Penyerangan

Hari ini adalah hari Minggu.

Tidak salah lagi hari ini hari Minggu.

Tapi mengapa aku ada di sekolah?

Seharusnya ini menjadi hari liburku kan? Bermalas-malasan di rumah atau tidur seharian?

Malahan sekarang aku menjalani berbagai pelatihan dan pemeriksaan kesehatan di sekolah.

Aku tidak tahan. Ini sangat menyiksa jiwaku.

[Kemarin]

Suasana di kelas sangat ramai karena besok hari Minggu.

Jam pelajaran sekolah belum selesai.

Namun, seluruh siswa sudah merencanakan akan melakukan apa esok hari bersama teman-temannya.

"Eh, kan besok libur, bagaimana kalau kita pergi belanja sekaligus karaokean?" tanya seorang anak perempuan kepada teman di sebelahnya.

"Besok futsal yuk!" Kini anak laki-laki berencana melakukan futsal bersama.

Mereka sangat bersemangat.

Aku heran mengapa mereka tidak menghabiskan waktu bersama keluarga saja? Atau mungkin bersantai di rumah seperti yang kulakukan?

Tapi seluruh rencana mereka berantakan dengan masuknya Pak Roy ke kelas secara tiba-tiba, meletakkan tangannya di atas meja, berkata,

"Dengarkan semuanya! Besok akan diadakan latihan khusus dan pemeriksaan kesehatan. Jadi ... Semuanya besok harus masuk!" Dengan sebuah informasi yang ia sampaikan, seluruh murid dibuatnya terkejut.

Bahkan aku yang sedang meletakkan kepalaku diatas meja pun kaget dan langsung menegakkan badan.

"Heh .... " Seluruh anak kelas kompak protes.

"Bukankah besok hari Minggu, Pak?" Salah satu anak laki-laki yang tadi merencanakan main futsal bersama bertanya kesal.

"Ya, memang. Lalu kenapa?" balas Pak Roy dengan jawaban yang lebih mengejutkan lagi.

"Harusnya besok libur, kan?" tanya seorang anak perempuan yang sepertinya terkenal diantara anak kelas.

"Itu benar. Ini perintah dari kepala sekolah. Jadi mau bagaimana lagi .... " Ia mengangkat bahunya.

Pundak kami melemas.

Kedamaian hari-hariku telah direnggut. Kini hari liburku yang sangat berharga juga diambil.

"Hah .... " Aku menghela nafas kemudian kembali meletakkan kepalaku diatas meja. Kembali tidur.

Namun anak kelas yang lainnya tetap tidak terima dan melakukan keributan yang tidak diperlukan.

Berisik sekali.

Pak Roy sudah keluar kelas.

Kini aku hanya bisa menanti apa yang akan terjadi esok hari.

.

.

.

Begitulah kejadiannya.

Kini aku berada disekolah memakai seragam olahraga berwarna hitam dan putih.

Pelatihan belum dimulai.

Kini aku tengah berjalan menuju tempat pelatihan itu sendiri yang akan dilaksanakan di dalam for milik sekolahan.

Aku mengusap keringat yang mengalir di dahiku, menghembuskan napas panjang, "Berjalan memang sangat melelahkan .... "

Ketika aku sedang menyusuri lorong kelas yang menyambung sampai GOR sekolah, aku bertemu dengan seseorang yang tidak biasa.

"Devdan .... "

Berjalan bersama Avara disebelahnya, dia terlihat sangat santai.

"Yo, Aray!" Ia menyapaku.

Entah mengapa aku merasa dia adalah orang yang patut diwaspadai. Karena ia mengeluarkan aura yang tidak mengenakkan.

Aku hanya sekedar menatapnya, tak berniat membalas sapaannya.

Avara juga mengangguk kepadaku, memberi salam.

"Kebetulan yang sangat menyenangkan, bukan?" ucapnya basa-basi.

"Mungkin."

