Ekspektasi & Realita

[POV Alicia]

Akhir-akhir ini aku jarang sekali bertemu Kak Aray selain di rumah.

Entah aku yang sibuk atau dia yang banyak kerjaan?

Tidak. Orang sepertinya tidak mungkin sibuk.

Aku tahu betul Kak Aray. Dia sangat tidak suka hal-hal yang merepotkan, dan dapat dikatakan bahwa sibuk adalah puncaknya hal merepotkan.

"Alicia!"

Kak aray kenapa, ya?

"Alicia!!"

Di rumah juga jarang bicara.

"Alicia!!!"

Aku tersentak karena Bu Andara berteriak di kupingku.

Seluruh anak kelas tertawa.

Pantas saja sedari tadi aku mendengar suara yang samar-samar. Sepertinya aku melamun.

"Kau melamun? Tidak seperti kau saja. Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada yang sedang kupikirkan, Bu!" kataku sambil melakukan gerakan yang aneh.

"Benarkah? Kau terlihat sangat mencurigakan." Bu Andara menyipitkan matanya, tidak percaya.

"Benar, kok!" Aku tersenyum.

"Hm ... Baiklah. Buka halaman 56 di bagian tranformasi kemampuan lalu bacakan!"

"Baik."

Selesai membacakan apa yang Bu Andara perintahkan, bel pertanda selesainya jam sekolah berbunyi.

Sekeluarnya Bu Andara dari kelas, para siswa mulai mengipas-ngipasi tubuh mereka dengan lipatan brosur yang baru mereka dapatkan pagi ini di dekat stasiun.

"Sangat panas! Kalau begini terus aku bisa meleleh." Kata Vania yang duduk di sebelahku.

"Kau benar .... " Aku juga ikut melipat brosur bekas, mengipaskannya pada tubuhku.

Beberapa anak kelas yang tak tahan dengan rasa panas ini mulai beranjak meninggalkan kelas.

Tetapi, tak lama kemudian mereka kembali lagi dengan membawa informasi yang tidak dapat dipercaya.

"Oi! Katanya sekolah kita punya kolam renang baru di halaman!" teriak pembawa informasi penting tersebut.

"Mana mungkin. Paling cuma bohongan. Jangan didengarkan." Kata anak laki-laki yang terlihat suram sambil menyilangkan kakinya di atas meja.

"Ini serius! Coba kalian lihat dari jendela kelas!"

Para murid yang duduk di dekat jendela segera melihat keluar untuk memastikan.

"Yang benar saja!" Mata mereka berbinar.

Setelah itu, para siswa yang lain yang sudah memastikan adanya kolam renang tersebut langsung berlarian keluar kelas.

"Alicia, ayo kita juga pergi!" ajak Vania.

Karena penasaran, aku pun beranjak dari tempat dudukku, berjalan mengikuti Vania keluar kelas.

"Aku tidak tahan lagi ... Aku duluan, Alicia!" Vania yang tak sabaran berlari meninggalkanku.

Aku yang tidak terlalu tertarik akhirnya berjalan santai sendiri. Namun, ketika sampai di lorong dekat pintu keluar, seseorang menyapaku,

"Yo!"

Dengan aura misterius yang mengelilinginya, dia menjadi orang yang patut diwaspadai.

Dia adalah Devdan sang Ketuaetua OSIS.

"Kau ... Adiknya Aray, kan?"

"Ya, benar. Ada perlu apa denganku?"

Sepertinya dia sedang berkeliling sekolah sendirian.

"Tidak. Aku hanya ingin melihatmu dari dekat saja. Banyak orang bilang kalau kalian ini mirip. Tetapi karena suatu alasan, di mataku kalian sama sekali tidak mirip."

"Apa maksudmu? Dilihat dari manapun kami ini mirip."

"Hm ... " Devdan tersenyum. "Sifat kalian sangat bertolak belakang, dan dari segi kemampuan juga sangat berbeda, Aray jauh lebih kuat darimu." Lanjutnya.

