau Andalas 3
35 Ruang hampa
36 Harapan
37 Pelarian
38 Andai aku
39 Sandiwara
40 Firasat
41 Survival
42 Legenda
43 Dunia Ini Rusak
44 Makhluk Mitologi
45 Peliharaan
46 Keluar
47 Hari-hari terakhir
48 Ujian Penempatan 1
49 Ujian Penempatan 2
50 Ujian Penempatan 3
51 Sadar Akan Diri
52 Sebuah Persiapan
53 Raja?
54 1 Vs 10,000,000
55 Tujuan
56 Eadred
57 Tak Perlu Khawatir
58 Berita Mengejutkan
59 Badan Kepolisian Negara
60 Kamera
61 Kediaman Bayanaka
62 Cilukba
63 Matahari
64 Pulang
65 Meliburkan Diri
66 Diriku Yang Lain
67 Meth
68 Ada Lagi?
69 Rak Hitam
70 Festival Alles 1
71 Festival Alles 2
72 Festival Alles 3
73 Mythomania
74 Kejutan Hart?
75 Akhir Dari Dunia
76 Akhir Dari Dunia 2 - Gavin & Cerberus
77 Akhir Dari Dunia 3 - Kembang Api
78 Akhir Dari Dunia 4 - Zand & Elax
79 Akhir Dari Dunia 5 - Pengetahuan
80 Akhir Dari Dunia 6 - Dewa Imajinasi
81 Akhir Dari Dunia 7 - Janji
82 Akhir Dari Dunia 8 - Timelapse Rewind
83 Akhir Dari Dunia 9 - Devdan Vs Edzard
84 Akhir Dari Dunia 10 - Teh & Biskuit
85 Nomor Telepon
86 Goddin
87 Tamasya
88 Berangkat! - Zand Kingdom
89 Maria Ocean
90 Fellow City
91 Altar
92 Visual
93 Broken House
94 Dandelion City
95 Mata Uang
96 Celah Peraturan
97 Kesalahan
98 Mawar Di Tengah Neraka
99 Evolusi
100 Mata Biru
101 Canggung
102 Laksanakan!
103 Psikis
104 Gagal
105 Hakim Agung
106 Hak-Hak
107 Tak Ada Yang Mustahil
108 Isi Hati
109 Garden Of Death
110 Selanjutnya
111 Visual
112 Psikopat Dermawan
113 Pindah Rumah
114 Denza, Kota Para Dewa
115 Sudut Pandang Yang Berbeda
116 Pertarungan Pembuka
117 Barie Sang Naga Putih
118 Satu Goresan Kecil?
119 Senyuman
120 Rumah Kayu Di Bawah Rembulan [S1-END]
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Upacara pembukaan
3
Perkenalan
4
Perkenalan 2
5
Kemampuan & kekuatan
6
Penyerangan
7
Penyerangan 2
8
Ancaman
9
Imajinasi & hal yang nyata
10
Ekspektasi & Realita
11
Wanita Menyebalkan
12
Militer
13
Seleksi
14
Pembunuhan masal
15
Kenangan si pelaku
16
Pleton 1
17
Kebenaran yang tak terduga
18
Penyelamatan
19
Reuni
20
Reuni 2
21
Anggota baru
22
Kejadian yang sama
23
Terlambat
24
Sangat terlambat
25
Masa kecil
26
Rapat
27
2 serangan terakhir
28
Junior yang malas
29
Kesombongan level dewa
30
Pemalas yang jenius
31
Kecurigaan Alicia
32
Pulau Andalas
33
Pulau Andalas 2
34
Pulau Andalas 3
35
Ruang hampa
36
Harapan
37
Pelarian
38
Andai aku
39
Sandiwara
40
Firasat
41
Survival
42
Legenda
43
Dunia Ini Rusak
44
Makhluk Mitologi
45
Peliharaan
46
Keluar
47
Hari-hari terakhir
48
Ujian Penempatan 1
49
Ujian Penempatan 2
50
Ujian Penempatan 3
51
Sadar Akan Diri
52
Sebuah Persiapan
53
Raja?
54
1 Vs 10,000,000
55
Tujuan
56
Eadred
57
Tak Perlu Khawatir
58
Berita Mengejutkan
59
Badan Kepolisian Negara
60
Kamera
61
Kediaman Bayanaka
62
Cilukba
63
Matahari
64
Pulang
65
Meliburkan Diri
66
Diriku Yang Lain
67
Meth
68
Ada Lagi?
69
Rak Hitam
70
Festival Alles 1
71
Festival Alles 2
72
Festival Alles 3
73
Mythomania
74
Kejutan Hart?
75
Akhir Dari Dunia
76
Akhir Dari Dunia 2 - Gavin & Cerberus
77
Akhir Dari Dunia 3 - Kembang Api
78
Akhir Dari Dunia 4 - Zand & Elax
79
Akhir Dari Dunia 5 - Pengetahuan
80
Akhir Dari Dunia 6 - Dewa Imajinasi
81
Akhir Dari Dunia 7 - Janji
82
Akhir Dari Dunia 8 - Timelapse Rewind
83
Akhir Dari Dunia 9 - Devdan Vs Edzard
84
Akhir Dari Dunia 10 - Teh & Biskuit
85
Nomor Telepon
86
Goddin
87
Tamasya
88
Berangkat! - Zand Kingdom
89
Maria Ocean
90
Fellow City
91
Altar
92
Visual
93
Broken House
94
Dandelion City
95
Mata Uang
96
Celah Peraturan
97
Kesalahan
98
Mawar Di Tengah Neraka
99
Evolusi
100
Mata Biru
101
Canggung
102
Laksanakan!
103
Psikis
104
Gagal
105
Hakim Agung
106
Hak-Hak
107
Tak Ada Yang Mustahil
108
Isi Hati
109
Garden Of Death
110
Selanjutnya
111
Visual
112
Psikopat Dermawan
113
Pindah Rumah
114
Denza, Kota Para Dewa
115
Sudut Pandang Yang Berbeda
116
Pertarungan Pembuka
117
Barie Sang Naga Putih
118
Satu Goresan Kecil?
119
Senyuman
120
Rumah Kayu Di Bawah Rembulan [S1-END]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!