"Aku rasa hari ini adalah hari yang spesial, karena hari libur kita dipakai untuk sesuatu yang menyenangkan seperti ini." Devdan cekikikan seperti orang bodoh.

Menyenangkan? Orang ini aneh.

"Kupikir ini hari yang sangat menyebalkan." Itu murni pendapatku.

"Benarkah?" Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya, "Huf .... " Terlihat seperti sedang menikmati hari yang sangat indah.

Orang yang sangat aneh.

Avara hanya diam mendengarkan percakapan kami.

"Apakah kau ingin bergabung dengan osis?"

Aku terkejut menerima pertanyaan yang entah muncul dari mana.

Aku memperbaiki ekspresi dengan cepat, bertanya, "Bukankah kau berjanji tidak akan mengganguku lagi jika aku menang kemarin?"

"Aku tidak bilang begitu bukan? Aku hanya akan membiarkanmu lewat. Apa kau mengingatnya?"

Benar juga. Dia cerdas.

"Terimakasih atas tawaran nya. Namun, aku menolak."

"Ditolak lagi?" Ia merasa kecewa.

"Kalau begitu, aku duluan." Tanpa memperdulikan apa yang hendak dia katakan, aku pergi meninggalkannya.

Tetapi, kata-kata yang keluar darinya membuatku terhenti dalam sekejap.

"Silakan. Namun kau harus tau, sepertinya hari ini akan terjadi sesuatu yang menyenangkan."

Blablabla ... Aku tidak peduli.

Setelah itu aku benar-benar pergi meninggalkannya, berjalan menuju gor untuk melakukan pelatihan.

Ketika sampai didepan pintu GOR seseorang memanggilku.

"Yo, Aray! Baru sampai?" Alvarado menyapaku.

Akhir-akhir ini entah mengapa aku semakin terbiasa berada di dekatnya.

"Ya." Menjawab singkat pertanyaan-pertanyaan, mataku berkeliling mencari Alicia. Di mana dia?

Tadi pagi aku tidak berangkat ke sekolah dengannya, karena aku bangun telat hari ini.

Sudah jelas, kan? Ini hari Minggu. Seharusnya ini menjadi hari malas nasional.

Jadi, jangan menyalahkanku jika aku datang terlambat ke sekolah.

"Kak Aray!" Alicia berlari mendekatiku sambil melambaikan tangan, muncul entah dari mana.

Ada Vania juga yang mengikutinya dari belakang.

Aku mengangkat tanganku, membalas sapaannya.

"Apakah kakak terlambat?"

"Tidak."

"Syukurlah. Kukira kau akan terlambat karena bangun kesiangan. Aku sudah mencoba membangunkanmu berkali-kali. Namun, kau tetap tidur seperti seekor kerbau."

"Haha ... Perkataannya nyelekit sekali." Alvarado tertawa terbahak-bahak.

Aku hanya diam.

"Seluruhnya, berkumpul!" Teriak Pak Roy dari tengah lapangan gor.

"Oh, sudah waktunya? Kita harus segera berkumpul." Ajak alvarado.

Kami berempat berjalan bersama menuju tengah lapangan.

Ketika berjalan, sekilas aku melihat Devdan dan Avara duduk santau di lantai kedua GOR, memerhatikan kami dari atas sana.

Devdan tersenyum, tetapi aku tidak terlalu menanggapinya.

"Baiklah anak-anak! Sekarang adalah waktunya untuk latihan dan meningkatkan kekuatan kalian. Untuk itu, Berpasang-pasanganlah terlebih dahulu." Perintah Pak Roy. Suaranya terdengar nyaring karena gor sekolahan ini memiliki model indoor.

Namun ketika para siswa sedang sibuk mencari pasangannya, terjadi sesuatu yang di luar dugaan.

Getaran yang sangat dahsyat tiba-tiba mengguncang seisi sekolah.

Semuanya panik.