"Dari mana kau menyimpulkan hal tersebut? Kakakku bahkan tidak bisa bertarung."

Devdan sedikit tersentak.

"Aneh sekali .... "Ia mengernyitkan dahinya.

"Aneh?" tanyaku terheran-heran.

Setelah berpikir sejenak, Devda berhasil menyimpulkan sesuatu, tertawa kecil.

"Jadi begitu ya?"

"Apanya yang lucu?"

"Tidak ada. Lupakan saja yang barusan kukatakan. Ngomong-ngomong, sepertinya hari ini akan terjadi sesuatu yang menyenangkan."

Bertepatan dengan kata-katanya, jutaan butir salju turun menghujani sekolah.

Aku tidak dapat berkata-kata karena perubahan cuaca yang sangat drastis ini.

"Haha ... Aku tidak tau salju bisa turun di musim panas." Ungkapnya sambil memandang ke luar jendela lorong. "Aku tak bisa berlama-lama. Sebelum cuaca semakin dingin, aku harus kembali ke ruang OSIS."

"Baiklah. Aku juga ingin memeriksa keadaan kolam baru." Aku membungkuk, memberi salam lalu berjalan melewatinya.

Tetapi, entah mengapa ketika kami saling berpapasan, waktu seolah terhenti.

Di saat itu juga Devdan berbisik kepadaku. "Kau sama sekali tidak mengenal kakakmu maupun dirimu sendiri." Setelah itu dia menghilang seperti hantu. Kata-katanya terus terngiang di dalam kepalaku.

Aku sama sekali tak mengenal kak aray?

Bahkan diriku sendiri?

Aneh sekali.

[POV Aray]

"Di suatu hari yang sangat panas, muncul sebuah kolam renang di halaman sekolah.

Ketika para murid sedang asyik bermain air di kolam renang baru,

turunlah salju yang sangat dingin sampai-sampai membuat kolam renang besera beberapa murid yang berada di dalamnya membeku."

Aku tertawa terbahak dalam hati setelah membacakan sebuah kisah musim panas yang sangat mendebarkan.

Kemampuan imajinasi ini memang sangat hebat.

Nah ... Berbicara tentang kemampuan, sebenarnya kemampuanku masih memiliki fungsi lain, yaitu mengubah ekspektasi menjadi realita.

Singkatnya, merubah keadaan yang diharapkan menjadi sebuah kenyataan.

Fungsi ini sangatlah hebat.

Bayangkan saja jika kau sedang jatuh cinta kepada seseorang, dan kau berharap cintamu itu terbalaskan.

Namun, pada kenyataannya cintamu bertepuk sebelah tangan, tetapi dengan kemampuan ini, harapanmu akan menjadi kenyataan.

Orang yang kau sukai akan balik menyukaimu.

Atau ... Kau membeli sebuah nomor lotre dan berharap akan memenangkannya. Tetapi sekali lagi kenyataan mengatakan sebaliknya.

Dengan kemampuan ini harapan akan menjadi kenyataan. Kau akan memenangkan lotre dan mendapatkan banyak hadiah.

Maka dapat disimpulkan,

Selama aku mengetahui apa yang diharapkan seseorang dan juga mengetahui seperti apa realita yang ada, aku dapat menggunakan kemampuan ini.

Sama dengan fungsi yang sebelumnya.

Mengubah imajinasi menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan dirasakan oleh indera manusia.

Kemampuan tersebut akan berkerja setelah aku mengetahui proses terbentuk atau terjadinya sesuatu sehingga proses tersebut menciptakan suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan.

Intinya, selama aku tau cara menciptakannya, tidak ada yang mustahil.

Dan aku sering menggunakan kemampuan ini kepada seseorang yang seharusnya tidak kugunakan kepadanya.

[POV kepala sekolah]

Hari ini kepala sekolah Macht Ist Alles mendapatkan undangan langsung dari raja untuk pergi ke istana kerajaan.