Melihat para siswa ketakutan, Pak Roy mencoba menenangkan mereka. "Semuanya jangan panik! Tetap tenang dan mulailah berjalan perlahan keluar gedung olahraga!"

Para murid mulai berteriak.

Namun ketika para murid mulai berlari kearah pintu keluar, atap GOR tiba-tiba hancur oleh tembakan laser yang sangat besar.

Serangan tersebut meninggalkan bolongan besar pada atap GOR sekolah.

Lalu muncullah dua orang dari bolongan yang sangat besar tersebut.

Mereka adalah seorang laki-laki dan perempuan.

Laki-laki tersebut terlihat agak dewasa.

Namun untuk yang perempuan terlihat masih remaja. Sepertinya dia seumuran dengan kami. Rambut dan matanya berwarna merah.

Dan mereka terbang.

Setelah itu si laki-laki mulai menutup jalan keluar dari gedung olahraga dengan sihir penghalang.

Para murid yang telah sampai di depan pintu keluar kaget.

"Hei! Apa ini? Biarkan kami keluar!" Teriak mereka sambil memukul-mukul penghalang sihir tersebut.

Suasananya sangat kacau.

"Perhatian! Kami adalah anggota negara tetangga. Kami datang diperintahkan untuk menghabisi nyawa kalian semua!" Kata laki-laki berambut hitam dan berkacamata itu.

Kami yang terpaksa mendengarkan pernyataan tersebut perlahan mulai mengerti dengan keadaannya.

Kami telah memasuki medan peperangan yang baru.

Karena peperangan yang lama telah lama usai.

Banyak yang mulai menangis karena mengetahui bahwa diri mereka lemah dan akan dibunuh tanpa perlawanan.

"Tenang saja! Kami siswa dari kelas Unver akan melindungi kalian semua!" Seorang anak perempuan berambut pirang panjang yang terlihat sangat kuat menenangkan kami. Dia berjalan menuju para penyusup bersama beberapa temannya.

"Hei, hei! Bolehkah aku membantai mereka semua?" Penyusup perempuan itu menatap temannya, bertanya tak sabar.

Bocah gila. Dia tersenyum lebar saat menanyakannya.

"Apa? Menghabisi kami semua? Kau bercanda." Anak kelas Unver tidak terima.

Anak laki-laki dari kelas Unver tersebut mendongak, namun memandang rendah kedua penyusup

"Keparat!" Para penyusup terlihat tidak menyukainya.

"Tentu saja, Veda. Kau dapat menghabisi mereka semua. Seranglah dengan seluruh kekuatan mu. Aku akan menahan siapapun yang mencoba melarikan diri dari tempat ini." Pria itu memberikan persetujuannya.

"Kukuku! Akhirnya aku bisa membunuh banyak orang hari ini." Veda mengeluarkan sebuah tawa aneh.

Aku tidak yakin perempuan itu seumuran dengan kami.

Dia terlalu gila. Sayang sekali ...

"Tenang saja, Kak! Aku akan melindungimu dari sini. Berhubungan aku juga seorang anggota kelas Unver, ini sudah menjadi tugasku, bukan?" tanya Alicia, tersenyum kepadaku.

Aku merasa cemas. Apanya yang melindungiku, melindungi diri sendiri saja tidak bisa.

Alvarado menyipitkan matanya saat mendengar percakapan kami, terheran-heran. "Kenapa orang sepertimu harus dilindungi? Kan kau sangat ku—"

Sebelum Alvarado mengatakan sesuatu yang tak diperlukan, aku menutup mulutnya.

Dia pasti bertanya-tanya mengapa aku melakukan ini padanya.

Penyusup merentangkan tangannya, berkata, "Kalau begitu, mari kita mulai pembantaian masal ini."

Perempuan yang disebut Veda itu mengangkat kedua tangannya. Bola-bola hitam berukuran kecil keluar dari setiap ujung jemarinya.

Bola-bola tersebut bergerak, berkumpul menjadi satu, membentuk satu bola hitam yang sangat besar.

Melihat bola-bola itu, para anggota kelas Unver mulai memasang kuda-kuda bertarung.

Gedung olahraga terkikis perlahan akibat efek sihir sang penyusup, melahap habis atap GOR sekolah.

"Plasma destroyer."

Veda melepaskan kekuatannya.

Terpopuler

Comments

IG: _anipri

IG: _anipri

Aishh, kok bisa sampai ada penyerangan ya. Wah ... mulai semakin seru nih

2022-07-15

0

Sakura RAS

Sakura RAS

kerenny

2022-04-25

0

Shofia Febrianti

Shofia Febrianti

gor

2022-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Upacara pembukaan
3 Perkenalan
4 Perkenalan 2
5 Kemampuan & kekuatan
6 Penyerangan
7 Penyerangan 2
8 Ancaman
9 Imajinasi & hal yang nyata
10 Ekspektasi & Realita
11 Wanita Menyebalkan
12 Militer
13 Seleksi
14 Pembunuhan masal
15 Kenangan si pelaku
16 Pleton 1
17 Kebenaran yang tak terduga
18 Penyelamatan
19 Reuni
20 Reuni 2
21 Anggota baru
22 Kejadian yang sama
23 Terlambat
24 Sangat terlambat
25 Masa kecil
26 Rapat
27 2 serangan terakhir
28 Junior yang malas
29 Kesombongan level dewa
30 Pemalas yang jenius
31 Kecurigaan Alicia
32 Pulau Andalas
33 Pulau Andalas 2
34 Pulau Andalas 3
35 Ruang hampa
36 Harapan
37 Pelarian
38 Andai aku
39 Sandiwara
40 Firasat
41 Survival
42 Legenda
43 Dunia Ini Rusak
44 Makhluk Mitologi
45 Peliharaan
46 Keluar
47 Hari-hari terakhir
48 Ujian Penempatan 1
49 Ujian Penempatan 2
50 Ujian Penempatan 3
51 Sadar Akan Diri
52 Sebuah Persiapan
53 Raja?
54 1 Vs 10,000,000
55 Tujuan
56 Eadred
57 Tak Perlu Khawatir
58 Berita Mengejutkan
59 Badan Kepolisian Negara
60 Kamera
61 Kediaman Bayanaka
62 Cilukba
63 Matahari
64 Pulang
65 Meliburkan Diri
66 Diriku Yang Lain
67 Meth
68 Ada Lagi?
69 Rak Hitam
70 Festival Alles 1
71 Festival Alles 2
72 Festival Alles 3
73 Mythomania
74 Kejutan Hart?
75 Akhir Dari Dunia
76 Akhir Dari Dunia 2 - Gavin & Cerberus
77 Akhir Dari Dunia 3 - Kembang Api
78 Akhir Dari Dunia 4 - Zand & Elax
79 Akhir Dari Dunia 5 - Pengetahuan
80 Akhir Dari Dunia 6 - Dewa Imajinasi
81 Akhir Dari Dunia 7 - Janji
82 Akhir Dari Dunia 8 - Timelapse Rewind
83 Akhir Dari Dunia 9 - Devdan Vs Edzard
84 Akhir Dari Dunia 10 - Teh & Biskuit
85 Nomor Telepon
86 Goddin
87 Tamasya
88 Berangkat! - Zand Kingdom
89 Maria Ocean
90 Fellow City
91 Altar
92 Visual
93 Broken House
94 Dandelion City
95 Mata Uang
96 Celah Peraturan
97 Kesalahan
98 Mawar Di Tengah Neraka
99 Evolusi
100 Mata Biru
101 Canggung
102 Laksanakan!
103 Psikis
104 Gagal
105 Hakim Agung
106 Hak-Hak
107 Tak Ada Yang Mustahil
108 Isi Hati
109 Garden Of Death
110 Selanjutnya
111 Visual
112 Psikopat Dermawan