Walaupun wilayah yang sangat besar ini disebut negara, sebenarnya lebih berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja agung yang sangat disegani oleh para bawahannya.

Daiva Hira sebagai kepala sekolah sepertinya sudah mengetahui apa yang membuat sang raja mengundangnya ke istana.

Dengan segala persiapannya, ia berangkat menuju istana menggunakan mobil.

Sesampainya di istana, ia disambut oleh para pelayan setia sang raja. "Selamat datang Nyonya Daiva. Raja Avanindra telah menunggu anda."

Tanpa menunggu balasan dari Daiva, sang pelayan segera menuntunnya ke aula kerajaan, tempat yang dijanjikan untuk diadakannya pertemuan.

Istana kerajaan ini sangatlah mewah.

Dibangun dengan 978 kamar di dalamnya menjadikan kerajaan ini sebagai kerajaan terbesar di 4 negara bagian.

Seluruh ruangan dalam istana ini bernuansa emas.

Pelayan tersebut menuntun Daiva berjalan melewati lorong panjang yang sangat besar.

Lorong panjang di Istana ini berfungsi sebagai galeri lukisan ternama koleksi keluarga kerajaan.

Lorong sepanjang 47 meter ini memang dirancang khusus untuk koleksi lukisan-lukisan ini.

Lukisan di lorong ini sering diubah secara berkala sesuai dengan keinginan sang raja.

Setelah melewati lorong tersebut, kau akan menemukan tangga yang menghubungkan pintu masuk istana dengan ruangan lain yang ada di dalam istana kerajaan.

Saat menaikinya, kau akan menemukan puluhan foto.

Foto-foto itu adalah lukisan anggota keluarga kerajaan Raja Avanindra yang di berikan bingkai, dipajang di bagian atas tangga.

Setelah itu kau akan memasuki aula kerajaan, tempat dimana singgasana raja berada.

Bagian utama ruangan ini adalah satu kursi tahta berwarna merah, dan di sanalah Raja Avanindra sedang menunggu Daiva dengan tenang.

Sepertinya dia datang paling akhir.

Karena terlihat di depan singgasana sang raja para kepala sekolah lainnya sedang berlutut.

"Habislah aku!" pikirnya.

Daiva yang datang terlambat segera memberi hormat kepada sang raja, berlutut mengikuti kepala sekolah yang lainnya.

Setelah melihat peserta terkahir pertemuan sudah datang, Raja Avanindra memutuskan untuk memulai pertemuan ini.

"Baiklah ... Karena Daiva telah datang, kita dapat memulai pertemuan kali ini." Raja mulai berbicara.

Raja Avanindra tidaklah tua. Ia masih muda, umurnya berada di kisaran 40 tahun.

Wajahnya masih sangat tampan namun terlihat sangat tegas.

"Kalian sudah tau bukan? Mengapa aku mengumpulkan kalian semua disini?"

"Ya. Kami semua sudah mengetahuinya." Ucap seluruh kepala sekolah bersamaan.

"Kalau begitu, berikan laporan kalian bergantian!" perintah sang raja.

Suaranya bergema memenuhi langit-langit aula.

Maka para kepala sekolah secara bergiliran mulai melaporkan pembentukan kelompok yang terdiri dari murid-murid jenius yang ada di sekolah mereka.

Raja Avanindra memerintahkan untuk membuat kelompok yang terdiri dari 10 murid jenius di setiap sekolah yang mereka pimpin dan memberikan peringkat kepada mereka sesuai dengan urutan kekuatannya.

Daiva mendapatkan giliran terakhir untuk melapor karena dia juga yang datang paling akhir.

"Sekarang giliranmu, Daiva! Kudengar kau belum menemukan kandidat ke-10 dalam kelompokmu.

Benarkah itu?" tanya sang raja.

Para kepala sekolah lainnya terlihat menahan tawa mereka, terdengar meremehkan.

Daiva yang tadinya menundukkan kepalanya dihadapan sang raja mendongak, memperlihatkan wajahnya, menatap mata sang raja.

Tersenyum kemudian berkata, "Tidak. Aku baru saja menemukan kandidat sempurna untuk menempati posisi ke-10, dan kukira ia akan menjadi posisi pertama dalam kelompoknya."

Raja Avanindra pun ikut tersenyum.

Terpopuler

Comments

IG: _anipri

IG: _anipri

ekspektasi ralita, kekuatan yang sungguh membangongkan

2022-07-21

0

re_tacky

re_tacky

tolong ubah realita bahwa matematika itu sulit menjadi sangat mudah, tolong!

2022-06-25

0

Leign

Leign

semacam reality warping ya🤔

2022-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Upacara pembukaan
3 Perkenalan
4 Perkenalan 2
5 Kemampuan & kekuatan
6 Penyerangan
7 Penyerangan 2
8 Ancaman
9 Imajinasi & hal yang nyata
10 Ekspektasi & Realita
11 Wanita Menyebalkan
12 Militer
13 Seleksi
14 Pembunuhan masal
15 Kenangan si pelaku
16 Pleton 1
17 Kebenaran yang tak terduga
18 Penyelamatan
19 Reuni
20 Reuni 2
21 Anggota baru
22 Kejadian yang sama
23 Terlambat
24 Sangat terlambat
25 Masa kecil
26 Rapat
27 2 serangan terakhir
28 Junior yang malas
29 Kesombongan level dewa
30 Pemalas yang jenius
31 Kecurigaan Alicia
32 Pulau Andalas
33 Pulau Andalas 2
34 Pulau Andalas 3
35 Ruang hampa
36 Harapan
37 Pelarian
38 Andai aku
39 Sandiwara
40 Firasat
41 Survival
42 Legenda
43 Dunia Ini Rusak
44 Makhluk Mitologi
45 Peliharaan
46 Keluar
47 Hari-hari terakhir
48 Ujian Penempatan 1
49 Ujian Penempatan 2
50 Ujian Penempatan 3
51 Sadar Akan Diri
52 Sebuah Persiapan
53 Raja?
54 1 Vs 10,000,000
55 Tujuan
56 Eadred
57 Tak Perlu Khawatir
58 Berita Mengejutkan
59 Badan Kepolisian Negara
60 Kamera
61 Kediaman Bayanaka
62 Cilukba
63 Matahari
64 Pulang
65 Meliburkan Diri
66 Diriku Yang Lain
67 Meth
68 Ada Lagi?
69 Rak Hitam
70 Festival Alles 1
71 Festival Alles 2
72 Festival Alles 3
73 Mythomania
74 Kejutan Hart?
75 Akhir Dari Dunia
76 Akhir Dari Dunia 2 - Gavin & Cerberus
77 Akhir Dari Dunia 3 - Kembang Api
78 Akhir Dari Dunia 4 - Zand & Elax
79 Akhir Dari Dunia 5 - Pengetahuan
80 Akhir Dari Dunia 6 - Dewa Imajinasi
81 Akhir Dari Dunia 7 - Janji
82 Akhir Dari Dunia 8 - Timelapse Rewind
83 Akhir Dari Dunia 9 - Devdan Vs Edzard
84 Akhir Dari Dunia 10 - Teh & Biskuit
85 Nomor Telepon
86 Goddin
87 Tamasya
88 Berangkat! - Zand Kingdom
89 Maria Ocean
90 Fellow City
91 Altar
92 Visual
93 Broken House
94 Dandelion City
95 Mata Uang
96 Celah Peraturan
97 Kesalahan
98 Mawar Di Tengah Neraka
99 Evolusi
100 Mata Biru
101 Canggung
102 Laksanakan!
103 Psikis
104 Gagal
105 Hakim Agung
106 Hak-Hak
107 Tak Ada Yang Mustahil
108 Isi Hati