113 Pindah Rumah
114 Denza, Kota Para Dewa
115 Sudut Pandang Yang Berbeda
116 Pertarungan Pembuka
117 Barie Sang Naga Putih
118 Satu Goresan Kecil?
119 Senyuman
120 Rumah Kayu Di Bawah Rembulan [S1-END]
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Upacara pembukaan
3
Perkenalan
4
Perkenalan 2
5
Kemampuan & kekuatan
6
Penyerangan
7
Penyerangan 2
8
Ancaman
9
Imajinasi & hal yang nyata
10
Ekspektasi & Realita
11
Wanita Menyebalkan
12
Militer
13
Seleksi
14
Pembunuhan masal
15
Kenangan si pelaku
16
Pleton 1
17
Kebenaran yang tak terduga
18
Penyelamatan
19
Reuni
20
Reuni 2
21
Anggota baru
22
Kejadian yang sama
23
Terlambat
24
Sangat terlambat
25
Masa kecil
26
Rapat
27
2 serangan terakhir
28
Junior yang malas
29
Kesombongan level dewa
30
Pemalas yang jenius
31
Kecurigaan Alicia
32
Pulau Andalas
33
Pulau Andalas 2
34
Pulau Andalas 3
35
Ruang hampa
36
Harapan
37
Pelarian
38
Andai aku
39
Sandiwara
40
Firasat
41
Survival
42
Legenda
43
Dunia Ini Rusak
44
Makhluk Mitologi
45
Peliharaan
46
Keluar
47
Hari-hari terakhir
48
Ujian Penempatan 1
49
Ujian Penempatan 2
50
Ujian Penempatan 3
51
Sadar Akan Diri
52
Sebuah Persiapan
53
Raja?
54
1 Vs 10,000,000
55
Tujuan
56
Eadred
57
Tak Perlu Khawatir
58
Berita Mengejutkan
59
Badan Kepolisian Negara
60
Kamera
61
Kediaman Bayanaka
62
Cilukba
63
Matahari
64
Pulang
65
Meliburkan Diri
66
Diriku Yang Lain
67
Meth
68
Ada Lagi?
69
Rak Hitam
70
Festival Alles 1
71
Festival Alles 2
72
Festival Alles 3
73
Mythomania
74
Kejutan Hart?
75
Akhir Dari Dunia
76
Akhir Dari Dunia 2 - Gavin & Cerberus
77
Akhir Dari Dunia 3 - Kembang Api
78
Akhir Dari Dunia 4 - Zand & Elax
79
Akhir Dari Dunia 5 - Pengetahuan
80
Akhir Dari Dunia 6 - Dewa Imajinasi
81
Akhir Dari Dunia 7 - Janji
82
Akhir Dari Dunia 8 - Timelapse Rewind
83
Akhir Dari Dunia 9 - Devdan Vs Edzard
84
Akhir Dari Dunia 10 - Teh & Biskuit
85
Nomor Telepon
86
Goddin
87
Tamasya
88
Berangkat! - Zand Kingdom
89
Maria Ocean
90
Fellow City
91
Altar
92
Visual
93
Broken House
94
Dandelion City
95
Mata Uang
96
Celah Peraturan
97
Kesalahan
98
Mawar Di Tengah Neraka
99
Evolusi
100
Mata Biru
101
Canggung
102
Laksanakan!
103
Psikis
104
Gagal
105
Hakim Agung
106
Hak-Hak
107
Tak Ada Yang Mustahil
108
Isi Hati
109
Garden Of Death
110
Selanjutnya
111
Visual
112
Psikopat Dermawan
113
Pindah Rumah
114
Denza, Kota Para Dewa
115
Sudut Pandang Yang Berbeda
116
Pertarungan Pembuka
117
Barie Sang Naga Putih
118
Satu Goresan Kecil?
119
Senyuman
120
Rumah Kayu Di Bawah Rembulan [S1-END]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!