109 Garden Of Death
110 Selanjutnya
111 Visual
112 Psikopat Dermawan
113 Pindah Rumah
114 Denza, Kota Para Dewa
115 Sudut Pandang Yang Berbeda
116 Pertarungan Pembuka
117 Barie Sang Naga Putih
118 Satu Goresan Kecil?
119 Senyuman
120 Rumah Kayu Di Bawah Rembulan [S1-END]
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Upacara pembukaan
3
Perkenalan
4
Perkenalan 2
5
Kemampuan & kekuatan
6
Penyerangan
7
Penyerangan 2
8
Ancaman
9
Imajinasi & hal yang nyata
10
Ekspektasi & Realita
11
Wanita Menyebalkan
12
Militer
13
Seleksi
14
Pembunuhan masal
15
Kenangan si pelaku
16
Pleton 1
17
Kebenaran yang tak terduga
18
Penyelamatan
19
Reuni
20
Reuni 2
21
Anggota baru
22
Kejadian yang sama
23
Terlambat
24
Sangat terlambat
25
Masa kecil
26
Rapat
27
2 serangan terakhir
28
Junior yang malas
29
Kesombongan level dewa
30
Pemalas yang jenius
31
Kecurigaan Alicia
32
Pulau Andalas
33
Pulau Andalas 2
34
Pulau Andalas 3
35
Ruang hampa
36
Harapan
37
Pelarian
38
Andai aku
39
Sandiwara
40
Firasat
41
Survival
42
Legenda
43
Dunia Ini Rusak
44
Makhluk Mitologi
45
Peliharaan
46
Keluar
47
Hari-hari terakhir
48
Ujian Penempatan 1
49
Ujian Penempatan 2
50
Ujian Penempatan 3
51
Sadar Akan Diri
52
Sebuah Persiapan
53
Raja?
54
1 Vs 10,000,000
55
Tujuan
56
Eadred
57
Tak Perlu Khawatir
58
Berita Mengejutkan
59
Badan Kepolisian Negara
60
Kamera
61
Kediaman Bayanaka
62
Cilukba
63
Matahari
64
Pulang
65
Meliburkan Diri
66
Diriku Yang Lain
67
Meth
68
Ada Lagi?
69
Rak Hitam
70
Festival Alles 1
71
Festival Alles 2
72
Festival Alles 3
73
Mythomania
74
Kejutan Hart?
75
Akhir Dari Dunia
76
Akhir Dari Dunia 2 - Gavin & Cerberus
77
Akhir Dari Dunia 3 - Kembang Api
78
Akhir Dari Dunia 4 - Zand & Elax
79
Akhir Dari Dunia 5 - Pengetahuan
80
Akhir Dari Dunia 6 - Dewa Imajinasi
81
Akhir Dari Dunia 7 - Janji
82
Akhir Dari Dunia 8 - Timelapse Rewind
83
Akhir Dari Dunia 9 - Devdan Vs Edzard
84
Akhir Dari Dunia 10 - Teh & Biskuit
85
Nomor Telepon
86
Goddin
87
Tamasya
88
Berangkat! - Zand Kingdom
89
Maria Ocean
90
Fellow City
91
Altar
92
Visual
93
Broken House
94
Dandelion City
95
Mata Uang
96
Celah Peraturan
97
Kesalahan
98
Mawar Di Tengah Neraka
99
Evolusi
100
Mata Biru
101
Canggung
102
Laksanakan!
103
Psikis
104
Gagal
105
Hakim Agung
106
Hak-Hak
107
Tak Ada Yang Mustahil
108
Isi Hati
109
Garden Of Death
110
Selanjutnya
111
Visual
112
Psikopat Dermawan
113
Pindah Rumah
114
Denza, Kota Para Dewa
115
Sudut Pandang Yang Berbeda
116
Pertarungan Pembuka
117
Barie Sang Naga Putih
118
Satu Goresan Kecil?
119
Senyuman
120
Rumah Kayu Di Bawah Rembulan [S1-END]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!